Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN SKENARIO 1

BENJOLAN DI PAYUDARA

Kelompok : B 4
Ketua

: Willy Kurnia Almon

110.2008.262

Sekretaris : Selvia

110.2008.235

Anggota

110.2008.213

: Rifia setya Ningrum


Dina Malisa

110.2008.281

Praptiningsih

110.2008.192

Jamaludin

110.2008.344

Paradina Wulandari

110.2008.297

Dahvia Nursriyanti

110.2008.320

Try Setiawardana

110.2007.279

Skenario 1
Benjolan Di Payudara
Seorang perempuan berumur 5 tahun, ibu rumah tangga, datang ke poliklinik bedah RS YARSI
karena adanya benjolan di payudara sebelah kanan sudah setahun ini. Mula-mula sebesar biji
rambutan, kemudian sekarang sebesar bola tenis. Tidak terasa sakit, hanya kadang terasa pegal.
Pasien merasa berat badannya menurun drastis dalam empat bulan terakhir ini. Pada keluarga
terdapat riwayat penderita tumor ganas payudara, yaitu bibi pasien (adik kandung dari ibu
pasien). Bibi pasien meninggal karena penyakitnya ini. Pasien tidak mempunyai anak. Sebulan
ini timbul luka koreng berbau di kulit di atas benjolan payudara. Pasien juga merasa sesak
sebulan terakhir yang bertambah dengan aktifitas tapi tidak berkurang dengan istirahat.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum baik, BB 40 kg, TB 160 cm. T : 110/70
mmHg, N : 88x/mnt. RR : 24x/mnt. Status lokalis pada payudara kanan didapatkan massa oval
lebih kurang 8x7x7cm3 di kwadran medial atas, keras, berbenjol, melekat ke dinding dada, peau
de orange, ulkus, retraksi papilla mammae, dan nipple discharge. Teraba limfonodi aksilla 2
buah, ukuran 1cm, saling melekat satu dengan yang lain. Pada pemeriksaan Rontgen thoraks
didapatkan coin lesion di lobus superior paru kanan disertai efusi pleura. USG abdomen tidak
didapatkan nodul. Biopsy insisi memastikan pasien menderita kanker payudara (stadium
terminal) kemudian menjalani operasi simple mastectomy dilanjutkan kemoterapi dan
radioterapi. Bagaimanakah seharusnya pasien menghadapi penyakit berat dan terminal yang
dideritanya dari sisi agama Islam?

STEP 1
Define Learning Objectives
1. Memahami dan menjelaskan karsinoma mammae
1.1. Definisi karsinoma mammae
1.2. Epidemiologi karsinoma mammae
1.3. Etiologi karsinoma mammae
1.4. Klasifikasi karsinoma mammae
1.5. Patogenesis karsinoma mammae
1.6. Manifestasi klinis karsinoma mammae
1.7. Diagnosis dan diagnosis banding karsinoma mammae
1.8. Pemeriksaan penunjang karsinoma mammae
1.9. Penatalaksanaan karsinoma mammae
a) Terapi Bedah
b) Kemoterapi
c) Radioterapi
d) Terapi hormonal
1.10. Komplikasi karsinoma mammae
1.11. Prognosis karsinoma mammae
1.12. Pencegahan karsinoma mammae
2. Memahami dan menjelaskan menghadapi penyakit berat dan terminal yang diderita dari sisi
Islam
2.1 Tawakal
2.2 Taubat

STEP 2
Gathering information and individual study

STEP 3
Problem Based Learning
1. Memahami dan menjelaskan karsinoma mammae
1.1. Definisi karsinoma mammae
Kanker adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan
mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan
tidak terkendali. Selain itu, kanker payudara (Carcinoma mammae) didefinisikan sebagai
suatu penyakit neoplasma yang ganas yang berasal dari parenkim.
Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus
tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk bejolan di payudara. Jika
benjolan kanker itu tidak dibuang atau terkontrol, sel-sel kanker bisa menyebar
(metastase) pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase bisa terjadi pada kelenjar getah
bening (limfe) ketiak ataupun di atas tulang belikat. Selain itu sel-sel kanker bisa
bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah kulit.
1.2. Epidemiologi karsinoma mammae

