PAHLAWAN
bukan?
segera
sampai
Zuifan
Sui Lan menjadi tidak mengerti mengapa hatinya menjadi berdebardebar melihat senyum orang itu. Dengan wajah bersemu merah, ia pergi
sambil menganggukan kepalanya tanda terima kasih.
He..he..he..gadis secantik dirimu, mengapa menjual silat di pinggir jalan.
Mari tunjukkan di mana ibumu, kujamin ia pasti mendapatkan tabib terbaik
di Peking. Tiba-tiba seorang siucai berkata kepada Sui Lan, seraya berusaha
mencolek pinggulnya. Sui Lan melompat cepat sekali mengelak dari
sambaran si siucai.
Laki-laki kurang-ajar, apa maumu! Sui Lan menjadi marah sekali. Ia
berdiri berhadapan dengan laki-laki yang berpakaian sastrawan.
Mengapa marah? Bukankah aku menunjukkan rasa cinta dan ingin
menolongmu keluar dari kesusahan? Sayang sekali, gadis yang secantik
dirimu, dengan kulit yang putih mulus akan menjadi layu dan kotor karena
debu jalan raya. Khan lebih baik tinggal bersamaku di gedung sebelah Timur
itu untuk menikmati hidup? Hehehe betul tidak kawan-kawan?
Betulbetulseharusnya begitu!
prajurit pengawal kota kekaisaran Ming.
Sahut
gerombolan
berseragam
melakukan
tidak merasa berbuat salah terhadap pembesar setempat. Maaf kami tidak
bisa mengikuti ajakan saudara! Kata Nan Thao dengan suara tegas.
Siucai itu menjadi marah sekali. Tiba-tiba ia menggerakkan tangannya,
dan plak..plak..tanpa dapat dielakkan, kedua pipi Nan Thao menjadi
bengkak-bengkak. Ternyata siucai itu berilmu tinggi.
Nan Thao menjadi marah,"Ada urusan apa sehingga kamu berbuat jahat
kepada kami berdua?"
Manusia bosan hidup, nih rasakan! Tubuhnya melayang bagai elang
menangkap mangsanya, menyerang Nan Thao dengan gerakkan yang
telengas sekali.
Nan Thao tidak mandah saja tubuhnya digebuk, ia balas menyerang
dengan ilmu tangan kosong Shaolinshi. Namun tidak sampai duapuluh jurus,
Nan Thao sudah terkurung oleh serangan siucai yang bertubi-tubi mengarah
kepada bagian-bagian tubuh yang berbahaya. Melihat ini, Sui Lan tidak raguragu mencabut pedangnya dan menyerang si siucai.
Orang banyak yang tadinya berkerumun, begitu melihat siapa yang
menyerang dua kakak-beradik penjual silat itu, satu-demi satu pergi
meninggalkan tempat itu dengan tergesa-gesa. Hanya tinggal pemuda
berlengan tunggal dan temannya yang masih tinggal.
Tidak mengherankan apabila orang-orang banyak itu pergi
meninggalkan keributan dengan tergesah-gesah, karena mereka mengenal
siapa siucai itu. Dia adalah tokoh sakti murid terkasih Sastrawan Iblis
Pencabut Nyawa, dari pantai Pohai. Keberadaannya dan tujuannya berada di
ibukota Peking tidak diketahui. Ia bekerja bagi tokoh rahasia dengan misi
rahasia pula. Tokoh rahasia yang dipanggil Bupun Ongya (tuan yang tidak
berkepandaian) ini memiliki pengaruh dan kekuasaan yang sangat besar.
Banyak tokoh-tokoh golongan hitam bekerja baginya. Siapa Bupun ongya ini,
tidak ada seorangpun yang tahu. Yang jelas ilmunya sangat hebat dan
kekuasaannya di kalangan pemerintahan juga tidak main-main.
Chapter 7, Rencana Jahat di dekat Wenyuandian
Lingkaran |77