Anda di halaman 1dari 52

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN
A.

Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.

Untuk mengetahui hubungan antara kepemimpinan kepala sekolah


dengan kinerja guru.

2.

Untuk mengetahui hubungan antara iklim kerja dengan kinerja guru.

3.

Untuk mengetahui hubungan antara kepemimpinan kepala sekolah dan


iklim kerja dengan kinerja guru.

B. Tempat dan waktu penelitian


Penelitian diadakan di SMPN Se-Komisariat Cicurug, dimulai pada
bulan Januari 2015 s.d Juni 2015
Tabel 1. Jadwal Penelitian.
Tahun 2015

No
Kegiatan
.
1.

Jan

Peb

Mar Apr

Mei

Jun

Mei

Jun

Tahap Persiapan
a. Pengajuan judul
penelitian
b. Penyusunan
Proposal
c. Sidang Proposal
Tahun 2015

No
Kegiatan
.

Jan

d. Pembuatan kisikisi penelitian


e. Pembuatan
41

Peb

Mar Apr

42

Instrumen
f. Uji coba
Instrumen
g. Uji Validitas dan
2.

Reabilitas
Tahap Pelaksanaan
a. Penyebaran
Kuisioner
b. Pengumpulan
data
c. Pengolahan dan

3.

analisa data
Tahap Penyelesaian
a. Editing
b. Penafsiran hasil
pengolahan
c. Penulisan
laporan

C. Metode Penelitian
Penelitian yang dilakukan ini adalah penelitian lapangan secara studi
kasus

yang

mempergunakan

desain

deskriptif

dan

kausal,

dengan

memecahkan suatu kasus yaitu kasus kepemimpinan kepala sekolah dan iklim
kerja dengan kinerja guru SMPN se-Komisariat Cicurug.
Paradigma penelitian digambarkan sebagai berikut:
(X1)

(Y)

(X2)

43

Gambar 1. Paradigma Penelitian


Keterangan :
X1 = Kepimpinan Kepala Sekolah
X2 = Iklim Kerja
Y = Kinerja Guru

= Variabel Lain

D.Populasi dan Sampel


Populasi penelitian adalah seluruh guru SMPN Se-Komisariat Cicurug
berjumlah 120 orang, dengan teknik pengambilan sampel melalui system
random sampling, yaitu cara pengambilan sampel dengan semua subyek
memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sample yang ditetapkan
dengan menggunakan rumus slovin.
n=

N
1+ N (e)2

di mana :
n = ukuran sampel N = ukuran populasi
e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan
pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan,
misalnya 5%.

44

Berdasarkan formulasi tersebut di atas, maka diperoleh jumlah sampel


yaitu jumlah guru SMPN Se-Komisariat Cicurug sebanyak 120 orang dan
tingkat error tolerance sebesar 10 % maka sampel dihasilkan sebanyak 55
orang.

n=

120
2
1+120( x 0.05)

1+120 x 0.05 x 0.05

n=
120

120
1+120 x 0.0025

n=

120
1.3

n = 92.3 Orang dibulatkan menjadi 92 orang


Berikut ini perolehan jumlah sampel guru SMPN Se-Komisariat Cicurug
dengan teknik proporsional random sampling:

Tabel 2. : Perhitungan sampel


No
.
1

Nama SMPN
SMPN 1 Cicurug

Jumlah
Guru
17

Perhitungan
Sampel
17/120x92

Jumlah
(Pembulatan)
13

SMPN 2 Cicurug

31

31/120x92

24

SMPN 1 Parungkuda

28

28/120x92

21

SMPN 1 Cidahu

30

30/120x92

23

SMPN 2 Cidahu

14

14/120x92

11

Jumlah

120

92/120x92

92

45

E. Teknik Pengumpulan Data


Instrumen utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner
untuk mengumpulkan data kualitatif dan dengan menggunakan skala likert.
Teknik pengambilan data sebagai berikut:
1. Penelitian lapangan, yaitu dengan melakukan penelitian langsung ke guru
SMPN Se-Komisariat Cicurug, guna mengumpulkan data-data informasi
mengenai kepemimpinan, Iklim kerja dan kinerja guru SMPN SeKomisariat Cicurug.Instrumen atau alat pengumpulan data yang digunakan
adalah kuesioner.
2. Penelitian kepustakaan, yaitu dengan melakukan penelusuran kepustakaan
dengan mengambil beberapa referensi dari literature yang memiliki
hubungan dengan permasalahan penelitian.

1. Instrumen Kinerja Guru (Y)


a. Definisi Konseptual
Kinerja guru adalah

hasil kerja yang telah dicapai guru dalam

melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dan sebagai indikator


yang berkaitan dengan variabel kinerja mengajar guru yang dijadikan
dimensi kajian dalam penelitian kinerja mengajar guru ini adalah : 1)
merencanakan program pembelajaran, 2) melaksanakan pembelajaran, 3)

46

pelaksanaan evaluasi pembelajaran, 4) pelaksanaan analisis, dan pelaksanaan


perbaikan dan pengayaan.

b.

Definisi Operasional
Definisi operasional kinerja guru adalah hasil kerja secara kualitas dan

kuantitas yang dicapai oleh seorang guru dalam melaksanakan tugasnya sesuai
dengan konsistensi dan sikap maupun tanggung jawab yang diberikan
kepadanya dengan indikator sebagai berikut :
1. Menyusun Perencanaan Pembelajaran
2. Kemampuan Mengajar
3. Melakukan Penilaian
4. Melakukan Umpan Balik
5. Menyusun Program Remedial

c.

Kisi-kisi instrument
Untuk memperoleh data tentang kinerja guru digunakan instrumen

yang telah di uji coba dalam bentuk kuesioner. Penyebaran butir pertanyaan
disusun berdasarkan indikator pada variabel penelitian yang dapat dilihat dari
tabel kisi-kisi berikut :
Tabel 3. Kisi-kisi Instrumen Kinerja Guru
No
1
2

Indikator
Menyusun Perencanaan Pembelajaran
Kemampuan Mengajar

Butir Pernyataan

Jumlah

2,3,4,5,7,11,12
15,16,17,18,19,20,

7
8

47

21,22
3

Melakukan Penilaian

4
5

Melakukan Umpan Balik


Menyusun Program Remedial

23,24,25,26,27,28,
29,30,31
32,33,34,35,36
37,38,39,40

Jumlah

9
5
4
33

Instrumen yang digunakan untuk mengukur Kinerja Guru terdiri dari


40 butir pernyataan dengan alternatf pilihan menggunakan Rating Scale
dengan 5 ( lima ) kategori. Untuk butir pernyataan positif,pilihan jawaban
terdiri dari : Selalu (Sl), Sering (Sr), Kadang-kadang (Kd), Pernah (P), Tidak
Pernah (Tp), sedangkan untuk butir pernyataan negatif, butir jawaban terdiri
dari

Selalu

(Sl),

Sering

(Sr),

Kadang-kadang

(Kd),

Pernah

(P),

Tidak Pernah (Tp).


d.

Kalibrasi instrument
Uji coba instrument dilakukan terhadap 40 guru yang termasuk

sampel yang tidak terpilih.

1) Uji Validitas Kinerja Guru


Validitas adalah tingkat dimana suatu tes mengukur apa
yang seharusnya diukur. Suatu instrumen tes dikatakan valid jika
digunakan pada apa yang seharusnya diukur dan inferensi yang
dihasilkan mendekati kebenaran. Suatu instrumen memiliki nilai
validitas tinggi jika instrumen tersebut mampu menjalankan
fungsi ukurnya secara tepat. Uji validitas instrumen kinerja guru
berdasarkan uji butir instrumen menggunakan teknik korelasi

48

Product Moment Pearson. Kriteria pengujian dilakukan dengan


membandingkan antara rhitung dengan rtabel,

jika rhitung > rtabel

dianggap valid, sebaliknya jika rhitung < rtabel maka dianggap tidak
valid (drop), sehingga instrumen tidak dapat digunakan dalam
penelitian. Pengujian dilakukan pada taraf kepercayaan 0,05%.
Dalam penelitian ini, instrumen dinyatakan valid jika koefisien
korelasi hitung (rhitung) > daripada rtabel yang dalam penelitian >
0,31.
Berdasarkan hasil uji coba instrumen penelitian untuk
variabel kinerja guru (Y) diperoleh kesimpulan bahwa dari 40
item pernyataan, yang dinyatakan valid ada 33 item pernyataan,
maka ada 7 item pernyataan yang tidak valid. Butir yang tidak
valid yaitu nomor 1, 6, 8, 9, 10, 13, dan 14.

