Anda di halaman 1dari 33

+

Case
Report
G P A M Hamil Aterm
3

dengan Perdarahan
Antepartum e.c Plasenta
Previa Letak Rendah
Tajul Anshor FH, S.Ked
Pembimbing :
dr. Herling F. Junus,
Sp.OG.
KEPANITERAAN KLINIK
ILMU KEBIDANAN DAN PENYAKIT KANDUNGAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA
RSUD dr. ABDUL AZIZ KOTA SINGKAWANG
SINGKAWANG
2016

Penyajian Kasus

Nama

: Ny. PW

Usia

: 31 tahun

Pekerjaan : IRT

Agama: Katolik

Suku

Alamat: Desa Pasar Gunung, Kecamatan Capkala

Tanggal MRS : 18 Mei 2016

: Dayak

Penyajian Kasus

Keluhan

Utama :

Keluar darah dari jalan lahir

Penyajian Kasus

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien

rujukan Puskesmas Pasar Gunung


Kecamatan Capkala dengan G3P2A0 Hamil 3637 minggu Presentasi Kepala. Pasien mengeluh
keluar darah dari jalan lahir sejak pukul 16.00
WIB (16/05/2016) 2 hari yang lalu.

Darah

berwarna merah segar, tidak bergumpal,


tidak berlendir, tanpa disertai nyeri. Pasien
tidak merasakan mulas ataupun kencangkencang pada perut. Darah merembes terus
menerus sampai menghabiskan > 3 pembalut
setiap hari.

Penyajian Kasus

Riwayat Penyakit Sekarang


Hari

pertama keluar darah pasien memeriksakan


diri ke bidan dan dilakukan pemeriksaan dalam
vagina, menurut bidan belum ada pembukaan.
Sehingga pasien hanya mendapat obat antibiotik
dari bidan, kemudian pulang.

Keluaran

darah sempat berkurang, namun hari


kedua (17/05/16) kembali keluar
dan bidan
kembali melakukan pemeriksaan dalam vagina,
dan masih belum ada pembukaan. Pengeluaran
darah
semakin
hebat,
pasien
mengganti
pembalut 5 kali, sehingga disarankan dirujuk ke
rumah sakit. Pasien mengaku masih merasakan

Penyajian Kasus

Riwayat Penyakit Dahulu :


Pasien hamil ke-3 namun belum pernah mengeluh
perdarahan pada kehamilan-kehamilan
sebelumnya. Sebanyak 2 kali persalinan
sebelumnya di bantu oleh dukun
kampung/beranak. Riwayat penyakit jantung,
ginjal, hipertensi, diabetes mellitus, ataupun
asma disangkal.
Riwayat Obstetri :
1. Perempuan/12 tahun/
Hidup/Aterm//2500g/Dukun Beranak
2. Laki-laki/10 tahun/Hidup/Aterm/2900/Dukun
Beranak
3. Kehamilan saat ini

Penyajian Kasus

Riwayat Penyakit Keluarga :


Keluarga pasien tidak pernah mengalami keluhan
serupa saat hamil. Riwayat keluarga yang
memiliki riwayat hipertensi, diabetes mellitus,
asma, maupun penyakit berat lainnya disangkal.
Riwayat Alergi :
Alergi terhadap obat-obatan dan makanan
disangkal.
Riwayat Sosial :
Suami pasien merupakan seorang perokok aktif,
suami pasien dapat mengabiskan 6 batang
perhari. Ibu kadang-kadang minum arak.

Penyajian Kasus

+
HPHT

: 07-09-2015

Taksiran

Persalinan : 14 -06 -2016

Riwayat

ANC

: 7x kali di Posyandu

ANC

pertama kali

: 05 01 2016

ANC

terakhir

Riwayat

USG

: 20 04 - 16
: Belum pernah

Penyajian Kasus

Penyajian Kasus

Pemeriksaan Fisik
STATUS GENERALIS

Keadaan umum : Baik

Kesadaran

: E4V5M6

Tanda Vital

Tekanan darah : 120/80 mmHg

Frekuensi nadi : 72 x/menit

Frekuensi napas

Suhu

: 18 x/menit

: 36,7oC

Penyajian Kasus
Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Fisik Umum


Mata
: anemis -/-, ikterus -/ Jantung
: S1S2 tunggal reguler, murmur (-), gallop (-)
Paru
: vesikuler +/+, ronki (-), wheezing (-)
Abdomen : bekas luka operasi (-), striae gravidarum
(+)
Ekstremitas
: edema - akral hangat
+
+
+ +
BB pada saat pemeriksaan : 63 kg
BB sebelum hamil
: 54 kg
Tinggi badan
: 158 cm
BMI
: 21

