PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam
memenuhi
kebutuhannya
guna
memepertahankan
kehidupannya,
terganggu
keperawatan
kelemahan
dirinya
merupakan
kemampuan
jika
kondisi
dalam
tidak
seseorang
melakukan
dapat
yang
melewati
fikir
perawatan
diri
ketidakmampuan
sehingga
menurun.
merawat
kemampuan
untuk
melakukan
Kurang
perawatan
diri
kebersihan
diri,
makan
aktivitas
tampak
secara
dari
mandiri,
kulit
Ketidakmampuan
berdaki,
berhias
dan
bau,
ditandai
kuku
panjang,
dengan
rambut
dan
kotor.
acak-acakan,
dengan
B. Tujuan Penulisan
1. Untuk membahas tentang Defisit Perawatan Diri
1
perkembangan
dari
klien
dengan
dengan
Defisit
gangguan
ini
menjelaskan
penelitian,
tentang
tujuan
informasi
penulisan,
umum
metode
yaitu
penulisan,
latar
dan
sistematika penulisan.
BAB II :
TINJAUAN TEORI
Bab ini berisikan teori yang diambil dari beberapa kutipan
buku, yang berupa pengertian atau definisi. Bab ini juga menjelaskan
konsep dasar, konsep dasar asuhan keperawatan, dan hal-hal yang
berkaitan dengan teori yang dibahas.
BAB III :
TINJAUN KASUS
ini
berisi
kesimpulan
dan
saran
yang
berkaitan
dengan
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep dasar
1. Pengertian
Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk
melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan,
toileting) (Nurjannah, 2004).
Menurut Poter dan Perry (2005), personal hygine adalah
suatu
tindakan
untuk
memelihara
kebersihan
dan
kesehatan
3
seseorang
untuk
kesejahteraan
fisik
dan
psikis,
kurang
yang
mengalami
kelemahan
kondisi
kemampuan
pada
dalam
2. Psikopatologi
Menurut Tarwoto
dan
Wartonah,
defisit
perawatan
diri
melindungi
dan
memanjakan
yang
kurang
dengan
menyebabkan
kemampuan
ketidakpedulian
diri
lingkungannya.Situasi
lingkungan
kurang
perceptual,
sehingga
penurunan
motivasi,
kerusakan
kognisi
cemas,
lelah/lemah
yang
dialami
menyebabkan
individu
kurang
mampu
Faktor
perawatan diri.
Menurut
Depkes
(2000:
59)
atau
individu
melakukan
faktor
yang
Gambaran
kebersihan
individu
diri
terhadap
misalnya
dirinya
dengan
sangat
adanya
mempengaruhi
perubahan
fisik
penting
karena
yang
menggunakan
produk
tertentu
Klien mengatakan
atau di RS tidak
Klien mengatakan
Klien mengatakan
Klien mengatakan
setelah BAK atau
Objektif :
5
Pohon Masalah
Defisit Perawatan Diri
Isolasi Sosial
Menurunnya motivasi /
kemampuan dalam
merawat diri
No
Dx
Diagnose
keperawatan
Tujuan
kriteria
hasil
Intervensi
1. TUM ;
Klien dapat
meningkatka
n minat dan
motivasinya
untuk
memperhatik
an
kebersihan
diri.
2. TUK
Klien dapat
membina
hubungan
saling percaya
dengan
perawat.
Setelah
dilakukan
tindakan
selama 3 x
24 jam
diharapkan
pasien
dapat
membinan
hubungan
saling
percaya
1. Berikan salam
setiap
berinteraksi.
2. Perkenalkan
nama, nama
panggilan perawat
dan
tujuan perawat
berkenalan.
3. Tanyakan nama
dan panggilan
kesukaan klien.
4. Tunjukan sikap
jujur dan
menepati janji
setiap kali
berinteraksi.
5. Tanyakan
perasaan dan
masalah yang
dihadapi
klien.
6. Buat kontrak
interaksi yang
jelas.
7. Dengarkan
ungkapan perasaan
klien dengan
empati.
8. Penuhi
kebutuhan dasar
klien.
TUK II
klien dapat
mengenal
tentang
pentingnya
kebersihan
diri.