2) Uji Reliabilitas Kinerja Guru


Pengujian reliabilitas instrumen kinerja guru dilakukan
dengan menggunakan uji Cronbachs Alpha. Nilai Alpha
Cronbach dinyatakan reliabel jika nilainya di atas 0,70.
Berdasarkan uji reliabilitas, instrumen kinerja guru
mendapat koefisien alpha cronbach sebesar 0,976, ini berarti
instrumen kinerja guru memiliki reliabilitas yang tinggi
sehingga dapat digunakan dalam penelitian.

49

2. Instrumen Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1)


a. Definisi Konseptual
Definisi konseptual dari Kepemimpinan Kepala Sekolah adalah Gaya
Kepemimpinan Kepala Sekolah berupa pola tindakan yang dilakukan kepala
sekolah yang berorientasi pada tugas dan yang berorientasi pada hubungan,
yang disesuaikan dengan kebutuhan berdasarkan kemampuan guru.
b. Definisi Operasional
Berikut ini adalah Indikator Kepemimpinan Kepala Sekolah:
1.

Pengaruh Terhadap Bawahan

2.

Menggerakkan Bawahan

3.

Memberikan Pujian dan Hukuman

4.

Merumuskan dan Menjalankan Visi Misi Organisasi

5.

Mendorong Semangat Kerja Bawahan

6.

Berkepribadian yang dapat diteladani


c. Kisi-kisi Instrumen
Instrument yang digunakan untuk mengukur Kepemimpinan Kepala

Sekolah berbentuk angket.Konsep instrument yang di uji coba untuk variable


kinerja guru terdiri dari 40 butir. Kisi-kisi instrument Kepemimpinan Kepala
Sekolah.
Kisi-kisi instrumen dibuat berdasarkan indikator-indikator variabel
seperti dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4. Kisi-kisi Instrumen Kepemimpinan Kepala Sekolah

50

No

Indikator

1.
2.

Pengaruh Terhadap Bawahan


Menggerakkan Bawahan

3.

Memberikan Pujian dan Hukuman

4.
5.

Merumuskan dan Menjalankan Visi


Misi Organisasi
Mendorong Semangat Kerja Bawahan

6.

Berkepribadian yang dapat diteladani

Butir Pernyataan
(+)
(-)
1,2,4,5,7,9
3
10,11,12,13,14,
16
18,19,20,21,22, 23
24,26
27,28,29,30,31
-

Jumlah
7
6
8
5

32,33,34,35

36,37,38,39,40

33

35

Jumlah

Instrumen yang digunakan untuk mengukur Kepemimpinan Kepala


Sekolah terdiri dari 40 butir pernyataan dengan alternatif pilihan
menggunakan Rating Scale dengan 5 ( lima ) kategori. Untuk

butir

pernyataan positif, pilihan jawaban terdiri dari : Selalu (Sl), Sering (Sr),
Kadang-kadang (KD), Pernah (P), Tidak Pernah (Tp), sedangkan untuk butir
pernyataan negatif, butir jawaban terdiri dari Selalu (Sl), Sering (Sr), Kadangkadang (Kd), Pernah (P), Tidak Pernah (Tp).

d. Kalibrasi instrument
Uji coba instrument dilakukan terhadap 40 guru yang termasuk sampel
yang tidak terpilih.
1) Uji Validitas Kepemimpinan Kepala Sekolah
Validitas adalah tingkat dimana suatu tes mengukur apa
yang seharusnya diukur. Suatu instrumen tes dikatakan valid jika
digunakan pada apa yang seharusnya diukur dan inferensi yang
dihasilkan mendekati kebenaran. Suatu instrumen memiliki nilai

51

validitas tinggi jika instrumen tersebut mampu menjalankan


fungsi

ukurnya

secara

tepat.

Uji

validitas

instrumen

kepemimpinan kepala sekolah berdasarkan uji butir instrumen


menggunakan teknik korelasi Product Moment Pearson. Kriteria
pengujian dilakukan dengan membandingkan antara rhitung dengan
rtabel, jika rhitung > rtabel dianggap valid, sebaliknya jika rhitung < rtabel
maka dianggap tidak valid (drop), sehingga instrumen tidak
dapat digunakan dalam penelitian. Pengujian dilakukan pada
taraf kepercayaan 0,05%. Dalam penelitian ini, instrumen
dinyatakan valid jika koefisien korelasi hitung (r hitung) > daripada
rtabel yang dalam penelitian > 0,31.
Berdasarkan hasil uji coba instrumen penelitian untuk
variabel

Kepemimpinan

Kepala

Sekolah

(X1)

diperoleh

kesimpulan bahwa dari 40 item pernyataan, yang dinyatakan


valid ada 35 item pernyataan, maka ada 5 item pernyataan yang
tidak valid. Butir yang tidak valid yaitu nomor 6, 8, 15, 17, dan
25.
2) Uji Reliabilitas Kepemimpinan Kepala Sekolah
Pengujian reliabilitas instrumen Kepemimpinan Kepala
Sekolah dilakukan dengan menggunakan uji Cronbachs Alpha.
Nilai Alpha Cronbach dinyatakan reliabel jika nilainya di atas
0,70.

52

Berdasarkan uji reliabilitas, instrumen Kepemimpinan


Kepala Sekolah mendapat koefisien alpha cronbach sebesar
0,865, ini berarti instrumen Kepemimpinan Kepala Sekolah
memiliki reliabilitas yang tinggi sehingga dapat digunakan
dalam penelitian.

3. Instrumen Iklim Kerja (X2)


a. Definisi Konseptual
Iklim kerja yang kondusif adalah apabila suasana lingkungan sekolah
dalam keadaan tenang, tidak mencekam bagi pengembangan pembelajaran
dimana suasana setiap personal terlibat di dalam kegiatan pembelajaran (guru,
kepala sekolah, murid dan pegawai tata usaha) hatinya tentram, dapat saling
berhubungan satu sama lain dalam suasana kekeluargaan dengan bebas dan
tanpa rasa takut, serta setiap personal terpenuhi kebutuhan pribadinya.

b. Definisi Operasional
Iklim kerja adalah skor seperangkat atribut yang memberi warna, dan
spirit guru yang diubah dengan indikator :
1. Kesehatan dan Keselamatan Kerja
2. Penciptaan Suasana Kelas yang Kondusif
3. Etika dan Tanggung Jawab Sosial Pemimpin
4. Fungsi dan Peran Kepemimpinan

53

5. Responsibility (Tanggung Jawab)


c. Kisi-kisi Instrumen
Berdasarkan definisi konseptual dan operasional di atas, maka
disusunlah kisi-kisi instrumen untuk mengukur variabel Iklim Kerja yang
mengacu pada indikator-indikatornya terdiri dari 40 butir sebagaimana dapat
dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 5. Kisi-kisi Instrumen Penelitian Iklim Kerja
No
Indikator
1. Kesehatan dan Keselamatan
Kerja
2. Penciptaan Suasana Kelas yang
Kondusif
3. Etika dan Tanggung Jawab
Sosial Pemimpin
4. Fungsi
dan
Peran
Kepemimpinan
5. Responsibility
(Tanggung
Jawab)
Jumlah

Butir Pernyataan
(+)
(-)
1,2,4,5
3

Jumlah
5

7,8,9,10,11,12

15,17

13,16,1
8
21,24,2
7
31,34,3
7
11

19,20,22,23,26,28,2
9
30,32
21

10
5
32

Skala penilaian yang ditetapkan dalam pengisian kuesioner memiliki


rentang nilai satu sampai lima dengan perincian sebagai berikut: untuk
pernyataan positif, jawaban sangat selalu (SL) mendapat skor 5, sering (SR)
mendapat skor 4, Kadang-kadang (KD) mendapat skor 3, Pernah (P) mendapat
skor 2, dan tidak pernah (TP) mendapat skor 1. Untuk pernyataan negatif
berlaku sebaliknya.
d. Kalibrasi instrument

54

Uji coba instrument dilakukan terhadap 40 guru yang termasuk sampel


yang tidak terpilih.
1) Uji Validitas Iklim Kerja
Validitas adalah tingkat dimana suatu tes mengukur apa
yang seharusnya diukur. Suatu instrumen tes dikatakan valid jika
digunakan pada apa yang seharusnya diukur dan inferensi yang
dihasilkan mendekati kebenaran. Suatu instrumen memiliki nilai
validitas tinggi jika instrumen tersebut mampu menjalankan
fungsi ukurnya secara tepat. Uji validitas instrumen iklim kerja
berdasarkan uji butir instrumen menggunakan teknik korelasi
Product Moment Pearson. Kriteria pengujian dilakukan dengan
membandingkan antara rhitung dengan rtabel,

jika rhitung > rtabel

dianggap valid, sebaliknya jika rhitung < rtabel maka dianggap tidak
valid (drop), sehingga instrumen tidak dapat digunakan dalam
penelitian. Pengujian dilakukan pada taraf kepercayaan 0,05%.
Dalam penelitian ini, instrumen dinyatakan valid jika koefisien
korelasi hitung (rhitung) > daripada rtabel yang dalam penelitian >
0,31.
Berdasarkan hasil uji coba instrumen penelitian untuk
variabel iklim kerja (X2) diperoleh kesimpulan bahwa dari 40
item pernyataan, yang dinyatakan valid ada 32 item pernyataan,
maka ada 8 item pernyataan yang tidak valid. Butir yang tidak
valid yaitu nomor 14, 25, 33, 35, 36, 38,39 dan 40.