Di seluruh dunia, kanker payudara adalah kanker paling umum pada wanita
setelah kanker kulit yang mewakili 16% dari semua kanker wanita. Angka ini lebih dari
dua kali lipat dari kanker kolorektal dan kanker leher rahim dan sekitar tiga kali lipat dari
kanker paru-paru. Kematian di seluruh dunia adalah 25% lebih besar dari kanker paruparu pada wanita. Insiden kanker payudara sangat bervariasi di seluruh dunia, yang lebih
rendah di negara-negara berkembang dan terbesar di negara-negara yang lebih maju.
1.3. Etiologi karsinoma mammae
Penyebabnya tidak diketahui, tetapi ada beberapa faktor risiko yang menyebabkan
seorang wanita menjadi lebih mungkin menderita kanker payudara.
Faktor Risiko
1. Usia
Sekitar 60% kanker payudara terjadi pada usia diatas 60 tahun. Risiko terbesar
ditemukan pada wanita berusia diatas 75 tahun.
2. Pernah menderita kanker payudara
Setelah payudara yang terkena diangkat, maka risiko terjadinya kanker pada
payudara yang sehat meningkat sebesar 0,5-1%/tahun.
3. Riwayat keluarga yang menderita kanker payudara
Wanita yang ibu, saudara perempuan atau anaknya menderita kanker, memiliki
risiko 3 kali lebih besar untuk menderita kanker payudara.
4. Faktor genetik dan hormonal
5. Pernah menderita penyakit payudara non-kanker
6. Menarke (menstruasi pertama) sebelum usia 12 tahun, menopause setelah usia 55
tahun, kehamilan pertama setelah usia 30 tahun atau belum pernah hamil.
7. Pemakaian pil kb atau terapi sulih estrogen
8. Obesitas pasca menopause
9. Pemakaian alkohol
10 Pemakaian alkohol lebih dari 1-2 gelas/hari bisa meningkatkan risiko terjadinya
kanker payudara.

11. Bahan kimia


Beberapa penelitian telah menyebutkan pemaparan bahan kimia yang menyerupai
estrogen (yang terdapat di dalam pestisida dan produk industri lainnya) mungkin
meningkatkan risiko terjadinya kanker payudara.
12. DES (dietilstilbestrol)
Wanita yang mengkonsumsi DES untuk mencegah keguguran memiliki risiko
tinggi menderita kanker payudara.
13 Penyinaran
1.4. Klasifikasi karsinoma mammae
Berikut ini adalah klasifikasi histologi kanker payudara, bentuk histologi infiltrasi atau
invasif adalah bentuk yang paling umum mencakup 70 80 % kasus.
Karsinoma duktus
1.
Intraduktus ( in situ )
2.
Invasif
3.
Komedo
4.
Inflamasi
5.
Meduler dengan infiltrasi limfositik
6.
Colloid
7.
Papillary
8.
Scirrhous
9.
Tubular
Karsinoma lobuler
1.
In situ
2.
Invasif
Karsinoma nipple
1. Penyakit Paget
2. Penyakit Paget dengan karsinoma intraduktus
3. Penyakit Paget dengan karsinoma duktus invasive
Karsinoma lainnya
1.
Karsinoma tidak berdiferensiasi
2.
Kistosarkoma filoides
Stadium kanker payudara
Stadium
0
I
IIA
IIB

T
Tis (LCIS/DCIS)
T1
T1
T2
T2

N
N0
N1
N0
N1

M
M0
M0
M0
M0

5 year survival rate


93%
72%
72%

IIIA
IIIB
IV

T3
T1/T2
T3
T4
Any T

N0
N2
N1/N2
Any N
Any N

M0
M0
M0
M0
M1

41%
41%
18%

Keterangan:
TX : Lokasi tumor ganas tidak dapat dinilai
Tis : Tumor in situ (pre invasive carcinoma)
T1 : Tumor diameter 2 cm
T2 : Tumor diameter lebih besar dari 2 cm tapi kurang dari 5 cm
T3 : Tumor diameter > 5 cm
T4 : Tumor ukuran apapun invasi ke daerah sekitar (otot, kulit)
Nx : Penyebaran pada KGB tidak dapat dinilai
N0 : KGB tidak terlibat
N1 : Metastasis KGB ipsilateral aksila dapat digerakkan
N2 : Metastasis KGB ipsilateral terfiksasi dengan jaringan sekitar
N3 : Metastasis KGB ipsilatral KGB mammae atau ipsilateral KGB supraklavikuler
Mx : Metastasis tidak dapat dinilai
M0 : Tidak ada metastasis
M1 : Metastasis pada organ - organ lainnya
Stadium I : tumor kurang dari 2 cm, tidak ada limfonodus terkena (LN) atau

penyebaran luas.
Stadium IIa : tumor kurang dari 5 cm, tanpa keterlibatan LN, tidak ada penyebaran

jauh. Tumor kurang dari 2 cm dengan keterlibatan LN


Stadium IIb : tumor kurang dari 5 cm, dengan keterlibatan LN. Tumor lebih besar dari 5

cm tanpa keterlibatan LN

Stadium IIIa : tumor lebih besar dari 5 cm, dengan keterlibatan LN. semua tumor

dengan LN terkena, tidak ada penyebaran jauh


Stadium IIIb : semua tumor dengan penyebaran langsung ke dinding dada atau kulit

semua tumor dengan edema pada tangan atau keterlibatan LN supraklavikular.


