Anda di halaman 1dari 10

EFEKTIFITAS DEEP BREATHING RELAXATION TERHADAP

ANSIETAS MAHASISWA DALAM PRA PEMBELAJARAN KLINIK


PRODI DIII KEPERAWATAN DI UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MAGELANG
EFFECTIVENESS OF DEEP BREATHING RELAXATION TOWARD
ANXIETY STUDENT IN PRE LEARNING CLINICAL
UNIVERSITY OF MUHAMMADIYAH MAGELANG
Kharisma Data1, Sambodo Sriadi Pinilih2, Sodiq Kamal3
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Magelang
Abstrak
Ansietas merupakan gangguan kesehatan jiwa ringan, ansietas berbahaya ketika
berada pada tingkatan panik atau ketakutan. Datangnya ansietas tidak terduga tergantung
dari stresor yang mempengaruhi. Ansietas sering terjadi oleh para mahasiswa diantaranya
ketika mahasiswa akan menghadapi situasi yang sulit atau keadaan yang dirasakan sangat
mengganggu ketenangannya. Deep breathing relaxation adalah salah satu upaya untuk
mengatasi ansietas. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektifitas deep breathing
relaxation terhadap ansietas mahasiswa dalam pra pembelajaran klinik prodi D3
keperawatan di Universitas Muhammadiyah Magelang. Penelitian dilakukan kepada
mahasiswa sejumlah 95 mahasiswa dalam satu kelompok. Metode yang digunakan secara
kuantitatif yang dilakukan secara intervensional sehingga penelitian ini menggunakan
rancangan penelitian Quasi Eksperimen, mengambil jenis one group pre test-postest. Hasil
dari penelitian ini sebelum dilakukan tindakan deep breathing relaxation, sebagian besar
mahasiswa mengalami ansietas tingkat rendah dalam pra pembelajaran klinik pertamanya.
Setelah diberikan tindakan deep breathing relaxation, Hasil analisis Wilcoxon test
diperoleh nilai Z hitung sebesar -4.213 dengan tingkat signifikansi p = 0.001 < 0.05, yang
berarti secara statistic deep breathing relaxation efektif dalam menurunkan tingkat ansietas
mahasiswa dalam menghadapi pra pembelajaran klinik pertamanya. Hipotesis yang
menyatakan ada pengaruh antara deep breathing relaxation terhadap ansietas mahasiswa,
dinyatakan diterima dan terbukti kebenarannya.
Kata kunci : Teknik relaksasi nafas dalam, kecemasan.
Abstract
Anxiety is a mild mental health disorders, anxiety is dangerous when the level of
panic or fear. Unexpected arrival of anxiety depending on stressors that affect. Anxiety
often occurs by the students such as the student will face a difficult situation or state of

composure that very disturbing. Deep breathing relaxation is one way to overcome anxiety.
Objective from this research to determine the effectiveness of deep breathing relaxation on
anxiety of students in pre-clinical learning Department D3 nursing at the University of
Muhammadiyah Magelang. Research carried out to students some 95 students in one
group. Quantitative methods are carried out so that the interventional study using QuasiExperimental research design, taking any kind of one-group pretest posttest. Results
before action is taken deep breathing relaxation, most of the students had a low level of
anxiety in his first pre-clinical learning. Having given action deep breathing relaxation,
analysis wilcoxon test Z values obtained count of -4213 with a significance level p = 0.001
< 0.05, which means that deep breathing relaxation statistically effective in reducing
anxiety levels of students in the face of his first pre-clinical learning. Hypothesis stating no
influence between anxiety deep breathing relaxation to students, are accepted and proven
true.
Keywords : deep breathing relaxation, anxiety