1. Bina hubungan
saling percaya
dengan
menggunakan
prinsip
komunikasi
terapeutik.
2. Diskusikan
bersama klien
pentingnya
kebersihan
diri dengan cara
menjelaskan
pengertian
tentang
arti bersih dan
tanda- tanda
bersih.
3. Dorong klien
untuk menyebutkan
3 dari 5 tanda
kebersihan diri.
4. Diskusikan
fungsi kebersihan
diri dengan
menggali
pengetahuan klien
terhadap hal yang
berhubungan
dengan kebersihan
diri.
5. Bantu klien
mengungkapkan
arti kebersihan
diri
dan tujuan
memelihara
kebersihan diri.
6. Beri
reinforcement
positif setelah
klien mampu
mengungkapkan
arti kebersihan
diri.
7. Ingatkan klien
untuk memelihara
kebersihan diri
8
seperti: mandi 2
kali pagi dan
sore, sikat gigi
minimal 2 kali
sehari (sesudah
makan dan
sebelum tidur),
keramas dan
menyisir rambut,
gunting kuku jika
panjang.
TUK III :
Klien dapat
melakukan
kebersihan
diri dengan
bantuan
perawat.
1. Motivasi klien
untuk mandi.
2. Beri
kesempatan untuk
mandi, beri
kesempatan
klien untuk
mendemonstrasikan
cara memelihara
kebersihan diri
yang benar.
3. Anjurkan klien
untuk mengganti
baju setiap hari.
4. Kaji keinginan
klien untuk
memotong kuku dan
merapikan rambut.
5. Kolaborasi
dengan perawat
ruangan untuk
pengelolaan
fasilitas
perawatan
kebersihan diri,
seperti mandi dan
kebersihan kamar
mandi.
6. Bekerjasama
9
dengan keluarga
untuk mengadakan
fasilitas
kebersihan diri
seperti odol,
sikat gigi,
shampoo, pakaian
ganti, handuk dan
sandal.
TUK IV : Klien
dapat
melakukan
kebersihan
perawatan diri
secara
mandiri.
1. Monitor klien
dalam melakukan
kebersihan diri
secara teratur,
ingatkan untuk
mencuci rambut,
menyisir, gosok
gigi, ganti baju
dan pakai sandal.
10
TUK V : Klien
dapat
mempertahankan
kebersihan
diri
secara
mandiri.
1. Monitor klien
dalam melakukan
kebersihan diri
secara teratur,
ingatkan untuk
mencuci rambut,
menyisir, gosok
gigi, ganti baju
dan pakai sandal.
TUK V : Klien
dapat
mempertahankan
kebersihan
diri
secara
mandiri.
1. Beri
reinforcement
positif jika
berhasil
melakukan
kebersihan diri.
11
TUK VI : Klien
dapat dukungan
keluarga dalam
meningkatkan
kebersihan
diri.
1. Jelaskan pada
keluarga tentang
penyebab kurang
minatnya klien
menjaga
kebersihan diri.
2. Diskusikan
bersama keluarga
tentang
tindakanyang
telah dilakukan
klien selama di
RS
dalam menjaga
kebersihan dan
kemajuan yang
telah dialami di
RS.
3. Anjurkan
keluarga untuk
memutuskan
memberi
stimulasi
terhadap kemajuan
yang telah
dialami di
RS.
4. Jelaskan pada
keluarga tentang
manfaat sarana
yang lengkap
dalam menjaga
kebersihan diri
klien.
5. Anjurkan
keluarga untuk
menyiapkan sarana
dalam
menjaga
kebersihan diri.
6. Diskusikan
bersama keluarga
cara membantu
klien
dalam menjaga
kebersihan diri.