Stadium IV : semua tumor dengan metastasis jauh.
1.5. Patogenesis karsinoma mammae
Tumor atau neoplasma merupakan kelompok sel yang berubah dengan ciri-ciri proliferasi
sel yang berlebihan dan tidak berguna yang tidak mengikuti pengaruh struktur jaringan
sekitarnya.
Neoplasma yang maligna terdiri dari sel-sel kanker yang menunjukkan proliferasi
yang tidak terkendali yang mengganggu fungsi jaringan normal dengan menginfiltrasi
dan memasukinya dengan cara menyebarkan anak sebar ke organ-organ yang jauh. Di
dalam sel tersebut terjadi perubahan secara biokimia terutama dalam intinya. Hampir
semua tumor ganas tumbuh dari suatu sel di mana telah terjadi transformasi maligna dan
berubah menjadi sekelompok sel-sel ganas di antar sel-sel normal.
Carsinoma mammae berasal dari jaringan epitel dan paling sering terjadi pada
sistem duktal. Mula mula terjadi hiperplasia sel sel dengan perkembangan sel sel
atipik. Sel sel ini akan berlanjut menjadi carsinoma insitu dan menginvasi stroma.
Carsinoma membutuhkan waktu 7 tahun untuk bertumbuh dari sel tunggal sampai
menjadi massa yang cukup besar untuk dapat diraba ( kira kira berdiameter 1 cm). Pada
ukuran itu kira kira seperempat dari carsinoma mammae telah bermetastasis.
Carsinoma mammae bermetastasis dengan penyebaran langsung ke jaringan
sekitarnya dan juga melalui saluran limfe dan aliran darah.
Pada keluarga dengan riwayat kanker payudara yang kuat, banyak perempuan
memiliki mutasi dalam gen kanker payudara, yang disebut BRCA-1 (di kromosom
17q21.3). Pola keturunan adalah dominan autosomal dan dapat diturunkan melalui garis
maternal maupun paternal. Sindrom kanker payudara familial lainnya berkaitan dengan
gen pada kromosom 13, yang disebut BRCA-2 (di kromosom 13q12-13). Kedua gen ini
diperkirakan berperan penting dalam perbaikan DNA. Keduanya bekerja sebagai gen
penekan tumor, karena kanker muncul jika kedua alel inaktif atau cacat pertama
disebabkan oleh mutasi sel germinativum dan kedua oleh sel somatik berikutnya.

Kanker payudara dibagi menjadi kanker yang belum menembus membran basal
(noninvasif) dan kanker yang sudah menembus membran basal (invasif).
Proses jangka panjang terjadinya kanker ada 4 fase:
Fase induksi: 15-30 tahun
Sampai saat ini belum dipastikan sebab terjadinya kanker, tapi bourgeois lingkungan
mungkin memegang peranan besar dalam terjadinya kanker pada manusia.
Kontak dengan karsinogen membutuhkan waktu bertahun-tahun samapi bisa merubah
jaringan displasi menjadi tumor ganas. Hal ini tergantung dari sifat, jumlah, dan
konsentrasi zat karsinogen tersebut, tempat yang dikenai karsinogen, lamanya terkena,
adanya zat-zat karsinogen atau ko-karsinogen lain, kerentanan jaringan dan individu.
Fase in situ: 1-5 tahun
Pada fase ini perubahan jaringan muncul menjadi suatu lesi pre-cancerous yang bisa
ditemukan di serviks uteri, rongga mulut, paru-paru, saluran cerna, kandung kemih, kulit
dan akhirnya ditemukan di payudara.
Fase invasi
Sel-sel menjadi ganas, berkembang biak dan menginfiltrasi meleui membrane sel ke
jaringan sekitarnya ke pembuluh darah serta limfe.
Waktu antara fase ke 3 dan ke 4 berlangsung antara beberpa minggu sampai beberapa
tahun.
Fase diseminasi: 1-5 tahun
Bila tumor makin membesar maka kemungkinan penyebaran ke tempat-tempat lain
bertambah.
1.6. Manifestasi klinis karsinoma mammae

