PENDAHULUAN
dalam diri siswa untuk menjalankan proses belajarnya (Hosnan, 2014 : 437).
Perilaku pembelajaran guru yang kurang mendorong perhatian dan motivasi siswa
cenderung kurang menyenangkan dan membosankan, sehingga langsung maupun
tidak langsung berpengaruh terhadap hasil belajar yang kurang memuaskan.
SMPN-6 Palangka Raya merupakan salah satu sekolah menengah pertama
di kota Palangka Raya yang berlokasi di jalan Lektol Seth Adji. Fasilitas sekolah
sebagai penunjang belajar mengajar yang tersedia antara lain : perpustakaan,
laboratorium IPA, serta laboratorium komputer. Berdasarkan observasi dan
wawancara yang dilakukan peneliti, diperoleh informasi dari salah seorang guru
fisika kelas VIII SMPN-6 Palangka Raya. Bahwa selama ini guru sudah
mengoptimalkan metode pembelajaran dengan berbagai cara untuk meningkatkan
hasil belajar siswa namun hasilnya belum optimal. Hal tersebut dapat dilihat dari
masih banyaknya siswa yang tidak mencapai kriteria ketuntasan minimal yang
ditentukan oleh sekolah pada tahun ajaran 2015/2016 yaitu sebesar 70. Guru fisika
SMPN-6 tersebut mengatakan bahwa Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) siswa
dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu :1) Kemampuan dasar siswa, 2) Kesulitan materi,
3) Sarana pendukung. Selama itu, diketahui bahwa yang suka menerapkan
pembelajaran dengan metode eksperimen tidak semua guru melakukannya, ada
guru-guru tertentu yang biasa melakukan pembelajaran dengan metode
eksperimen. Karena guru menganggap pembelajaran dengan metode eksperimen
menyita banyak waktu. Sehingga mengakibatkan guru cenderung mengajar
menggunakan metode ceramah ataupun metode demonstrasi. Guru juga
tergantung pada proses belajar dan mengajar yang dialami siswa dan pendidik
baik ketika para siswa itu disekolah maupun di lingkungan keluarganya sendiri.
Perhatian utama dalam belajar adalah perilaku verbal dari manusia, yaitu
kemampuan manusia untuk menangkap informasi mengenai ilmu pengetahuan
yang diterimanya dalam belajar (Sagala, 2013 :13).
2.2 Prinsip - Prinsip Belajar
Dalam proses pembelajaran, guru dituntut untuk mampu mengembangkan
potensi-potensi peserta didik secara optimal. Upaya untuk mendorong
terwujudnya perkembangan potensi peserta didik tersebut tentunya merupakan
suatu proses panjang yang tidak dapat diukur dalam periode tertentu, apalagi
dalam waktu yang sangat singkat.
Agar aktivitas yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran terarah pada
upaya peningkatan potensi siswa secara komprehensip, maka pembelajaran harus
dikembangkan sesuai dengan prinsip-prinsip yang benar, yang bertolak dari
kebutuhan internal siswa untuk belajar. Davies (Aunurrahman, 2013 : 113)
mengingatkan beberapa hal yang dapat menjadikan kerangka dasar bagi
penerapan prinsip-prinsip belajar dalam proses pembelajaran, yaitu :
1. Hal apapun yang dipelajari murid, maka ia harus mempelajarinya sendiri.
Tidak seorangpun yang dapat melakukan kegiatan belajar tersebut untuknya.
2. Setiap murid belajar menurut tempo (kecepatannya) sendiri dan untuk setiap
kelompok umur, terdapat variasi dalam kecepatan belajar.
3. Seorang murud belajar lebih banyak bilamana setiap langkah segera diberikan
penguatan (reinforcement).
4. Penguasaan secara penuh dari setiap langkah-langkah pembelajaran,
memungkinkan murid belajar secara lebih bearti.
5. Apabila murid diberikan tanggung jawab untuk mempelajari sendiri, maka ia
lebih termotivasi untuk belajar, dan ia akan belajar dan mengingat lebih baik.
