MENINGOENSEFALITIS
IDENTITAS PASIEN
ANAMNESIS
Keluhan utama :
Penurunan kesadaran sejak 2 jam SMRS
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang dengan keluhan penurunan kesadaran, sebelumnya kejang
seluruh tubuh, kejang berlnagsung < 1 menit, dan kejang berlangsung
sebanyak 3 kali. demam tinggi 2 hari SMRS. Menurut kakak pasien, pasien
sering batuk-batuk akhir-akhir ini. Nyeri kapala (+), gangguan pengelihatan
(-), pengelihatan ganda (-), sensitif terhadap cahaya (-) Mual muntah
disangkal, lemah anggota gerak (-). BAB dan BAK normal
Dikeluarga os tidak ada yang mengalami keluhan yang sama seperti os,
ibu menderita hipertensi
Riwayat Pengobatan
Os pernah berobat untuk keluhan yang saat ini os rasakan
Riwayat Alergi
STATUS GENERALIS
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran
: Somnolen
GCS
: GCS E2M4V2 = 8
Vital Sign
Tekanan Darah : 120/80mmHg
Nadi
: 84 kali/m, regular, kuat angkat
Pernapasan
: 22 kali/ menit
Suhu
: 38C
Status Generalis
Kepala : Normocephal, rambut hitam distribusi merata
Mata : Sklera ikterik -/-, konjungtiva anemis -/-, pupil bulat
isokor diameter 5 mm, Refleks Cahaya (+/+)
Hidung
THORAKS
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Palpasi
Perkusi
ABDOMEN
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
EKSTREMITAS
Atas
Bawah
DEXTRA
SINISTRA
Normal
Normal
Daya penglihatan
Normal
Normal
Pengenalan warna
Normal
Normal
Medan penglihatan
Normal
Normal
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Papil
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Retina
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Arteri/vena
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Perdarahan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Daya pembau
NERVUS II (OPTIKUS)
Fundus okuli
DEXTRA
SINISTRA
bawah
+
+
+
+
+
+
Ukuran pupil
3mm
3mm
Bentuk pupil
isokor
isokor
Strabismus divergen
negatif
negatif
Diplopia
negatif
negatif
Ptosis
Gerak mata ke :
medial
atas
NERVUS IV (TROKHLEARIS)
DEXTRA
SINISTRA
Negatif
Negatif
DEXTRA
SINISTRA
negatif
negatif
Strasbismus konvergen
Diplopia
NERVUS VI (ABDUSEN)
Gerak mata ke lateral
Strasbismus konvergen
Diplopia
DEXTRA
SINISTRA
Menggigit
Membuka mulut
Atas
Tengah
Bawah
Refleks kornea
Refleks bersin
Baik
Baik
negatif
negatif
Sensibilitas muka :
Refleks maseter
Trismus
VII (Fascial)
Mengangkat alis
Kerutan dahi
Menutup mata
Menyeringai
Menggembungkan
pipi
VIII
Tes Romberg
(Vestibulochoclearis Tes bisik
)
Tes Rinne
Tes Weber
Tes Schwabach
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
B-aik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Baik
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Nervus IX
Uvula
(Glossopharingeus), Daya kecap
X (Vagus)
Refleks muntah
Refleks menelan
XI (Aksesorius)
Memalingkan kepala
Mengangkat bahu
XII (Hipoglossus)
Sikap lidah
Fasikulasi
Tremor lidah
Atrofi lidah
Letak di tengah
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Normal
Baik
Baik
Baik
Baik
Pemeriksaan Motorik
Pemeriksaan Sensorik
Tonus baik
Kekuatan Otot
4444
4444
4444
4444
Dextra
Sinistra
Rasa Raba
- Ekstremitas Atas
- Ekstremitas Bawah
+
+
+
+
Rasa Nyeri
- Ekstremitas Atas
- Ekstremitas Bawah
+
+
+
+
Rasa Suhu
- Ekstremitas Atas
- Ekstremitas Bawah
Refleks fisiologis
Dextra
Sinistra
Triseps
Biseps
Patella
Achilles
Refleks
Patologis
Tidak dilakukan
Dextra
Sinistra
Babinski
Chaddocck
Oppenheim
Gordon
Schaeffer
Gonda
RESUME
Pasien datang dengan keluhan penurunan kesadaran,
sebelumnya kejang seluruh tubuh, demam tinggi 2 hari SMRS.
Menurut kakak pasien, pasien sering batuk-batuk. Mual dan
muntah disangkal, BAB dan BAK normal
Tekanan Darah : 120/80mmHg
Nadi
: 84 kali/m, regular, kuat angkat
Pernapasan
: 22 kali/ menit
Suhu
: 38C
DIAGNOSIS
Diagnosis Klinis
Diagnosis Topis
: Meningens
Diagnosis Etiologi
: Infeksi
Diagnosis Patologi
: Inflamasi
Usulan Pemeriksaan
PROGNOSIS
Ad vitam
: ad Bonam
Ad functionam : ad Bonam
Ad sanactionam
: ad Bonam
TINJAUAN PUSTAKA
MENINGOENSEFALITIS
Meningoensefalitis adalah
peradangan pada otak (encephalon)
dan selaput otak (meningen)
Meningitis
DEFINISI
Meningitis adalah infeksi atau
inflamasi yang terjadi pada selaput
otak (meningens) yang terdiri dari
piamater, arachnoid, dan duramater
yang disebabkan oleh bakteri, virus,
riketsia, atau protozoa, yang dapat
terjadi secara akut dan kronis.
