1 Definisi
Sinusitis dikarakteristikkan sebagai suatu peradangan pada sinus
paranasal. Sinusitis diberi nama sesuai dengan sinus yang terkena. Bila
mengenai beberapa sinus disebut multisinusitis. Bila mengenai semua
sinus
paranasalis
disebut
pansunusitis.
Disekitar
rongga
hidung
terjadi
lebih
dari
60
hari.
Rhinosinusitis
dapat
[5,8]
lebih
dilaporkan
14
penderita
dewasa
mengalami
rhinosinusitis.[5,9]
kasus
yang
bisa
Sekitar
40
sembuh
acute
dengan
rhinosinusitis
sendirinya
tanpa
fusobakteria),
virus
(Rhinovirus,
influenza
virus,
pasien
sinusitis
akut
yang
disebabkan
bakteri
seperti
Streptococcus
pyogenes,
Staphylococcus
aureus
dan
bakteri anaerob. Selain itu beberapa jenis jamur juga berperan dalam
patogenesis penyakit ini seperti Mucorales dan Aspergillus atau
Candida sp. Berikut beberapa penjelasan patogen yang berperan
dalam penyakit sinusitis akut :
Streptococcus pneumonia merupakan bakteri gram positif, catalasenegative, facultatively anaerobic cocci dimana 20 - 43 % dari
sinusitis akut yang disebabkan bakteri pada kasus orang dewasa.
[10]
Staphylococcus
peningkatan
aureus
dalam
disebabkan bakteri.
sekarang
patogen
ini
dilaporkan
penyebab
sinusitis
mengalami
akut
yang
[11]
Pada sinusitis kronik ada beberapa bakteri yang telah dapat dilaporkan
yang berperan sebagai penyebab. Namun peran bakteri dalam
patogenesis sinusitis kronik belum diketahui sepenuhnya. Adapaun
beberapa
contohnya
seperti
Staphylococcus
aureus,
Coagulase-
oleh
infeksi
virus.
Virus
tersebut
sebagian
besar
Sekitar
memberikan
bukti
90
pasien
gambaran
yang
radiologis
mengalami
yang
ISPA
melibatkan
akan
sinus
hidung
dan
sinus
sehingga
menyebabkan
terjadinya
di
dalam
sinus
dan
akan
memberikan
media
yang
akan
sangat
mempengaruhi
dokter
terutama
dalam
orang
yang
mengalami
kelainan
kongenital
pada
[13]
secretion,
mucosal
erythema,
periorbital
ini
dilakukan
gambaran
sinus
terutama
yang
untuk
dicurigai
[6]
b) Sinusitis kronik
Anamnesis
Sinusitis kronik lebih sulit didiagnosis dibandingkan dengan
sinusitis akut. Dalam menggali riwayat pasien harus cermat,
jika tidak maka sering salah diagnosis. Gejala seperti demam
dan nyeri pada wajah biasanya tidak ditemukan pada pasien
sinusitis kronik.
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaaan fisik pasien sinusitis kronik ditemukan
beberapa hal seperti pain or tenderness on palpation over
frontal or maxillary sinuses, oropharyngeal erythema dan
purulent
secretions,
manifestation
dental
(conjunctival
caries
congestion
dan
ophthalmic
dan
lacrimation,
proptosis).
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan kultur hapusan nasal tidak memiliki nilai
diagnostik.
Kadang-kadang
pada
hapusan
nasal
yang
tersedia
untuk
membantu
dalam
[3,7]
Dilihat dari hasil anamnesis pasien seperti yang sudah tertulis diatas,
dan menurut teori tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pasien
menderita sinusitis tipe kronik. Hal ini karena menurut keluhan pasien,
gejala ini sudah muncul sejak 1 tahun yang lalu.
Adapun beberapa diagnosis banding dari masing-masing tipe sinusitis
yaitu :
a) Sinusitis Akut : asthma, bronchitis, influenza, dan rhinitis alergi
b) Sinusitis Kronik : FUO, gastroesophageal reflux diseases, rhinitis
alergi, rhinocerebral mucormycosis dan acute sinusitis.
2.2.7 Penatalaksanaan dan Follow Up
a) Sinusitis Akut
[3]
Tujuan
dari
terapi
sinusitis
akut
adalah
memperbaiki
fungsi
tidak
memerlukan
antimikrobial.
Terapi
standard
dengan
sinusitis
ringan
yang
tidak
meminum
proxetil,
atau
cefuroxime
direkomendasikan
Amoxicillin/clavulanate,
amoxicillin
(3-3.5
g),
minggu
Amoxicillin/clavulanate,
[7]
b) Sinusitis Kronik
Terapi yang dapat dilakukan pertama kali seperti mengontrol faktorfaktor resiko karena sinusitis kronik memiliki banyak faktor resiko
dan beberapa penyebab yang berpotensial. Selain itu, terapi
selanjutnya yaitu mengontrol gejala yang muncul serta pemilihan
antimikrobial (biasanya oral) yang di pakai.
Tujuan utama dari terapi dengan menggunakan obat yaitu untuk
mengurangi infeksi, mengurangi kesakitan dan mencegah terjadinya
komplikasi.
Adapun
berikut
beberapa
contoh
antibiotik
yang
digunakan seperti :
Vancomycin (Lyphocin, Vancocin, Vancoled) => Adult : 1 g or 15
mg/kg IV q12h, Pediatric : 30-40 mg/kg/d IV in 2 doses
[6,9]
hendaknya
tetap
dilakukan
follow
up
agar
proses
bisa
mengalami
relaps
setelah
pengobatan
namun
[1,2]
bisa
berupa
orbital
cellulitis,
cavernous
sinus
[1,2,3]