7. Diskusikan
dengan keluarga
12
1
2
KEMAMPUAN
PASIEN
SP 1 P
Menjelaskan pentingnya kebersihan
diri
Menjelaskan cara menjaga
kenbersihan diri
Membantu pasien menjga kebersihan
diri
Menganjurkan pasien memasukkan
cara menjega kebersihan diri ke
jadwal kegiatan harian
NILAI SP 1 P
SP II P
Mengevaluasi jadwal kegiatan
harian pasien
Menjelaskan cara makan yang baik
Membantu pasien mempraktikkan
cara makan yang baik
Menganjurkan pasien memasukkan
cara makan yang baik ke dalam
jadwal kegiatan harian
NILAI SP II P
SP III P
Mengevaluasi jadwal kegiatan
TANGGAL
13
3
4
1
2
3
4
B
1
1
2
harian pasien
Menjelaskan cara eliminasi yang
baik
Membantu pasien Memperaktekkan
cara eliminasi yang baik
Menganjurkan pasien memasukkan
cara eliminasi yang baik ke dalam
jadwal kegiatan harian
NILAI SP III PASIEN
SP IV PASIEN
Mengevaluasi jadwal kegiatan
haian pasien
Menjelaskan cara berdandan
Membantu pasien mempraktekkan
cara berdandan
Menganjurkan pasien memasukkan
cara berdandan yang baik ke dalam
jadwal kegiatan harian
NILAI SP IV PASIEN
KELUARGA
SP I K
Mendiskusikan masalah yang di
rasakan keluarga dalam merawat
pasien
Menjelaskan pengertian ,tanda dan
gejala deficit perawatan diri,
dan jenis deficit keperawatan
diri yang di alami pasien beserta
proses terjadinya
Menjelaskan cara merawat pasien
deficit perawatan diri
NILAI SP I K
SP II K
Melatih keluarga mempraktekkan
cara merawat pasien deficit
perwatan diri
Melatih keluarga melakukan cara
merawat langsung kepada pasien
deficit perawatan diri
NILAI SP II K
SP III K
Membantu keluarga membuat jadwal
aktivitas termasuk minum obat
Menjelaskan follow up pasien
NILAI SP III K
TOTAL NILAI : SP P + SP K
RATA RATA
14
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Tn S DENGAN
MASALAH KEPERAWATAN DEFISIT PERAWATAN DIRI
DI RUANG ANGSOKA DI RUMAH SAKIT JIWA MUTIARA SUKMA PROVINSI NTB
Tanggal MRS
: 18 -05 201
Tanggal pengkajian
: 30 - 12 - 2013
Ruang
: Dahlia
I.
RM No : 005271
Identitas Klien
Nama
: Nn SW
Umur
: 50 tahun
Jenis kelamin
: perempuan
Pendidikan : SD
Agama
: Islam
Suku bangsa
Pekerjaan
: indonesia
: petani
Status
: belum menikah
Alamat
15
Penanggung jawab
Nama
: Tn SD
Umur
: 53 tahun
Jenis kelamin
: laki laki
Hubungan
: saudara ipar
Pekerjaan
: swasta
Alamat
II.
:
TD : 110/80 mmhg
N : 84 x / menit
S : 36,2oC
P : 18 x / menit
2. Ukur
:
TB : 150 cm
BB : 45 kg
3. Tidak ditemukan keluhan fisik pada klien
Masalah keperawatan : -
V.
Psikososial
1. Genogram
16
Keterangan :
: laki laki
cerai
putus
hubungan
: perempuan
gangguan jiwa
mengalami
: meninggal
Penjelasan :
Klien merupakan anak kedua dari enam bersaudara, ibu
klien dan adik perempuan klien juga ada mengalami
gangguan jiwa, setelah orang tua klien bercerai klien
tinggal bersama ayahnya, sedangkan saudara kandung klien
yang lain tinggal bersama ibu dan keluarga, setelah ayah
klien meninggal klien tinggal bersama adiknya yang juga
mengalami gangguan jiwa dengan tetap dalam pengawasan
dari keluarga, sedangkan saudara klien yang lain tinggal
bersama suami / istri dan anak-anaknya, dan salah satu
adik klien ada yang meninggal dunia.