Prinsip belajar menunjuk kepada hal-hal penting yang harus dilakukan guru
agar terjadi proses belajar siswa sehingga proses pembelajaran yang dilakukan
dapat mencapai hasil yang diharapkan. Prinsip-prinsip belajar juga memberikan
arah tentang apa saja yang sebaiknya dilakukan oleh guru agar para siswa dapat
berperan aktif didalam proses pembelajaran. Bagi guru, kemampuan menerapkan
prinsip-prinsip belajar dalam proses pembelajaran akan dapat membantu
terwujudnya
tujuan
pembelajaran
yang
dirumuskan
dalam
perencanaan
10
11
(perception),
yaitu
pemakaian
alat-alat
perasa
lebih
komples,
kemudian
meliputi
mencoba-coba
peniruan.
dengan
Gerak
untuk
belajar
yang
menggunakan
12
13
Howard Kingsley (Sudjana, 2005 : 45) membagi tiga macam hasil belajar,
yakni: (a) keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan pengertian, (c) sikap
dan cita-cita, yang masing-masing golongan dapat diisi dengan bahan yang
ditetapkan dalam kurikulum sekolah. Sedangkan Benyamin Bloom berpendapat
bahwa tujuan pendidikan yang hendak dicapai dibedakan menjadi tiga bidang
yaitu: (a) bidang kognitif, (b) bidang afektif, (c) bidang psikomotorik. Robert
Gagne (Sudjana, 2005 : 47) meninjau hasil belajar yang harus dicapai oleh peserta
didik dan juga meninjau proses belajar menuju hasil belajar dan langkah-langkah
instruksional yang dapat diambil oleh guru dalam membantu peserta didik belajar.
Menurut Gagne hasil belajar dibagi dalam 5 kategori yaitu:
a. Informasi Verbal
Informasi verbal adalah tingkat pengetahuan yang dimiliki seseorang
yang dapat diungkapkan melalui bahasa lisan maupun tertulis.
b. Kemahiran Intelektual
Kemahiran intelektual menunjuk pada knowing how, yaitu bagaimana
kemampuan seseorang berhubungan dengan lingkungan hidup dan dirinya
sendiri. Gagne membagi kemahiran intelektual menjadi empat kategori yang
diurutkan secara hierarki, yaitu sub kemampuan yang di bawah menjadi
landasan bagi sub kemampuan yang di atasnya. Ada empat sub kemampuan
tersebut sebagai berikut :
1. Diskriminasi jamak, yaitu kemampuan seseorang dalam membedakan
antara objek yang satu dengan objek yang lain.
2. Konsep, yaitu arti yang mewakili sejumlah objek yang mempunyai ciriciri yang sama. Konsep dapat dilambangkan dalam bentuk kata yang
14
mewakili konsep itu. Konsep dibedakan atas konsep konkret dan konsep
yang harus didefinisikan.
3. Kaidah, yaitu dua konsep atau lebih yang jika dihubungkan satu sama
lain, maka terbentuk suatu ketentuan yang mewakili suatu keteraturan,
misalnya besi jika dipanaskan akan memuai.
4. Prinsip, yaitu terjadinya kombinasi dari beberapa kaidah, sehingga
terbentuk suatu kaidah yang lebih tinggi dan lebih kompleks. Kaidah
disebut juga dengan prinsip.
c. Pengaturan Kegiatan Kognitif
Pengaturan kegiatan kognitif, yaitu kemampuan yang dapat
menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri, khususnya bila
sedang belajar dan berpikir.
d. Sikap
Sikap, yaitu sikap tertentu seseorang terhadap suatu objek. Misalnya
peserta didik bersikap positif terhadap sekolah, karena sekolah berguna
baginya. Sebaliknya, akan bersikap negatif tehadap pesta-pesta karena
merasa tidak ada gunanya, hanya membuang waktu dan uang saja.
e. Keterampilan Motorik
Keterampilan motorik, yaitu sesorang yang mampu melakukan
serangkaian gerak-gerik jasmani dalam urutan tertentu dengan mengadakan
koordinasi anggota badan secara terpadu.
Hasil belajar terbagi atas tiga macam yaitu kemahiran intelektual, informasi
verbal, dan pengaturan kegiatan kognitif. Pendapat Gagne dengan Bloom hampir
sejalan, yaitu adanya tiga aspek hasil belajar, yaitu kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Dalam sistem pengajaran di sekolah khususnya kurikulum KTSP
menggunakan ketiga hasil belajar, yakni kognitif, afektif, dan psikomotorik yang
bersumber dari taksonomi Bloom (Sudjana, 2005 : 46).
2.5 Metode Eksperimen
2.5.1 Pengertian Metode Eksperimen
15
16
sehingga
dipelajari itu.
d. Siswa dalam eksperimen adalah sedang belajar dan berlatih; maka perlu diberi
petunjuk yang jelas, sebab mereka disamping memperoleh pengetahuan,
pengalaman,
serta
keterampilan,
juga
kematangan
dan
sikap
perlu
17
2.5.2
18
Dengan kata lain, peneliti ingin agar kelompok sedapat mungkin sama,
dengan demikian perbedaan utama diantara mereka hanyalah variabel bebas,
perbedaan yang disebabkan oleh peneliti.
3. Pengamatan
Pengamatan dilakukan pada ciri-ciri tingkah laku subjek yang
diteliti. Dalam melakukan pengamatan ini peneliti melakukan pengukuran
dengan menggunakan instrument.