Penyajian Kasus
Pemeriksaan Fisik

STATUS OBSTETRI
Palpasi
L1
: teraba bagian janin bulat lembut
L2
: teraba bagian janin seperti tahanan memanjang di
sebelah
kanan ibu
L3
: teraba bagian terbawah bulat keras
L4
: bagian terbawah janin belum masuk PAP, perlimaan :
4/5
TFU
: 30 cm
TBJ : 2790 gram
HIS : (-)
DJJ : 12-11-12 (140 x/menit), reguler
Inspekulo : (-), Fluksus (+), flour (-)
Vagina: rugae (+), erosi (-)
OUE : perdarahan aktif (+)
Porsio: ukuran normal, licin, warna kemerahan, erosi (-),
massa (-)

Penyajian Kasus
Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Laboratorium (18-05-16)


Hb
: 8,1g/dl
RBC
: 3.51 x 106/L
HCT
: 32.5 %
WBC
: 11.05 x 103/L
PLT
: 198 x 103/L
HbsAg : Non reaktif
HIV
: Non reaktif

Penyajian Kasus

Tatalaksana
1. Sikap Obstetri: Seksio Sesaria Cito
2. Sikap Non Obstetri:

Observasi kesejahteraan ibu dan janin

Observasi Perdarahan Per Vaginam

KIE keluarga pasien

Mempersiapkan SC : memasang DC dan IV line,


Skin Tes Ceftriaxone, Injeksi Ceftriaxone 1 gr IV

Penyajian Kasus
Tatalaksana

Temuan intraoperasi :
Plasenta berimplantasi di SBR depan meluas sampai
ke bawah, belum sampai pinggir OUI
Bekas robekan
Implantasi
Plasenta Letak
Rendah
(lingkaran merah)

Penyajian Kasus
Tatalaksana

BAYI

LAHIR
Jenis persalinan
: Seksio Sesarea
Indikasi
: Plasenta Previa Letak Rendah
Lahir tanggal, jam
: 18/05/2016, pukul 09.17 WIB
Jenis kelamin
: Laki-laki
APGAR Score
: 7-9
Lahir
: Hidup
Berat
: 2800 gram
Panjang
: 49 cm
Kelainan kongenital : (-)
Anus
: (+)

Penyajian Kasus
Tatalaksana

Kondisi Bayi (18-05-16)


Keadaan umum
: Baik
Nadi
: 130 x/menit
Pernapasan : 48 x/menit
Suhu
: 36,7 C
PLASENTA
Lahir
: Manual pada pukul 09.19 (18-05-16),
lengkap, perdarahan 200cc.

Penyajian Kasus

KONDISI IBU 2 JAM POST SC


Keadaan umum
: Baik
Kesadaran
: Compos mentis
Tekanan darah
: 110/70 mmHg
Frekuensi nadi
: 88 x/menit
Frekuensi napas : 20 x/menit
Suhu
: 36,9C
Kontraksi uterus : baik
TFU
: 2 jari di bawah umbilikus
Lochia rubra
: (+)
Urine Output
: 200cc/jam
Tatalaksana Post Op
:
IVFD RL drip Oxytocin 20 IU + 0,2 mg Metylergometrin 20
gtt/menit
injeksi Cefotaxim 1 gr/iv/12 jam
Injeksi Asam Traneksamat 50 mg /iv/12 jam
tidak puasa
Observasi Keadaan Umum, TTV dan perdarahan per vaginam

Penyajian Kasus

KONDISI H+2 POST PARTUM (21 -05-16)


Keadaan umum
: Baik
Kesadaran
: Composmentis
Tekanan darah
: 120/80 mmHg
Frekuensi nadi
: 72 x/menit
Frekuensi napas : 18 x/menit
Suhu
: 36,7C
Kontraksi uterus : Baik
TFU
: 2 jari di bawah umbilikus
Lochia rubra
: (+)
Urine Output
: 200cc/jam
Perdarahan aktif : (-)
Tatalaksana
Ciprofloxacin 2 x 500 mg
Asam Mefenamat 3 x 500 mg
Mersibion tab 1 x 1
Mobilisasi

Tinjauan Pustaka
Plasenta previa ialah plasenta yang berimplantasi pada
segmen bawah rahim sedemikian rupa sehingga
menutupi sebagian atau seluruh dari ostium uteri
internum.

Klasifikasi (Chalik, 2009):

Plasenta previa totalis atau komplit adalah plasenta


yang menutupi seluruh ostium uteri internum
Plasenta previa parsialis adalah plasenta yang
menutupi sebagian ostium uteri internum
Plasenta previa marginalis adalah plasenta yang
tepinya berada pada pinggir ostium uteri internum
Plasenta
letak
rendah
adalah
plasenta
yang
berimplantasi pada segmen bawah rahim sedemikian rupa
sehingga tepi bawahnya berada pada jarak lebih kurang 2
cm dari ostium uteri internum. Jarak yang lebih dari 2cm
dianggap plasenta letak normal .