2. Konsep diri
a. Gambaran diri : tidak terkaji
b. Identitas klien
: keluarga klien mengatakan klien adalah
seorang petani dan peternak ayam, klien selalu menyendiri
dan lebih memilih untuk memelihara ayamnya
c. Peran
: keluarga klien mengatakan klien adalah
seorang petani dan peternak ayam, dan apabila klien sedang
berada di sawah klien tidak mau di ganggu
17
d. Ideal diri
:
keluarga
klien
mengatakan
setelah
pulang dari rumah sakit klien akan dibiarkan untuk
mengurusi ternak ayamnya, dan keluarga akan memberikan
dukungan dan perhatian
e. Harga diri
: keluarga klien mengatakan klien tidak
mau bergaul karena klien merasa tidak dihargai
Masalah keperawatan : harga diri rendah
3. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti
:
Keluarga klien mengatakan bahwa orang yang berarti bagi
klien adalah salah satu keponakan laki-lakinya yang sudah
meninggal
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat
Keluarga klien mengatakan klien jarang begaul dengan
tetangganya, klien lebih memilih untuk merawat ternaknya
dan mengurusi sawah
c. Hambatan dalam berhubungan
Klien
tampak
memiliki
hambatan
dalam
berhubungan
/
bersosialisasi, klien hanya memilih untuk tidur di kasurnya
dan tidak mau berbicara dengan orang lain
Masalah keperawatan : Isolasi sosial
4. spiritual
a. Nilai dan keyakinan
: keluarga klien mengatakan klien
beragama islam
b. Kegiatan ibadah
: klien tidak pernah melakukan
ibadah karena klien hanya tidur atau berbaring saja di atas
ranjangnya
Masalah keperawatan : distress spiritual
VI. Status mental
1. Penampilan
:
klien tampak tidak rapi / berantakan, rambut kotor tidak
pernah disisir, terdapat kutu, pakaian kotor
Masalah keperawatan : DPD ( defisit perawatan diri )
2. Pembicaraan
:
klien hanya diam saja, membisu, tidak menjawab pertanyaan
yang ditanyakan
Masalah keperawatan : isolasi sosial : menarik diri
3. Aktivitas motorik :
aktivitas klien hanya tidur saja, terlihat lesu, tidak mau
berinteraksi dengan klien yang lain, hanya merenung saja
Masalah keperawatan : isolasi sosial
4. Alam perasaan :
klien terlihat sedih dan putus asa
Masalah keperawatan : harga diri rendah
5. Afek
:
18
klien
menginkari
penyakit
yang
19
7. Pemeliharaan kesehatan
: klien sangat membutuhkan
dukungan dan motivasi dari keluarga dan orang di
sekitarnya agar cepat sembuh
8. Aktivitas di luar rumah : klien tidak mampu mempersiapkan
makanan, klien tidak mampu menjaga kerapihan, dan klien
tidak mampu memcuci pakaian.
Masalah keperawatan : DPD ( defisit pearawatan diri )
VIII. Nutrisi
a. klien makan 3 x sehari dan tidak menghabiskan porsi
makanannya, klien hanya menghabiskan buah serta memakan
sedikit nasi, lauk, dan sayur, tapi klien terlihat sangat
haus
b. klien makan di atas tempat tidurnya
c. klien tidak menghabiskan porsi makanan yang disediakan
oleh rumah sakit
d. klien minum obat teratur
IX.
Mekanisme koping
Maladaptif
: klien tidak mampu menyelesaikan masalah yang
dihadapi.
Masalah keperawatan : koping individu inefektif
X.
XI.
tentang
THP ( Trihexypheridin ) 2 X 2 mg
Data
DS :
Merasa tidak memiliki
kelebihan apapun
Masalah Keperawatan
Harga diri rendah
DO :
Kontak mata kurang
Tidak
berinisiatif
berinteraksi
dengan
orang lain
2
DS :
Tidak terkaji
DO :
Badan kotor
Dandanan tidak rapi
BAB / BAK sembarangan
ADL dibimbing
3
DS :
Curiga
lain
dengan
orang
DO :
Menyendiri
Mengurung diri
Tidak
mau
bercakapcakap dengan orang lain
XV.
Pohon masalah
Defisit Perawatan Diri
Isolasi Sosial
Menurunnya motivasi /
kemampuan dalam
merawat diri
21
tangga
l
Diagnose
keperawata
n
Tujuan
31/12
/13
Defisit
perawatan
diri
TUM
Klien
dapat
meningkatkan
minat
dan
motivasinya
untuk
memperhatikan
kebersihan
diri.
