METODOLOGI PENELITIAN
A.
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
No
Kegiatan
.
1.
Jan
Peb
Mar Apr
Mei
Jun
Mei
Jun
Tahap Persiapan
a. Pengajuan judul
penelitian
b. Penyusunan
Proposal
c. Sidang Proposal
Tahun 2015
No
Kegiatan
.
Jan
Peb
Mar Apr
42
Instrumen
f. Uji coba
Instrumen
g. Uji Validitas dan
2.
Reabilitas
Tahap Pelaksanaan
a. Penyebaran
Kuisioner
b. Pengumpulan
data
c. Pengolahan dan
3.
analisa data
Tahap Penyelesaian
a. Editing
b. Penafsiran hasil
pengolahan
c. Penulisan
laporan
C. Metode Penelitian
Penelitian yang dilakukan ini adalah penelitian lapangan secara studi
kasus
yang
mempergunakan
desain
deskriptif
dan
kausal,
dengan
memecahkan suatu kasus yaitu kasus kepemimpinan kepala sekolah dan iklim
kerja dengan kinerja guru SMPN se-Komisariat Cicurug.
Paradigma penelitian digambarkan sebagai berikut:
(X1)
(Y)
(X2)
43
= Variabel Lain
N
1+ N (e)2
di mana :
n = ukuran sampel N = ukuran populasi
e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan
pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan,
misalnya 5%.
44
n=
120
2
1+120( x 0.05)
n=
120
120
1+120 x 0.0025
n=
120
1.3
Nama SMPN
SMPN 1 Cicurug
Jumlah
Guru
17
Perhitungan
Sampel
17/120x92
Jumlah
(Pembulatan)
13
SMPN 2 Cicurug
31
31/120x92
24
SMPN 1 Parungkuda
28
28/120x92
21
SMPN 1 Cidahu
30
30/120x92
23
SMPN 2 Cidahu
14
14/120x92
11
Jumlah
120
92/120x92
92
45
46
b.
Definisi Operasional
Definisi operasional kinerja guru adalah hasil kerja secara kualitas dan
kuantitas yang dicapai oleh seorang guru dalam melaksanakan tugasnya sesuai
dengan konsistensi dan sikap maupun tanggung jawab yang diberikan
kepadanya dengan indikator sebagai berikut :
1. Menyusun Perencanaan Pembelajaran
2. Kemampuan Mengajar
3. Melakukan Penilaian
4. Melakukan Umpan Balik
5. Menyusun Program Remedial
c.
Kisi-kisi instrument
Untuk memperoleh data tentang kinerja guru digunakan instrumen
yang telah di uji coba dalam bentuk kuesioner. Penyebaran butir pertanyaan
disusun berdasarkan indikator pada variabel penelitian yang dapat dilihat dari
tabel kisi-kisi berikut :
Tabel 3. Kisi-kisi Instrumen Kinerja Guru
No
1
2
Indikator
Menyusun Perencanaan Pembelajaran
Kemampuan Mengajar
Butir Pernyataan
Jumlah
2,3,4,5,7,11,12
15,16,17,18,19,20,
7
8
47
21,22
3
Melakukan Penilaian
4
5
23,24,25,26,27,28,
29,30,31
32,33,34,35,36
37,38,39,40
Jumlah
9
5
4
33
Selalu
(Sl),
Sering
(Sr),
Kadang-kadang
(Kd),
Pernah
(P),
Kalibrasi instrument
Uji coba instrument dilakukan terhadap 40 guru yang termasuk
48
dianggap valid, sebaliknya jika rhitung < rtabel maka dianggap tidak
valid (drop), sehingga instrumen tidak dapat digunakan dalam
penelitian. Pengujian dilakukan pada taraf kepercayaan 0,05%.
Dalam penelitian ini, instrumen dinyatakan valid jika koefisien
korelasi hitung (rhitung) > daripada rtabel yang dalam penelitian >
0,31.