55

2) Uji Reliabilitas Iklim Kerja


Pengujian reliabilitas instrumen iklim kerja dilakukan
dengan menggunakan uji Cronbachs Alpha. Nilai Alpha
Cronbach dinyatakan reliabel jika nilainya di atas 0,70.
Berdasarkan uji reliabilitas, instrument iklim kerja
mendapat koefisien alpha cronbach sebesar 0,971, ini berarti
instrumen iklim kerja memiliki reliabilitas yang tinggi sehingga
dapat digunakan dalam penelitian.

F. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Teknik Deskriptif Kualitatif
Teknik deskriptif kualitatif adalah teknik analisis data yang menggunakan
data kualitatif yang telah diperoleh melalui penggambaran fakta-fakta atau
karakteristik yang sebenarnya dari sample.
2. Teknik Kuantitatif
Pengolahan data secara teknik kuantitatif yaitu pengolahan data
berdasarkan data kuantitatif yang telah diperoleh dengan menggunakan
pendekatan metode statistik,dalam hal ini rumus-rumus koefisien korelasi
parsial dan korelasi berganda.Metode pengolahan adalah penggunaan
SPSS for window dan Microsoft Excel 2010.

56

Alat analisis data atau rumus yang digunakan dalam penelitian ini
adalah :
1. Uji Validitas dan Reliabilitas
Dilakukan juga pengujian validitas pada data hasil pengembalian
kuesioner untuk dilakukan pengujian dengan menggunakan uji Korelasi
Produk Momen Pearson dengan menggunakan statistik komputer program
SPSS dan Microsoft excel 2010.
Dimana . Xi = nilai Variabel
Yi = nilai total Variabel setiap responden
N = banyaknya data/responden
Setelah diuji dengan menggunakan rumus korelasi selanjutnya
dilakukan pengujian reliabilitas yang berkaitan dengan masalah adanya
kepercayaan alat test (instrumen). Suatu instrument dapat memiliki tingkat
kepercayaan yang tinggi jika hasil dari pengujian tersebut menunjukan
hasil yang tetap.
Uji Reliabilitas terhadap variable bebas X1, Varibel Bebas X2, dan
Variabel

Terikat

Y. Reliabilitas

menunjukkan

sejauhmana

suatu

pengukuran dapat menghasilkan hasil yang stabil dilakukan pengukuran


ulang kepada subyek yang sama
Tingkat

reliabilitas

koefisien

korelasi

dilakukan

dengan

membandingkan nilai koefisien korelasi hitung (rh) dibandingkan dengan


nilai r table (rt)

57

2. Analisis Korelasi Linier Berganda


Metode analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan analisis korelasi linier berganda. Korelasi linier berganda
digunakan untuk mengetahui hubungan X1 dan X2 terhadap Y.

3. Pengujian Hipotesis
Pengujian keabsahan hipotesis dilakukan dengan menggunakan
probabilitas, baik untuk uji parsial maupun uji simultan.Ketentuan
penerimaan dan penolakan hipotesis untuk uji parsial dilakukan dengan uji
r, dengan ketentuan sebagai berikut :
1)

Jika nilai probabilitas r

hitung

>r

, maka H0 ditolak dan

tabel

Ha diterima
2)

Jika nilai probabilitas r

hitung

< r tabel, maka H0 diterima

dan Ha ditolak
Ketentuan penerimaan dan penolakan hipotesis untuk uji simultan
(berganda) dilakukan dengan uji F, dengan ketentuan sebagai berikut:
1)

Jika nilai probabilitas F hitung > F tabel, maka H0 ditolak


dan Ha diterima

2)

Jika nilai probabilitas F


diterima dan Ha ditolak

G. Hipotesis Statistik

hitung

< F

tabel

maka H0

58

Secara statistik hipotesis di artikan sebagai pernyataan mengenai keadaan


populasi (parameter) yang akan di uji kebenarannya berdasarkan data yang
diperoleh dari sampel penelitian. Jadi Hipotesis statistik adalah taksiran
keadaan populasi mengenai data sampel. Oleh karena itu hipotesis yang di uji
dalam keadaan nol, yang menyatakan tidak adanya perbedaan antara parameter
dengan statistik (data sampel). Dan lawan dari hipotesis nol adalah hipotesis
alternatif, yang menyatakan ada perbedaan antara parameter dengan statistik.
Adapun Hipotesis yang diajukan adalah:
1.

Hipotesis statistik pertama, Hubungan antara Kepimpinan Kepala Sekolah


dengan Kinerja Guru.
H 0 : y .1 0, Tidak terdapat hubungan positif antara Kepimpinan Kepala
Sekolah dengan Kinerja Guru.
H 1 : y.1 > 0,

Terdapat hubungan positif antara Kepimpinan Kepala


Sekolah dengan Kinerja Guru.

2.

Hipotesis statistik kedua, Hubungan antara Iklim Kerja dengan Kinerja


Guru.
H 0 : y .2 0,

Tidak terdapat hubungan positif antara Iklim Kerja dengan


Kinerja Guru.

H 1 : y.2 > 0,

Terdapat hubungan positif antara Iklim Kerja dengan


Kinerja Guru.

3.

Hipotesis statistik ketiga, Hubungan antara Kepemimpinan Kepala


Sekolah dan Iklim Kerja secara bersama-sama dengan Kinerja Guru.

59

H 0 : y .12 0,

Tidak terdapat hubungan positif antara Kepemimpinan


Kepala Sekolah dan Iklim Kerja secara bersama-sama
dengan Kinerja Guru.

H 1 : y.12 > 0,

Terdapat hubungan positif antara Kepemimpinan Kepala


Sekolah dan Iklim Kerja secara bersama-sama dengan
Kinerja Guru.

Keterangan :
H0

: Hipotesis nol (tidak ada hubungan X dengan Y)

H1

: Hipotesis alternative (ada hubungan positif)

y .1

: Koefisien korelasi antara variable X1 dengan variable Y

y .2

: Koefisien korelasi antara variable X2 dengan variable Y

y .12

: Koefisien korelasi antara variable X1 dan X2 secara bersama-sama


dengan variable Y
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Hasil Penelitian


Data penelitian adalah jumlah skor yang diperoleh dari setiap responden
berdasarkan hasil pengisian kuesioner yang disebar kepada 92 SMPN
Se-Komisariat Cicurug yang berstatus PNS di Kabupaten Sukabumi. Data
penelitian meliputi total jumlah skor Kinerja Guru sebagai variabel terikat
(Y), jumlah skor Kepemimpinan Kepala Sekolah sebagai variabel bebas (X1),
dan jumlah skor Iklim Kerja sebagai variabel bebas (X2).

60

Deskripsi data dari setiap variabel penelitian merupakan hasil analisis


deskriptif yang meliputi hasil perhitungan yang meliputi banyaknya data/
sampel, jumlah total, skor terendah, skor tertinggi, hasil perhitungan skor
rata-rata, skor tengah, skor yang paling sering muncul, kisaran antara skor
terendah hingga skor tertinggi serta perhitungan simpangan baku.
Hasil penyebaran kuesioner tentang kinerja guru, kepemimpinan kepala
sekolah, dan iklim kerja guru yang berstatus PNS di SMPN Se-Komisariat
Cicurug, diperoleh data sebagai berikut:
1. Variabel Kinerja Guru (Y)
Berdasarkan data hasil penelitian variabel Kinerja Guru dari 92
responden didapat hasil sebagai berikut skor tertinggi 165 dan skor
terendah 46 dengan rentang skornya 119. Deskripsi statistik data variabel
Kinerja Guru dalam Tabel dibawah ini.
Tabel 6. Deskripsi Statistik Variabel Kinerja Guru (Y)
Deskriptif
Nilai Rata-rata
Nilai Terendah
Nilai Tertinggi
Rentang Nilai
Nilai Tengah
Nilai Yang Sering Muncul
Varians Sample
Standar Deviasi
Jumlah

Nilai
90,3696
46
165
119
83,7500
67
578,1257
24,0442
8314

Maka hasil yang diperoleh dengan rata-rata skor sebesar 90,3696,


nilai tengah sebesar 84, skor yang paling sering muncul yaitu 67 dan

61

jumlah kelas interval sebanyak 7 dapat dilihat dalam bentuk tabel


distribusi frekuensi variabel kinerja guru.
Tabel 7. Distribusi Frekuensi Data Kinerja Guru (Y)
No.
1
2
3
4
5
6
7

Interval
46 63 80 97 114 131 148 Jumlah

62
79
96
113
130
147
164

Frekuensi
Absolut
Data (fd)
11
23
27
20
9
6
1
97

Frekuensi
Relatif Data
(%)
11,34
23,71
27,84
20,62
9,28
6,19
1,03
100.00

Berdasarkan data yang ditampilkan pada tabel tersebut diatas, maka


dapat disusun grafik histogram seperti berikut.