Tinjauan Pustaka

Tinjauan Pustaka
Menurut de Snoo, berdasarkan keadaan pada
saat pembukaan 4 -5 cm :
1. Plasenta previa sentralis (totalis), bila pada
pembukaan 4-5 cm teraba plasenta menutupi
seluruh ostea.
2. Plasenta previa lateralis : bila mana
pembukaan 4-5 cm sebagian pembukaan
ditutupi oleh plasenta, dibagi 2 :
. Plasenta previa lateralis posterior : bila
sebagian menutupi ostea bagian belakang.
. Plasenta previa lateralis anterior : bila
sebagian menutupi ostea bagian depan.
. Plasenta previa marginalis : bila sebagian
kecil atau hanya pinggir ostium yang ditutupi
plasenta (Hanafiah, 2004).

Tinjauan Pustaka
Epidemiologi
Plasenta previa lebih banyak paritas tinggi, dan
pada usia diatas 30 tahun.
Pada beberapa rumah sakit umum pemerintah
dilaporkan insiden plasenta previa berkisar 1,7%
sampai dengan 2,9%. Di Negara maju insidensinya
lebih rendah yaitu kurang dari 1%, hal ini
kemungkinan disebabkan oleh berkurangnya
wanita hamil paritas tinggi.
Dengan meluasnya penggunaan ultrasnografi
dalam obstetrik yang menungkinkan deteksi lebih
dini insiden plasenta previa bisa lebih tinggi
(Chalik, 2009)

Tinjauan Pustaka
Faktor Risiko
1. Operasi sesar sebelumnya
2. Korpus luteum bereaksi lambat, dimana endometrium
belum siap menerima hasil konsepsi.
3. Riwayat tindakan medis yang dilakukan pada uterus,
seperti dilatasi dan kuretase atau aborsi medisinalis.
4. Multiparitas dan jarak kehamilan
5. Usia ibu hamil
6. Kehamilan dengan janin lebih dari satu
7. Kebiasaan tidak sehat seperti merokok dan minum
alkohol
8. Defek vaskularisasi desidua
9. Adanya gangguan anatomis/tumor pada rahim
10. Adanya jaringan parut pada rahim
11. Riwayat plasenta previa sebelumnya, berisiko 12 kali
lebih besar.
12. Malnutrisi ibu hamil

Tinjauan Pustaka
Etiologi
1. Penyebab blastokista berimplantasi pada
segmen bawah rahim belum diketahui
secara pasti
2. vaskularisasi desidua yang tidak memadai,
mungkin sebagai akibat dari proses radang
atau atrofi.
3. Plasenta yang mengalami hipertrofi
4. Plasenta yang terlalu besar seperti pada
kehamilan ganda dan eritroblastosis fetalis

Tinjauan Pustaka
Gejala Klinis
1. Gejala utama
plasenta previa adalah
pendarahan tanpa sebab, tanpa rasa nyeri,
dan
biasanya berulang. Darah biasanya
berwarna merah segar.
2. Bagian terdepan janin tinggi (floating).
3. Sering dijumpai kelainan letak janin.
4. Pendarahan
pertama
(first
bleeding)
biasanya tidak banyak dan tidak fatal,
kecuali bila dilakukan periksa dalam
sebelumnya,
sehingga
pasien
sempat
dikirim ke rumah sakit. Tetapi perdarahan
berikutnya (reccurent bleeding) biasanya
lebih banyak.
5. Janin biasanya masih baik.

Tinjauan Pustaka

Gejala Klinis

1.
2.
3.
4.

5.
6.
7.
8.

Gejala utama plasenta previa adalah pendarahan tanpa sebab,


tanpa rasa nyeri, dan
biasanya berulang. Darah biasanya
berwarna merah segar.
Bagian terdepan janin tinggi (floating).
Sering dijumpai kelainan letak janin.
Pendarahan pertama (first bleeding) biasanya tidak banyak dan
tidak fatal, kecuali bila dilakukan periksa dalam sebelumnya,
sehingga pasien sempat dikirim ke rumah sakit. Tetapi
perdarahan berikutnya (reccurent bleeding) biasanya lebih
banyak.
Janin biasanya masih baik.
Pemeriksaan in spekulo: perdarahan berasal dari ostium uteri
eksternum
Penentuan letak plasenta tidak langsung radiografi, radiosotop
dan ultrasonografi
Penentuan letak plasenta secara langsung (di meja operasi),
Perabaan forniks : Mulai dari forniks posterior, (tahanan lunak
(bantalan) antara bagian terdepan janin dan jari kita.
Pemeriksaan melalui kanalis servikalis, jari di masukkan hati-hati
kedalam OUI untuk meraba adanya jaringan plasenta