2.5.3 Kelebihan dan Kelemahan Metode Eksperimen
Metode eksperimen memiliki beberapa kelebihan antara lain (Asmani,
2013 : 34) :
1. Dapat membuat anak didik lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan
berdasarkan percobaanya sendiri daripada hanya menerima kata guru atau
buku.
2. Anak didik dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksplorasi
(menjelajahi) tentang ilmu dan teknologi, suatu sikap yang
dituntut dari
alat-alat
mengakibatkan
tidak
setiap
anak
didik
19
variabel
yang
harus
dikontrol
secara
ketat
sekaligus
20
21
2.6 Tekanan
2.6.1 Pengertian Tekanan
Tekanan didefinisikan sebagai gaya tiap satuan luas (Haryadi, 2009 : 142).
Besar tekanan suatu benda dipengaruhi oleh gaya tekan dan luas bidang tekan.
Gaya tekan adalah berat benda yang bekerja pada sebuah bidang. Semakin besar
gaya tekan akan semakin besar tekanannya. Hal ini membuktikan bahwa gaya
sebanding dengan tekanannya. Semakin besar luas permukaan bidang tekan suatu
benda, tekanan semakin kecil, dan semakin sempit luas permukaan bidang tekan,
tekanan semakin besar. Hal ini menunjukkan bahwa tekanan berbanding terbalik
dengan luas bidang tekan. Tekanan adalah hasil bagi antara gaya tekan dengan
luas bidang tempat gaya itu bekerja. Secara matematis ditulis dengan persamaan
(Susanto dkk, 2007 : 263) :
F
P = A
(2.1)
dengan :
P = tekanan (N/m2)
F = gaya yang menekan (N)
A = luas bidang tekan (m2)
2.6.2
Tekanan Hidrtostatis
Zat cair atau fluida yang diam memberikan tekanan sama besar
24
Tekanan yang dilakukan zat cair pada alas kotak disebabkan oleh berat zat
cair di atasnya. Dengan demikian, besarnya tekanan adalah:
Ph
Ph
F
A
mg
A
m = xV
V = A.h
maka Ph =
V g
A
A gh
A
g h
(2.2)
dengan:
P h= tekanan hidrostatik (N/m2)
25
Jika gelas dalam keadaan terbuka, maka udara juga akan memberikan
tambahan tekanan hidrostatiska. Besarnya tekanan hidrostatiska pada gelas atau
wadah terbuka yang berhubungan langsung dengan udara diberikan dengan
persamaan (Humaidi dkk, 2009 : 197):
h= P 0
P
g h
(2.3)
dengan:
Ph
P0
2.6.3
Bejana Berhubungan
Susanto dkk (2013 : 96) menyatakan zat cair selalu mengikuti bentuk
wadah yang ditempatinya. Zat cair dalam keadaan tenang tanpa ada goyangan
selalu menunjukkan permukaan yang mendatar. Keadaan permukaan zat cair yang
mendatar juga dapat kita lihat dalam bejana berhubungan.
26
Gambar 2.3 Pipa U diisi dua zat cair berbeda, tekanan di A sama dengan tekanan di B
Mula-mula bejana pada gambar tersebut diisi zat cair pertama yang bermasa
jenis
kedua zat cair tersebut dan di tekan oleh zat cair kedua setinggi h 2. Titik A berada
pada zat cair pertama dan ditekan oleh zat cair pertama dan di tekan oleh zat cair
pertama setinggi h1. Titik A dan B berada pada satu garis. Sesuai dengan hukum
hidrostatika, kedua titik tersebut memiliki tekanan yang sama. Akan tetapi tekanan
pada titik C dan D tidak sama karena jenis zat cair di kedua titik tersebut berbeda.
PA = PB
27
1 . g1 . h1=2 . g2 . h2
1 .h1 =2 . h2
......(2.4)
Keterangan:
1
h1
h2
28
29
Jika pengisap I ditekan dengan F1, zat cair akan meneruskan tekanan tersebut
kesegala arah. Besarnya tekanan pada pengisap I dinyatakan dengan persamaan :
F1
P1 = A 1
jika di atas pengisap 2 diletakkan beban,gaya angkat ke atas pada pengisap 2
adalah F2, yang dinyatakan persamaan :
F2
P2 = A 2
Menurut hukum pascal, tekana yang diteruskan kesegala arah adalah sama besar
sehingga,
P1 = P2
F1
F2
A 1 = A 2 ..