Variabel Kinerja Guru (Y)


30
25
20

Frekuensi

15
10
5
0

Kelas Interval

Gambar 1. Histogram Distribusi Frekuensi Kinerja Guru

62

Berdasarkan gambar statistik deskriptif di atas dapat disimpulkan


bahwa skor variabel kinerja guru yang tertinggi berada di kelas 3 dengan
rata rata 80 96 nilai skor. Dan skor terendah berada di kelas 7 dengan
rata rata 148 164 skor nilai. menunjukan bahwa tingkat kinerja guru
berada pada kategori relatif tinggi.

2. Variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1)


Berdasarkan data hasil penelitian variabel Kepemimpinan Kepala
Sekolah dari 92 responden didapat hasil sebagai berikut skor tertinggi
175 dan skor terendah 48 dengan rentang skornya 127. Deskripsi statistik
data variabel Kepemimpian Kepala Sekolah dalam tabel dibawah ini.

Tabel 8. Deskripsi Statistik Variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1)


Deskriptif
Nilai Rata-rata
Nilai Terendah
Nilai Tertinggi
Rentang Nilai
Nilai Tengah
Nilai Yang Sering Muncul
Varians Sample
Standar Deviasi
Jumlah

Nilai
95,7391
48
175
127
49,0455
133
656,7224
25,6266
8808

63

Maka hasil yang diperoleh dengan rata-rata skor sebesar 95,7391,


nilai tengah sebesar 49, skor yang paling sering muncul yaitu 133 dan
jumlah kelas interval sebanyak 7 dapat dilihat dalam bentuk tabel
distribusi frekuensi variabel kepemimpinan kepala sekolah.
Tabel 9. Distribusi Frekuensi Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1)
No.
1
2
3
4
5
6
7

Interval
48 65 82 99 116 133 150 Jumlah

64
81
98
115
132
149
166

Frekuensi
Absolut
Data (fd)
12
15
30
21
11
6
2
97

Frekuensi
Relatif Data
(%)
12,37
15,46
30,93
21,65
11,34
6,19
2,06
100.00

Berdasarkan data yang ditampilkan pada tabel tersebut diatas, maka


dapat disusun grafik histogram seperti berikut.

64

Interval Data Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1)


35
30
25

Frekuensi

20
15
10
5
0

Kelas Interval

Gambar 2. Histogram Distribusi Frekuensi Kepemimpinan Kepala Sekolah


Berdasarkan gambar statistik deskriptif di atas dapat disimpulkan
bahwa skor variabel kepemimpinan kepala sekolah yang tertinggi berada
di kelas 3 dengan rata rata 82 98 nilai skor. Dan skor terendah berada
di kelas 7 dengan rata rata 150 166 skor nilai. menunjukan bahwa
tingkat kepemimpinan kepala sekolah berada pada kategori relatif tinggi.

3. Variabel Iklim Kerja Guru (X2)


Berdasarkan data hasil penelitian variabel Iklim Kerja Guru dari 55
responden didapat hasil sebagai berikut skor tertinggi 153 dan skor
terendah 103 dengan rentang skornya 62. Deskripsi statistik data variabel
iklim kerja guru dalam tabel dibawah ini.

65

Tabel 10. Deskripsi Statistik Variabel Iklim Kerja Guru (X2)


Deskriptif
Nilai Rata-rata
Nilai Terendah
Nilai Tertinggi
Rentang Nilai
Nilai Tengah
Nilai Yang Sering Muncul
Varians Sample
Standar Deviasi
Jumlah

Nilai
89,1957
32
150
133
86,0806
89,7857
626,0272
25,0205
8206

Maka hasil yang diperoleh dengan rata-rata skor sebesar 89,1957,


nilai tengah sebesar 86, skor yang paling sering muncul yaitu 90 dan
jumlah kelas interval sebanyak 7 dapat dilihat dalam bentuk tabel
distribusi frekuensi variabel iklim kerja guru.
Tabel 11. Distribusi Frekuensi Iklim Kerja Guru (X2)
No.
1
2
3
4
5
6
7

Interval
32 50 68 86 104 122 140 Jumlah

49
67
85
103
121
139
157

Frekuensi
Absolut Data
(fd)
6
13
26
31
15
7
2
100

Frekuensi
Relatif Data
(%)
6,00
13,00
26,00
31,.00
15,00
7,00
2,00
100.00

Berdasarkan data yang ditampilkan pada tabel tersebut diatas, maka


dapat disusun grafik histogram seperti berikut.

66

Interval Data Iklim Kerja Guru (X2)


35
30
25

Frekuensi

20
15
10
5
0

Kelas Interval

Gambar 3. Histogram Distribusi Frekuensi Iklim Kerja Guru


Berdasarkan gambar statistik deskriptif di atas dapat disimpulkan
bahwa skor variabel iklim kerja guru yang tertinggi berada di kelas 4
dengan rata rata 86 103 nilai skor. Dan skor terendah berada di kelas
7 dengan rata rata 140 157 skor nilai. menunjukan bahwa tingkat
iklim kerja guru berada pada kategori relatif tinggi.

B. Pengujian Persyaratan Analisis


Uji persyaratan analisis meliputi uji normalitas, uji homogenitas dan uji
linieritas. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah populasi data
berdistribusi normal atau tidak. Bila data berdistribusi normal, maka dapat
digunakan uji statistik berjenis parametrik. Uji homogenitas dilakukan untuk
mengetahui apakah objek sampel (berjumlah tiga atau lebih) yang diteliti
mempunyai varian yang sama. Bila objek yang diteliti tidak mempunyai
varian yang sama, maka uji analisis varian (ANAVA) tidak dapat
diberlakukan.

Uji

linieritas dilakukan untuk mengetahui apakah antara

67

variabel tidak bebas/terikat (Y) dan variabel bebas (X) mempunyai hubungan
linier. Uji ini biasanya digunakan sebagai prasyarat dalam penerapan metode
regresi linier.63
1. Uji Normalitas Galat Baku Taksiran (Y-)
Uji normalitas galat baku taksiran meliputi uji normalitas galat
baku taksiran (Y-) persamaan regresi variabel (Y) kinerja guru atas
variabel (X1) kepemimpinan kepala sekolah dan uji normalitas galat baku
taksiran (Y-2) persamaan regresi variabel (Y) kinerja guruatas Variabel
(X2) iklim kerja guru.Galat baku taksiran berdistribusi normal apabila
Lhitung < Ltabel pada signifikansi 0,05.
a.Uji Normalitas Galat Baku Taksiran (Y-) Persamaan Regresi (
=

72.8309 + 0.1832 X1) Variabel Terikat (Y) Kinerja guru

atas Variabel Bebas (X1) Kepemimpinan kepala sekolah.


Berdasarkan hasil uji normalitas galat baku taksiran (Y-)
persamaan regresi ( = 72.8309 + 0.1832 X) variabel (Y) Kinerja
guruatas variabel (X1) kepemimpinan kepala sekolah, diperoleh nilai
Lhitung maksimum sebesar 0,0900 sementara Ltabel pada taraf
signifikansi 0,05 dan jumlah data (n) sebanyak 92 adalah sebesar
0,0903. Maka, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa galat
baku taksiran (Y-) persamaan regresi variabel (Y) Kinerja
guruatas variabel (X1) kepemimpinan kepala sekolah, berasal dari

6363 Sofyan Siregar, Statistika Parametrik Untuk Penelitian Kuantitatif, (Jakarta:


Bumi Aksara 2013),pp.152-192

68

populasi yang berdistribusi normal (Lhitung = 0,0900< 0,903 = <


Ltabel(0,05;92)).
b.

Uji Normalitas Galat Baku Taksiran (Y-2) Persamaan Regresi


( = 23.3429 + 0.7515 X) Variabel Terikat (Y)

kinerja

guruatas Variabel Bebas (X) iklim kerja guru.


