PAHLAWAN
Blaar ..! Untuk sekian kalinya, lengan kosong De Hu membuat Xue Jia
Qiongmo terhuyung-huyung. Ia semakin lemah dan pening menghadapi
gempuran pendekar lengan tunggal ini.
Kawankawan, ayo cepat bantu aku menghabisi manusia buntung ini!
Serunya kalang-kabut.
Tetapi ia terperanjat, karena tidak ada seorangpun yang maju
membantunya. Ketika ia menengok ke samping, nampak pemandangan yang
sangat mengejutkan hatinya, seluruh orang-orangnya tertotok seperti patung
hidup. Dan lucunya, semua tertotok dengan posisi yang berbeda-beda, ada
berdiri sambil memegang golok dengan posisi menyerang, ada yang
menggeletak di tanah sambil menyeringai, ada pula yang seperti kera menari.
Dia tahu keadaan. Pemuda buntung ini saja tidak bisa dia atasi, apalagi
masih ada pemuda remaja, teman si buntung, yang berdiri di samping Nan
Thao, Sui Lan, dan gadis berbaju kuning menonton ia dipermainkan oleh si
pendekar buntung. Melihat sinar mata pemuda remaja itu saja, ia dapat
menduga bahwa ia bukan manusia sembarangan. Ia berpikir, agaknya
pemuda remaja ini yang membereskan teman-temannya.
Siapakah kau, mengapa usil menganggu urusan prajurit-prajurit
pemerintah Ming yang sedang menjalankan tugasnya? Apakah kamu sekalian
ingin memberontak?
Prajurit-prajurit pemerintah tidak ada yang menjalankan tugas untuk
mengurang-ajari gadis-gadis! Dibawah pimpinan komandan yang mana
kamu bekerja, hei buaya darat? Tiba-tiba gadis baju kuning itu maju ke
depan sambil bertolak pinggang dan mendamprat Xue Jia Qiongmo habishabisan.
Ingin memberontak apa? Dasar penjahat berkedok prajurit, asal buka
mulut dan omong tidak karuan!