Berdasarkan hasil uji coba instrumen penelitian untuk
variabel kinerja guru (Y) diperoleh kesimpulan bahwa dari 40
item pernyataan, yang dinyatakan valid ada 33 item pernyataan,
maka ada 7 item pernyataan yang tidak valid. Butir yang tidak
valid yaitu nomor 1, 6, 8, 9, 10, 13, dan 14.
49
2.
Menggerakkan Bawahan
3.
4.
5.
6.
50
No
Indikator
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Butir Pernyataan
(+)
(-)
1,2,4,5,7,9
3
10,11,12,13,14,
16
18,19,20,21,22, 23
24,26
27,28,29,30,31
-
Jumlah
7
6
8
5
32,33,34,35
36,37,38,39,40
33
35
Jumlah
butir
pernyataan positif, pilihan jawaban terdiri dari : Selalu (Sl), Sering (Sr),
Kadang-kadang (KD), Pernah (P), Tidak Pernah (Tp), sedangkan untuk butir
pernyataan negatif, butir jawaban terdiri dari Selalu (Sl), Sering (Sr), Kadangkadang (Kd), Pernah (P), Tidak Pernah (Tp).
d. Kalibrasi instrument
Uji coba instrument dilakukan terhadap 40 guru yang termasuk sampel
yang tidak terpilih.
1) Uji Validitas Kepemimpinan Kepala Sekolah
Validitas adalah tingkat dimana suatu tes mengukur apa
yang seharusnya diukur. Suatu instrumen tes dikatakan valid jika
digunakan pada apa yang seharusnya diukur dan inferensi yang
dihasilkan mendekati kebenaran. Suatu instrumen memiliki nilai
51
ukurnya
secara
tepat.
Uji
validitas
instrumen
Kepemimpinan
Kepala
Sekolah
(X1)
diperoleh
52
b. Definisi Operasional
Iklim kerja adalah skor seperangkat atribut yang memberi warna, dan
spirit guru yang diubah dengan indikator :
1. Kesehatan dan Keselamatan Kerja
2. Penciptaan Suasana Kelas yang Kondusif
3. Etika dan Tanggung Jawab Sosial Pemimpin
4. Fungsi dan Peran Kepemimpinan
53
Butir Pernyataan
(+)
(-)
1,2,4,5
3
Jumlah
5
7,8,9,10,11,12
15,17
13,16,1
8
21,24,2
7
31,34,3
7
11
19,20,22,23,26,28,2
9
30,32
21
10
5
32
54
dianggap valid, sebaliknya jika rhitung < rtabel maka dianggap tidak
valid (drop), sehingga instrumen tidak dapat digunakan dalam
penelitian. Pengujian dilakukan pada taraf kepercayaan 0,05%.
Dalam penelitian ini, instrumen dinyatakan valid jika koefisien
korelasi hitung (rhitung) > daripada rtabel yang dalam penelitian >
0,31.
Berdasarkan hasil uji coba instrumen penelitian untuk
variabel iklim kerja (X2) diperoleh kesimpulan bahwa dari 40
item pernyataan, yang dinyatakan valid ada 32 item pernyataan,
maka ada 8 item pernyataan yang tidak valid. Butir yang tidak
valid yaitu nomor 14, 25, 33, 35, 36, 38,39 dan 40.
55
56
Alat analisis data atau rumus yang digunakan dalam penelitian ini
adalah :
1. Uji Validitas dan Reliabilitas
Dilakukan juga pengujian validitas pada data hasil pengembalian
kuesioner untuk dilakukan pengujian dengan menggunakan uji Korelasi
Produk Momen Pearson dengan menggunakan statistik komputer program
SPSS dan Microsoft excel 2010.
Dimana . Xi = nilai Variabel
Yi = nilai total Variabel setiap responden
N = banyaknya data/responden
Setelah diuji dengan menggunakan rumus korelasi selanjutnya
dilakukan pengujian reliabilitas yang berkaitan dengan masalah adanya
kepercayaan alat test (instrumen). Suatu instrument dapat memiliki tingkat
kepercayaan yang tinggi jika hasil dari pengujian tersebut menunjukan
hasil yang tetap.