Massa tumor
Sebagian besar bermanifestasi sebagai massa mammae yang tidak nyeri.Sering kali
ditemukan secara tidak sengaja.Lokasi bias di kuadran mana saja dengan konsistensi
agak keras,batas tidak tegas,permukaan tidak licin,mobilitas kurang.
Perubahan kulit
a. Tanda lesung : ketika tumor mengenai ligament glandula mammae,ligament itu
memendek hingga kulit setempat menjadi cekung disebut tanda cekung
b. Perubahan kulit jeruk (peau dorange) : ketika vasa limfatik subkutis tersumbat sel
kanker,hambatan drainase limfe menyebabkan udem kulit,folikel rambut tenggelam
ke bawah tampak sebagai tanda kulit jeruk.
c. Nodul satelit kulit : ketika sel kanker didalam vasa limfatik subkutis masing masing
membentuk nodul metastasis,disekitar lesi primer dapat muncul banyak nodul
tersebar,secara klinis disebut tanda satelit.
d. Invasi,ulserasi kulit : ketika tumor menginvasi kulit,yerlihat tanda berwarna
kemerahan atau gelap.lokasi dapat berubah menjadi iskemik,ulserasi membentuk
bunga terbalik.
e. Perubahan inflamatorik : tampil sebagai keseluruhan kulit mammae berwarna merah
bengkak,mirip peradangan,dapat disebut juga tanda peradangan.Tipe ini sering
pada kanker mammae waktu hamil atau laktasi.
Perubahan papilla mammae
a. Retraksi,distorsi papilla mammae : umumnya akibat tumor menginvasi jaringan sub
papilar
b. Secret papilar : sering karna karsinoma dalam duktus besar atau tumor mengenai
duktus besar.
c. Perubahan eksematoid : merupakan manifestasi spesifik (paget) klinis tampak
aerola,papilla mammae tererosi,berkusta,secret,deskuamasi sangat mirip eksim.
Perubahan kelenjar limfe regional
Pembesaran kelenjar limf yg biasa disebut sebagai karsinoma mammae tipe
tersembunyi.

1.7. Diagnosis dan diagnosis banding karsinoma mammae


Pemeriksaan Fisik

1. Posisi duduk dan berbaring yang dilihat : inspeksi payudara kanan-kiri,kelainan


papilla,latak dan bentuknya,adakah retraksi papilla,kelainan kulit,dll.Kemudian
pasien berbaring dan kita melakukan palpasi
2. Menetapkan keadaan tumor
A. Alokasi tumor menurut kwadran payudara atau terletak di daerah sentral.
B. Ukuran tumor,konsistensi batas tegas atau tidak
C. Mobilitas tumor terhadap kulit dan m.pektoralis atau dinding dada
3. Memeriksa kelenjar getah bening regional
A. Aksila
B. Supra dan infraklavicula
4. Organ lain yang diperiksa adalah hepar,lien untuk mencari matastasis jauh,juga
tulang tulang utama,tulang belakang.
Diagnosis banding
1.
2.
3.
4.
5.

Fibro adenoma
Kelainan fibrokistik
Kistosarkoma filoides
Galactocele
Mastitis

1.8. Pemeriksaan penunjang karsinoma mammae


Laboratorium meliputi:
1. Morfologi sel darah
2. Laju endap darah
3. Tes faal hati
4. Tes tumor marker (carsino Embrionyk Antigen/CEA) dalam serum atau plasma
5. Pemeriksaan sitologik
Pemeriksaan ini memegang peranan penting pada penilaian cairan yang keluar sponyan dari
putting payudara, cairan kista atau cairan yang keluar dari ekskoriasi
Tes diagnosis lain
a. Non invasif
1). Mamografi
Yaitu radiogram jaringan lunak sebagai pemeriksaan tambahan yang penting. Mamografi
dapat mendeteksi massa yang terlalu kecil untuk dapat diraba. Dalam beberapa keadaan
dapat memberikan dugaan ada tidaknya sifat keganasan dari massa yang teraba.
Mamografi dapat digunakan sebagai pemeriksaan penyaring pada wanita-wanita yang
asimptomatis dan memberikan keterangan untuk menuntun diagnosis suatu kelainan.