Evaluasi
Klien
masih
TUK I
menunjukan
Klien
dapat tanda
cukup
membina
percaya
hubungan
dengan
saling
perawat :
percaya
- ekspresi
dengan
wajah cukup
perawat.
bersahabat
- kontak mata
kurang
- mau berjabat
tangan
- mau
duduk
berdampinga
Intervensi
1. Berikan salam
setiap
berinteraksi.
2.
Perkenalkan
nama,
nama
panggilan
perawat dan
tujuan
perawat
berkenalan.
3. Tanyakan nama
dan
panggilan
kesukaan klien.
4.
Tunjukan
sikap jujur dan
menepati
janji
setiap kali
berinteraksi.
5.
Tanyakan
perasaan
dan
masalah
yang
dihadapi
klien.
6. Buat kontrak
interaksi
yang
22
TUK II
klien
dapat
mengenal
tentang
pentingnya
kebersihan
diri.
n
dengan
perawat
!
jelas.
7.
Dengarkan
ungkapan
perasaan
klien
dengan
empati.
8.
Penuhi
kebutuhan dasar
klien.
Klien mampu
mendengarkan
penjelasan
perawat
mandi
dengan
bantuan total
dari
orang
lain
bersisir
sebelum tidur
1. Bina hubungan
saling
percaya
dengan
menggunakan
prinsip
komunikasi
terapeutik.
2.
Diskusikan
bersama
klien
pentingnya
kebersihan
diri dengan cara
menjelaskan
pengertian
tentang
arti bersih dan
tandatanda
bersih.
3. Dorong klien
untuk
menyebutkan
3
dari 5 tanda
kebersihan diri.
4.
Diskusikan
fungsi
kebersihan diri
dengan menggali
pengetahuan
klien
terhadap
hal
yang
23
berhubungan
dengan
kebersihan diri.
5. Bantu klien
mengungkapkan
arti kebersihan
diri
dan
tujuan
memelihara
kebersihan diri.
6.
Beri
reinforcement
positif setelah
klien mampu
mengungkapkan
arti kebersihan
diri.
7.
Ingatkan
klien
untuk
memelihara
kebersihan diri
seperti: mandi 2
kali
pagi
dan
sore, sikat gigi
minimal 2 kali
sehari (sesudah
makan dan
sebelum tidur),
keramas
dan
menyisir rambut,
gunting
kuku
jika panjang.
24
TUK
III
:
Klien
dapat
melakukan
kebersihan
diri dengan
bantuan
perawat.
Klien mampu ;
- mandi dan
berpakaian
masih dibantu
orang lain
klien
sering
terlihat
menyisir
rambutnya
1.
Motivasi
klien
untuk
mandi.
2.
Beri
kesempatan untuk
mandi,
beri
kesempatan
klien
untuk
mendemonstrasika
n
cara
memelihara
kebersihan diri
yang benar.
3.
Anjurkan
klien
untuk
mengganti
baju
setiap hari.
4.
Kaji
keinginan klien
untuk
memotong
kuku dan
merapikan
rambut.
5.
Kolaborasi
dengan
perawat
ruangan untuk
pengelolaan
fasilitas
perawatan
kebersihan diri,
seperti
mandi
dan
kebersihan
kamar mandi.
6.
Bekerjasama
dengan keluarga
untuk mengadakan
fasilitas
kebersihan diri
seperti
odol,
sikat gigi,
shampoo, pakaian
ganti,
handuk
dan sandal.
25
TUK
IV
:
Klien
dapat
melakukan
kebersihan
perawatan
diri
secara
mandiri.
Klien
belum
mampu
menjalankan
jadwal
untuk
melakukan
kebersihan
diri
secara
teratur
1. Monitor klien
dalam melakukan
kebersihan diri
secara teratur,
ingatkan
untuk
mencuci rambut,
menyisir, gosok
gigi, ganti baju
dan
pakai
sandal.
TUK V : Klien
dapat
mempertahanka
n
kebersihan
diri
secara
mandiri.
Klien
belum
mampu
mempertahanka
n
kebersihan
diri
secara
teratur
dan
masih dibantu
total
oleh
orang
lain
dalam
melakukan
kebersihan
diri
1. Monitor klien
dalam melakukan
kebersihan diri
secara teratur,
ingatkan
untuk
mencuci rambut,
menyisir, gosok
gigi, ganti baju
dan
pakai
sandal.