Uji Reliabilitas terhadap variable bebas X1, Varibel Bebas X2, dan
Variabel
Terikat
Y. Reliabilitas
menunjukkan
sejauhmana
suatu
reliabilitas
koefisien
korelasi
dilakukan
dengan
57
3. Pengujian Hipotesis
Pengujian keabsahan hipotesis dilakukan dengan menggunakan
probabilitas, baik untuk uji parsial maupun uji simultan.Ketentuan
penerimaan dan penolakan hipotesis untuk uji parsial dilakukan dengan uji
r, dengan ketentuan sebagai berikut :
1)
hitung
>r
tabel
Ha diterima
2)
hitung
dan Ha ditolak
Ketentuan penerimaan dan penolakan hipotesis untuk uji simultan
(berganda) dilakukan dengan uji F, dengan ketentuan sebagai berikut:
1)
2)
G. Hipotesis Statistik
hitung
< F
tabel
maka H0
58
2.
H 1 : y.2 > 0,
3.
59
H 0 : y .12 0,
H 1 : y.12 > 0,
Keterangan :
H0
H1
y .1
y .2
y .12
60
Nilai
90,3696
46
165
119
83,7500
67
578,1257
24,0442
8314
61
Interval
46 63 80 97 114 131 148 Jumlah
62
79
96
113
130
147
164
Frekuensi
Absolut
Data (fd)
11
23
27
20
9
6
1
97
Frekuensi
Relatif Data
(%)
11,34
23,71
27,84
20,62
9,28
6,19
1,03
100.00
Frekuensi
15
10
5
0
Kelas Interval
62
Nilai
95,7391
48
175
127
49,0455
133
656,7224
25,6266
8808
63
Interval
48 65 82 99 116 133 150 Jumlah
64
81
98
115
132
149
166
Frekuensi
Absolut
Data (fd)
12
15
30
21
11
6
2
97
Frekuensi
Relatif Data
(%)
12,37
15,46
30,93
21,65
11,34
6,19
2,06
100.00
64
Frekuensi
20
15
10
5
0
Kelas Interval
65
Nilai
89,1957
32
150
133
86,0806
89,7857
626,0272
25,0205
8206
Interval
32 50 68 86 104 122 140 Jumlah
49
67
85
103
121
139
157
Frekuensi
Absolut Data
(fd)
6
13
26
31
15
7
2
100
Frekuensi
Relatif Data
(%)
6,00
13,00
26,00
31,.00
15,00
7,00
2,00
100.00
66
Frekuensi
20
15
10
5
0
Kelas Interval
Uji
67
variabel tidak bebas/terikat (Y) dan variabel bebas (X) mempunyai hubungan
linier. Uji ini biasanya digunakan sebagai prasyarat dalam penerapan metode
regresi linier.63
1. Uji Normalitas Galat Baku Taksiran (Y-)
Uji normalitas galat baku taksiran meliputi uji normalitas galat
baku taksiran (Y-) persamaan regresi variabel (Y) kinerja guru atas
variabel (X1) kepemimpinan kepala sekolah dan uji normalitas galat baku
taksiran (Y-2) persamaan regresi variabel (Y) kinerja guruatas Variabel
(X2) iklim kerja guru.Galat baku taksiran berdistribusi normal apabila
Lhitung < Ltabel pada signifikansi 0,05.
a.Uji Normalitas Galat Baku Taksiran (Y-) Persamaan Regresi (
=
68
kinerja
Galat Taksiran
Lhitung
Ltabel(0,05;92)
Kesimpulan
.
