4) Rehabilitasi
Yakni upaya pengembalian fungsi fisiologis organ musculoskeletal yang
sebelumnya cedera dengan rehabilitasi seperti latihan-latihan rutin.
b. Medikamentosa
1) Resusitasi Cairan : apabila pasca trauma terjadi perdarahan hebat yang
memicu terjadinya syok hipovolemik
2) Pemberian Obat Analgesik/Anti Nyeri kepada pasien fraktur.
3) Antibiotik spektrum luas
4) Imunisasi tetanus
4. Jenis-jenis fraktur
a) Tipe A
Yakni fraktur simpel dengan hanya terdapat 2 fragmen tulang saja.
b) Tipe B
Fragmen tulang lebih dari 2 dan masih terdapat kontak dengan fragmen utama :
c) Tipe C
Patahan tulang complex dengan fragmen lebih dari satu dan tidak terdapat kontak
dengan fragmen utama :
Referensi :
Richard B. 2014. General Principles of Fracture Care Treatment &
Management. MedScape Medical Journal. Viewed on 1 April 2015.
Guzman J, Hurwitz EL, Carroll LJ, Haldeman S, Ct P, Carragee EJ, et
al. A new conceptual model of neck pain: linking onset, course, and care: the Bone
and Joint Decade 2000-2010 Task Force on Neck Pain and Its Associated Disorders. J
Manipulative Physiol Ther. Feb 2009;32(2 Suppl):S17-28.
6. Komplikasi pasien trauma musculosceletal
a) Komplikasi kerusakan jaringan sekitar
Pada faktur terbuka atau tertutup akan memicu kerusakan jaringan sekitarnya
seperi otot, kulit, arteri, vena, nervus, bahkan jaringan limfa.
b) Nekrosis Avascular
Yakni nekrosis jaringan yang terjadi karena kurangnya suply oksigen ke jaringan
akibat putus/rusaknya pembuluh darah
c) Penyakit Infeksi
Terjadinya trauma dapat membuka peluang infeksi penyakit oleh beberapa bakteri
maupun virus.
Referensi : Frost HM. The biology of fracture healing. An overview for clinicians.
Part I. Clin Orthop Relat Res. Nov 1989;248:283-93.
7. Manajemen nyeri akut dan kronis.