.. (2.5)
Dengan :
30
1
2
r 12
A2 =
1
2
r 22
F1
1 2
r
2 1
F1
r
2
1
1 2
r
2 2
F2
=
2
2
F1
atau
2
1
F2
=
d2
.....(2.6)
Tekanan 1 pascal (Pa) adalah gaya 1 newton yang bekerja pada bidang tekan
seluas 1 m2 atau 1 Pa = 1 N/m2(Indrajit, 2009 : 143)
Susanto dkk (2007 : 265) menyatakan alat-alat teknik yang berdasarkan
hukum pascal adalah sebagai berikut :
1. Dongkrak Hidrolik
Untuk mengganti ban yang kempes digunakan dongkrak hidrolik yaitu
cukup dengan memasang dongkrak dekat ban yang akan diganti dan
31
32
Ujung atas dan bawahnya, dicelupkan ke dalam fluida yang massa jenisnya
Besarnya tekanan hidrostatik yang dialami permukaan atas dan bawah silinder
adalah:
P1 = .g.h1
P2 = .g.h2
F2 =
Gaya total yang disebabkan oleh tekanan fluida merupakan gaya apung atau gaya
tekan ke atas yang besarnya:
FA = F2 F1
33
.g.h A
1.
.g.h . A
2
= . g.(h2 h1).A
karena h2 h1 = h, maka:
FA=
.g.h.A
.g.V
(2.7)
dengan:
FA = gaya ke atas atau Archimedes (N)
demikian, gaya tekan ke atas pada benda sama dengan berat fluida yang
dipindahkan oleh benda. Pernyataan ini pertama kali dikemukakan oleh
Archimedes (287 - 212 SM), yang dikenal dengan Hukum Archimedes, yang
berbunyi: Sebuah benda yang tercelup sebagian atau seluruhnya di dalam fluida
mengalami gaya ke atas yang besarnya samadengan berat fluida yang
dipindahkan (Indrajad, 2009 : 147)
2.6.5.1 Tenggelam, Melayang, dan Tenggelam
34
Apabila sebuah benda padat dicelupkan ke dalam zat cair, maka ada tiga
kemungkinan yang terjadi pada benda, yaitu tenggelam, melayang, atau terapung.
Apakah yang menyebabkan suatu benda tenggelam, melayang, atau terapung
(Indrajid, 2009 : 148).
2.6.5.1.1 Tenggelam
Perhatikan gambar 2.6 yang menunjukkan sebuah bola kayu yang tenggelam
pada suatu fluida. Pada saat tenggelam, besarnya gaya apung Fa lebih kecil
daripada berat benda w = mg.
Fa N
Gambar 2.6 Benda tenggelam
w = mg
didalam
fluida
mengapung,
sama
namun
benda bertumpu pada dasar bejana sehingga ada gaya normal dasar bejana pada
benda sebesar N.
Fy = 0
W = FA + N
W > FA
Mb.g > .g.Vf
.V > . V
b
Karena, Vb (volume benda yang tercelup) sama dengan Vf (volume benda yang
dipindahkan)
Vb = Vf
>
b
....
(2.8)
Massa jenis benda harus lebih besar daripada massa jenis fluda.
2.6.5.1.2
Terapung
35
Perhatikan gambar 2.7 yang menunjukkan sebuah bola kayu yang terapung
pada suatu fluida. Pada
Fa
w = mg
Pada peristiwa ini, hanya sebagian volumen benda yang tercelup di dalam fluida
sehingga volume fluida yang dipindahkan lebih kecil dari volume total benda
yang mengapung.
Fy = 0
W = FA
Mb.g = f.g.Vf
g.V = .g.V
b
b
f
f
.V = .V
b
Vf
Vb
karena, Vb (volume benda yang tercelup) lebih besar daripada Vf (volume fluida
yang di pindahkan), maka :
Vb > Vf
b
.....
f
(2.9)
2.6.5.1.3 Melayang
36
Perhatikan gambar 2.8 yang menunjukkan sebuah bola kayu yang melayang
Fa
pada suatu fluida. Pada saat melayang, besarnya gaya apung Fa sama dengan berat
benda w = mg.
w = mg
dipindahkan).
Fy = 0
W = FA
Mb.g = f.g.Vf
g.V = .g.V
b
b
f
f
.V = .V
b
Karena Vb (volume benda yang tercelup) sama dengan Vf (volume benda yang
dipindahkan), maka:
Vb = Vf
.=
b
.
f
(2.10)
(Supiyanto, 2007 : 182)
37
P = P0
g h ....
(2.11)
Dengan :
P = tekanan udara di ketinggian h (Pa)
P0 = tekanan udara pada permukaan laut (101,300 Pa)
= massa jenis udara (sekitar 1,3 kg/m3)
g = percepatan gravitasi bumi (m/s2)
h = ketinggian diukur dari permukaan laut (m)
(Susanto, 2013 :
99).