1
2
(Y-)
(Y-2)
0,0900
0,0866
0,0906
0,0906
Normal
Normal
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji Bartlet yang
meliputi uji homogenitas varians data variabel terikat (Y) berdasarkan
69
data variabel bebas (X). Hipotesis yang diuji adalah semua populasi
mempunyai varian sama atau homogen apabila nilai hitung<tabel.
a. Uji Homogenitas Varians Data Skor Variabel Terikat (Y) kinerja guru
berdasarkan Data Skor Variabel Bebas (X1) kepemimpinan kepala
sekolah.Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh nilai hitung sebesar
33,690 sedangkan tabel pada taraf signifikansi 0,05 dan derajat
kebebasan (dk) 33 adalah sebesar 47,400.
homogen adalah jika nilai hitung<tabel.
Persyaratan varians
varians data berasal dari populasi yang homogen ( hitung = 33,690 <
47,400 = tabel ).
b. Uji Homogenitas Varians Data Skor Variabel Terikat (Y) Kinerja
guru Berdasarkan Data Skor Variabel Bebas (X) iklim kerja
guru.Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh nilai hitung sebesar
19,337 sedangkan tabel pada taraf signifikansi 0,05 dan derajat
kebebasan (dk) 25 adalah sebesar 37,650.
Persyaratan varians
hitung
tabel ( = 0,05)
Kesimpulan
70
Y berdasarkan
49
X1
Y berdasarkan
39
23,086
34,305
65,171
Homogen
53,384
Homogen
X2
3. Uji Linearitas Regresi
Pengujian kelinearan regresi dilakukan dalam rangka menguji
model persamaan regresi variabel terikat (Y) atas variabel bebas (X)
untuk mengetahui apakah antara variabel terikat (Y) dan variabel bebas
(X) mempunyai hubungan linier. Uji kelinearan dilakukan untuk menguji
hipotesis model persamaan regresi berpola linier dan signifikan. Kriteria
pengujian signifikansi jika Fhitung > Ftabel.. Regresi linier dinyatakan berarti
jika Fhitung< Ftabel pada taraf signifikan 0,05.
a. Uji Kelinearan Regresi Hubungan Variabel Terikat (Y) Kinerja guru
dengan Variabel Bebas (X1) Kepemimpinan kepala sekolah.
Berdasarkan hasil analisis regresi sederhana, diperoleh
konstanta regresi sebesar 72.8309 dan koefisien regresi sebesar
0.1832. Dengan demikian, model hubungan antara variabel (Y)
71
Tabel 15.
Sumber
Varians
dk
JK
RJK
Total
92
Regresi (a)
751332,56
52
Regresi
(b/a)
Sisa
90
Tuna Cocok
48
Galat
42
803942
751332,
5652
2005,56
16
50603,8
732
28274,1
232
22329,7
500
2005,5616
Fhitung
3,5669
(0,05)
Kesimpula
n
3,09
Sangat
Signifikan
1,986
Linier
562,2653
589,0442
1,1079
531,6607
Keterangan :
dk : derajat kebebasan
JK : Jumlah Kuadrat
RJK : Rata-rata Jumlah Kuadrat
** : Regresi sangat signifikan (Fhitung = 3,5669) > Ftabel(=0,05) =3,09)
Ns : Regresi berbentuk linier (Fhitung = 1,107 < 1,986 = Ftabel(=0,05))
Hasil uji signifikansi persamaan regresi = 72,8309 + 0,1832
X yang ditampilkan pada tabel ANAVA di atas, diperoleh skor F hitung
sebesar 3,557 lebih besar dari Ftabel (3,09) pada taraf signifikansi 0,05
dengan dk pembilang adalah satu dan dk penyebut adalah 90
menunjukkan persamaan regresi = 72,8309 + 0,1832 X
sangat
72
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
40
50
60
70
80
90
100
110
120
130
140
150
73
menggunakan
uji
analisis
varians
(ANAVA)
yang
Ftabel
(0,05)
Kesimpul
an
dk
JK
RJK
Fhitung
92
803942
751332,
5652
32169,3
736
20440,0
612
1201,86
751332,56
52
32169,373
6
141,645
5
3,09
Sangat
Signifikan
227,1118
28,6157
0,0504
1,986
Linier
1
1
90
42
74
Cocok
Galat
48
12
27238,2
000
567,4625
Keterangan :
dk : derajat kebebasan
JK : Jumlah Kuadrat
RJK : Rata-rata Jumlah Kuadrat)
** : Regresi sangat signifikan (Fhitung = 141,645> Ftabel(=0,05) = 3,09)
Ns : Regresi berbentuk linier (Fhitung = 0,0504 < 1,986 =Ftabel(=0,05))
Hasil uji signifikansi persamaan regresi = 23,3429 + 0,7515
X yang ditampilkan pada tabel ANAVA di atas, diperoleh skor F hitung
sebesar 141,645 lebih besar dari Ftabel (3,09) pada taraf signifikansi
0,05 dan dari Ftabel (3,09) pada taraf signifikansi 0,05 dengan dk
pembilang adalah satu dan dk penyebut adalah 90 menunjukkan
bahwa persamaan regresi
signifikan yang ditunjukkan dari skor Fhitung (141,645) > Ftabel (3,09)
sehingga dapat digunakan untuk menjelaskan koefisien arah regresi
model hubungan antara kinerja guru dengan iklim kerja guru cukup
berarti.