Tinjauan Pustaka
Tatalaksana

1. Perawatan konservatif
2. Perawatan aktif
Perawatan konservatif
1. Dilakukan pada bayi prematur dengan umur kehamilan <
37 minggu dengan syarat DJJ baik dan perdarahan sedikit
atau berhenti.
2. Cara perawatan :
3. Observasi ketat di kamar bersalin selama 24 jam
4. Keadaan umum ibu diperbaiki, bila anemia transfusi PRC
5. Berikan kortikosteroid
6. Bila perdarahan telah berhentimobilisasi.
7. Observasi perdarahan, denyut jantung janin dan tekanan
darah setiap 6 jam.
8. Bila perdarahan berulang dilakukan penanganan aktif
9. Bila perdarahan ulang tidak terjadi setelah dilakukan
mobilisasi penderita dipulangkan dengan nasehat : Istirahat,
tidak koitus dan kontrol tiap minggu

Tinjauan Pustaka

Tatalaksana
1. Perawatan konservatif
2. Perawatan aktif

Perawatan Aktif
Perawatan aktif dilakukan apabila :
1. Perdarahan aktif
2. Perkiraan berat bayi > 2000 gram
3. Gawat janin
4. Anemia dengan Hb < 6 g%, janin hidup, perkiraan berat
bayi > 2000 gram

Pembahasan

Apakah diagnosa dan pemeriksaan pada kasus ini sudah


tepat ?
Adanya gerak janin, pemeriksaan leopold I-IV yang dapat meraba
bagian besar dan kecil janin, balottement (+), tedapat denyut
jantung janin Tanda Pasti Kehamilam
Umur kehamilan sekitar 36-37 minggu(berdasarkan tanggal HPHT)
Tinggi Fundus Uteri 30 cm taksiran berat janin 2790 gram
(Formula Johnson)
Diagnosa perdarahan antepartum atau Antepartum Bleeding (APB)
(perdarahan pada umur kehamilan > 22 minggu, biasanya
bersumber dari kelainan plasenta yaitu plasenta previa atau solusio
plasenta, pasien mengeluh perdarahan semakin banyak hingga
keesokan harinya. Hal ini membuktikan bahwa perdarahan yang
semakin hebat dapat berasal dari tindakan VT oleh tangan
pemeriksa pada saat dilakukan pemeriksaan dalam)
Diagnosa ini dipertegas dengan hasil temuan intraoperasi yakni
adanya implantasi plasenta pada Segmen Bawah Rahim bagian
depan, meluas sampai pada pinggir bawah, namun belum sampai
tepat pada ostium uteri internum

Pembahasan

2. Apakah penatalaksanaan kasus ini sudah


tepat ?
usia kehamilan yang sudah aterm dan taksiran berat janin
sudah > 2500 gram. Jadi penatalaksanaan pada kasus ini
sudah tepat.
Masalah :
- ketidaktahuan pasien mengenai tanda bahaya yang timbul
pada diri pasien yaitu pada saat keluar darah, walaupun pada
hari pertama sudah berhenti, seharusnya pasien segera
memeriksakan diri ke petugas kesehatan terdekat khususnya
ke poliklinik kandungan.
- Petugas Kesehatan ; melakukan pemeriksaan dalam VT pada
pasien perdarahan antepartum susp. Plasenta Previa

Pembahasan

3. Apa penyebab plasenta previa pada kasus ini


?
penyebab terjadinya plasenta previa belum diketahui secara
pasti, penyebab utama kerusakan dari endometrium pada
persalinan sebelumnya, gangguan implantasi blastokista dan
gangguan vaskularisasi desidua (pada sebagian besar kasus).
Pada kasus ini kemungkinan blastokista berimplantasi pada
segmen bawah rahim belum diketahui penyebabnya secara
pasti.
faktor predisposisi dari pasien ini adalah yaitu kebiasaan
suami pasien yang tidak sehat yaitu merokok sehingga pasien
menjadi perokok pasif, minum alkohol

+
KESIMPULAN

Diagnosis pada pasien ini sudah tepat sesuai dengan


anamnesis,
pemeriksaan
fisik
dan
pemeriksaan
penunjang yaitu G3P2A0M0 Hamil Aterm presentasi
kepala dengan Perdarahan Antepartum e.c plasenta
previa letak rendah

Untuk meningkatkan angka hidup ibu, perlu dilakukan


peningkatan kualitas pada saat ANC agar setiap ibu hamil
mengetahui umur kehamilan dan taksiran persalinannya
sehingga dapat direncanakan metode persalinan yang
aman bagi pasien dan bayinya.

Tatalaksana yang dilakukan pada pasien ini sudah tepat


yaitu terapi intervensi operatif pada kasus plasenta
previa.

Faktor predisposisi dari pasien ini adalah multiparitas dan


kebiasaan suami pasien yang tidak sehat yaitu merokok.

Anda mungkin juga menyukai