Anda di halaman 1dari 6

8 JURUS LINGKARAN DEWA

PAHLAWAN

Belum habis suara teriakannya, De Hu sudah merasakan himpitan


tenaga dahsyat memancar keluar dari empat penjuru tubuh gadis dan
mengarah ke bagian dadanya. De Hu mencoba menghindar dengan gerakan
Tienshan luohanquan, sambil melancarkan pukulan balasan dengan tenaga
sinkang sekuatnya. Tetapi kekuatan ilmu gadis itu telah menguasihi sembilan
bagian pusat penggerak hawa murni di tubuhnya.
Tiba-tiba ia merasakan tubuhnya menjadi tidak terkontrol lagi, dan hawa
murninya menjadi buyar begitu saja. Tubuhnya terguncang hebat sekali,
namun ia tidak mau menyerah begitu saja.
Dalam saat yang kritis, ia cepat melepaskan seluruh sinkangnya, dan
mengosongkan dirinya. Dalam waktu kurang dari tiga detik, De Hu sudah
dapat menguasai lagi sinkangnya dan dengan cepat ia melancarkan Paihu
zhiu dui. Lagi-lagi serangannya berhenti di udara, karena secara tiba-tiba si
gadis melompat tinggi, dan menukik dengan kedua kepalan dikembangkan
untuk menghantam dirinya. Gerakannya cepat sekal, dan tenaga saktinya
melabrak hawa murni di semua bagian tubuh De Hu.
Karuan saja De Hu kelabakan, dan tubuhnya terbanting hampir delapan
kaki jauh dari hadapan Li Fong.
Yang Jing memperhatikan dengan seksama, Wow inikah Fo wan
yangliu (Buddha bermain yangliu), jurus ketujuh Telapak Tangan Buddha!
Betul-betul lihai dan dahsyat! Nona itu jelas dapat sekali pukul mengambil
nyawa De Hu, tapi ia sengaja tidak ingin menyudahi perkalian dengan darah.
Hebat hebat!, gumam Yang Jing berkali-kali.
Fong Zhi, jangan main-main, habisi dia dengan cepat! kata si
pengemis tua itu.
Li Fong memandang De Hu sambil tersenyum seperti harimau
mempermainkan kelinci dalam terkamannya. Bagaimana, apakah kamu mau
mengaku kalah?
CHAPTER 3B, TELAPAK TANGAN BUDHA
Lingkaran |19

8 JURUS LINGKARAN DEWA


PAHLAWAN

Sebelum jiwa melayang meninggalkan tubuhku, jangan berharap aku


akan mengaku kalah! kata De Hu kalem.
Jaga seranganku, Nona! De hu bergerak dengan jurus Tienshan
Mizong Quan di tangan kanan, Tien Shan Damo Quan di tangan kiri. Kedua
ilmu murni peninggalan nenek moyang Tien Shan Pai dimainkan dengan baik
sekali oleh De Hu. Gerakan tangan kanannya mengeluarkan suara berciutan,
sedangkan tangan kirinya membentuk lingkaran besar-kecil seolah tidak
mengeluarkan tenaga, kosong. Tapi jangan dipikir tangan kiri itu lebih ringan
dari tangan kanan, sebab justru tangan kiri inilah yang amat berbahaya. De
Hu adalah satu-satunya orang Tien Shan Pai yang bisa memainkan kedua
jurus ini dalam saat yang bersamaan. Kelihaiannya tidak dapat diragukan lagi.
Li Fong sadar bahwa dirinya sedang dikepung oleh dua ilmu yang
memiliki sifat berbeda. Satu bersifat menghancurkan, sedangkan yang lain
meremukkan dari dalam. Serangan De Hu bergerak cepat dan bertubi-tubi.
Serangannya ditujukan ke jalan darah terpenting di tubuh Li Fong. Li Fong
sejenak terpana oleh serangan ini. Tapi itu hanya dalam tempo sejenak, ia
sudah bereaksi dengan jurus baru untuk mengatasi serangan De Hu, dan
sekaligus melancarkan serangan balasan.
Kali ini ia bergerak seperti orang menari, sambil tangannya bergoyang
membentuk segitiga. Begitu lembut dan nampak tidak memiliki bobot.
Sambil menari begitu rupa, ia memapaki serangan De Gu, terdengar suara,
blaar! yang memekakan telinga. Dan tubuh De Hu terlempar hampir tujuh
kaki dari tempat pertempuran. Tampak darah mengucur dari dari mulutnya.
Ia terluka di bagian dalam tubuhnya karena guncangan hawa sakti yang
membalik menghantam dirinya sendiri. Inilah keistimewaan ilmu gadis itu,
menggunakan tenaga lembut dan kosong untuk membungkus tenaga lawan,
setelah itu membalikkan seluruh tenaga itu ditambahkan dengan kecepatan
dorongan yang menghasilkan tenaga sentripetal yang sulit dibendung oleh
De Hu.

