Anda di halaman 1dari 7

8 JURUS LINGKARAN DEWA

PAHLAWAN

petunjuk agar aku menyerang kaki kiri Nona itu dengan posisi, pukulan
tangan kiri, dan kanan seperti yang kalian lihat tadi.
Kelima saudara De Hu menjadi keheranan dan sukar mempercayai
keterangannya. Di mata mereka semua, bocah itu tampak sederhana sekali,
sopan, dan tampak baik hatinya, dan tidak ada yang istimewa. Memang jelas
ia adalah bocah yang cerdas otaknya, namun sepandai-pandai seorang, ia
tetap adalah seorang anak, bagaimana mungkin ia memberi nasihat gerakan
silat yang nampak cocok dengan dongeng yang diceritakan oleh Guru Besar
Shi Du Yuan, yaitu ilmu rahasia Tien Shan Pai, Xing Long Guan Shandong
Quan? Siapakah gerangan anak kecil ini? Apakah ia memiliki hubungan
khusus dengan Tien Shan Pai? Banyak pertanyaan berkecamuk di dalam
benak para murid Tien Shan Pai.
Setelah selesai membubuhi obat pada tangan delapanbelas pendekar
Tien Shan itu, Lie A Sang mendekati keenam saudara itu, Kalau boleh tahu
kemanakah tujuan saudara-saudara?
Kami hendak ke Wudangpai. Kata Xing Zhang.
Lie A Sang tidak bertanya maksud dan tujuan mereka ke Wudangpai, ia
hanya bertanya, Apakah saudara-saudara memiliki hubungan khusus
dengan Wudangpai?
Kami hendak memberitahukan sebuah peristiwa besar dan
menyedihkan yang terjadi di dalam tubuh partai kami, Tien Shan Pai, kepada
ketua Wudangpai. Dapatkah paman menunjukkan jalan yang tercepat
menuju ke sana mengingat keadaan kami yang perlu menyembuhkan lukaluka?
Lie A Sang berpikir sejenak, kemudian ia berkata, Marilah berangkat
bersama kami, kebetulan kami hendak pulang, biren (aku yang rendah) dan
cucuku berasal dari Wudangpai.

CHAPTER 3C, PENGEMIS SAKTI TANGAN KILAT


Lingkaran |25

8 JURUS LINGKARAN DEWA


PAHLAWAN

Sejenak mereka ragu-ragu. De Hu mendekati Lie A Sang, Lie pek-pek,


apakah kami sedang berhadapan dengan salah seorang shifu dan murid
Wudangpai?
Lie A Sang tersenyum, Shi De Hu ta shi (Pendekar besar shi De Hu),
kami hanyalah penjaga kuburan keluarga Wudangpai, bukan seorang shifu.
Siapakah gerangan pegemis tua yang lihai dan cucunya itu? Mengapa ia
menginginkan Shen Ta lek ling quan, titipan laksana Zheng He itu?
Pengemis tua ini bukan sembarang orang. Ia menjadi pengemis bukan
karena ia miskin dan tidak memiliki apa-apa, sama sekali bukan kerena
demikian. Apabila orang kangouw mengerti siapa sebenarnya pengemis lihai
ini, banyak orang akan sangat terperanjat.
Ia memiliki gedung besar di Yingtianfu atau Nanjing, di provinsi Jiangsu,
dekat pantai Laut Kuning. Isi dalam gedungnya tidak kalah dengan istana
kaisar sendiri. Sembilan puluh tujuh dayang bekerja di dalam gedung dan
sembilan puluh tujuh bekerja di kebun, kantor-kantor, dan keamanan.
Gedung ini milik seorang pembesar dinasti Ming, yaitu Hsing Ta Siung,
putera tunggal pangeran Hsing Yi Tung. Pangeran ini masih paman dari
kaisar Zheng Cu atau lebih dikenal dengan julukan kaisar Yong Le (artinya,
kebahagiaan yang kekal).
Sebenarnya, walaupun orang tidak mengenal secara jelas asal-usul
keluarga Hsing ini, namun setelah Kaisar Yongle memindahkan ibukota
negara dari Yingtianfu (Nanjing) ke Jingshi (Peking), kota Nanjing berada
dalam kekuasaan keluarga Hsing.
Keberadaannya tidak begitu dikenal oleh orang banyak, karena ia lebih
tertarik di bidang sastra daripada soal-soal politik. Koleksi kitab-kitab dari
berbagai dinasti, penulis-penulis terkenal, dan dari berbagai macam ilmu
menjadi pemandangan utama di ruangan khusus yang tidak pernah dimasuki
oleh orang lain kecuali keluarganya. Tidak ada seorangpun yang mengetahui
bahwa di antara koleksi kitab-kitabnya itu terdapat banyak salinan kitab yang
CHAPTER 3C, PENGEMIS SAKTI TANGAN KILAT
Lingkaran |26