Hasil uji linieritas persamaan regresi yang ditampilkan pada
tabel ANAVA diatas, diperoleh Fhitung sebesar 0,0504 adalah kurang
dari Ftabel sebesar 1,986 (Fhitung = 0,0504<1,986 = Ftabel) pada taraf
signifikansi 0,05 dengan dk pembilang (dk tuna cocok) adalah 42
dan dk penyebut (dk galat) adalah 48 menunjukkan persamaan
regresi = 23,3429 + 0,7515 X berbentuk linier sehingga rumus
korelasi Product Moment Pearson dapat digunakan.
75
150
140
130
120
110
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
20
30
40
50
60
70
80
90
100
110
120
130
140
150
C. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dimaksudkan untuk menguji tiga hipotesis
penelitian yang telah dirumuskan yaitu :
1. Terdapat hubungan positif antara variabel terikat kinerja guru dengan
variabel bebas kepemimpinan kepala sekolah.
2. Terdapat hubungan positif antara variabel terikat kinerja guru dengan
variabel bebas iklim kerja guru.
76
3. Terdapat hubungan positif antara variabel terikat kinerja guru bersamasama dengan varibel bebas kepemimpinan kepala sekolah dan variabel
bebas iklim kerja guru.
Pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis korelasi dan regresi.
Pengujian hipotesis pertama dan kedua menggunakan analisis korelasi dan
regresi sederhana, sedangkan hipotesis ketiga menggunakan analisis korelasi
berganda.
1. Hubungan antara Variabel Terikat (Y) Kinerja guru dengan Variabel
Bebas (X1) Kepemimpinan kepala sekolah.
Ho : yi 0 : Tidak terdapat hubungan antara variabel terikat Kinerja
guru dengan variabel bebas Kepemimpinan kepala
sekolah.
Ho : yi> 0 : Terdapat hubungan antara variabel terikat Kinerja
gurudengan variabel bebas Kepemimpinan kepala
sekolah.
Berdasarkan perhitungan uji kelinearan regresi, hubungan antara
variabel terikat (Y) Kinerja gurudengan variabel bebas
(X1)
(3,556) > Ftabel (3,09). Hasil uji linieritas persamaan regresi menunjukkan
persamaan regresi = 72,8309 + 0,1832 X berbentuk linier yang
77
ditunjukkan dengan skor Fhitung (1,108) < Ftabel (1,986) sehingga rumus
korelasi Product Moment Pearson dapat digunakan.
Hasil perhitungan koefisien korelasi (ry1) menunjukkan bahwa
terdapat hubungan positif yang sedang antara variabel terikat (Y) Kinerja
gurudengan variabel bebas (X1) kepemimpinan kepala sekolah dengan
skor ry1 adalah sebesar 0,1952.