1. Pendahuluan
Gangguan jiwa dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu gangguan jiwa ringan
(Neurosa) dan gangguan jiwa berat (Psikosis). Psikosis ada dua jenis yaitu psikosis
organik, dimana didapatkan kelainan pada otak dan psikosis fungsion tidak terdapat
kelainan pada otak. Psikosis salah satu bentuk gangguan jiwa merupakan ketidakmampuan
untuk berkomunikasi atau mengenali realitas yang menimbulkan kesukaran dalam
kemampuan seseorang berperan sebagaimana mestinya dalam kehidupan sehari-hari. Salah
satu gejala psikosis yang dialami penderita gangguan jiwa adalah yang merupakan
gangguan persepsi dimana pasien mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi.
Ansietas merupakan gangguan kesehatan jiwa ringan, ansietas berbahaya ketika berada
pada tingkatan panik atau ketakutan. Ada berbagai macam tingkat ansietas tetapi ketika
ansietas menimpa pada diri seseorang maka harus segera dipikirkan cara untuk
mengatasinya. (Davison, Neale dan King, 2006).
Ansietas masih menjadi salah satu masalah gangguan kesehatan jiwa yang masih banyak
terjadi, baik di negara-negara maju maupun di negara berkembang seperti di Indonesia. Di
negara Amerika Serikat gangguan ansietas menjadi salah satu masalah psikiatrik yang
sering terjadi. Tercatat setiap tahunnya lebih dari seperempat penduduk di Amerika Serikat
(23 juta jiwa) mengalami ansietas. Dalam survey yang dilakukan di Amerika Serikat
pasien yang mengalami serangan panik rata-rata dalam satu tahun melakukan 37 kali
kunjungan di Rumah Sakit.
Saat ini lebih dari 450 juta penduduk didunia hidup dengan gangguan jiwa. Di Indonesia
diketahui berdasarkan data Riskesdas Tahun 2007 bahwa prevalensi gangguan mental
emosional seperti gangguan kecemasan dan depresi sebesar 11,6 % dari populasi orang

remaja saat ini. Berarti dapat diketahui bahwa jumlah populasi remaja di Indonesia kurang
lebih 150.000.000 ada 1.740.000 orang yang mengalami gangguan mental emosional.
Angka prevalensi ini cenderung akan mengalami kenaikan seiring dengan pertambahan
usia. (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2008)
Ansietas dapat diartikan sebagai perasaan kuatir, cemas, gelisah, dan takut yang muncul
secara bersamaan, yang biasanya diikuti dengan naiknya rangsangan pada tubuh, seperti:
jantung berdebar-debar, keringat dingin. Ansietas dapat timbul sebagai reaksi terhadap
bahaya baik yang sungguh-sungguh ada maupun yang tidak (hasil dari imajinasi saja)
yang seringkali disebut dengan free-floating anxiety (kecemasan yang terus
mengambang tanpa diketahui penyebabnya). (Davisin, Neale, & Kring 2006)
Ansietas juga dikemukakan oleh Freud merupakan keadaan yang beroeriantasi pada masa
yang akan datang, yang ditandai dengan efek negatif, dimana seseorang memfokuskan diri
pada kemungkinan datangnya bahaya atau kemalangan yang tidak dikontrol. Rasa cemas
terjadi pada saat adanya kejadian atau peristiwa tertentu, maupun dalam menghadapi suatu
hal. Bahkan kecemasan ini perlu dimiliki oleh manusia. Apabila ansietas berlebihan maka
akan berubah menjadi abnormal, ketika kecemasan yang ada dalam diri individu menjadi
berlebihan atau melebihi dari kapasitas umumnya. Individu yang mengalami gangguan
seperti ini bisa dikatakan mengalami gangguan ansietas yaitu ketakutan yang berlebihan
dan sifatnya tidak rasional.
Datangnya ansietas tidak terduga tergantung dari stresor yang mempengauruhi. Ansietas
sering terjadi oleh para mahasiswa diantaranya ketika mahasiswa akan menghadapi situasi
yang sulit atau keadaan yang dirasakan sangat mengganggu ketenangannya. Beberapa
keadaan yang membuat mahasiswa sering merasa tidak nyaman atau ansietas adalah
banyaknya tugas, serta beban tugas kuliah yang sangat berat. Mahasiswa keperawatan
sering terkena ansietas selama menempuh pendidikan keperawatan termasuk saat
mahasiswa akan melaksanakan praktik klinik di Rumah Sakit. Pembelajaran klinik di
Rumah Sakit merupakan stresor signifikan yang membuat mahasiswa ansietas apalagi
ketika praktik klinik di Rumah Sakit tersebut merupakan praktik keperawatan pertama
mereka. Mahasiswa mengalami situasi dan keadaan yang baru dilingkungan Rumah Sakit,
selain itu yang merupakan sumber ansietas mahasiswa adalah mahasiswa dituntut langsung
untuk memberikan tindakan keperawatan kepada pasien. ( Helena 2003)
Menurut hasil survey pendahuluan yang dilakukan tanggal 8 April 2013 WIB secara
wawancara didapatkan hasil diantaranya; dari 10 mahasiswa D3 keperawatan semester 2
Universitas Muhmmadiyah Magelang , dua mahasiswa mengatakan tidak merasakan
ansietas dalam menghadapi pembelajaran klinik, dua mahasiswa tersebut mengatakan bisa
tenang dan fokus dalam menghadapi pembalajaran klinik. Lima mahasiswa mengalami
ansietas ringan ditandai dengan kelima mahasiswa ini mempunyai rasa ingin tahu tentang
pembelajaran klinik dan selalu bertanya tentang bagaimana proses pembelajaran klinik.
Satu mahasiswa mengalami ansietas sedang ditandai dengan mengatakan akan mengalami
kesulitan dalam beradaptasi di lingkungan baru. Dua mahasiswa mengalami ansietas berat
ditandai dengan persepsi tentang pembelajaran klinik yang sangat buruk, menganggap
pembelajaran klinik sebagai suatu situasi yang sangat menakutkan, mengabaikan berbagai
pertanyaan tentang pembelajaran klinik, menyampaikan pembelajaran klinik sangatlah
sulit untuk dilakukan, mahasiswa juga tampak sangat takut dan gelisah.
Ansietas pada mahasiswa tersebut muncul secara bervariasi sumber ansietas yang dialami
juga muncul dari dalam diri dan dari lingkungan. Masalah ansietas perlu segera ditangani
karena bisa berdampak pada keadaan yang abnormal dan sangat membahayakan perilaku