Alat yang digunakan untuk mengukur tekanan udara adalah barometer.
Terdapat beberapa jenis barometer, yaitu :
1. Barometer air raksa
Barometer yang digunakan oleh Torricelli termasuk barometer air
raksa. Pada barometer air raksa terdapat skala yang menunjukkan tekanan
udara dalam cmHg.
2. Barometer air
Barometer air pertama kali dibuat oleh Otto Von Genricke. Prinsip
kerja barometer ini sama dengan barometer air raksa, perbedaannya terletak
pada zat cair pengisi barometer, yaitu air. Oleh karena massa jenis air lebih
ringan dibanding air raksa maka panjang tabung barometer air lebih panjang
dibandingkan tabung barometer air raksa. Massa jenis air adalah 1.000 kg/m3
sehingga tinggi tabung yang diperlukan untuk mengukur tekanan udara
sebesar 1 atm = 76 cmHg = 100.000 Pascal adalah:
P = p .g .h
100.000 = 1.000 .10 .h
h = 10 m
3. Barometer aeroid (logam)
Barometer aeroid terbuat dari logam. Barometer aeroid berukuran kecil
sehingga mudah dibawa atau dipindahkan. Barometer aeroid terdiri atas sebuah
kotak logam yang berisi udara dengan tekanan udara yang sangat rendah.
Permukaan barometer dibuat bergelombang. Jarum penunjuk, pegas, serta angka38
39
diasumsikan 76 cmHg.
Manometer logam
Untuk tekanan udara yang tinggi, seperti pengukuran tekana udara dalam
ban mobil, tekanan gas, dan tekanan tungku pemanas digunakan manometer
logam. Manometer ini digunakan karena tekanan udara yang diukur sangat
besar sehingga tidak mungkin menggunakan manometer zat cair. Manometer
logam ada beberapa macam, antara lain: 1) manometer Bourdon, 2)
manometer Schaffer dan Boudenberg, dan 3) manometer pegas.
40
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian Quasi Experiment menggunakan desain
One Shot Case Study yaitu penelitian yang dilaksanakan tanpa adanya kelompok
pembanding dan juga tanpa tes awal (Suharsimi, 2005: 212). Dalam desain ini
terdapat satu kelompok yang dipilih secara random, yang kemudian kelompok
tersebut
diberikan
perlakuan
(treatment)
berupa
pembelajaran
dengan
Treatment
Posttest
X
(Sumber: Suharsimi Arikunto (2010: 210)
Keterangan:
T
41
Semester II tahun Ajaran 2015/2016. Penelitian ini akan dilaksanakan dari bulan
Maret 2016 sampai dengan selesai.
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
3.3.1 Populasi
Populasi adalah data atau informasi dari keseluruhan sumber-sumber
penelitian yang harus dapat dipercaya, agar informasi atau data tersebut
digunakan untuk menjawab masalah penelitian (Hatibe, 2012: 26). Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh kelas VIII semester II SMPN-6 Palangka Raya tahun
pelajaran 2015/2016 yang terbagi dalam 10 (sepuluh) kelas dengan jumlah siswa
290 orang. Sebaran peserta didik tiap kelas dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2
Populasi Penelitian
No.
Kelas
Jumlah Peserta didik
1.
VIII-1
25
2.
VIII-2
26
3.
VIII-3
27
4.
VIII-4
25
5.
VIII-5
27
6.
VIII-6
27
7.
VIII-7
28
8.
VIII-8
28
9.
VIII-9
28
10. VIII-10
28
Jumlah
269 orang
(Sumber data: Tata Usaha SMPN-6 Palangka Raya)
3.3.2
Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi terjangkau yang memiliki sifat yang
42
sama dengan populasi (Hatibe, 2012: 29). Pemilihan sampel penelitian dilakukan
secara acak (random sampling) berdasarkan kelas dengan asumsi kelasnya
homogen yaitu dengan melakukan undian terhadap semua kelas populasi yang
akan dijadikan sebagai kelas sampel.
43
44
45
untuk mengukur hasil belajar kognitif siswa dan diberikan setelah semua
pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen pada materi tekanan
selesai. Tes yang diberikan berupa tes objektif dengan 4 pilihan (a, b, c, dan d)
sebanyak 50 soal. Setiap item diberi skor 1 jika jawaban benar dan 0 jika
jawaban salah.
Berikut ini disajikan kisi-kisi yang dinilai dalam ranah Psikomotor pada
tabel 3.3 dan kisi-kisi Tes Hasil Belajar (THB) Kognitif untuk uji coba pada tabel
3.4.