Uji signifikasi korelasi menunjukkan hubungan kedua variabel
tersebut signifikan dengan skor thitung (3,4096) lebih besar dari ttabel (1,986)
pada taraf signifikansi 0,05. Hasil perhitungan koefisien korelasi dan uji
signifikansi korelasi antara variabel terikat (Y) kinerja guru dengan
variabel bebas (X1) kepemimpinan kepala sekolah dapat dilihat pada
Tabel 17.
Tabel 17.Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi dan Uji Signifikansi
Koefisien Korelasi antara Variabel Terikat (Y)Kinerja
gurudengan Variabel Bebas (X1)Budaya
Organisasi.
dk
Koefisien
Korelasi (ry1)
thitung
92
0,1952
3,4096**
ttabel
=
0,05
=
0,01
1,986
2,624
Kesimpula
n
Sangat
Signifikan
Keterangan :
**
78
kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru di SMP SeKomisariat Cicurug Kabupaten Sukabumi.
79
80
dengan Variabel Bebas (X) iklim kerja guru, dapat dilihat pada Tabel
18.
Tabel 18. Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi dan Uji Signifikansi
Koefisien Korelasi antara Variabel Terikat (Y) Kinerja
gurudengan Variabel Bebas(X) Iklim kerja guru.
dk
Koefisien Korelasi
(ry2)
thitung
92
0,782
11,902**
ttabel
= 0,05 =0,01
1,986
2,624
Kesimpulan
Sangat
Signifikan
Keterangan :
**: Koefisien korelasi sangat signifikan (thitung= 11,902 > 2,624 = ttabel(=0,01))
Koefisien Determinasi (ry22) dari korelasi antara variabel terikat
(Y) Kinerja guru dengan variabel bebas (X) iklim kerja guru adalah
sebesar 0,782 yang berarti bahwa hanya 78 % kontribusi iklim kerja guru
yang mempengaruhi kinerja guru di SMP Se-Komisariat Cicurug
Kabupaten Sukabumi.
3. Hubungan antara variabel terikat kinerja guru bersama-sama dengan
varibel bebas kepemimpinan kepala sekolah dan variabel bebas iklim
kerja guru.
Ho : yi 0
gurubersama-sama
dengan
variabel
81
dk
JK
91
20505,73
82
32103,69
66
52609,43
48
Regresi 2
Sisa
89
RJK
Fhitung
11,8166
10252,8 **
691
360,715
7
Ftabel
=
0,05
=0,01
Kesimpula
n
3,09
Sangat
Signifikan
4,819
82
Keterangan :
dk : derajat kebebasan
JK : Jumlah Kuadrat
RJK : Rata-rata Jumlah Kuadrat)
** : Regresi sangat signifikan (Fhitung =11,816 > 4,819 = Ftabel(=0,01))
Hasil perhitungan koefisien ganda dan uji signifikansi koefisien
korelasi ganda antara variabel (X1) kepemimpinan kepala sekolah dan
variabel (X) iklim kerja gurudapat dilihat pada Tabel 20.
Tabel 20. Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi Ganda dan Uji
Signifikansi Korelasi Ganda Variabel X1 dan X2 secara
bersama-samadengan Variabel Y.
dk
89
Koefisien
Korelasi
(ry12)
Fhitung
0.7919
74,860**
Ftabel
=
0,05
=0,01
3,09
4,819
Kesimpulan
Sangat
Signifikan
Keterangan :
**: Koefisien korelasi ganda sangat signifikan (F hitung = 74,860>4,819 =
Ftabel(=0,01)).
Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh koefisien korelasi ganda
(ry12) sebesar 0,7919, yang berarti terdapat hubungan positif yang sedang
antara kepemimpinan kepala sekolah dan iklim kerja guru secara
bersama-sama dengan kinerja guru. Hasil uji signifikansi korelasi ganda
diperoleh Fhitung (74,860) lebih besar dari Ftabel
83
84
Koefisien
Korelasi
Parsial
(ry2.1)=
X2
(ry1.2)=
ttabel
thitung
75,1268
8,2103
= 0,05
=0,01
1,986
2,624
1,986
2,624
Kesimpula
n
Sangat
Signifikan
Sangat
Signifikan
Keterangan :