Etiologi
Enterovirus
Virus Herpes
Simpleks Tipe I
Virus Varicela
Zoster
Bakteri
Virus
Jamur/para
sit
Klasifikasi
Purulenta
Penyebab
terseringnya
adalah bakteri
non spesifik
yang perjalanan
infeksinya
secara
hematogen
Serosa
Penyebab
terseringnya
adalah
Mycobacterium
tuberculosa, bisa
juga oleh
Toxoplasma
gondhii, ricketsia
Patogenesis
Meningitis Bakterial
Hematogen
Perluasan langsung dari sumber infeksi
Trauma kepala terbuka
Meningitis pda neonatus a. Aspirasi cairan amnion b.
Infeksi bakterial secara transplasenta
Meningitis Viral
Pada umumnya virus masuk melalui sistem limfatik,
melalui saluran pencernaan (oleh Enterovirus) dan
pada membran mukosa (oleh campak, rubella, VVZ,
VHS), atau dengan penyebaran hematogen
Manifestasi Klinis
Rangsang Meningeal
Kaku kuduk
Kernig Sign
Brudzunski 1
Brudzunski 2
Pemeriksaan Penunjang
Darah Rutin
Pemeriksaan
LCS
TIK = Kontraindikasi
Sputum BTA
Foto polos
paru/ Ct Scan/
MRI
Penatalaksanaan
Medikamentosa
Terapi kausal (lama pemberian 10-14 hari)
Terapi simtomatik
Menghentikan Kejang
Diazepam 0,2-0,5 mg/KgBB/dosis IV atau 0,4-0,6
mg/KgBB/dosis rektal suppositoria, kemudian dilanjutkan
dengan :
Phenytoin 5 mg/KgBB/hari IV/PO dibagi dalam 3 dosis
atau
Phenobarbital 5-7 mg/Kg/hari IM/PO dibagi dalam 3 dosis
Demam
Paracetamol 10 mg/KgBB/dosis PO atau Ibuprofen 5-10
mg/KgBB/dosis PO diberikan 3-4 kali sehari
Bakteri Penyebab
S. pneumoniae
N. meningiditis
L. monocytogenes
Antibiotika
Cefotaxime 2 g/6 jam
Ceftriaksone 2 g/12
jam + Ampicilin 2 g/4
jam IV
Kloramfenikol 1 g/6 jam
+
Trimetoprim/Sulfameto
xazole 10
mg/KgBB/IV/Hr
M. tuberculosa
Virus
Istirahat dan
pengobatan
simptomatis.
Non Medikamentosa
Rawat di ICU atau di ruangan biasa
dengan pengawasan/observasi ketat.
Monitoring: TTV dan cairan.
Ensefalitis
Definisi
Suatu penyakit demam akut dengan
kerusakan jaringan parenkim SSP yang
menimbulkan kejang, kesadaran
menurun, atau tanda-tanda neurologis
fokal.
Etiologi
Virus DNA
Poxviridae : Poxvirus
Herpetoviridae : VHS, VVZ
Virus RNA
Paramiksoviridae : Virus Parotitis, Virus Morbili
Picornaviridae : Enterovirus, Poliomielitis,
Echovirus
Rhabdoviridae : Virus ensevalitis alpha,
Flavivirus ensefalitis jepang B
Bunyaviridae : Virus ensefalitis California
Kriteria Diagnostik
Bentuk
Asimtomatik
Gejala ringan,
kadang ada nyeri
kepala ringan
atau demam
tanpa diketahui
penyebabnya.
Diplopia vertigo,
parastesi
berlangsung
sepintas.
Diagnosis
ditegakan dengan
pemeriksaan LCS
Bentuk Abortif
Bentuk Fulminan
Nyeri kepala,
demam tidak
tinggi, kaku kuduk
ringan. Umumnya
terdapat ISPA
atau infeksi
gastrointestinal
Berlangsung
beberapa jam
sampai beberapa
hari yang berakhir
kematian. Pada
stadium akut
demam tinggi,
nyeri kepala difus
yang hebat,
apatis kaku
kuduk,
sidorientasi,
sangat gelisah
dan dalam waktu
singkat bisa
masuk ke koma
dalam
Bentuk Khas
Ensefalitis
Gejala awal nyeri
kepala ringan,
demam, gejala
ISPA atau infeksi
GI selama
beberapa hari.
Kaku kuduk,
kernig (+),
gelisah, lemah,
insomnia. Defisit
neurologis,.
Kesadaranmenuru
n, kejang fokal
taua umum,
hemiparesis,
gangguan
koordinasi,
kelainan
kepribadian,
disorientasi,
gangguan bicara,
Pemeriksaan penunjang
Penatalaksanaan
Perawatan Umum
Edema Serebri : Dexametason dan
manitol 20%
Kejang : Diazepam 10-20 mg IV
perlahan-lahan dapat diulang sampai
3x dengan interval 15-30 menit. Bila
masih kejang beri fenitoin 100-200
mg/12 jam/hari
Terapi kausal : untuk HSV : Acyclovir