Tabel 3.3
Kisi-kisi Penilai Psikomotor
: IPA Fisika
Pokok Bahasan
: Tekanan
Kelas/Semester
: VIII/II
Kompetensi Dasar
LKPD
I
Menyelidiki
kaitan antara
luas
Komponen
Psikomotor
Melakukan
Percobaan
46
permukaan
benda dengan
tekanan
Menyelidiki
kaitan antara
massa benda
dengan
tekanan
Menganalisis
Data
Membuat
Kesimpulan
Tujuan
LKPD
Komponen
Psikomotor
Menentukan
Melakukan
Percobaan
hubungan
tinggi zat air
dengan tekanan
pada zat cair
-
Mengamati
47
hubungan
antara massa
jenis dan tinggi
zat cair dalam
pipa U
-
Menjelaskan
prinsip gaya
tekan pada
hukum pascal
Menganalisis
Data
Membuat
Kesimpulan
tinggi.
6. Memasukkan minyak goreng kedalam salah satu
selang dari pipa U
7. Mengukur tinggi minyak goreng dan air pada
kedua pipa menggunakan penggaris.
8. Mengisi alat suntik yang besar dengan air
9. Menghubungkan kedua alat suntik dengan selang
yang telah diisi dengan air.
10. Menahan ujung pengisap alat suntik kecil dengan
tangan kanan, kemudian menekan pengisap alat
suntik besar dengan tangan kiri. Merasakan gaya
tekan pengisap alat suntik kecil.
11. Menekan pengisap ujung alat suntik besar dengan
tangan kiri sambil menekan pada pengisap ujung
alat suntik kecil. Merasakan gaya tekan pada
pengisap alat suntik besar.
12. Membandingkan besar gaya yang dihasilkan oleh
air pada pengisap alat suntik kecil dan pengisap
alat suntik besar.
13. Kerjasama antar kelompok kerja
14. Mencatat dan memasukkan data ke dalam tabel
15. Menganalisis hubungan tinggi zat air dengan
tekanan pada zat cair
16. Menganalisis hubungan antara massa jenis dan
tinggi zat cair dalam pipa U
17.Menganalisis prinsip gaya tekan pada hukum pascal
melalui percobaan
18. Menyimpulkan hubungan tinggi zat air dengan
tekanan pada zat cair
19. Menyimpulkan hubungan antara massa jenis dan
tinggi zat cair dalam pipa U
20. Menyimpulkan prinsip gaya tekan pada hukum
pascal
21. Ketepatan dalam menyerahkan laporan hasil
percobaan
Tujuan
LKPD
Komponen
Psikomotor
-Menunjukkan
Melakukan
Percobaan
pengaruh massa
jenis pada
peristiwa
48
tenggelam,
melayang dan
terapung
-Menjelaskan halhal yang
merupakan
akibat dari
perbedaan
tekanan udara.
Menganalisis
Data
Membuat
Kesimpulan
tabel
13. Menganalisis pengaruh massa jenis pada peristiwa
tenggelam, melayang dan terapung.
14. Menganalisis pengaruh akibat dari perbedaan
tekanan udara.
15. Menyimpulkan pengaruh massa jenis pada
peristiwa tenggelam, melayang dan terapung.
16. Menyimpulkan pengaruh akibat dari perbedaan
tekanan udara
17. Ketepatan dalam menyerahkan laporan hasil
percobaan
Tabel 3.4
Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar Kognitif (THB)
: IPA Fisika
Pokok Bahasan
: Tekanan
Kelas/Semester
: VIII/II
Kompetensi Dasar
49
No
Tujuan
Pembelajara
n Khusus
Aspe
k
Butir Soal
Kunci
Jawaba
n
Tekanan adalah ..
Menjelaskan
pengertian
tekanan
Menuliskan
persamaan
tekanan.
C2
C1
Menentukan
hubungan
tekanan
dengan gaya
yang
diberikan
Menghitung
besarnya
tekanan yang
diberikan
suatu benda
P
A
d. A =
A
A
c.
C2
A
b.
C3
d.
c. 500 N/m2
d. 100 N/m2
50
Skor
3 2
Menjelaskan
pengertian
tekanan
hidrostatik.
Menyebutkan
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi besarnya
tekanan
hidrostatik.
Menuliskan
persamaan
tekanan
hidrostatik.
C2
c. Bejana Berhubungan
d. Massa Jenis zat cair
C1
.A. h
b. Ph=
=
. h
g
d.
Ph
.g.h
Tekanan
hidrostatis
dialami
penyelam yang menyelam pada
51
Menghitung
besarnya
tekanan
hidrostatik.
C3
10
11
12
13
Menghitung
massa jenis
zat cair
Menghitung
besarnya
tekanan pada
zat cair yang
dipengaruhi
oleh tekanan
udara
dari
luar
Menyebutkan
hukum
bejana
berhubungan
C3
C3
C1
52
14
Menulis
persamaan
bejana
berhubungan
C1
Berhubungan
Berikut ini merupakan rumus dari
bejana berhubungan adalah .......
