Kodifikasi Al-Qur'an Zaman Utsman
Kodifikasi Al-Qur'an Zaman Utsman
Dalam Islam terdapat berbagai sumber ajaran salah satunya dan paling
utama adalah Al-Quran. Al-Quran merupakan sumber hukum islam yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan beliau wajib menyampaikan
wahyu tersebut kepada umatnya, sebagai pedoman hidup bagi seluruh umat islam
yang ada di dunia.
Al-Quran memberikan petunjuk dalam persoalan-persoalan akidah,
syari`ah, akhlak dan sebagainya dengan jalan meletakkan dasar-dasar prinsipil
menegenai persoalan-persoalan tersebut. Seperti dalam firman Allah surat an-Nahl
ayat 44:
keterangan-keterangan (mukjizat) dan kitab-kitab. dan Kami turunkan
kepadamu Al Quran, agar kamu menerangkan pada umat manusia apa yang telah
diturunkan kepada merekadan supaya mereka berpikir.1
1 M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Quran, (Jakarta: Mizan Media Utama, 2006) hlm 33.
PEMBAHASAN
Penyebaran Islam semakin meluas dan para qurra pun tersebar diberbagai
wilayah, dan penduduk di setiap wilayah itu mempelajari qira`at. Cara
pembacaan (qira`at) Quran mereka berbeda-beda, sejalan dengan perbedaan
huruf.
Di masa khalifah Utsman bin Affan ra, pemerintahan Islam telah sampai
hingga ke Armenia dan Azerbaijan di sebelah timur dan Tripoli di sebelah
barat. Maka dengan itu, kaum Muslimin telah tersebar ke seluruh wilayah
Islam seperti ke Mesir, Syria, Irak, Persia dan Afrika. Kemana mereka pergi
dan di mana mereka tinggal, Al-Quran tetap menjadi imam mereka, dan di
antara mereka itu banyak yang hafal Al-Quran. Dan di antara mereka juga
mempunyai naskah-naskah Al-Quran. Namun naskah-naskah yang mereka
punyai itu tidak sama dari segi susunan surah-surahnya.2
Ketika terjadi perang Armenia dan Azarbaijan dengan penduduk iraq,
diantara orang yang ikut menyerbu kedua tempat itu ialah Huzaifah bin alYaman. Ia melihat banyak sekali perbedaan dalam cara-cara mereka membaca
Al-Quran. Sebagian bacaan itu bercampur dengan kesalahan, namun masingmasing dari mereka mempertahankan bacaannya dan bahkan saling
mengkafirkan.
Melihat hal itu Huzaifah langsung menghadap kepada khalifah Utsman
dan melaporkan apa-apa yang dilihatnya. Mendengar kenyataan itu para
sahabat pun amat memprihatinkan hal itu.
2 Muhammad Husain Haekal, Usman bin Affan (antara Kekhalifahan dengan kerajaan), Lentera Nusa ,2007,
hlm 53.
Utsman
kemudian
mengirimkan
utusan
kepada
Hafsah
untuk
meminjamkan mushaf Abu Bakar yang ada padanya. Lalu Utsman meminta
pada sahabat-sahabatnya untuk menyalin dan memperbanyak mushaf dan
menyuruh mereka menulisnya kedalam bahasa Quraisy, karena Quran turun
dalam logat mereka.
Lalu Utsman menyuruh orang untuk mengirimkan mushaf yang telah
selesai disalin keberbagai daerah dan memerintahkan untuk membakar mushaf
lainnya. Seperti yang dikatakan Abu Qalabah dari Annas bin Malik, Utsman
berkata Aku telah melakukan demikian dan demikian. Aku telah
menghapuskan apa yang ada padaku, maka hapuskanlah apa yang ada
padamu. Alasan Utsman memerintahkan membakar mushaf lain adalah untuk
menghindari timbulnya fitnah dan mengikis sumber perselisihan serta menjaga
Al-Quran dari penambahan dan penyimpangan sepanjang zaman.3
Utsman bin Affan tidak melakukan penghimpunan Al Quran ini
berdasarkan
kemauannya
sendiri,
melainkan
setelah
mengadakan
Setiap juz dimulai pada awal halaman ganjil, kecuali Juz 1 yang dimulai
dari halaman 2.
3.
Setiap juz terdiri dari 16 halaman, kecuali juz 1 dan juz 30 yang masingmasing berisi 15 dan 21 halaman.
4.
Setiap halaman hanya berisi 18 baris, ayat dan non ayat, kecuali halaman
2, 3, dan 485 yang masing-masing berisi 7, 7, dan 10 baris, ayat dan non
ayat.
5.
Setiap halaman diawali dengan permulaan ayat dan diakhiri dengan akhir
ayat, kecuali halaman 484, ayat ke-4 Surat al-Lahab terpotong dan
bersambung dengan awal halaman 485.
6.
Jumlah ruku' ada 558, termasuk satu ru ku' pada surat Al Fatihah.
7. Basmalah bukan ayat, melainkan payung segala surat, kecuali surat attaubah. Ayat ke-7 surat al-Fatihah dimulai dari kata ghairil.
8.
PENUTUP
Kesimpulan
Utsman bin Affan ialah salah satu Khulafaur Rasyiddin dan
termasuk as-Sabiqun al-Awwalin. Beliau menyalin dan mengumpulkan AlQuran dari berbagai mushaf kedalam satu mushaf agar tidak terjadinya
perselisihan yang makin melebar dimasa yang akan datang.
4 Abdurrahman Umairah, Tokoh-Tokoh yang Diabadikan Al-Qur`an, (Jakarta: Gema Insani Press, 2001), hlm
81.
DAFTAR PUSTAKA