2). Radiologi (foto roentgen thorak)


3). USG
Teknik pemeriksaan ini banyak digunakan untuk membedakan antara massa yang solit
dengan massa yang kistik. Disamping itu dapat menginterpretasikan hasil mammografi
terhadap lokasi massa pada jaringan patudar yang tebal/padat.
4). Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Pemeriksaan ini menggunakan bahan kontras/radiopaque melaui intra vena, bahan ini akan
diabsorbsi oleh massa kanker dari massa tumor. Kerugian pemeriksaan ini biayanya sangat
mahal.
MRI payudara tahunan direkomendasikan untuk wanita-wanita yang:
* mempunyai suatu mutasi BRCA1 atau BRCA2, indikasi dari suatu risiko kanker
payudara yang diwariskan yang kuat,
* mempunyai seorang saudara tingkat satu dengan suatu mutasi BRCA1 atau BRCA2
namun belum dites untuk mutasinya, atau
* menerima radiasi dada untuk merawat penyakit Hodgkin atau kanker-kanker lainnya,
misalnya berumur antara 10 dan 30.
5). Positive Emission Tomografi (PET)
Pemeriksaan ini untuk mendeteksi ca mamae terutama untuk mengetahui metastase ke sisi
lain. Menggunakan bahan radioaktif mengandung molekul glukosa, pemeriksaan ini mahal
dan jarang digunakan.
b. Invasif
1). Biopsi
Pemeriksaan ini dengan mengangkat jaringan dari massa payudara untuk pemeriksaan
histology untuk memastikan keganasannya. Ada 4 tipe biopsy, 2 tindakan menggunakan
jarum dan 2 tindakan menggunakan insisi pemmbedahan.
a). Aspirasi biopsy
Dengan aspirasi jarum halus sifat massa dapat dibedakan antara kistik atau padat, kista
akan mengempis jika semua cairan dibuang. Jika hasil mammogram normal dan tidak
terjadi kekambuhan pembentukan massa srlama 2-3 minggu, maka tidak diperlukan
tindakan lebih lanjut. Jika massa menetap/terbentuk kembali atau jika cairan spinal
mengandung darah,maka ini merupakan indikasi untuk dilakukan biopsy pembedahan.
b). Tru-Cut atau Core biopsy

Biopsi dilakukan dengan menggunakan perlengkapan stereotactic biopsy mammografi


dan computer untuk memndu jarum pada massa/lesi tersebut.Pemeriksaan ini lebih
baik oleh ahli bedah ataupun pasien karena lebih cepat, tidak menimbulkan nyeri yang
berlebihan dan biaya tidak mahal.
c). Insisi biopsy
Sebagian massa dibuang
d). Eksisi biopsy
Seluruh massa diangkat
Hasil biopsy dapat digunakan selama 36 jam untuk dilakukan pemeriksaan histologik
secara frozen section.
6.Termografi.
Pada termografi digunakan suhu untuk menemukan kelainan pada payudara.

1.9. Penatalaksanaan karsinoma mammae


a) Terapi Bedah
Mastektomi radikal
Reaksinya mencakup kulit berjarak minimal 3cm dari tumor, seluruh kelenjar
mammae, m. pektoralis mayor dan minor dan jaringan limfatik, lemak

subskapular.
Mastektomi radikal modifikasi
Lingkup reseksi sama dengan tekhnik radikal, tapi mempertahankan m. pektoralis

mayor dan minor.


Mastektomi total
Hanyamembuang seluruh kelenjar mammae tanpa membersihkan kelenjar limfe.

Model operasi ini terutama untuk karsinoma insitu atau pada pasien lanjut usia.
Mastektomi segmental
Diseksi kelenjar limfe aksilar. Secara umum disebut dengan operasi konversi
mammae. Biasanya dibuat insisi dua terpisah di mammae normal dan aksila.
Bartujuan mereseksi sebagian jaringan kelenjar mammae normal di tepi tumor.

b) Kemoterapi
Kemoterapi pra-operasi
Terutama kemoterapi sistemik, bila perlu dapat dilakukan kemoterapi intra

arterial.
Kemoterapi adjuvant pasca operasi

Dewasa ini indikasi kemoterapi adjuvant pasca operasi relative luas, terhadap
semua pasien karsinoma invasif dengan diametr terbesar tumor lebih besar atau

sama dengan 1 cm harus dipikirkan kemoterapi adjuvant.


Kemoterapi terhadap kanker mammae stadium lanjut atau rekuren dan metastatik
Kemoterapi adjuvant karsinoma mammae selain sebaian kecil masih memakai
regimen CMF, semakin banyak yang memakai kemoterapi kombinasi berbasis
golongan antrasiklin.

c) Radioterapi
Radioterapi murni kuratif
Radioterapi murni terhadap kanker mammae terutama digunakan untuk pasien

dengan kontraindikasi atau menolak operasi.


Radioterapi adjuvan
Menurut pengaturan waktu radioterapi dapat dibagi menjadi radioterapi
praoperasi dan pasca operasi. Radioterapi praoperasi terutama untuk pasien
stadium lanjut lokalisasi, dapat membuat sebagian kanker mammae non-operabel
menjadi operabel. Radioterapi pasca operasi adalah radioterapi seluruh mammae

pasca operasi konservasi mammae.