dan pikiran seseorang.( Michael Hersen, William Sledge 2012). Abdul ghofur dalam
penelitiannya menyampaikan beberapa upaya untuk mengurangi ansietas adalah dengan
olah raga, istirahat teratur, makan teratur dan salah satu yang efektif untuk menurunkan
ansietas dan strees adalah latihan relaksasi. Deep breathing relaxation terhadap penurunan
ansietas pernah dilakukan oleh Abdul ghofur & Eko purwoko tahun 2007 dengan judul
penelitiannya, pengaruh teknik relaksasi nafas dalam terhadap perubahan tingkat
kecemasan pada ibu persalinan kala 1 di pondok bersalin Ngudi Saras Trikilan, kali jambe
Sragen. Hasil dari penelitian tersebut adalah teknik relaksasi nafas dalam cukup efektif
dalam menurunkan ansietas ibu persalinan kala 1. Sebelum dilakukan perlakuan teknik
relaksasi nafas dalam tingkat kecemasan pasien berkisar panik, besar, sedang, ringan.
Setelah diberikan perlakuan tingkat kecemasan menjadi cemas, ringan, sedang dan berat.
Beberapa manfaat dari latihan relaxation adalah manfaat psikologis meredakan stres
merupakan salah satu cara untuk membuat tubuh rileks dengan berkonsentrasi pada
pernafasan. Bernafas bisa sebagai teknik relaksasi untuk mengelola stres dan sakit kepala.
Kunci utamanya adalah fokus pada menghilangkan ketegangan dengan bernafas melalui
diafragma, mengisi perut dengan udara.Bernafas dalam dapat membantu mengurangi
keparahan dan frekuensi ketegangan sakit kepala yang berhubungan dengan stres,
memperlambat denyut jantung, tekanan darah rendah dan mengurangi kelelahan. (Michael
Hersen, William Sledge 2012)
Deep breathing relaxation merupakan suatu bentuk asuhan keperawatan, artinya perawat
mengajarkan kepada klien bagaimana cara melakukan napas dalam, napas lambat
(menahan inspirasi secara maksimal) dan bagaimana menghembuskan napas secara
perlahan, selain dapat menurunkan intensitas nyeri, teknik deep breathing relaxation juga
dapat meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi darah (Smeltzer & Bare,
2002).
Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh Angelina Roida Eka dengan judul
Hubungan tingkat kecemasan dengan keberhasilan memberikan obat melalui infus pada
mahasiswa FIK UI angkatan 2010. Dari penelitian yang dilakukan didapatkan hasil tidak
ada hubungan bermakna antara tingkat kecemasan dengan keberhasilan melakukan
intervensi memasukkan obat melalui invus pertama kali pada mahasiswa praktik
keperawatan dewasa FIK UI 2010 . Ada juga penelitian terdahulu tentang kecemasan
mahasiswa praktik. Dengan judul penelitiannya adalah gambaran kecemasan mahasiswa
profesi saat melakukan praktik di rumah sakit jiwa. Penelitian ini dilakukan oleh (Helena
2003) didapatkan hasil; Sebanyak 63,4% mahasiswa cemas saat melakukan praktik di
rumah sakit jiwa.
Dari penelitian diatas terdapat sebanyak 63,4% mahasiswa mengalami ansietas dalam
melakukan praktik di rumah sakit jiwa, tetapi belum ada langkah untuk mengatasi ansietas
para mahasiswa tersebut, apabila kecemasan mahasiswa tidak ditangani maka akan
mengganggu proses pembelajaran. Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan
cara memadukan teknik relaksasi nafas dalam terhadap ansietas mahasiswa yang sering
dialami ketika praktik di rumah sakit.
2. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menilai tentang efektifitas
teknik deep breathing relaxation terhadap ansietas mahasiswa dalam menghadapi praktik
klinik. Dilakukan peneliti dengan pendekatan eksperimen semu / quasi eksperimen.