26
TUK
VI
:
Klien
dapat
mempertahanka
n
kebersihan
diri
secara
mandiri.
Klien
belum
mampu
mempertahanka
n
kebersihan
diri
secara
teratur
dan
masih dibantu
total
oleh
orang
lain
dalam
melakukan
kebersihan
diri
1.
Beri
reinforcement
positif
jika
berhasil
melakukan
kebersihan diri.
CATATAN PERKEMBANGAN :
27
Data Fokus
Evaluasi
DS :
klien hanya diam
S : klien mengangguk
ketika
ditanyakan
apakah
dia
merasa
senang
DO :
Badan kotor
Dandanan tidak rapi
BAK sembarangan
Rambut berantakan
Pakaian kotor
DX :
- Defisit
perawatan
diri
- Isolasi sosial
Paraf
O :
- klien belum mampu
melakukan
cara
membersihkan diri
- klien belum mampu
berkenalan dengan 1
orang
A :
- Defisit
perawatan
Kemampuan :
diri : +
- Klien belum mampu - Isolasi sosial : +
melakukan
cara
menjaga
kebersihan
diri
P :
- klien belum mampu - latihan cara mandi,
berkenalan dengan 1
berpakaian,
dan
orang
gosok gigi
Tindakan :
- Menjelaskan
pentingnya
menjaga
kebersihan diri
- Berkenalan
dengan
orang lain
latihan
untuk
berkenalan dengan 1
orang
RTL :
- Latihan cara mandi
- Latihan
cara
berpakaian
- Latihan cara gosok
gigi
- Latihan cara makan
dan minum
- Latihan
cara
menyisir rambut
- Latihan
cara
toileting
- Latihan
berkenalan
dengan 1 orang
28
Selasa
31/12/2013
DS :
Klien masih diam dan
hanya bicara seadanya
S : klien mengangguk
dan
berkata
ya
ketika
ditanyakan
apakah
dia
merasa
senang
DO :
Klien
tampak
lebih
tenang
O :
Klien
mau
berespon - klien belum mampu
terhadap suara perawat
melakukan
cara
Badan kotor
menjaga
kebersihan
Dandanan tidak rapi
diri
BAK sembarangan
- klien
mampu
Rambut berantakan
berkenalan dengan 1
orang
DX :
- Defisit
perawatan A :
diri
- Defisit
perawatan
- Isolasi sosial
diri : +
-
Kemampuan :
- Klien belum mampu
melakukan
cara
menjaga
kebersihan
diri
- klien
mampu
berkenalan dengan 1
orang
Isolasi sosial : +
P :
- latihan toileting
- latihan berkenalan
dengan lebih dari 1
orang
Tindakan :
- Menjelaskan
pentingnya
menjaga
kebersihan diri
- Berkenalan
dengan
orang lain
RTL :
- Latihan
cara
menyisir rambut
- Latihan
cara
toileting
- Latihan
berkenalan
dengan lebih dari 1
orang
Rabu
01/01/2013
DS :
Klien negatakan tidak
S : klien mengatakan
tenang
tapi
masih
29
tetap
tidak
bicara banyak
ingin
DO :
O :
Klien
tampak
lebih - Klien cukup mampu
tenang
melakukan
cara
Klien
mau
berespon
menjaga
kebersihan
terhadap suara perawat
diri
Badan cukup bersih
- Klien belum mampu
Pakaian bersih
berkenalan
dengan
BAK sembarangan
lebih dari 1 orang
Rambut kurang rapi
A :
- Defisit
perawatan
DX :
diri : +
- Defisit
perawatan - Isolasi sosial : +
diri
- Isolasi sosial
P :
- latihan
cara
Kemampuan :
toileting
- Klien cukup mampu - latihan berkenalan
melakukan
cara
dengan lebih dari 1
menjaga
kebersihan
orang
diri
- Klien belum mampu
berkenalan
dengan
lebih dari 1 orang
Tindakan :
- Mengajarkan
klien
cara
menjaga
kebersihan dirinya
RTL :
- Latihan
cara
toileting
- Latihan
berkenalan
dengan lebih dari 1
orang
30
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan membandingkan antara tinjauan teori
dan
tinjauan
dengan
kasus
Defisit
dengan
Perawatan
Asuhan
Diri
di
Keperawatan
ruang
Dahlia
Jiwa
pada
Rumah
Ny
SW
Sakit
Jiwa
Provinsi NTB.