8 JURUS LINGKARAN DEWA


PAHLAWAN

ditulisnya sendiri, yang terdiri dari kitab-kitab ilmu silat tingkat tinggi. Kitabkitab itu ia dapatkan dari seorang pujangga istana, Belharya Yong. Ia seorang
Nepal yang sangat dalam pengetahuannya soal kitab-kitab kuno
peninggalan dinasti Han, Tang, dan Sung. Pangeran Hsing Yi Tung inilah
yang kita kenal sebagai pengemis tua lihai itu. Orang-orang pandai di dunia
kangouw memberi julukan kepadanya sebagai Pengemis Sakti Tangan Kilat.
Sejak usia limabelas tahun, Yi Tung telah bergaul akrab dengan kitabkitab yang ia salin itu. Melatihnya di bawah petunjuk Belharya, sehingga
tanpa sepengetahuan tokoh-tokoh dunia persilatan, ia telah menjatuhkan
satu persatu tokoh-tokoh kenamaan dari golongan hitam dan putih.
Kemunculannya bukan sebagai pangeran Hsing Yi Tung, tetapi sebagai
pengemis aneh dengan ilmu tangan kosongnya yang sangat dahsyat.
Pengemis sakti ini memiliki putera satu-satunya dari seorang istri
keturunan Buthan, Pangeran Hsing Ta Siung. Ilmu silatnya lihai sekali, kerena
ia mewarisi sebagian besar dari ilmu ayahnya. Tetapi bakatnya di bidang ilmu
perang tidak bisa dipandang remeh. Pangeran inilah yang memberikan
nasihat kepada Kaisar Yongle untuk mengadakan hubungan antar negara,
sehingga mengutus Zhenghe (The Ho) menjadi laksamana angkatan laut
untuk melakukan ekpedisi ke pelbagai negara. Mengubah fungsi para
thaikam menjadi pejabat mata-mata yang bekerja untuk memberi informasi
politik kepada kaisar. Ia seorang pejabat negara yang luarbiasa cerdik, ahli
strategy dan siasat politik dan perang yang jempolan.
Namun yang patut disayangkan ialah, ia memiliki ambisi yang tidak
pernah padam untuk menjatuhkan kaisar Yongle dan menguasai kekuasaan.
Banyak datuk-datuk dunia persilatan bekerja dibawahnya, tetapi mereka tidak
pernah mengenal dia.
Fong zhi, mengapa kamu nampak sedih setelah pertempuran di kota
Shian. Apakah engkau masih mendendam kepada Shi De Hu? Kalau memang
begitu, kita balik dan bunuh saja pemuda itu, ayo!
CHAPTER 3C, PENGEMIS SAKTI TANGAN KILAT
Lingkaran |27