Rancangan penelitian atau desain penelitian merupakan rencana dan struktur penelitian
yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban penelitian
secara valid, objektif, tepat, dan hemat. Jenis penelitian yang diambil adalah penelitian
kuantitatif yang dilakukan secara intervensional sehingga penelitian ini menggunakan
rancangan penelitian Quasi Eksperimen, mengambil jenis one group pre test-postest
dimana kelompok eksperimen diberikan pre test sebelum diberikan perlakuan yang
kemudian diukur dengan post test setelah perlakuan. Rancangan ini dipilih, karena peneliti
akan melakukan intervensi terhadap subyek penelitian. (Notoatmodjo, 2010).
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Muhammadiyah Magelang D3
keperawatan semester 2 sejumlah 106 mahasiswa yang terbagi menjadi dua kelas A dan
kelas B, mahasiswa yang mampu mengikuti praktik klinik setelah menempuh beberapa
syarat dan ketentuan yang berlaku untuk melaksanakan praktik klinik keperawatan adalah
95 mahasiswa.
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti termasuk dalam penelitian eksperimen dimana
peneliti mengaplikasikan tindakan berupa deep breathing relaxation terhadap responden.
Intervensi berupa deep breathing relaxation dijadwalkan oleh peneliti dalam 6 kali
pertemuan. Pertemuan pertama penjelasan tentang deep breating relaxation kepada para
mahasiswa D3 Keperawatan serta teknis pelaksanaan kepada mahasiswa, berikutnya
pertemuan kedua peneliti akan mulai memberikan intervensi kepada responden. Adapun
teknis pelaksanaan deeb breathing relaxation dilaksanakan melalui bersama yaitu
menggabungkan kelas A dan kelas B di ruangan yang telah disediakan yaitu ruang kelas
yang telah ditata dan di desain senyaman mungkin untuk proses pelatihan. Target yang
harus dicapai adalah pemberian intervensi selama 6 kali pertemuan sebelum mahasiswa
melaksanakan praktik klinik keperawatan.
Penelitian ini juga menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data. Kuesioner yang
digunakan dalam proses penelitian ini terdiri dari dua bagian. Bagian pertama berupa
pertanyaan data demografi, bagian kedua berisi kuesioner ansietas mahasiswa berisi 15
pertanyaan tertulis tentang tingkat ansietas yang menggunakan skala likert. Kuesioner yang
digunakan diadaptasi dari Hamilton rating Scale for Anxiety ( HRSA).
Uji coba kuesioner dilakukan kepada mahasiswa S1 Keperawatan semester 2 yang
mempunyai karakteristik yang hampir sama sebanyak 30 mahasiswa, dari 15 item
pertanyaan yang disebarkan untuk kuesioner tingkat ansietas hasilnya sudah valid. Nilai r
tabel yang diketahui melalui bantuan program SPSS adalah diatas 0,361 sedangkan untuk
reliabilitas didapatkan nilai Cronbachs alpha 0,746 diatas 0,600 maka kuesioner sudah
layak dan dapat digunakan untuk penelitian.
Teknik analisa data meliputi analisis Univariate (deskriptif) dan bivariat. Analisis univariat
untuk mengetahui keadaan ansietas dan deep breathing relaxation pada mahasiswa dan
mengetahui gambaran proporsi umur, jenis kelamin. Analisis Bivariate, pada penelitian ini
menggunakan uji statistik wilcoxontest karena data yang kategorik.
3. Hasil dan Pembahasan
Karakteristik responden berdasarkan umur:

Distribusi frekuensi tersebut menunjukkan bahwa mahasiswa D3 Keperawatan semester 2


berusia antara 18 sampai 22 tahun. Mahasiswa D3 Keperawatan semester 2 paling banyak
berusia 19 tahun sedangkan yang paling sedikit berusia 22 tahun.
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin:

Berdasarkan gambar diatas dapat diketahui bahwa responden berjenis kelamin laki-laki
sebanyak 27 mahasiswa (28.4%), sedangkan responden perempuan sebanyak 68
mahasiswa (71.6%). Distribusi frekuensi tersebut menunjukkan bahwa mahasiswa D3
Keperawatan semester 2 lebih banyak perempuan dibandingkan dengan laki-laki.
Distribusi Ansietas Mahasiswa Berdasarkan Skala alat ukur HRS-A
Tabel 1
Distribusi Ansietas Mahasiswa Berdasarkan Skala alat ukur HRS-A
Sebelum
Setelah
Kategori
Tindakan
Tindakan
Ansietas
F
%
F
%
Ansietas rendah
56 58,9
79
83,2
Ansietas sedang
34 35,8
16
16,8
Ansietas berat
5
5,3
0
0,0
Jumlah
95 100
95
100

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sebelum diberikan tindakan deep breathing
relaxation, 56 mahasiswa (58.9%) memiliki tingkat ansietas rendah, 34 mahasiswa
(35.8%) memiliki tingkat ansietas sedang dan 5 mahasiswa (5.3%) memiliki tingkat
ansietas berat. Distribusi frekuesi tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa
mengalami ansietas tingkat rendah dalam pra pembelajaran klinik pertamanya.
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa setelah diberikan tindakan deep breathing
relaxation, 79 mahasiswa (83.2%) memiliki tingkat ansietas rendah, 16 mahasiswa
(16.8%) memiliki tingkat ansietas sedang dan sudah tidak ada mahasiswa yang memiliki
tingkat ansietas
berat. Distribusi frekuesi tersebut menunjukkan bahwa ansietas

mahasiswa dalam pra pembelajaran klinik pertamanya berkurang setelah diberikan


tindakan deep breathing relaxation selama 6 kali pertemuan dan dipandu dengan leaflet
untuk pelaksanaan deep breathing relaxation secara mandiri dirumah.
Hasil ini didukung dengan pendapat (Michael Hersen, William Sledge) yang mengatakan
bahwa deep breathing relaxation mempunyai maksud untuk meningkatkan kualitas
kesehatan individu, meningkatkan rasa nyaman dan membuat tubuh menjadi rileks serta
terhindar dari rasa ketakutan bahkan rasa ketegangan. Deep breathing relaxation juga
merupakan suatu upaya atau teknik perawatan kepada seseorang untuk anti ansietas.
Tingkat Ansietas Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan

Tabel 2
Ansietas Mahasiswa Berdasarkan Jenis Kelamin
Sebelum
Setelah
Penurunan
Tindakan
Tindakan
Kecemasan
28,7
23,7
5,1
Rendah
Rendah
30,5
26,4
4,1
Sedang
Ringan

Hasil tersebut menunjukkan bahwa penurunan tingkat ansietas pada mahasiswa laki-laki
baik tinggi dibandingkan dengan mahasiswa perempuan. Jadi tindakan deep breathing
relaxation lebih efektif atau lebih berhasil diterapkan pada mahasiswa laki-laki.
Gangguan ansietas lebih sering dialami seseorang yang bejenis kelamin perempuan dari
pada laki laki. Perempuan memiliki tingkat kecemasan yang lebih tinggi dibandingkan
dengan subyek penelitian laki laki. Hal ini dikarenakan bahwa perempuan lebih peka
dengan emosinya, yang pada akhirnya peka juga terhadap perasaan cemasnya. Perbedaan
ini bukan hanya dipengaruhi faktor emosi, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor kognitif.
Perempuan lebih cenderung melihat hidup atau peristiwa yang dialaminya dari segi detail,
sedangkan laki laki cara berpikirnya cenderung global atau tidak detail, individu yang
melihat lebih detail, akan lebih mudah terkena ansietas karena informasi yang dimiliki
lebih banyak dan akhirnya bisa benar benar menekan perasaan (Stuart & Laraia, 2005).
Pendapat ini juga didukung penelitian yang dilakukan oleh (Esty Rokhyani, 2007) dengan
judul penelitiannya Efektifitas Konseling Rasional Emotif Dengan Teknik Relaksasi untuk
Membantu Siswa Mengatasi Kecemasan Menghadapi Ujian. Dari penelitian yang
dilakukan diketahui bahwa tingkat kecemasan antara siswa perempuan berbeda dengan
tingkat kecemasan laki laki saat akan menghadapi ujian. Perempuan diketahui lebih
cemas ketika akan menghadapi suatu tantangan atau ancaman yang mengganggu jalan
pikirannya.
Tingkat Ansietas Berdasarkan Usia