Berdasarkan hasil uji normalitas galat baku taksiran (Y- 2)
persamaan regresi = 23.3429 + 0.7515 X2 variabel (Y) kinerja
guruatas variabel (X) iklim kerja guru, diperoleh nilai Lhitung
maksimum sebesar 0,0866 sementara Ltabel pada taraf signifikansi
0,05 dan jumlah data (n) sebanyak 92 adalah sebesar 0,0903. Maka,
dengan demikian dapat disimpulkan bahwa galat baku taksiran (Y2) persamaan regresi variabel (Y) Kinerja guru atas variabel (X)
iklim kerja guru, berasal dari populasi yang berdistribusi normal
(Lhitung = 0,0866 < 0,0903 = < Ltabel(0,05;92) ).
Rangkuman uji normalitas galat baku taksiran (Y-) dapat
dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Rangkuman Uji Normalitas Galat baku Taksiran (Y-)
No

Galat Taksiran

Lhitung

Ltabel(0,05;92)

Kesimpulan

.
1
2

(Y-)
(Y-2)

0,0900
0,0866

0,0906
0,0906

Normal
Normal

2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji Bartlet yang
meliputi uji homogenitas varians data variabel terikat (Y) berdasarkan

69

data variabel bebas (X). Hipotesis yang diuji adalah semua populasi
mempunyai varian sama atau homogen apabila nilai hitung<tabel.
a. Uji Homogenitas Varians Data Skor Variabel Terikat (Y) kinerja guru
berdasarkan Data Skor Variabel Bebas (X1) kepemimpinan kepala
sekolah.Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh nilai hitung sebesar
33,690 sedangkan tabel pada taraf signifikansi 0,05 dan derajat
kebebasan (dk) 33 adalah sebesar 47,400.
homogen adalah jika nilai hitung<tabel.

Persyaratan varians

Maka dengan demikian,

varians data berasal dari populasi yang homogen ( hitung = 33,690 <
47,400 = tabel ).
b. Uji Homogenitas Varians Data Skor Variabel Terikat (Y) Kinerja
guru Berdasarkan Data Skor Variabel Bebas (X) iklim kerja
guru.Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh nilai hitung sebesar
19,337 sedangkan tabel pada taraf signifikansi 0,05 dan derajat
kebebasan (dk) 25 adalah sebesar 37,650.

Persyaratan varians

homogen adalah jika nilai hitung<tabel. Maka dengan demikian,


varians data berasal dari populasi yang homogen ( hitung = 19,337
< 37,650 = tabel ).
Rangkuman uji homogenitas varians data variabel Y berdasarkandata
X1 dan X2 dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13. Rangkuman Uji Homogenitas Varians Data Variabel Y
Berdasarkan Data X1 dan X
Varians Y
dk
Berdasarkan X

hitung

tabel ( = 0,05)

Kesimpulan

70

Y berdasarkan

49

X1
Y berdasarkan

39

23,086
34,305

65,171

Homogen

53,384

Homogen

X2
3. Uji Linearitas Regresi
Pengujian kelinearan regresi dilakukan dalam rangka menguji
model persamaan regresi variabel terikat (Y) atas variabel bebas (X)
untuk mengetahui apakah antara variabel terikat (Y) dan variabel bebas
(X) mempunyai hubungan linier. Uji kelinearan dilakukan untuk menguji
hipotesis model persamaan regresi berpola linier dan signifikan. Kriteria
pengujian signifikansi jika Fhitung > Ftabel.. Regresi linier dinyatakan berarti
jika Fhitung< Ftabel pada taraf signifikan 0,05.
a. Uji Kelinearan Regresi Hubungan Variabel Terikat (Y) Kinerja guru
dengan Variabel Bebas (X1) Kepemimpinan kepala sekolah.
Berdasarkan hasil analisis regresi sederhana, diperoleh
konstanta regresi sebesar 72.8309 dan koefisien regresi sebesar
0.1832. Dengan demikian, model hubungan antara variabel (Y)

Kinerja gurudengan variabel (X1) kepemimpinan kepala sekolah


dapat dinyatakan dalam persamaan regresi linier sederhana =
72,8309 + 0,1832 X.

Uji signifikansi dan linieritas persamaan regresi dilakukan


dengan menggunakan uji analisis varians pada tabel ANAVA
(Analisis Varians).

71

Tabel 15.

Analisis Varians (ANAVA) Uji Signifikansi dan Linieritas


Persamaan Regresi = 72,8309 + 0,1832 X
Ftabel

Sumber
Varians

dk

JK

RJK

Total

92

Regresi (a)

751332,56
52

Regresi
(b/a)

Sisa

90

Tuna Cocok

48

Galat

42

803942
751332,
5652
2005,56
16
50603,8
732
28274,1
232
22329,7
500

2005,5616

Fhitung

3,5669

(0,05)

Kesimpula
n

3,09

Sangat
Signifikan

1,986

Linier

562,2653
589,0442

1,1079

531,6607

Keterangan :
dk : derajat kebebasan
JK : Jumlah Kuadrat
RJK : Rata-rata Jumlah Kuadrat
** : Regresi sangat signifikan (Fhitung = 3,5669) > Ftabel(=0,05) =3,09)
Ns : Regresi berbentuk linier (Fhitung = 1,107 < 1,986 = Ftabel(=0,05))
Hasil uji signifikansi persamaan regresi = 72,8309 + 0,1832
X yang ditampilkan pada tabel ANAVA di atas, diperoleh skor F hitung
sebesar 3,557 lebih besar dari Ftabel (3,09) pada taraf signifikansi 0,05
dengan dk pembilang adalah satu dan dk penyebut adalah 90
menunjukkan persamaan regresi = 72,8309 + 0,1832 X

sangat

signifikan yang ditunjukkan dari skor (Fhitung = 3,557) >(Ftabel(=0,05)


=3,09) sehingga dapat digunakan untuk menjelaskan bahwa
koefisien arah regresi model hubungan antara kinerja guru dengan
kepemimpinan kepala sekolah cukup berarti.

72

Hasil uji linieritas persamaan regresi yang ditampilkan pada


tabel ANAVA diatas, diperoleh Fhitung sebesar 1,108 adalah kurang
dari Ftabel sebesar 1,986 (Fhitung = 1,108<1,986 = Ftabel) pada taraf
signifikansi 0,05 dengan dk pembilang (dk tuna cocok) adalah 48
dan dk penyebut (dk galat) adalah 42 menunjukkan persamaan
regresi = 72,8309 + 0,1832 X berbentuk linier sehingga rumus
korelasi Product Moment Pearson dapat digunakan.
150
140
130
120
110
100

f(x) = 0.18x + 72.83


R = 0.04

90
80

Kreativitas Guru (Y)

70
60
50
40
30
20
10
0
40

50

60

70

80

90

100

110

120

Ke pe m im pinan Kepala Se kolah (X1)

Model hubungan antara variabel (Y) kinerja guru dengan variabel


(X1) kepemimpinan kepala sekolah yang telah dinyatakan dalam
bentuk persamaan regresi = 72,8309 + 0,1832 X dapat
ditampilkan dalam bentuk grafik diagram pencar dapat dilihat pada
Gambar 4.

130

140

150

73

Gambar 4. Diagram Pencar Hubungan antara Variabel (Y)


Kinerja gurudengan Variabel (X1) Kepemimpinan
kepala sekolah
b. Uji Kelinearan Regresi Hubungan Variabel Terikat Kinerja guru (Y)
Iklim kerja guru dengan Variabel Bebas (X)
Berdasarkan hasil analisis regresi sederhana, diperoleh
konstanta regresi sebesar 23,3429 dan koefisien regresi sebesar
0,7515. Dengan demikian, model hubungan antara kinerja guru
dengan iklim kerja gurudapat dinyatakan dalam persamaan regresi
linier sederhana = 23,3429 + 0,7515 X
Uji signifikansi dan linieritas persamaan regresi dilakukan
dengan

menggunakan

uji

analisis

varians

(ANAVA)

yang

ditampilkan pada Tabel 16


Tabel 16. Analisis Varians (ANAVA) Uji Signifikansi dan Linieritas
Persamaan Regresi = 23,3429 + 0,7515 X
Sumber
Varians
Total
Regresi (a)
Regresi
(b/a)
Sisa
Tuna

Ftabel

(0,05)

Kesimpul
an

dk

JK

RJK

Fhitung

92

803942
751332,
5652
32169,3
736
20440,0
612
1201,86

751332,56
52
32169,373
6

141,645
5

3,09

Sangat
Signifikan

227,1118
28,6157

0,0504

1,986

Linier

1
1
90
42

74

Cocok
Galat

48

12
27238,2
000

567,4625

Keterangan :
dk : derajat kebebasan
JK : Jumlah Kuadrat
RJK : Rata-rata Jumlah Kuadrat)
** : Regresi sangat signifikan (Fhitung = 141,645> Ftabel(=0,05) = 3,09)
Ns : Regresi berbentuk linier (Fhitung = 0,0504 < 1,986 =Ftabel(=0,05))
Hasil uji signifikansi persamaan regresi = 23,3429 + 0,7515
X yang ditampilkan pada tabel ANAVA di atas, diperoleh skor F hitung
sebesar 141,645 lebih besar dari Ftabel (3,09) pada taraf signifikansi
0,05 dan dari Ftabel (3,09) pada taraf signifikansi 0,05 dengan dk
pembilang adalah satu dan dk penyebut adalah 90 menunjukkan
bahwa persamaan regresi

= 23,3429 + 0,7515 X sangat

signifikan yang ditunjukkan dari skor Fhitung (141,645) > Ftabel (3,09)
sehingga dapat digunakan untuk menjelaskan koefisien arah regresi
model hubungan antara kinerja guru dengan iklim kerja guru cukup
berarti.
Hasil uji linieritas persamaan regresi yang ditampilkan pada
tabel ANAVA diatas, diperoleh Fhitung sebesar 0,0504 adalah kurang
dari Ftabel sebesar 1,986 (Fhitung = 0,0504<1,986 = Ftabel) pada taraf
signifikansi 0,05 dengan dk pembilang (dk tuna cocok) adalah 42
dan dk penyebut (dk galat) adalah 48 menunjukkan persamaan
regresi = 23,3429 + 0,7515 X berbentuk linier sehingga rumus
korelasi Product Moment Pearson dapat digunakan.