1 .h1
2 .h 2
a.
=
c.
F1
A1
b. P =
F2
A2
F
A
d. Ph =
.g.h
Sebuah bejana berbentuk U berisi air
dalam oli seperti gambar di bawah
ini.
15
Jika
Menghitung
tinggi, massa
jenis
pada
bejana
berhubungan
C3
16
17
10c
8cm
Menyebutkan
contoh
aplikasi
bejana
berhubungan
C1
besarnya
massa
jenis
oli
adalah ...............
a. 0,8 gr/cm3
c. 0,2 gr/cm3
b. 0,4 gr/cm3
d. 0,7 gr/cm3
Sebuah tabung berbentuk U diisi
oleh air dengan minyak tanah, jika
massa jenis ar 1000 kg/m3 dengan
ketinggian minyak tanah 1,2 m dan
massa jenis minyak tanah 800 kg/m3
maka tinggi kolam air adalah ........
a. 0,69 m
c. 0,98 m
b. 0,96 m
d. 0,97 m
1. Teko
4. Pompa Hidrolik
2. Meja
5. Ember
3. Selang
Alat-alat yang prinsip kerjana
Berdasarkan bejana berhubungan
adalah ....
53
dalam
kehidupan
sehari-hari
18
19
Menjelaskan
pengertian
gejala kapiler
atau
kapilaritas
Menjelaskan
kegunaan
pipa U
C2
C2
20
21
22
Menyebutkan
karakteristik
pipa U
Menjelaskan
prinsip kerja
pipa U pada
zat
yang
tidak sejenis
Menjelaskan
prinsip kerja
pipa U pada
zat
yang
sejenis
C1
C2
a. Berbentuk U
b. Tekanan yang dihasilkan pada salah
satu
bejanan
lebih
kecil
dibandingkan dengan bejana yang
lain
c. Tinggi permukaan pipa berbeda jika
diisi dengan zat cair yang berbeda
d. Pipa kapiler pada bejana permukaan
zat cair tidak membentuk bidang
datar.
C2
54
23
Menyebutkan
bunyi hukum
pascal
C1
24
Menyebutkan
persamaan
hukum pascal
C1
1 .h1
a.
F1
A1
25
Menyebutkan
alat-alat yang
bekerja
sesuai hukum
pascal
C1
c.
F2
A2
=
F
A
b. P =
2 .h 2
d. Ph =
.g.h
F1
26
Menghitung
besarnya
gaya
tekan
menggunakan
konsep
hukum pascal
5000 N
A1 = 0,005
C1
m2
A
2
A2 = 0,2 m
F2
A1 = 0,005 m2
Agar dapat mengangkat benda
sebesar 5000 N gaya F1 yang
digunakan harus lebih besar
dari..N
a. 125
c. 150
55
b. 175
d. 200
Perhatikan gambar!
F2 = 60N
F1 = 40N
27
28
29
Menghitung
besarnya luas
penampang
menggunakan
konsep
hukum pascal
Menjelaskan
fungsi
dari
dongkrak
hidrolik
Menyebutkan
fungsi
rem
hidrolik
Luas
A2
C2
C1
C1
56
30
Menyebutkan
bunyi hukum
Archimedes
C1
a. Hukum Archimedes
b. Hukum Pascal
c. Humul Boyle
d. Hukum Bejana Berhubungan
31
Menulisan
persamaan
hukum
Archimedes
C1
1 .h1 = 2 .h 2
a.
c. g =
F V
A
b. FA =
gV
d.
=F gV
A
32
Menyebutkan
tiga peristiwa
dari hukum
Archimedes
C1
33
57
34
tenggelam,
melayang dan
mengapung
C3
35
36
Menyebutkan
alat
yang
bekerja
berdasarkan
prinsip
hukum
Archimedes
C1
a.
b.
c.
d.
37
C1
Dongkrak hidrolik
hidrometer
pompa udara
rem hidrolik
dari
38
39
Menjelaskan
pengertian
jembatan
ponton
Menyebutkan
pengertian
tekanan udara
C2
C2
58
b. tekanan fluida
c. tekanan air
d. tekanan udara
40
Menuliskan
persamaaan
tekanan udara
C1
x 1 cmHg)
x 1 cmHg)
P0
d. P = h ( 100 x 1 cmHg)
41
42
43
Menyebutkan
factor-faktor
yang
memperngaru
hi
tekanan
udara
Menyebutkan
alat
yang
digunakan
untuk
mengukur
tekanan udara
di
ruang
terbuka
Menyebutkan
alat
yang
digunakan
untuk
mengukur
tekanan udara
di
ruang
tertutup
Menjelaskan
hubungan
antara
C1
C1
C1
59
44
ketinggian
suatu tempat
dengan
perbedaan
tekanan udara
C2
45
46
Menyelesaik
an soal-soal
yang
berhubungan
dengan
ketinggian
tempat dan
tekanan
udara
a. 100
b. 330
C3
Tiap naik 10 m, tekanan udara
berkurang 1 mmHg. Jika ketinggian
kota Bandung 800 m dari permukaan
laut, tekanan udara di kota tersebut
adalah..