Radioterapi paliatif
Terutama untuk terapi paliatif kasus stadium lanjut dengan rekurensi dan
metastasis.

d) Terapi Hormonal
Obat Antiesterogen
Tamoksifen. Merupakan penyekat reseptor estrogen, mekanisme utamanya adalah
berikatan dengan reseptor esterogen secara kompetitif. Efek samping trombosis

vena dalam, karsinoma endometrium.


Inhibitor Aromatase
Menghambat kerja enzim aromatase, sehingga menghambat atau mengurangi atau
mengurang perubahan androgen menjadi esterogen.
Golongan obat : anastrozol, Letrozol, dan golongan steroid.

Obat sejenis progestrogen


Medroksiprogesterogen asetat dan megosterol. Mekanisme obat ini adalah melalui
umpan balik hormon progestin menyebabkan inhibisi aksis hipotalamus-hipofisisadrenal, andrgen menurun, sehingga mengurangi sumber perubahan manjadi
estrogen dengan hasil turunya kadar estrogen.

1.10. Komplikasi karsinoma mammae


Metastasis di parenkim paru pada rontgenologis memperlihatkan gambaran coin lesion
yang multiple dengan ukuran yang bermacam-macam. Metastasis ini seperti pula
mengenai pleura yang dapat mengakibatkan pleural effusion.
Metastasis ke tulang vertebra akan terlihat pada gambaran rontgen sebagai
gambaran osteolitik atau destruksi yang dapat pula menimbulkan fraktur patologis
berupa fraktur kompresi.
Metastasis tumor ganas payudara dapat terjadi melalui dua jalan :
A. Metastasis melalui sistem vena
Metastasis tumor ganas payudara melalui sistem vena akan menyebabkan terjadinya
metastasis ke paru-paru dan organ-organ lain. Akan tetapi dapat pula terjadi
metastasis ke vertebra secara langsung melalui vena-vena kecil yang bermuara ke v.
Interkostalis dimana v. Interkostalis ini akan bermuara ke dalam v. Vertebralis. V.
Mammaria interna merupakan jalan utama metastasis tumor ganas payudara ke paruparu melalui sistem vena,
B. Metastasis melalui sistem limfe
Metastasis tumor ganas payudara melalui sistem limfe adalah ke kelenjar getah
bening aksila. Pada stadium tertentu, biasanya hanya kelenjar aksila inilah yang
terkena.
Metastasi ke kelenjar getah bening sentral. Kelenjar getah bening sentral ini
merupakan kelenjar getah bening yang tersering terkena metastasis. Menurut
beberapa penyelidikan hampir 90% metastasis ke kelenjar aksila adalah ke

kelenjar getah bening sentral.


Metastasis ke kelenjar getah bening interpektoral.
Metastasis ke kelenjar getah bening subklavicula.
Metastasis ke kelenjar getah bening mammaria eksterna. Metastasis ini adalah
paling jarang terjadi dibanding dengan kelenjar-kelenjar getah bening aksila

lainnya.
Metastasis ke kelenjar getah bening aksila kontralateral. Jalan metastase ke
kelenjar getah bening kontralateral sampai saat ini masih belum jelas. Bila
metastase tersebut melalui saluran limfe kulit, sebelum sampai ke aksila akan
mengenai payudara kontralateral terlebih dahulu. Padahal pernah ditemukan
kasus dengan metastasis ke kelenjar getah bening aksila kontralateral tanpa

metastasis ke payudara kontralateral. Diduga jalan metastasis tersebut melalui


deep lymphatic fascial plexus di bawah payudara kontralateral melalui kolateral

limfatik.
Metastasis ke kelenjar getah bening supraklavicula. Bila metastasis karsinoma
mammae telah sampai ke kelnjar getah bening subklavicula, ini berarti bahw
metastasis tinggal 3-4 cm dari grand central limfatik terminus yang terletak dekat
pertemuan v. Subklavicula dan v. Jugularis interna. Bila sentinel nodes yang
terletak di sekitar grand central limfatik terminus telah terkena metastasis, dapat
terjadi stasis aliran limfe. Sehingga bisa terjadi aliran membalik, menuju ke
kelenjar getah bening supraklavicula dan terjadi metastasis ke kelenjar tersebut.
Penyebaran ini disebut sebagai penyebaran tidak langsung. Dapat pula terjadi
penyebaran ke kelanjar supraklavicula secara langsung dari kelenjar subklavicula

tanpa melalui sentinel nodes.