75

Model hubungan antara variabel (Y) kinerja guru dengan


variabel (X) iklim kerja guru yang telah dinyatakan dalam bentuk
persamaan regresi = 23,3429 + 0,7515 X dapat ditampilkan
dalam bentuk grafik diagram pencar dapat dilihat pada Gambar 5.

150
140
130

f(x) = 0.75x + 23.34


R = 0.61

120
110
100
90
80

Kreativitas Guru (Y)

70
60
50
40
30
20
10
0
20

30

40

50

60

70

80

90

100

110

120

130

140

150

Ik lim Kerja Guru (X2)

Gambar 5. Diagram Pencar Hubungan antara Variabel (Y)


Kinerja guru dengan Variabel (X) Iklim kerja guru

C. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dimaksudkan untuk menguji tiga hipotesis
penelitian yang telah dirumuskan yaitu :
1. Terdapat hubungan positif antara variabel terikat kinerja guru dengan
variabel bebas kepemimpinan kepala sekolah.
2. Terdapat hubungan positif antara variabel terikat kinerja guru dengan
variabel bebas iklim kerja guru.

76

3. Terdapat hubungan positif antara variabel terikat kinerja guru bersamasama dengan varibel bebas kepemimpinan kepala sekolah dan variabel
bebas iklim kerja guru.
Pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis korelasi dan regresi.
Pengujian hipotesis pertama dan kedua menggunakan analisis korelasi dan
regresi sederhana, sedangkan hipotesis ketiga menggunakan analisis korelasi
berganda.
1. Hubungan antara Variabel Terikat (Y) Kinerja guru dengan Variabel
Bebas (X1) Kepemimpinan kepala sekolah.
Ho : yi 0 : Tidak terdapat hubungan antara variabel terikat Kinerja
guru dengan variabel bebas Kepemimpinan kepala
sekolah.
Ho : yi> 0 : Terdapat hubungan antara variabel terikat Kinerja
gurudengan variabel bebas Kepemimpinan kepala
sekolah.
Berdasarkan perhitungan uji kelinearan regresi, hubungan antara
variabel terikat (Y) Kinerja gurudengan variabel bebas

(X1)

kepemimpinan kepala sekolah dinyatakan dalam persamaan regresi linier


sederhana = 72,8309 + 0,1832 X. Hasil uji signifikasi persamaan
regresi tersebut menunjukkan bahwa persamaan regresi = 72,8309 +
0,1832 X tersebut sangat signifikan yang ditunjukkan dengan skor Fhitung

(3,556) > Ftabel (3,09). Hasil uji linieritas persamaan regresi menunjukkan
persamaan regresi = 72,8309 + 0,1832 X berbentuk linier yang

77

ditunjukkan dengan skor Fhitung (1,108) < Ftabel (1,986) sehingga rumus
korelasi Product Moment Pearson dapat digunakan.
Hasil perhitungan koefisien korelasi (ry1) menunjukkan bahwa
terdapat hubungan positif yang sedang antara variabel terikat (Y) Kinerja
gurudengan variabel bebas (X1) kepemimpinan kepala sekolah dengan
skor ry1 adalah sebesar 0,1952.
Uji signifikasi korelasi menunjukkan hubungan kedua variabel
tersebut signifikan dengan skor thitung (3,4096) lebih besar dari ttabel (1,986)
pada taraf signifikansi 0,05. Hasil perhitungan koefisien korelasi dan uji
signifikansi korelasi antara variabel terikat (Y) kinerja guru dengan
variabel bebas (X1) kepemimpinan kepala sekolah dapat dilihat pada
Tabel 17.
Tabel 17.Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi dan Uji Signifikansi
Koefisien Korelasi antara Variabel Terikat (Y)Kinerja
gurudengan Variabel Bebas (X1)Budaya
Organisasi.
dk

Koefisien
Korelasi (ry1)

thitung

92

0,1952

3,4096**

ttabel
=
0,05

=
0,01

1,986

2,624

Kesimpula
n
Sangat
Signifikan

Keterangan :
**

: Koefisien korelasi sangat signifikan (t hitung = 3,4096 > 2,624 =


ttabel(=0,01))
Koefisien Determinasi (ry12) dari korelasi antara variabel terikat (Y)

kinerja guru dengan variabel bebas (X1) kepemimpinan kepala sekolah


adalah sebesar 0,1952 yang berarti bahwa hanya 19,5% kontribusi

78

kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru di SMP SeKomisariat Cicurug Kabupaten Sukabumi.

79

2. Hubungan antara Variabel Terikat Kinerja guru (Y) dengan Variabel


Bebas (X) Iklim kerja guru.
Ho : yi 0

: Tidak terdapat hubungan antara variabel terikat kinerja


guru dengan variabel bebas iklim kerja guru.

Ho : yi> 0 : Terdapat hubungan antara variabel terikat kinerja guru


dengan variabel bebas iklim kerja guru .
Berdasarkan perhitungan uji kelinearan regresi, hubungan antara
variabel terikat (Y) kinerja guru dengan variabel bebas (X) iklim kerja
guru dinyatakan dalam persamaan regresi linier sederhana = 23,3429
+ 0,7515 X.

Hasil uji signifikasi persamaan regresi tersebut

menunjukkan bahwa persamaan regresi = 23,3429 + 0,7515 X


tersebut sangat signifikan yang ditunjukkan dengan skor F hitung (11,902) >
Ftabel (3,09).

Hasil uji linieritas persamaan regresi menunjukkan

persamaan regresi = 23,3429 + 0,7515 X berbentuk linier sehingga


rumus korelasi Product Moment Pearson dapat digunakan.
Hasil perhitungan koefisien korelasi (ry2) menunjukkan bahwa
terdapat hubungan positif yang rendah antara Variabel Terikat (Y) kinerja
guru dengan Variabel Bebas (X) iklim kerja guru dengan skor r y2 adalah
sebesar 0,782. Uji signifikasi korelasi menunjukkan hubungan kedua
variabel signifikan dengan skor thitung

= 11,902 lebih besar dari ttabel

(1,986) pada taraf signifikansi 0,05. Hasil perhitungan koefisien korelasi


dan uji signifikansi korelasi antara Variabel Terikat (Y) kinerja guru

80

dengan Variabel Bebas (X) iklim kerja guru, dapat dilihat pada Tabel
18.
Tabel 18. Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi dan Uji Signifikansi
Koefisien Korelasi antara Variabel Terikat (Y) Kinerja
gurudengan Variabel Bebas(X) Iklim kerja guru.
dk

Koefisien Korelasi
(ry2)

thitung

92

0,782

11,902**

ttabel
= 0,05 =0,01
1,986

2,624

Kesimpulan
Sangat
Signifikan

Keterangan :
**: Koefisien korelasi sangat signifikan (thitung= 11,902 > 2,624 = ttabel(=0,01))
Koefisien Determinasi (ry22) dari korelasi antara variabel terikat
(Y) Kinerja guru dengan variabel bebas (X) iklim kerja guru adalah
sebesar 0,782 yang berarti bahwa hanya 78 % kontribusi iklim kerja guru
yang mempengaruhi kinerja guru di SMP Se-Komisariat Cicurug
Kabupaten Sukabumi.
3. Hubungan antara variabel terikat kinerja guru bersama-sama dengan
varibel bebas kepemimpinan kepala sekolah dan variabel bebas iklim
kerja guru.
Ho : yi 0

: Tidak terdapat hubungan antara variabel terikat


Kinerja

gurubersama-sama

dengan

variabel

bebas kepemimpinan kepala sekolah dan variabelbebas


iklim kerja guru
Ho : yi> 0 : Terdapat hubungan antara variabel terikat kinerja guru
bersama-sama dengan variabel bebas kepemimpinan
kepala sekolah dan variabel bebas iklim kerja guru.