8 JURUS LINGKARAN DEWA


PAHLAWAN

Pengemis ini segera menarik tangan Li Fong untuk balik ke arah Utara.
Fong tidak mau balik ke sana Kongkong! Fong juga tidak mau
mengandalkan Kongkong untuk mengempur Shi De Hu.
Lantas mengapa engkau tampak sering melamun dan bersedih hati?
Ilmu silat apakah yang dimainkan oleh dia waktu menjatuhkanku, Fong
ingin tahu. Gerakan gesit seperti naga yang mengintai mangsanya. Fong
belum sempat berpikir, tahu-tahu cengkeraman jari-jari tangan kanannya
telah membuyarkan sinkangku dan membuatku terjungkal! Sungguh
penasaran sungguh penasaran! Kata Li Fong berkali-kali.
Fong zhi, kongkongmu ini sudah mengenal dengan baik ilmu silat
gurunya, Shi De Yuan. Ilmu silatnya tinggi sekali, terutama, ilmu silat tangan
kosongnya. Namun aku masih bisa menjatuhkan gurunya dalam waktu
kurang dari tujuhpuluh jurus. Sedangkan jurus terakhir yang dipakai oleh
pemuda itu tidak pernah kulihat. Gerakkannya lihai dan tidak bisa ditebak,
sangat cepat, dan menyembunyikan gelombang tenaga yang bergulunggulung. Ilmu apakah itu, kongkongmu juga belum tahu persis.
Menurut catatan sejarah, dari kalangan partai Tien Shan Pai, pernah
muncul seorang pendekar yang sepak-terjangnya sangat luar-biasa. Konon
ilmu silatnya seperti gerakan naga menggugah perut bumi. Pada waktu itu,
tidak pernah didengar ada seorang yang dapat mengalahkannya. Konon
juga, ilmu itu tiba-tiba menghilang dari dunia persilatan, dan tidak ada satu
orangpun dari Tien Shan Pai yang mewarisi ilmu pendekar itu.
Kongkongmu ini tidak yakin kalau Dehu bisa menguasai ilmu pendekar
Tien Shan itu.
Kongkong, apakah Shouzhang Fo kita tidak sanggup merobohkan ilmu
itu?
Fong zhi, Shouzhang Fo itu berdasarkan pada ajaran Buddha,
sedangkan ilmu murni Tien Shan Pai bersumber dari agama Tao. Ilmu yang
CHAPTER 3C, PENGEMIS SAKTI TANGAN KILAT
Lingkaran |28

8 JURUS LINGKARAN DEWA


PAHLAWAN

digunakan oleh De Hu itu, kalau kongkong tidak salah duga, bersumber dari
pendekar Tien Shan yang dikabarkan telah musnah itu.
Kalau itu memang benar, maka ilmu itu juga bersumber dari ajaran Tao.
Ajaran Buddha dan Tao tidak pernah saling bertentangan, namun saling
melengkapi. Apabila kedua ilmu ini telah mencapai titik yang paling
sempurna, dan kemudian disatukan, maka terciptalah sebuah ilmu yang
susah dikalahkan. Namun apabila kedua ilmu ini dipertentangkan, maka
keduanya akan saling memusnahkan.
Kongkong, bagaimana gabungan kedua ilmu ini bila dibandingkan
dengan Shen Ta lek ling quan? Tanya Li Fong.
Shen ta lek ling quan memiliki sifat dan unsur yang sangat berbeda
dengan kedua ilmu yang Kongkong sebutkan tadi. Shen ta lek ling quan
diciptakan berdasarkan perpaduan antara sinkang dan kiekhang. Pada saat
kita bertempur dengan ilmu ini, suara-suara yang keluar dari gerakan apa
saja yang muncul dari ilmu silatmu, asal itu digerakkan oleh sinkang, akan
menyatu dengan ilmu ini untuk kemudian bisa dipakai sebagai senjata untuk
menaklukkan ilmu yang kau gunakan. Ilmu yang disempurnakan tokoh
dongeng, Xunzi, ini luarbiasa mujijat. Kongkongmu tidak tahu bagaimana
apabila ilmu pendekar Tien shan digabungkan dengan Shouzhang Fo akan
dapat menaklukkan Shen ta lek ling quan! Hmm aku betul-betul tidak
tahu akan sangat dahsyat jadinya! Pengemis sakti ini menengadakan
kepalanya ke atas, seolah-olah ia bertanya kepada langit untuk mencari
jawaban pertanyaan Hsing Li Fong itu.
Sudahlah, Fong zhi, marilah kita cepat menuju kotaraja Peking, untuk
bertemu dengan dan ibumu.
Kongkong, Fong tidak ingin pulang ke Peking pada saat ini. Fong tidak
suka kota raja Peking, dan Fong juga tidak menyukai pekerjaan Ayah!
Fong zhi, ayah dan ibumu sangat merindukanmu, mereka memintaku
untuk mengantarmu ke Peking di musim semi tahun ini. Sudahlah, jangan
CHAPTER 3C, PENGEMIS SAKTI TANGAN KILAT
Lingkaran |29