Metastasis ke kelenjar getah bening mammaria interna ternyata lebih sering dari
yang diduga. Biasanya terjadi pada karsinoma mamma di sentral dan kuadran

medial. Dan biasanya terjadi setelah metastasis ke aksila.


Metastasis ke hepar. Selain melalui sistem vena, ternyata dapat terjadi metastasis
karsinoma mammae ke hepar melalui sistem limfe. Keadaan ini terjadi bila
tumor primer terletak di tepi medial bagian bawah payudara. Metastasis melalui
sistem limfe yang jalan bersama-sama vasa epigastrika superior. Bila terjadi
metastasis ke kelenjar preperikardial akan terjadi stasis aliran limfe dan bisa
terjadi aliran balik limfe ke hepar dan terjadi metastasis hepar.

1.11. Prognosis karsinoma mammae


Prognosis kanker payudara ditentukan oleh :
a. Staging (TNM)
Semakin dini semakin baik prognosisnya
Stadium I
: 5-10 thn
90-80%
Stadium II
:
70-50%
Stadium III
:
20-11%
Stadium IV
:
0%
Stadium 0 / in situ :
96,2%
b. Jenis histopatologi keganasan
Karsinoma in situ mempunyai prognosis yang baik dibandingkan dengan karsinoma
yang sudah invasif.

Suatu kanker payudara yang disertai oleh gambaran peradangan yang dinamakan
mastitis karsinomatosa ini mempunyai prognosis yang sangat buruk. Harapan hidup
kurang lebih 2 tahun hanya 5%. Tepat tidaknya tindakan terapi yang diambil
berdasarkan staging sangat mempengaruhi prognosis.
1.12. Pencegahan karsinoma mammae
Kanker payudara tergolong pada keganasan yang dapat didiagnosis secara dini. Usaha
untuk ini adalah melakukan SADARI (periksa payudara sendiri).
Ternyata dari penelitian bahwa lebih kurang 85% adanya tumor payudara
diketahui oleh penderita lebih dahulu atau ditemukan oleh penderita. Memberikan
kesadaran bahwa penyakit kanker payudara bukanlah penyakit yang tidak dapat
disembuhkan asal penderita datang dalam keadaan dini. Menganjurkan SADARI dan
mengajarkan cara-cara SADARI karena cara ini sangat penting perannya dalam
penemuan dini.
Mengetahui adanya faktor resiko tinggi dan menghindari faktor penyebab dapat
dilakukan untuk pencegahan karsinoma mammae. Pemeriksaan mammografi jika
diperlukan untuk mengetahui kasus dini sehingga dapat dilakukan pengobatan kuratif.
2. Memahami dan menjelaskan menghadapi penyakit berat dan terminal yang diderita
dari sisi Islam
2.1 Tawakal
Makna Dan Hakekat Tawakal
Dari segi bahasa, tawakal berasal dari kata tawakala yang memiliki arti; menyerahkan,
mempercayakan dan mewakilkan. (Munawir, 1984 : 1687). Seseorang yang bertawakal
adalah seseorang yang menyerahkan, mempercayakan dan mewakilkan segala urusannya
hanya kepada Allah SWT.
Derajat Tawakal
1. Marifat kepada Allah SWT dengan segala sifat-sifat-Nya
2. Memiliki keyakinan akan keharusan melakukan usaha
3. Adanya ketetapan hati dalam mentauhidkan (mengesakan) Dzat yang ditawakali, yaitu
Allah SWT.

4. Menyandarkan hati sepenuhnya hanya kepada Allah SWT, dan menjadikan situasi
bahwa hati yang tenang hanyalah ketika mengingatkan diri kepada-Nya
5. Husnudzan (baca ; berbaik sangka) terhadap Allah SWT
6. Memasrahkan jiwa sepenuhya hanya kepada Allah SWT
7. Menyerahkan, mewakilkan, mengharapkan, dan memasrahkan segala sesuatu hanya
kepada Allah SWT.