CHAPTER 3B, TELAPAK TANGAN BUDHA


Lingkaran |20

8 JURUS LINGKARAN DEWA


PAHLAWAN

Tubuh De Hu terlempar jauh dekat tempat di mana Yang Jing berdiri


bersama kongkongnya.
Yang Jing memegang tangannya, sambil berbisik, Ta Ko, serang bagian
kaki kirinya dengan menggunakan Paihu zhiu dui Quan, jangan biarkan
tubuhmu berdiri sejajar dengan lengannya, usahakan tekuk tubuhmu
serendah mungkin sejajar dengan bumi. Gunakan tenaga mendorong dari
Tien Shan Damo Quan di tangan kanan, kemudian jalankan jurus Tien Shan
Mizong Quan di tangan kiri, cuma jangan merubah pola bergerak. Biarlah ia
menduga bahwa tangan kiri memiliki tenaga Tien Shan Damo Quan.
De Hu menoleh ke arah Yang Jing sambil tersenyum, terima kasih Siau
ti (adik kecil).
Dengan darah masih meleleh dari mulutnya De Hu maju lagi ke depan.
Ia menatap tajam mata Li Fong yang masih tersenyum-senyum.
Masih belum mengaku kalah? De Hu berkata halus, Nona, engkau
sungguh sangat lihai. Kuakui dengan jujur bahwa aku bukan tandinganmu.
Sungguhpun demikian, aku harus bisa bertahan sampai tiga jurus demi
melepaskan jiwa saudara-saudaraku dari cengkraman tangan kakekmu. Aku
berharap Nona tidak akan menjilat lagi ludah sendiri!
Lidahku tidak akan terlepas liar seperti seekor ular, sekali berbicara,
tidak mungkin aku mengingkarinya! Sekali ini, apabila engkau tidak
menyerah kalah, jurus ketiga ini mungkin akan menamatkan riwayat
hidupmu. Kata Li Fong dengan suara dingin.
Sementara itu saudara seperguruan De Hu tampak cemas sekali melihat
kedahsyatan ilmu cucu pengemis tua itu. Xing Long menatap wajah adik
seperguruan yang sangat ia kasihi dengan pandangan yang berkaca-kaca.
Xing Long tidak pernah menangis dalam keadaan yang paling mengenaskan
sekalipun. Tapi kali ini, ia merasa sangat kuatir akan nasib De Hu.
Hu di oh .. Hu di.
CHAPTER 3B, TELAPAK TANGAN BUDHA
Lingkaran |21

8 JURUS LINGKARAN DEWA


PAHLAWAN

Mari Nona, aku sudah siap. Li Fong berdiri tegak dengan tangan kiri
menghadap ke langit, sedangkan tangan kanannya berada di dadanya
dengan telapak tangan sejajar dengan telapak tangan kirinya. De Hu
terpesona dengan cara bersilat Li Fong, begitu gagah seperti Lohan
menerjang pintu penguji kungfu sejati.
Awas serangan! Li Fong mulai membuka serangannya. Terdengar suara
bergulung-gulung mengarah tujuhpuluh dua titik li hua shuang jian (buah
pear sepasang pedang), yaitu titik-titik jalan darah yang paling berbahaya di
tubuh De Hu. Sekali tersentuh dengan ilmu serangan itu, tamatlah riwayat De
Hu.
De Hu segera tidak berlaku ayal lagi, tubuhnya ditelungkupkan seperti
seekor naga mengintai mangsanya, dan tiba-tiba melesat menyerang kaki
sebelah kiri Li Fong. Tangan kanan bersilat Tien Shan Damo Quan, tangan kiri
berkibar-kibar mengerahkan sinkang Tienshan Mizong Quan.
Aih Li Fong kelabakan ketika diserang secara demikian. Dia sangat
terkejut, namun sudah sangat terlambat ketika tangan kanan De Hu yang
berisi tenaga sakti Tien Shan Damo Quan kena menutul lutut kirinya. Karuan
saja ia berteriak kesakitan, Aduh
Seusai melancarkan serangan aneh itu, De Hu berteriak, Sudah tiga
jurus, silahkan nona beristirahat!
Li Fong berdiri dengan muka merah padam menahan hawa amarah dan
malu yang mulai mewarnai wajahnya.
Tiba-tiba terdengar suara berciutan menerobos ke arah jantung De Hu.
Karuan Li Fong berteriak dengan suara nyaring, Kongkong jangan
bunuh dia!
Si Pengemis tua tidak menghentikan serangannya, suara berciutan
seperti tikus tercepit itu berhenti. Ketika semua orang memandang ke arah