Adapun pembahasan ini akan membahas kesamaan dan kesenjangan
yang tedapat pada teori dan kasus, serta faktor-faktor penghambat
dan pendukung dalam pemberian asuhan keperawatan yang dilaksanakan
pada tanggal 30 desember 2013
A. Pengkajian
Menurut teori tedapat penyebab, faktor predisposisi, dan
faktor
presipitasi
pada
defisit
perawatan
diri,
faktor
kemampuan
realitas
menurun
dan
faktor
sosial
dimana
menyebabkan
gangguan
dalam
pencapaian
tugas
urang
dukungan
lingkungannya
dari
dan
latihan
keluaraga
kemampuan
yang
perawatan
menyebabkan
diri
Situasi
presipitasi
yang
didapatkan
dari
teori
adalah
keadaan dimana
B.Diagnosa Keperawatan
Dalam teori terdapat 3 diagnosa keperawatan yaitu, harga
diri rendah, defisit perawatan diri, dan isolasi sosial dan
pada
Ny
rendah,
SW
didapatkan
defisit
kebersihan
diagnosa
perawatan
diri,
diri,mandi,
keluarga, inefektif,
keperawatan
dan
isolasi
berpakaian/
masalah
utama
harga
diri
sosial
berhias,
koping
diri.
Didalam menetukan masalah utama penulis tidak menemukan
kesulitan,
karena
mengarah
ke
penulis
adalah
dari
pengkajian
banyak
dalam
diagnosa keperawatan,
penulisan
diri
yang
Faktor pendukung
kerjasama
perawat ruangan
data
yang
penulis,
bagi
baik
antara
adanya
panduan
penulis
membuat
prioritas
masalah
serta
C. Perencanaan
Setelah
Rencana
dari
diagnosa
Asuhan Keperawatan
semua
diagnosa
maka
berdasarkan
keperawatan yang
keperawatan
Perawatan
Diri
menurut
prioritas
: Kebersihan
diri,
Dari
mendapatkan
semua
umpan
rencana
balik
asuhan
positif
keperawatan
hanya
pada
yang
diagnosa
perencanaan
penulis
menemukan
kesulitan
atau
32
hambatan
adalah
karena dalam
penulis
menyusun
mengacu
rencana
asuhan
keperawatan
perlu mempertimbangkan
kondisi
D. Pelaksanaan
Pelaksanaan
yang
klien.
dilakukan
untuk
diagnosa
defisit
SP
komunikasi
karena
klien
terlihat
sering
BAK
sembarangan.
Untuk SP 4 yang mencakup TUK 2 TUK 6 di dalam rencana
asuhan keperawatan, dilakukan rutin, untuk melihat perkembangan
klien dilakukan oleh pelaksana pada pertemuan ketiga, seklian
juga untuk mengevaluasi kemampuan klien.
E. Evaluasi
Pada
tindakan
evaluasi
yang
penulis
sudah
mendapat
dilaksanakan
respon
mulai
klien
tanggal
30
terhadap
desember
dievaluasi
hubungan
bahwa
saling
kebersihan
diri,
klien
percaya,
klien
dan
klien
perawat
mampu
mengetahui
dapat
mengetahui
cara
cara
melaksanakan perawatan
33
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perawatan
diri
merupakan
suatu
hal
yang
penting
bagi
perawatan
makan,
diri
berhias
yang
sering
diri,
dan
dialami
adalah
mengenai
eliminasi/toileting.
Oleh
karena itu peran perawat sangat penting bagi klien dengan kasus
ini, agar dapat memberikan motivasi dan mengajarkan klien agar
dapat melakukan perawatan diri secara mandiri sesuai dengan
asuhan keperawatan.
B. Saran
1. Untuk keluarga
Apabila sudah megetahui dan akibat yang akan dilakukan
oleh
klien
yang
mengalami
defisit
perawatan
diri,
maka
perawat
sebaiknya
harus
memahami
dan
34
perawatan
dirinya
secara
individu
agar
dapat
35