Dan aku menyerahkan urusanku kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Melihat akan
hamba-hamba-Nya".
Tawakal Dalam Al-Quran
1. Tawakal merupakan perintah Allah SWT.
Allah berfirman dalam Al-Quran (QS. 8 : 61)
2. Larangan bertawakal selain kepada Allah (menjadikan selain Allah sebagai penolong)
Allah berfirman (QS. 17:2)
3. Orang yang beriman; hanya kepada Allah lah ia bertawakal.
Allah berfirman (QS. 3 : 122) :
4. Tawakal harus senantiasa mengiringi suatu azam (baca; keingingan/ ambisi positif
yang kuat)
Allah berfirman (QS. 3 : 159)
5. Allah sebaik-baik tempat untuk menggantungkan tawakal (pelindung)
Allah berfirman (QS. 3: 173)
6. Akan mendapatkan perlindungan, pertolongan dan anugrah dari Allah.
Allah berfirman (QS. 8 : 49)
7. Mendapatkan kebaikan di dunia dan di akhirat (surga)
Allah berfirman (QS. 16: 41-42)
8. Allah akan mencukupkan orang yang bertawakal kepada-Nya.
Allah berfirman (QS. 65:3)
Tawakal Dalam Hadits

1. Orang yang bertawakal hanya kepada Allah, akan masuk ke dalam surga tanpa hisab.
2. Tawakal merupakan sunnah Rasulullah SAW.
3. Allah merupakan sebaik-baik tempat untuk bertawakal.
4. Tawakal akan mendatangkan nasrullah.
5. Tawakal yang benar tidak akan menjadikan seseorang kelaparan.
6. Tawakal adalah setelah usaha.
2.2 Taubat
Asal makna taubat adalah kembali dari kesalahan dan dosa kepada keta'atan.
Orang yang bertaubat kepada Allah adalah orang yang kembali dari perbuatan maksiat
menuju perbuatan ta'at. Seseorang dikatakan bertaubat jika ia mengakui dosa - dosanya,
menyesal, berhenti dan berusaha tidak mengulangi perbuatannya.
Taubat merupakan fardbu 'ain yang harus dilakukan setiap muslim dan muslimah.
Perintah taubat merupakan perintah wajib yang harus segera dilaksanakan sebelum ajal
tiba. Allah berfirman (artinya): "8ertaubatlah Kalian kepada Allah, hai orang-orang yang
beriman supaya kamu beruntung. "(An Nur: 31).
"Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kamu kepada Allah dengan taubat yang
benar (Ikhlas). "(AtTahrim: 8).
Syarat-syarat Taubat.
Para ulama menjelaskan syarat-syarat taubat yang diterima Allah, sbb:
1. Orang yang berbuat dosa itu harus berhenti dari perbuatan dosa dan maksiat yang
selama ini ia lakukan.
2. Dia harus menyesali perbuatan tersebut.
3. Dia harus berazam (mempunyai tekad bulat) tidak mengulangi perbuatan itu. Jika
perbuatan dosa itu ada hubungannya dengan orang lain maka di samping tiga syarat
terdahulu, ada satu syarat lagi yaitu:
4. Harus ada pernyataan bebas dari hak kawan yang dirugikan. Jika yang dirugikan itu
hartanya maka harta itu harus dikembalikan. Jika berupa tuduhan jahat maka dia harus
minta maaf. Demikian seterusnya. Di samping syarat-syarat tersebut diatas, orang yang

bertaubat dianjurkan melakukan shalat dua raka'at. Shalat ini dikenal dengan nama
shalat taubat.
Dalilnya, lihat hadits hasan riwayat At Tirmidzi, no. 404, Ahmad 1:10, Abu Daud dan
Ibnu Majah )
Janji Allah kepada orang-orang yang bertaubat dan beristiqamah dalam
taubatnya
1. Taubat menghapuskan dosa-dosa seolah-olah ia tidak berdosa.
"orang yang bertaubat dari dosa seolah-olah ia tidak berdosa" (HR. Ibnu Majah, Shahih
Jami'us Shaghir 3005)
2. Allah berjanji menerima taubat mereka.
Allah berfirman(artinya): " Tidakkah mereka mengetahui bahwasanya Allah menerima
taubat dari hamba-hambaNya dan menerima zakat, dan bahwasanya Allah Maha
Penerima taubat lagi Maha Penyayang. " (O.S. 9: 104).
3. Orang yang istiqamah dalam taubatnya adalah sebaik-baiknya manusia.
Nabi SAW bersabda: "Setiap anak Adam pasti berbuat salah dan sebaik-baik orang yang
berbuat salah adalah yang bertaubat. " (HR. Ahmad 3: 198. Shahih Jami'us Shaghir
4391).

Daftar Pustaka
1. Price, Sylvia Anderson. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses Proses Penyakit Edisi 6.
Jakarta : EGC
2. Robbins. 2007. Buku Ajar Patologi Edisi 7 Volume 2. Jakarta : EGC
3. Sjamsuhidajat, R. 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 2. Jakarta : EGC
4. Bagian Farmakologi FKUI, 2007. Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Jakarta:FKUI
5. http://www.eramuslim.com/syariah/

Anda mungkin juga menyukai