PAHLAWAN
Di tempat inilah Yang Jing, bocah berusia sepuluh tahun ini, dipelihara
oleh Lie A Sang, penjaga kuburan tua pendiri Wudangpai.
Sudah lebih dari lima tahun, setiap pagi, sebelum matahari terbit, Lie A
Sang mengharuskan Yang Jing duduk bersila telanjang bulat dengan posisi
seperti Zhang Sanfeng berbaring di makamnya. Tiga jam setelah duduk
bersila seperti itu, Lie A Sang, menyuruh bocah itu mencabuti rumput-rumput
yang tumbuh di sekitar makam. Cara mencabutnya sangat aneh, ini di luar
kebiasaan sebagaimana lazimnya. Yang Jing harus menggunakan dua jari
kakinya untuk mendorong satu demi satu rumput-rumput liar itu tanpa
mengeluarkan akarnya. Apabila ia bergerak ke arah timur laut, ia
menggunakan jari kelingkingnya untuk mencongkel. Apabila ia bergerak ke
arah barat laut, ia mencabut tanpa menyentuh daunnya.
Ada lima unsur yang disatukan dengan 147 gerakan yang memiliki
kecepatan, perubahan dan tenaga yang berbeda-beda. Dilihat sepintas,
gerakan mencabut rumput tanpa menggunakan tangan ini seperti langkahlangkah biasa. Dengan menggunakan mata yang tidak terlatih, orang tidak
akan bisa melihat unsur keindahan dan keistimewaan langkah-langkah yang
dimainkan Yang Jing.
Sebentar-sebentar Lie A Sang berkata, Wu Wei Yeh ming bu sa ching
(tidak bertindak, tidak memiliki seperti Candra prabha bodhisattva), biarkan
kakimu bergerak menurut rahasia ketenangan, kekosongan namun bergerak
seperti angin.
Bocah itu bergerak mengikuti petunjuk itu. Dan lihat, ia seperti tetap di
tempat semula (wu wei).
Kong men quan! Seru si Kakek, arahkan pikiranmu ke pintu gerbang
kekosongan, dan Yu men quan, ikutilah ke dalam inti gerakan di sekitarmu.
Yang jing membuat gerakan seperti seekor belut di pusaran air, tubuhnya
nampak diam, namun terdengar suara, Wussstwus. Dalam waktu
Inti pokok ilmu ini terletak pada pemahaman bahwa apabila seseorang
melepaskan diri dari gerakan, ia berada dalam posisi gerakan yang terpusat.
Ia memiliki kemampuan untuk mengambil keuntungan dari segala sesuatu
yang bergerak disekelilingnya. Mengambil perubahan gerakan untuk
mencapai natural harmony. Zheng Yang Jing seolah tidak bergerak, pada saat
menggunakan Shen De Bu Fu Tui Dong Yang, diam di tempat, tetapi
sesungguhnya ia telah bergerak secepat perubahan angin dan menyatu
dengan perubahan lima unsur di sekitarnya. Menyatu dan harmoni dengan
gerakan di sekitarnya.
Jing zhi (anak Jing), demikian suatu pagi Lie A Sang berujar, setiap
engkau melangkah menurut Shen De Bu Fu Tui Dong Yang, ingatlah bahwa
semua gerakan harus harmoni dan menyatu dengan gerakan di sekitarmu.
Yang Jing memandang wajah Lie A Sang, matanya bersinar begitu
terang menandakan ia memiliki otak yang luar-biasa cerdas.
Dengarkanlah apa yang dikatakan Zhang Sanfeng Tai shifu,
Meletakkan tigapuluh jeruji menjadi roda
Ada ruang kosong ditiap-tiap jeruji,
kosong, diam, bersatu dengan gerakan angin yang dihempaskan
roda-roda.
Meletakkan tanah liat, membuat guci;
Ada ruang kosong diantara tangan tukang guci dan guci.
Kosong, diam, bersatu dengan gerakan angin membentuk guci
Shen de bu fu tui dong yang, langkah dewa mendorong samudra
Tidak bergerak, diam, kosong membuka samudra
Membentuk lingkaran, mengejar ombak
Tujuhpuluh tiga memberi, tujuhpuluh empat menghisap
Laksana naga mendekam, menjuluskan lidah, menggoyangkan
ekornya
Demikian juga Shen de bu fu tui dong yang.
CHAPTER 3C, PENGEMIS SAKTI TANGAN KILAT
Lingkaran |34
Lei di, Chen tashifu pasti mau mendengar kita! Jelas Xing Long.
Sementara itu dari dalam keluar empatpuluh pendeta Tao. Di depan
berdiri lima orang pendeta agama Tao. Orang pertama adalah Chen Sie Cin,
ketua Wudangpai, empat orang yang berdiri di sampingnya adalah para
murid kepala, Ho Lian Taosi, Liang Hung Taosi, Sima Hung Taosi, dan Koo Pai
Taosi.
Sahabat-sahabat pendekar dari Tienshan, kelihatannya saudara-saudara
sedang menghadapi kesulitan besar sehingga mau menempuh jarak yang
begitu jauh dari utara untuk datang ke Wudangshan.
Inilah suara ketua Wudangpai, keras, kuat, dan tidak mengenal
kompromi. Ia memang seorang yang memegang teguh disiplin, tidak akan
segan-segan menindak para muridnya yang melanggar peraturan partai atau
menodai prinsip-prinsip kehidupan pendekar yang harus berpegang teguh
kepada kebenaran dan membela yang lemah.
