Anda di halaman 1dari 20

REFRESHING STASE BEDAH

HERNIA
Andi Silpia
2011730122
Pembimbing : dr. Maya S., Sp.B
Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah
RSUD Kelas B Kota Cianjur
Universitas Muhammadiyah Jakarta
2016

EMBRIOLOGI
Gubernakulum ligamentosa terbentuk dan turun pada
salah satu sisi abdomen dan melekat pada
permukaan dalam lipatan labium-skrotum melalui
dinding anterior abdomen pada cincin inguinalis
interna dan kanalis inguinalis.

Prosesus vaginalis merupakan penonjolan divertikulum peritoneum yang


terbentuk disebelah ventral gubernakulum dan berherniasi melalui dinding
abdomen dengan gubernakulum kedalam kanalis inguinalis.
Testis yang mulanya terletak didalam rigi urogenital di retroperitoneum turun ke
daerah cincin dalam pada umur kehamilan 28 minggu
Testis turun kedalam skrotum pada umur kehamilan 29 minggu. Setiap testis
turun melalui kanalis inguinalis eksterna ke prosesus vaginalis.
2

EMBRIOLOGI
Selama beberapa minggu lapisan prosesus vaginalis secara normal berobliterasi
masuk kedalam saluran inguinal disekitar cincin interna.
Kegagalan obliterasi mengakibatkan berbagai
anomali inguinal. Kegagalan total obliterasi akan
menghasilkan herna inguinalis total.

Obliterasi distal dengan bagian distal patensi


akan menghasilkan hernia inguinalis lateralis.

ANATOMI

ANATOMI

ANATOMI

HERNIA

Hernia merupakan
protusi atau penonjolan
isi suatu rongga melalui
defek atau bagian lemah
dari dinding rongga yang
bersangkutan.

Komponen Hernia :
1. Kantong Hernia
2. Isi Hernia
3. Pintu atau Leher Hernia

EPIDEMIOLOGI

75% dari semua hernia abdomen terjadi


pada pangkal paha.
Laki-laki : perempuan rasio untuk hernia
inguinalis adalah 7:1, Hernia indirect
melebihi hernia direct oleh sekitar 2:1, Lakilaki : perempuan rasio untuk hernia
inguinalis adalah 7:1, Insiden yang terjadi
bervariasi antara 5% sampai 8% pada pasien
dengan usia 25 sampai 40 tahun. Hernia
yang terjadi pada > 45 % laki-laki pada
usia 75 tahun dan lebih tua.

ETIOLOGI
Batuk
Penyakit paru obstruktif kronik
Kegemukan
Sembelit/konstipasi
Kehamilan
Berat lahir kurang dari 1500 gram
Riwayat keluarga hernia
Asites
Gangguan jaringan ikat bawaan
Sayatan sebelumnya dibagian quadran kanan bawah abdomen
Merokok
Mengangkat beban berat

KLASIFIKASI HERNIA
HERNIA
Berdasarkan Waktu
Terjadinya

Berdasarkan
Tempatnya

Hernia Kongenital
Hernia aquisita/
didapat

Hernia Inguinalis
Hernia Femoralis
Hernia Umbilikalis

Berdasarkan Sifatnya

Hernia Reponibel
Hernia Ireponibel
Hernia Strangulata
Hernia Inkarserata

PATOFISIOLOGI
Faktor kongenital (kegagalan
penutupan prosesus vaginalis
pada waktu kehamilan)

Faktor yang didapat (batuk kronik,


mengejan saat miksi dan defekasi,
pekerjaan yang berhubungan dengan
beban berat)

Masuknya isi rongga perut


melalui kanalis inguinalis

Peningkatan tekanan intra


abdomen

Jika cukup panjang akan menonjol


keluar melalui anulus inguinalis
ekdternus
Tonjolan akan sampai ke spektrum
Dapat kembalii secara
spontan (manual)

HERNIA
Tidak dapat kembali secara
spontan

Tindakan
pembedahan

DIAGNOSA

Anamnesis
Nyeri
Benjolan di inguinal/scrotum
Benjolan dapat masuk lagi/menetap
Gangguan passage usus
Mual, muntah, kembung, tidak bisa BAB, tidak bisa
buang angin, nyeri perut hebat, perut tegang (hernia
incarserata)
Nekrosis usus
Gangguan passage usus disertai demam, nyeri hebat
(hernia strangulata)

Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Pasien diminta mengedan dalam posisi berdiri dapat dilihat
hernia inguinalis lateralis muncul sebagai penonjolan di
regio inguinalis yang berjalan dari lateral atas ke medial
bawah
Palpasi
Jika pasien diminta untuk batuk pada pemeriksaan jari
dimasukan ke annulus dan tonjolan terasa pada sisi jari
hernia ingunalis medialis.
Jika terasa pada ujung jari hernia ingunalis lateralis.

ZIEMANS TEST

FINGER TEST

THUMB TEST

PENATALAKSANAAN HERNIA
NON OPERATIF
Pengobatan konservatif terbatas pada
tindakan melakukan reposisi dan
pemakaian penyangga (pemakaian
sabuk) atau penunjang untuk
mempertahankan isi hernia yang telah
direposisi.
Bila menolak operasi
Disertai penyakit berat yang dapat
meningkatkan tekanan intra abdominal
(asites, sirosis hepatik, tumor paru)
Hernia inguinalis medialis ukuran kecil
dan belum mengganggu (dengan
mengatasi faktor penyebabnya terlebih
dahulu).

OPERATIF

1
Herniotomy

2
Herniorrhapy

TEHNIK TINDAKAN BEDAH


Bassini
Conjoint tendon dengan Menjait conjoint tendon dengan ligamentum
inguinal untuk memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis.

Shouldice
Seperti bassini ditambah jahitan fascia transversa dengan ligamentum
Cooper.

Halsted
Menempatkan muskulus oblikuus eksterna diantara cord kebalikannya
cara bassini. Seperti bassini tetapi funikulus spermatikus berada diluar
apponeurosis M.O.E.

PROGNOSA
Prognosa tergantung pada keadaan umum
penderita serta ketepatan penanganan. Tetapi
pada umumnya baik karena kekambuhan
setelah operasi jarang terjadi, kecuali pada
hernia berulang atau hernia yang besar. Pada
penyakit hernia ini yang penting adalah
mencegah faktor predisposisinya.

DAFTAR PUSTAKA
Fitzgibbons R J. Ahluwalia H S. 2006. Inguinal Hernia. Schwartz
Manual Of Surgery, eigth edition. US : McGraw-Hills Companies. 920942.
Gray Henry. 2000. Grays anatomy of human body XII. Surface
natomy and Surface Markings, Bartleby. Philadelphia. 350-351.
Townsend. Courtney M. 2004. Hernias. Sabiston Textbook of Surgery.
17 th Edition. Philadelphia. Elsevier Saunders. 1199-1217.
W. Steve M. D. 2004. Hernia. Sabiston Textbook Of Surgery. 16 th
Edition. Philadelphia. Elsevier Saunders. 783-800.
Way L. W. 2003. Hernia and Other Lesions of abdominal Wall. Current
Surgical Diagnosis and Treatment, ninth edition. Prentice Hall
International Inc. 700-710.
Zinner, Michael J. Maingots Abdominal Operation. 11th Editon.
Brunicardi, F Charles. 2005. Inguinal Hernias. Schwartzs Principles of
Surgery. Eighth edition. New York. Mc Graw-Hill.

Anda mungkin juga menyukai