8 JURUS LINGKARAN DEWA


PAHLAWAN

banyak rewel mari kita berangkat! Setelah mengantarmu, Kongkong mau


pergi ke utara, ke markas Tien Shan Pai.
Kongkong, kalau kongkong ke utara, Fong harus ikut!
Mengapa begitu? tanya si kakek.
Fong juga ingin ke Tien Shan Pai!
ayagadis kepala batu! Tidak anak, tidak cucu, sama saja!
Hsing Yi Tung mengerti apabila cucunya sudah mengambil sikap
demikian, biarpun kaisar sendiri yang berbicara, tidak akan ia mau mengalah.
***
Wudang Shan (Butongsan) adalah sebuah gunung yang terletak di
propinsi Hubei, selatan kota Shian Tiongkok Tengah. Memiliki banyak
pegungan dengan sediment yang berbeda-beda. Dengan ketinggian 3061
meter dari permukaan air laut, gunung ini tampak sombong menjulang tinggi
membawa kegaiban penuh misteri yang sulit ditembus oleh alam pikiran
manusia.
Wudangshan sangat kaya tanaman obat. Terdapat paling sedikit enam
ratus jenis tanaman obat tumbuh di sini. Hampir sepertiga bagian obatobatan di Tiongguan ditemukan dengan mudah di Wudangshan, sehingga
gunung ini seperti toko obat alam yang tidak pernah kehabisan daun, akar,
buah, dan kulit pohon untuk obat.
Puncak-puncak gunung ini menjulang bagaikan bayangan dewa
bermain di angkasa yang berjubah salju abadi. Puncak yang tertinggi
mencapai 3000 meter dari permukaan air laut, ynag dikenal orang sebagai
puncak Tianzhu. Ia berdiri menjulang seperti tuguh yang menopang langit,
teguh, kokoh, dan tidak tersentuh tangan manusia. Terdapat banyak kuil-kuil
agama Tao kuno yang dibangun oleh pelbagai dynasti. Pegunungan ini

CHAPTER 3C, PENGEMIS SAKTI TANGAN KILAT


Lingkaran |30

8 JURUS LINGKARAN DEWA


PAHLAWAN

memiliki tujuhpuluh dua puncak, tigapuluh enam ngarai dari batu-batu, dan
duapuluh empat aliran sungai.
Di salah satu puncaknya terdapat sebuah kelenteng kecil yang dibangun
pada masa dinasti Yuan (Dinasti Boan). Banyak orang berpendapat bahwa itu
adalah sebuah kuil biasa. Sesungguhya kuil kecil itu adalah sebuah makam
pendiri Wudang Pai, Zhang Sanfeng (Tio Sam Hong).
Jika diperhatikan dengan lebih teliti, maka tampak bahwa kuburan itu
seperti singgasana yang terletak persis di bagian tertinggi dan menghadap
Timur laut. Sungai Kuning yang mengaliri kota Shansi sepertinya menjadi
daerah kekuasaannya. Kuburannya terletak di sebelah Barat puncak Tianzhu.
Ada lekukan batu pualam sebesar pintu istana raja terletak di bagian bawah
kuburan itu. Di permukaan batu itu terdapat tulisan yang berbunyi, Beng Pao
Heng Bi Juan dengan huruf-huruf gagah dan nampak mengkilat tertimpah
sinar matahari. Orang-orang Wudangshan menduga bahwa si penulis adalah
Zhang Sanfeng sendiri. Tulisan ini melukiskan element dasar yang menjiwai
ilmu silat Zhang Sanfeng. Sedikit ahli silat yang dapat menyelami element
Beng Pao Heng Bi Juan, termasuk murid-murid Zhang Sanfeng.
Kuburannya menatap matahari terbit, sepertinya ia dibaringkan dengan
posisi menghadap matahari dengan punggung bersandar pada puncak
Wudangshan. Tempat dan posisi ini yang diminta oleh Zhang Sanfeng
kepada murid-muridnya pada saat ia belum meninggal. Sebenarnya tempat
ini adalah tempat pertapaan terakhir Zhang Sanfeng yang diubah menjadi
kuburannya. Di bagian dalam masih tetap sama seperti sebelum ia
meninggal, tetapi bagian luarnya dibangun pusara besar menyerupai
kelenteng kecil untuk menandai makam pendiri Wudangshan tersebut. Ia
memesan agar tubuhnya tidak diangkat dan tidak dipindahkan dari tempat
dimana ia berbaring pada saat meninggal. Oleh sebab itulah, muridmuridnya hanya membangun semacam kuil kecil untuk menguburkannya.

CHAPTER 3C, PENGEMIS SAKTI TANGAN KILAT


Lingkaran |31

Anda mungkin juga menyukai