** : Sangat Signifikan (thitung > ttabel (=0,01)).
Hasil uji korelasi parsial diuji antara variabel (X1) kepemimpinan
kepala sekolah dengan variabel (Y) Kinerja guru apabila variabel (X2)
iklim kerja guru di kontrol diperoleh nilai koefisien korelasi parsial (ry12)
sebesar 8,210. Uji signifikansi koefisien korelasi parsial antara kinerja
guru dengan kepemimpinan kepala sekolah dengan mengontrol variabel
iklim kerja guru dilakukan dengan uji t.
85
hubungan antara variabel (X2) iklim kerja guru dengan variabel (Y)
Kinerja guru dipengaruhi oleh variabel (X1) kepemimpinan kepala
sekolah.
86
kepala sekolah dengan variabel (Y) kinerja guru, (2) terdapat hubungan
positif yang sangat signifikan antara variabel (X 2) iklim kerja guru dengan
variabel (Y) kinerja guru, dan (3) terdapat hubungan positif yang sangat
signifikan antara variabel bebas (X1) kepemimpinan kepala sekolah dan
variabel bebas (X) iklim kerja guru secara bersama-sama dengan variabel
(Y) kinerja guru.
1.
87
komitmen
mereka
terhadap
nilai-nilai
tersebut,
semakin
kuat
88
2.
= 95,144 + 0,295X.
jawab yang tinggi, serta selalu ingin terlibat didalam berbagai kegiatan
dan ingin tetap selalu berada didalam sekolah tersebut dengan penuh
keyakinan dalam keadaan apapun demi untuk mencapai tujuan sekolah.
3.
89
Kontribusi
E. Keterbatasan Penelitian
Penelitian yang telah dilaksanakan ini tidak terlepas dari segala
keterbatasan antara lain yaitu :
90
karir,
gaya
kepemimpinan
kepala
sekolah,
dan
komunikasi interpersonal .
2. Populasi penelitian hanya terbatas pada SMP Se- Komisariat Cicurug
yang berstatus PNS, sehingga generalisasi hasil penelitian hanya berlaku
pada populasi penelitian ini.
BAB V
KESIMPULAN
Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan
antara kepemimpinan kepala sekolah dan iklim kerja dengan kinerja guru di
SMPN Se-Komisariat Cicurug Kabupaten Sukabumi. Berdasarkan hasil penelitian
dapat dikemukakan kesimpulan, dan saran sebagai berikut :
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis, maka diperoleh
kesimpulan penelitian sebagai berikut :
1. Terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara kepemimpinan
kepala sekolah dengan iklim kerja yang ditunjukkan dengan nilai
koefisien korelasi (ry1) sebesar 0,1952 dan didukung persamaan regresi
= 72.8309 + 0.1832 X. Kontribusi hubungan kepemimpinan kepala
90
sekolah yang sedang terhadap iklim kerja adalah sebesar 19,5% yang
ditunjukkan oleh nilai koefisien determinasi (ry12) sebesar 0,038.
2. Terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara iklim kerja
dengan kinerja guru yang ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi
(ry2) sebesar 0,782 dan didukung persamaan regresi = 23.3429 +
0.7515X, Kontribusi hubungan iklim kerja guru yang rendah terhadap
kinerja guru adalah sebesar 78,2% yang ditunjukkan oleh nilai koefisien
determinasi (ry22) sebesar 0,6115.
3. Terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara kepemimpinan
kepala sekolah dan secara bersama-sama dengan kinerja guru yang
ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi (ry12) sebesar 0,7919 dan
didukung persamaan regresi = 79,5638 + 0,1043X1 + 0,1768X2.
Kontribusi hubungan kepemimpinan kepala sekolah dan iklim kerja guru
secara bersama-sama yang sedang terhadap kinerja guru adalah sebesar
79,19% yang ditunjukkan oleh nilai koefisien determinasi (r y122) sebesar
0,627.
4.
91
9.