Jenis
Kelamin
18 tahun
19 tahun
20 tahun
21 tahun
22 tahun

Sebelum
Tindakan
31,4
Sedang
28,8
Rendah
29,9
Rendah
33,8
Sedang
34,0

Tabel 3
Ansietas Mahasiswa Berdasarkan Usia
Setelah
Penurunan
Tindakan
Ansietas
27,0
4,4
Rendah
25,1
3,7
Rendah
26,9
3,0
Rendah
21,0
12,8
Rendah
22,5
11,5

Sedang

Rendah

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sebelum diberikan tindakan deep breathing
relaxation, tindakan deep breathing relaxation mampu menurunkan ansietas sebesar 4.4
pada mahasiswa usia 18 tahun, menurunkan ansietas sebesar 3.7 pada mahasiswa usia 19
tahun, menurunkan ansietas sebesar 3.0 pada mahasiswa usia 20 tahun,menurunkan
ansietas sebesar 12.8 pada mahasiswa usia 21 tahun, dan menurunkan ansietas sebesar 11.5
pada mahasiswa usia 22 tahun,.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa tindakan deep breathing relaxation sangat membantu
menurunkan tingkat ansietas pada mahasiswa yang berumur 21 dan 22 tahun. Usia 21 dan
22 tahun merupakan usia dewasa dini yang memiliki kematangan emosi lebih stabil
dibandingkan dengan usia remaja. Pada umur ini mereka telah mampu memecahkan
masalah dengan cukup baik sehingga stabil dan tenang secara emosional, juga dalam
menghadapi pembelajaran klinik pertamanya.
Analisis Bivariat
Tabel 4
Efektifitas deep breathing relaxation terhadap ansietas mahasiswa prodi DIII keperawatan dalam pra
pembelajaran klinik di Universitas Muhammadiyah Magelang

Pre test
Post test

Mean
29,9
25,6

SD
6,9
5,3

P
0.001

Berdasarkan tabel di atas, sebelum diberikan tindakan deep breathing relaxation, tingkat
ansieatas mahasiswa sebesar 29.9, setelah diberikan tindakan deep breathing relaxation
tingkat ansieatas mahasiswa berkurang menjadi 25.6. Hasil analisis wicoxon test diperoleh
nilai p = 0.001< 0.05, dengan demikian secara statistic deep breathing relaxation efektif
terhadap ansietas mahasiswa dalam pra pembelajaran klinik prodi D3 keperawatan
semester 2 di Universitas Muhammadiyah Magelang. Dengan demikian hipotesis yang
menyatakan ada pengaruh antara deep breathingrelaxation tehadap ansietas mahasiswa,
dinyatakan diterima dan terbukti kebenarannya.
Hasil analisis deskriptif diketahui bahwa sebelum dilakukan tindakan deep
breathing relaxation, sebagian besar mahasiswa mengalami ansietas tingkat rendah dalam
pra pembelajaran klinik pertamanya. Setelah diberikan tindakan deep breathing relaxation,
ansietas mahasiswa dalam pra pembelajaran klinik pertamanya berkurang.
Hasil analisis wilcoxon test diperoleh nilai signifikansi p = 0.001 < 0.05, yang
berarti secara statistic deep breathing relaxation efektif dalam menurunkan tingkat ansietas
mahasiswa dalam menghadapi pra pembelajaran klinik pertamanya. Dengan demikian
hipotesis yang menyatakan ada pengaruh antara deep breathing relaxation tehadap ansietas
mahasiswa, dinyatakan diterima dan terbukti kebenarannya.
Hasil penelitian ini mendukung Abdul Ghofur & Eko Purwoko (2007), bahwa deep
breathing relaxation efektif untuk menurunkan tingkat ansietas pada Ibu persalinan kala 1.
Deep breathing relaxation merupakan suatu bentuk asuhan keperawatan, artinya perawat
mengajarkan kepada klien bagaimana cara melakukan napas dalam, napas lambat
(menahan inspirasi secara maksimal) dan bagaimana menghembuskan napas secara
perlahan, selain dapat menurunkan intensitas nyeri, teknik deep breathing relaxation juga
dapat meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi darah.