Chen Ta shifu, maafkan kami, delapanbelas orang murid Tienshan, yang
datang menganggu ketenangan. Kami sedang menghadapi kesulitan dan
malapetaka besar. Karena mengingat hubungan baik antara shifu dengan
Chen ta shifu, kami memberanikan diri datang ke sini untuk memohon
nasihat dan pertolongan.
Jangan ragu-ragu, katakanlah, kami akan mendengarkannya!
Shi De Yuan Ta Shifu telah dibunuh orang!
Bergetar tubuh ketua Wudangpai ini, wajahnya pucat dan gemertak.
Dengan suara yang menggelegar karena digerakkan oleh qigong yang tinggi,
Siapakah yang membunuhnya!
Ia betul-betul sangat terkejut, sebab ia mengenal dengan pasti siapa Shi
De Yuan itu. Bukan saja ketua Tien Shan Pai itu adalah pamannya sendiri dari
garis ibunya, tetapi juga ia mengenal kedalaman dan kesempurnaan
CHAPTER 4, PERTEMPURAN DI WUDANGSHAN
Lingkaran |36
Ilmu itu sudah musnah atau tidak muncul lagi sejak seratus tigapuluh
tahun yang lalu, bagaimana tiba-tiba mengambil korbannya lagi. Oh...dunia
persilatan akan kembali terjadi banjir darah!! Oh. Tien Shen (Tuhan
langit) Wajahnya nampak berduka sekali. Pendekar mana yang bisa
mengatasi kungfunya?
Selagi Chen Bangzhu berpikir keras, tiba-tiba saja dari tempat kejauhan
terdengar suara tawa iblis.
Hahahakelinci-kelinci Wudang masih sedikit punya kepandaian
sehingga bisa mengenal Lan wu po huai gu ge! Ha..haha tidak percuma
Zhang Sanfeng mendirikan partai ini. Dulu dia membinasakan salah satu
nenek moyangku, tapi sekarang sekalipun ia bangkit dari kubur tidak akan
bisa bertahan lebih dari seratus jurus melawankuhaha..ha
Manusia berhati iblis, keluarlah dari tempat persembunyianmu! Teriak
Ho Lian Taosi menggeleggar karena memang ia ahli nuegong (tenaga
dalam).
Iblis ini tidak melayaninya, ia malah mengancam, Kuberi waktu
setengah peminuman teh bagi murid-murid TienShan Pai untuk
memberitahukan dimana Shi De Yuan menyembunyikan Shen Ta lek ling
quan, atau mereka mati dengan cara yang sama!
Kembali Chen Bangzhu terperanjat, Apa? Shen ta lek ling quan? Ilmu
inipun sudah tidak diketahui siapakah yang mewarisi dari pendekar besar
Xunzi.
Dari keheranan, Chen Bangzhu berubah menjadi marah sekali.
Iblis haus darah sekali ini engkau tidak akan dapat menyentuh kulit
murid-murid Tienshan, kerena mereka berada di wilayah Wudangpai, dan aku
sendiri yang akan melindungi mereka! Jawabnya tegas.
Hahaha, akan kubuktikan sebentar lagi, Wudangpai bisa berbuat
apa!
hahahaha
CHAPTER 4, PERTEMPURAN DI WUDANGSHAN
Lingkaran |38
pertempuran di Kun lun shan inilah, Zhu Jung dapat dibinasakan oleh kedua
pendekar itu. Semenjak saat itu, ilmu Lan wu po huai gu ge tidak pernah
muncul lagi di dunia persilatan. Dunia wulin menduga, Zhu Jung tidak
memiliki keturunan ataupun ahli waris. Demikian juga ilmu pamungkas
ciptaan kedua pendekar itu tidak pernah muncul lagi di wulin. Oleh sebab itu
tidak mengherankan apabila Chen Sie Cin Shifu terperanjat mendengar ilmu
iblis ini memakan kurban lagi di jaman ini.
Jarak setengah peminuman the telah lewat, semua orang telah bersiap
menghadapi si iblis. Tidak perlu ditunggu lebih lama, karena tiba-tiba
serangkum hawa dingin menerpa orang-orang itu. Dan sesosok tubuh yang
mengenakan jubah biru, dan juga topeng warna biru pula telah berdiri di
hadapan mereka entah kapan. Tubuhnya sedang-sedang saja, sorot matanya
tajam bagai sembiluh. Tidak nampak ia membawa pedang ataupun golok. Ia
berdiri dengan jarak dua belas tombak dari hadapan Chen Bangzhu.
Ia berkata dengan suara sedingin salju, Waktu telah habis, kalian harus
memberitahukanku di mana Shie De Yuan menyembunyikan titipan
laksamana Zheng He, kalau tidak aku bersumpah membasmi kalian semua
termasuk yang melindungi!
Manusia berhati Iblis, jagalah serangan kami!
Ho Lian Taosi, Liang Hung Taosi, Sima Hung Taosi, dan Koo Pai Taosi
sudah tidak sabar lagi, mereka berempat maju dan menyerang dengan ilmu
khas Wudangshan yang menekankan penggunaan sinkang. Jubah yang
membungkus tangan mereka berkibar-kibar mengeluarkan hawa sakti yang
bukan main kuatnya. Ho Lian dan Liang Hung menyerang dari bawah,
sedangkan Sima Hung dan Koo Pai menyerang di bagian atas. Inilah jurus
kungfu yang disebut Yin Yang Ba Gua Chang ciptaan Zhang Sanfeng.
Serangan ini bergelombang menimbulkan hawa panas dan dingin yang silih
berganti. Pada umumnya orang yang diserang dengan kungfu semacam ini