81

Berdasarkan hasil analisis regresi ganda diperoleh konstanta a


adalah 59,088 koefisien regresi b1 adalah 0,432 dan koefisien regresi b2
adalah 0,206. Maka model hubungan antara kepemimpinan kepala
sekolah dan iklim kerja guru bersama-sama dengan kinerja guru
dinyatakan dalam persamaan regresi linier ganda = 59,088 + 0,432X 1 +
0,206X.
Uji signifikansi persamaan regresi linier ganda dilakukan dengan
menggunakan uji F dalam Tabel ANAVA yang ditampilkan pada Tabel
19.
Hasil uji signifikansi persamaan regresi linier ganda yang
ditampilkan pada tabel ANAVA diatas, diperoleh F hitung adalah 26,006
lebih besar dari Ftabel (4,819) pada taraf signifikansi 0,01 dengan dk
pembilang 2 dan dk penyebut 102, menunjukkan persamaan regresi
linear ganda = 59,088 + 0,432X1 + 0,206 X sangat signifikan (Fhitung
=26,006> 4,819 = Ftabel(=0,01)).
Tabel 19. Analisis Varians (ANAVA) Uji Signifikansi Persamaan
Regresi Linear Ganda = 59,088 + 0,432 X1 + 0,206X
Sumbe
r
Varians
Total

dk

JK

91

20505,73
82
32103,69
66
52609,43
48

Regresi 2
Sisa

89

RJK

Fhitung

11,8166
10252,8 **
691
360,715
7

Ftabel

=
0,05
=0,01

Kesimpula
n

3,09

Sangat
Signifikan

4,819

82

Keterangan :
dk : derajat kebebasan
JK : Jumlah Kuadrat
RJK : Rata-rata Jumlah Kuadrat)
** : Regresi sangat signifikan (Fhitung =11,816 > 4,819 = Ftabel(=0,01))
Hasil perhitungan koefisien ganda dan uji signifikansi koefisien
korelasi ganda antara variabel (X1) kepemimpinan kepala sekolah dan
variabel (X) iklim kerja gurudapat dilihat pada Tabel 20.
Tabel 20. Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi Ganda dan Uji
Signifikansi Korelasi Ganda Variabel X1 dan X2 secara
bersama-samadengan Variabel Y.
dk

89

Koefisien
Korelasi
(ry12)

Fhitung

0.7919

74,860**

Ftabel
=
0,05

=0,01

3,09

4,819

Kesimpulan
Sangat
Signifikan

Keterangan :
**: Koefisien korelasi ganda sangat signifikan (F hitung = 74,860>4,819 =
Ftabel(=0,01)).
Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh koefisien korelasi ganda
(ry12) sebesar 0,7919, yang berarti terdapat hubungan positif yang sedang
antara kepemimpinan kepala sekolah dan iklim kerja guru secara
bersama-sama dengan kinerja guru. Hasil uji signifikansi korelasi ganda
diperoleh Fhitung (74,860) lebih besar dari Ftabel

(4,819) pada taraf

signfikansi 0,01 dengan dk pembilang 2 dan dk penyebut 89,


menunjukkan bahwa koefisien korelasi ganda antara kepemimpinan
kepala sekolah dan iklim kerja guru secara bersama-sama dengan kinerja
guru sangat signifikan (Fhitung = 74,860> 4,819 = Ftabel(=0,01)). Maka,
dengan demikian, hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis alternatif (H1)

83

diterima yang artinya adalah terdapat hubungan positif yang sangat


signifikan antara Kepemimpinan kepala sekolah dan Iklim kerja guru
secara bersama-sama dengan kinerja guru.
Koefisien korelasi ganda (ry122) dari korelasi ganda antara variabel
bebas (X1) kepemimpinan kepala sekolah dan variabel bebas (X) iklim
kerja guru secara bersama-sama dengan variabel (Y) kinerja guru adalah
sebesar 0,791 yang berarti 79,1% variasi kinerja guru dapat dijelaskan
oleh variasi kepemimpinan kepala sekolah dan iklim kerja guru tersebut
terhadap kinerja guru secara bersama-sama melalui persamaan regresi
ganda =

79,5638 + 0,1043X1 + 0,1768X2.

Hasil pengujian hipotesis ketiga menunjukkan bahwa terdapat


hubungan positif yang sangat signifikan antara kepemimpinan kepala
sekolah dan iklim kerja guru secara bersama-sama dengan kinerja guru,
yang artinya semakin efektif kepemimpinan kepala sekolah dan iklim
kerja guru secara bersama-sama, semakin tinggi kinerja guru di SMP SeKomisariat Cicurug Kabupaten Sukabumi.
4. Analisis Korelasi Parsial
Hasil perhitungan koefisien korelasi parsial dan uji signifikansi
koefisien korelasi parsial dapat dilihat pada Tabel 21.

84

Tabel 21. Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi Parsial dan


Uji SignifikansiKoefisien Korelasi Parsial
Variabel
Pengontrol
X1

Koefisien
Korelasi
Parsial
(ry2.1)=

X2

(ry1.2)=

ttabel
thitung
75,1268
8,2103

= 0,05

=0,01

1,986

2,624

1,986

2,624

Kesimpula
n
Sangat
Signifikan
Sangat
Signifikan

Keterangan :
** : Sangat Signifikan (thitung > ttabel (=0,01)).
Hasil uji korelasi parsial diuji antara variabel (X1) kepemimpinan
kepala sekolah dengan variabel (Y) Kinerja guru apabila variabel (X2)
iklim kerja guru di kontrol diperoleh nilai koefisien korelasi parsial (ry12)
sebesar 8,210. Uji signifikansi koefisien korelasi parsial antara kinerja
guru dengan kepemimpinan kepala sekolah dengan mengontrol variabel
iklim kerja guru dilakukan dengan uji t.

Berdasarkan hasil uji

signifikansi koefisien korelasi parsial diperoleh thitung = 75,127 lebih dari


ttabel (1,986) pada taraf signifikansi 0,05 dengan dk 89, menunjukkan
bahwa koefisien korelasi parsial antara variabel (X 1) kepemimpinan
kepala sekolah dengan variabel (Y) kinerja guru apabila variabel (X 2)
iklim kerja guru di kontrol adalah signifikan (t hitung = 75,127 > 1,986=
ttabel (=0,05)). Maka, apabila variabel (X2) iklim kerja guru dikontrol,
terdapat hubungan positif antara variabel (X1) kepemimpinan kepala
sekolah dengan variabel (Y) kinerja guru. Hal tersebut juga berarti bahwa
hubungan antara variabel (X1) kepemimpinan kepala sekolah dengan

85

variabel (Y) Kinerja guru tidak dipengaruhi secara signifikan oleh


variabel (X2) iklim kerja guru.
Hasil uji korelasi parsial diuji antara variabel (X2) iklim kerja guru
dengan variabel (Y) Kinerja guru apabila variabel (X1) kepemimpinan
kepala sekolah dikontrol diperoleh nilai koefisien korelasi parsial (r y12)
sebesar 8,210. Uji signifikansi koefisien korelasi parsial antara iklim
kerja guru dengan kepemimpinan kepala sekolah dengan mengontrol
variabel Kinerja guru dilakukan dengan uji t.

Berdasarkan hasil uji

signifikansi koefisien korelasi parsial diperoleh thitung (8,210) lebih besar


dari ttabel (1,986) pada taraf signifikansi 0,05 dengan dk 89, menunjukkan
bahwa koefisien korelasi parsial antara variabel (X2) iklim kerja guru
dengan variabel (Y) Kinerja guru apabila variabel (X1) kepemimpinan
kepala sekolah dikontrol adalah signifikan (thitung = 8,210 <1,986 =
ttabel(=0,05)). Maka, apabila variabel (X1) kepemimpinan kepala sekolah
dikontrol, terdapat hubungan positif antara variabel (X2) iklim kerja guru
dengan variabel (Y) kinerja guru.

Hal tersebut juga berarti bahwa

hubungan antara variabel (X2) iklim kerja guru dengan variabel (Y)
Kinerja guru dipengaruhi oleh variabel (X1) kepemimpinan kepala
sekolah.

D. Pembahasan Hasil Penelitian


Hasil penelitian secara keseluruhan menunjukkan bahwa: (1) terdapat
hubungan positif yang sangat signifikan antara variabel (X 1) kepemimpinan

86

kepala sekolah dengan variabel (Y) kinerja guru, (2) terdapat hubungan
positif yang sangat signifikan antara variabel (X 2) iklim kerja guru dengan
variabel (Y) kinerja guru, dan (3) terdapat hubungan positif yang sangat
signifikan antara variabel bebas (X1) kepemimpinan kepala sekolah dan
variabel bebas (X) iklim kerja guru secara bersama-sama dengan variabel
(Y) kinerja guru.
1.

Hubungan antara Kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja guru.