Beberapa manfaat dari latihan relaxation adalah manfaat psikologis meredakan stres
merupakan salah satu cara untuk membuat tubuh rileks dengan berkonsentrasi pada
pernafasan. Bernafas bisa sebagai teknik relaksasi untuk mengelola stres dan sakit kepala.
Kunci utamanya adalah fokus pada menghilangkan ketegangan dengan bernafas melalui
diafragma, mengisi perut dengan udara.Bernafas dalam dapat membantu mengurangi
keparahan dan frekuensi ketegangan sakit kepala yang berhubungan dengan stres,
memperlambat denyut jantung, tekanan darah rendah dan mengurangi kelelahan. (Michael
Hersen, William Sledge 2012)
4. Kesimpulan
Hasil analisis wilcoxon test membuktikan bahwa terdapat perbedaan tingkat
ansietas pada mahasiswa prodi D3 Keperawatan semester 2 di
Universitas
Muhammadiyah Magelang setelah dilakukan intervensi berupa deep breathing relaxation.
Sebelum diberikan perlakuan deep breathing relaxation, 41.1% memiliki tingkat ansietas
kategori sedang dan berat. Setelah diberikan perlakuan deep breathing relaxation tingkat
ansietas sedang dan berat berkurang menjadi 16.8%.
Deep breathing relaxation lebih efektif menurunkan tingkat ansietas pada mahasiswa
prodi D3 Keperawatan semester 2 di Universitas Muhammadiyah Magelang usia 21-22
tahun.
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh, maka dapat diberikan saran
sebagai berikut: Mahasiswa hendaknya melakukan deep breathing relaxation secara rutin
untuk mengurangi ansietas; Ketika ansietas muncul mahasiswa diharapkan mampu
mempraktekkan & mengaplikasikan teknik deep breathing relaxation; Mahasiswa
hendaknya mempu melakukan deep breathing relaxation setiap hari dengan membuat
jadwal yang tepat untuk pelaksanannya; Hasil penelitian ini dapat dijadikan salah satu
referensi atau bahan rujukan untuk penelitian yang sejenis pada penelitian selanjutnya;
Untuk penelitian selanjutnya peneliti diharapkan memadukan beberapa teknik relaksasi
untuk memperoleh hasil yang maksimal teknik relaksasi ada beberapa macam, peneliti
selanjutnya harus mempertimbangkan waktu untuk melaksanakan dan memadukan teknik
relaksasi lainnya.

Daftar Acuan
1. Ghofur, A & Purwoko, E. Pengaruh teknik relaksasi nafas dalam tehadap perubahan
tingkat kecemasan pada ibu persalinan kala 1 di Pondok Bersalin Ngudi Saras Trikilan
Kali Jambe Sragen. Jurnal Kesehatan Surya Medika: Yogyakarta, 2007.
2. Daniel W. Mc Neil and Suzanne M. Lowence dalam. (Michael Hersen, William Sledge)
Encylopedia of Psychotherapy, 2012.
3. Davison, Neale&king. Psikologi Abnormal. PT Rajagravindo Persada : Jakarta, 2006.
4. Helena, N. Gambaran kecemasan terhadap mahasiswa praktik pada Rumah sakit Jiwa,
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, Laporan Penelitian Tidak
Dipublikasikan, 2003.
5. Notoadmojo. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta, 2010.
6. Smeltzer, Bare. Keperawatan Medical Bedah. Jakarta : EGC, 2002.

7. Stuart, G.W. Principles and Practice of Pshychiatric Nursing (9th Ed). Louis Missouri:
Mosby Elsevier, 2009.

Anda mungkin juga menyukai