CHAPTER 3B, TELAPAK TANGAN BUDHA


Lingkaran |22

8 JURUS LINGKARAN DEWA


PAHLAWAN

De Hu, darah mengucur deras dari tangan kirinya. De Hu telah kehilangan


tangan kirinya dalam waktu sekejab saja.
Shouzhang fo xiao To shu (Jurus buddha memotong pohon To),
Telapak tangan Buddha tingkat lima. Pengemis itu berdarah dingin, sangat
kejam, tapi ilmunya memang sudah mencapai taraf yang tinggi sekali.Lie A
Sang bertanya dalam hatinya, siapakah dia ini sesungguhnya? Pakaiannya
seperti pengemis, tapi sikapnya seperti pembesar di istana kaisar, sungguh
mengherankan!
Next Chapter, Chapter 3C, Pengemis Sakti Tangan Kilat

CHAPTER 3C, PENGEMIS SAKTI TANGAN KILAT


Kongkong, mari kita pergi! kata Li Fong singkat. Wajahnya
menunjukkan rasa sedih yang mendalam, dahinya berkernyit, entah apa yang
sedang dipikirkannya dan perasaan apa yang bergejolak di hatinya. Tetapi
terdapat sedikit keanehan pada sinar matanya. Sinarnya matanya
menunjukkan perasaan sebentar sedih namun di satu saat yang lain terbersit
perasaan gembira. Benar-benar gadis yang aneh.
Perlahan-lahan pengemis tua dan cucunya meninggalkan tempat itu.
Suasana menjadi sunyi senyap, semuanya merasa sangat takjub dan gentar
melihat kedahsyatan ilmu pengemis tua dan cucunya itu.
Jing Zhi, coba bagikan bubuk obat kita kepada delapanbelas pendekar
Tien Shan itu, mudah-mudahan dapat menolong mengurangi rasa sakit dan
mempercepat kesembuhan luka pada lengan mereka.
Lie A Sang mengeluarkan sebuah cepuk obat berwarna merah tua dan
dibantu oleh Yang Jing menolong para pendekar yang terluka itu.
Yang Jing mendekati De Hu, Hu Ta Ko, bagaimana lenganmu? Obat ini
cukup baik untuk menghentikan aliran darah dan memunahkan racun.

CHAPTER 3C, PENGEMIS SAKTI TANGAN KILAT


Lingkaran |23

8 JURUS LINGKARAN DEWA


PAHLAWAN

Siau di (Adik kecil), terima kasih atas petunjuknya. Wajah De Hu


memperlihatkan rasa heran dan kagum melihat bocah berusia sepuluh tahun
tapi mampu memberikan nasihat sebagai seorang ahli.
Bolehkah kutahu namamu?
Zheng Yang Jing. Jawabnya singkat.
Kelima saudara De Hu, Xing long, Xing Lei, De Qian, Xing Zhang, dan
Xing Jian datang mendekati De Hu.
Hu di, kamu hebat sekali!
Jurusmu yang terakhir mengingatkanku pada cerita mendiang shifu
tentang ilmu Xing Long guan Shandong Quan (naga sakti membuka goa)
yang menurut cerita shifu harus dengan posisi tubuh yang melengkung
sejajar dengan bumi bagai naga terkurap, seperti yang kamu perlihatkan tadi.
Kemudian menurut legendanya, kaki kanan harus dilonjorkan ke depan
diikuti gerakan kedua tangan seperti Buddha menyembah.
Hu Di, apakah itu jurus Xing Long Guan Shandong quan?Dari siapakah
kau mempelajarinya?
De Hu menjadi sangat terheran-heran. Tiba-tiba pandangannya
ditujukan kepada Yang Jing yang masih asyik menolong yang lain. Kelima
saudaranya mengikuti arah pandangan mata Hu Di tertuju.
Ada apakah dengan anak itu? tanya De Qian.
De Hu diam saja, tetapi bibirnya berbisik lirih, anak itu yang memberi
petunjuk bagaimana aku harus menyerang si nona lihai tadi.
Apakah ia menguasai Xing Long Guan Shandong Quan? Sungguh
mengherankan!
Pada waktu aku terlempar karena hempasan tenaga sakti dari Nona itu,
kebetulan aku jatuh di tempat ia berdiri di samping Kakeknya. Tangannya
diulurkan dan menolongku berdiri. Saat itulah ia berbisik-bisik memberi
CHAPTER 3C, PENGEMIS SAKTI TANGAN KILAT
Lingkaran |24

Anda mungkin juga menyukai