Model hubungan antara kepemimpinan kepala sekolah dengan
kinerja guru dapat dinyatakan dalam persamaan regresi linier sederhana
= 72.8309 + 0.1832 X, artinya setiap peningkatan satu unit nilai
kepemimpinan kepala sekolah akan diikuti oleh peningkatan nilai kinerja
guru sebesar 0,183 unit dengan konstanta 72,8309. Persamaan regresi
= 72.8309 + 0.1832 X dapat digunakan untuk memprediksi skor kinerja
guru jika skor kepemimpinan kepala sekolah diketahui. Nilai koefisien
korelasi (ry1) sebesar 0,1952 menunjukkan hubungan yang positif antara
kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja guru. Kontribusi kinerja
guru terhadap kepemimpinan kepala sekolah ditunjukkan oleh nilai
koefisien determinasi (ry12) sebesar 0,1952 yang berarti 19,5% variasi
kinerja guru(Y) dapat dijelaskan oleh variasi kepemimpinan kepala
sekolah melalui persamaan = 72.8309 + 0.1832 X.
Kepemimpinan kepala sekolah yang kuat menunjukkan bahwa
nilai-nilai inti kepemimpinan dipegang teguh dan dijunjung bersama.
Semakin banyak guru yang menerima nilai-nilai dan semakin besar

87

komitmen

mereka

terhadap

nilai-nilai

tersebut,

semakin

kuat

kepemimpinan kepala sekolah. Kepemimpinan kepala sekolah yang kuat


akan berpengaruh terhadap perilaku para guru karena kadar kebersamaan
dan intensitas yang tinggi akan menciptakan suasana internal berupa
kendali perilaku yang tinggi.
Komitmen kepala sekolah terhadap sekolah adalah suatu sikap
kesetiaan (loyalitas) yang ditunjukkan oleh seseorang dan memiliki,
tanggung jawab yang tinggi, serta selalu ingin terlibat didalam berbagai
kegiatan dan ingin tetap selalu berada didalam sekolah tersebut dengan
penuh keyakinan dalam keadaan apapun demi untuk mencapai tujuan
sekolah.
Dengan demikian Kepemimpinan kepala sekolah yang kuat
mencerminkan kesepakatan yang tinggi antar guru mengenai apa yang
diyakini organisasi. Keharmonisan tujuan bersama ini akan membangun
kekompakan, loyalitas dan kinerja guru.
Hubungan antara kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja
guru dapat di lihat secara sinergis, kepemimpinan kepala sekolah akan
mampu meningkatkan kinerja guru dalam memiliki tanggungjawab yang
tinggi, serta selalu ingin terlibat dalam berbagai kegiatan dan ingin tetap
selau berada dalam organisasi dengan penuh keyakinan dalam keadaan
apapun demi untuk mencapa tujuan sekolah.

88

2.

Hubungan antara Iklim kerja guru dengan Kinerja guru


Model hubungan antara iklim kerja guru dengan kinerja guru
dinyatakan dalam persamaan regresi linier sederhana = 23.3429 +
0.7515X, artinya setiap peningkatan satu unit nilai iklim kerja guru akan
diikuti oleh peningkatan nilai kinerja guru sebesar 0,7515 unit dengan
konstantan 23,3429. Persamaan regresi = 23.3429 + 0.7515X dapat
digunakan untuk memprediksi skor kinerja guru jika skor iklim kerja
guru diketahui.

Nilai koefisien korelasi (ry2) adalah sebesar 0,782

menunjukkan hubungan yang positif antara iklim kerja gurudengan


kepuasan kerja guru. Kontribusi iklim kerja guru terhadap kinerja guru
ditunjukkan oleh nilai koefisien determinasi (ry22) sebesar 0,782 yang
berarti 78,2% variasi kinerja guru (Y) dapat dijelaskan oleh variasi iklim
kerja guru (X2) melalui persamaan regresi

= 95,144 + 0,295X.

Kinerja guru dalam penelitian ini adalah suatu sikap kesetiaan


(loyalitas) yang ditunjukan oleh seseorang

dan memiliki, tanggung

jawab yang tinggi, serta selalu ingin terlibat didalam berbagai kegiatan
dan ingin tetap selalu berada didalam sekolah tersebut dengan penuh
keyakinan dalam keadaan apapun demi untuk mencapai tujuan sekolah.
3.

Hubungan antara Kepemimpinan kepala sekolah dan Iklim kerja guru


secara Bersama-sama dengan Kinerja guru.
Model hubungan antara kepemimpinan kepala sekolah dan iklim
kerja guru secara bersama-sama dengan kinerja guru dapat dinyatakan
dalam persamaan regresi linier ganda = 79,5638 + 0,1043X1 +

89

0,1768X2. Hal ini berarti bahwa apabila nilai kepemimpinan kepala


sekolah (X1) dan nilai iklim kerja guru (X2) meningkat sebesar satu unit,
maka nilai Kinerja guru (Y) akan meningkat sebesar 0,104300 dan
0,1768 unit dengan konstanta 79,5638.
Nilai koefisien korelasi ganda (ry12) sebesar 0,7919, yang berarti
terdapat hubungan positif antara kepemimpinan kepala sekolah dan iklim
kerja guru secara bersama-sama dengan kinerja guru.

Kontribusi

kepemimpinan kepala sekolah dan iklim kerja guru secara bersama-sama


ditunjukkkan oleh nilai koefisien determinasi ganda (ry122) sebesar 0,7919
yang berarti 79,19% variasi budaya kinerja gurudapat dijelaskan oleh
variasi perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan iklim kerja guru
secara bersama-sama melalui persamaan regresi ganda = 79,5638 +
0,1043X1 + 0,1768X2.
Bila dilihat secara keseluruhan, maka hasil penelitian menunjukkan
bahwa terdapat hubungan yang positif antara kepemimpinan kepala
sekolah dengan iklim kerja guru terhadap kinerja guru. Namun,
hubungan antara kepemimpinan kepala sekolah dengan Kinerja guru
relatif lebih kuat dibandingkan dengan hubungan antara iklim kerja guru
dengan Kinerja guru.

E. Keterbatasan Penelitian
Penelitian yang telah dilaksanakan ini tidak terlepas dari segala
keterbatasan antara lain yaitu :

90

1. Kinerja guru dipengaruhi oleh berbagai variabel, sedangkan penelitian ini


hanya terbatas pada dua variabel saja yaitu kepemimpinan kepala sekolah
dan kepuasan kerja. Variabel yang tidak diteliti adalah lingkungan kerja,
kedisiplinan dan prestasi guru, sarana prasarana, insentif, kompetensi ,
pengembangan

karir,

gaya

kepemimpinan

kepala

sekolah,

dan

komunikasi interpersonal .
2. Populasi penelitian hanya terbatas pada SMP Se- Komisariat Cicurug
yang berstatus PNS, sehingga generalisasi hasil penelitian hanya berlaku
pada populasi penelitian ini.
BAB V
KESIMPULAN
Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan
antara kepemimpinan kepala sekolah dan iklim kerja dengan kinerja guru di
SMPN Se-Komisariat Cicurug Kabupaten Sukabumi. Berdasarkan hasil penelitian
dapat dikemukakan kesimpulan, dan saran sebagai berikut :

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis, maka diperoleh
kesimpulan penelitian sebagai berikut :
1. Terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara kepemimpinan
kepala sekolah dengan iklim kerja yang ditunjukkan dengan nilai
koefisien korelasi (ry1) sebesar 0,1952 dan didukung persamaan regresi
= 72.8309 + 0.1832 X. Kontribusi hubungan kepemimpinan kepala

90

sekolah yang sedang terhadap iklim kerja adalah sebesar 19,5% yang
ditunjukkan oleh nilai koefisien determinasi (ry12) sebesar 0,038.
2. Terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara iklim kerja
dengan kinerja guru yang ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi
(ry2) sebesar 0,782 dan didukung persamaan regresi = 23.3429 +
0.7515X, Kontribusi hubungan iklim kerja guru yang rendah terhadap
kinerja guru adalah sebesar 78,2% yang ditunjukkan oleh nilai koefisien
determinasi (ry22) sebesar 0,6115.
3. Terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara kepemimpinan
kepala sekolah dan secara bersama-sama dengan kinerja guru yang
ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi (ry12) sebesar 0,7919 dan
didukung persamaan regresi = 79,5638 + 0,1043X1 + 0,1768X2.
Kontribusi hubungan kepemimpinan kepala sekolah dan iklim kerja guru
secara bersama-sama yang sedang terhadap kinerja guru adalah sebesar
79,19% yang ditunjukkan oleh nilai koefisien determinasi (r y122) sebesar
0,627.
4.

Berdasarkan temuan penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa

terdapat hubungan positif antara kepemimpinan dan iklim kerja terhadap


kinerja guru di SMPN Se-Komisariat Cicurug.
5.
6.
7.
8.

91

9.

Anda mungkin juga menyukai