48
Memprediksi
hubungan
antara
ketinggian
suatu tempat
dengan
perbedaan
tekanan
udara
Menyebutkan
C1
C1
d. 66 cmHg
c. 68 cmHg
b. 76 cmHg
47
c. 1000
d. 6600
a. 86 cmHg
Menyebutkan
manfaat
tekanan udara
bagi manusia
Kapal selam
Balon udara
Dongkrak hidrolik
Gelangan kapal
60
49
contoh
tekanan gas
dalam ruang
tertutup
Menyebutkan
hal-hal yang
50 merupakan
akibat
dari
perbedaan
tekanan
udara
Keterangan :
C1
C1
61
diantara expert yang melakukan penilaian kelayakan suatu aitem akan dapat
diestimasi dan dikuantifikasikan, kemudian statistiknya dijadikan indikator
validitas isi aitem dan validitas isi tes. Salah satu statistik yang menunjukan
validitas isi aitem dengan menggunakan formula Aikens V untuk menghitung
content validity coefficient dari panel ahli sebanyak n orang terhadap suatu aitem.
Penilaian dilakukan dengan cara memberi skor antara 1 (sangat tidak
relevan) sampai dengan 4 (sangat relevan). Kategori penilaian ratings sebagai
berikut :
Skor 4 = sangat relevan
Skor 3 = relevan
Skor 2 = kurang relevan
Skor 1 = tidak relevan
Statistik Aikens dirumuskan sebagai:
V s / n(c 1)
s = r lo
lo = angka penilaian validitas yang terendah (dalam hal ini = 1)
c = angka penilaian validitas yang tertinggi (dalam hal ini = 4)
r = angka yang diberikan oleh seorang penilai
Saifuddin Azwar (2015: 113) berpendapat bahwa kriteria suatu item
dikatakan valid secara isi bila nilai content validity coefficient bernilai positif >
0,3 sampai 0,5 yang didasarkan pada hasil penilaian dari panel ahli.
Koefisien Validitas
>0,35
0,21- 0,35
0,11 0,20
Interprestasi
Sangat Relevan
Relevan
Cukup relevan
62
< 0,11
(Azwar Saifuddin, 2015 : 149)
Kurang Relevan
r11 =
)
n
( n1
)(1 M (nM
)
nS
2
t
Keterangan :
r11 = reliabilitas instrumen
n = banyaknya butir soal
St = Varians Total
M = skor rata-rata
Klasifikasi kriteria reliabilitas instrument yaitu:
0,81 - 1,00
0,61 - 0,80
0,41 - 0,60
0,21 - 0,40
0,00- 0,20
Sangat tinggi
Tinggi
Cukup
Rendah
Sangat rendah
63
P=
B
JS
Keterangan:
P = indeks kesukaran
B = banyaknya peserta didik yang menjawab soal itu dengan betul
J = jumlah seluruh peserta didik peserta tes
Dengan klasifikasi indeks kesukaran sebagai berikut :
P 0,00 - 0,30
P 0,31 - 0,70
P 0,71 - 1,00
Sukar
Sedang
Mudah
B A BB
JA JB
= PA - PB
Keterangan :
D
BA
JA
BB
64
JB
PA
PB
jelek (poor)
cukup ( satisfactory )
baik ( good )
baik sekali ( excellent )
Semua soal tidak baik di (gugurkan)
65
Angka 1 = kurang
Rata-rata skor dari pengamat tiga dikonversi menjadi nilai dengan rumus sebagai
berikut (Trianto, 2010: 256) :
skor yang diperoleh pengamat
x 100
Nilai =
%
skor maksimum
Peserta didik dikatakan tuntas apabila nilai yang diperoleh sebesar
70 %.
Nilai yang diperoleh dikategorikan dalam rentang sesuai dengan skala penilaian
sebagai berikut.
Nilai konversi
Skor total
Kategori
Angka
Huruf
10 12
83 100
Sangat baik
79
59 75
Baik
46
34 50
Cukup
25
Kurang
T
T1
x 100%
Keterangan:
66
KB = Ketuntasan Belajar
T
T1
KK =
x 100 %
Keterangan :
KK = persentase ketuntasan klasikal
N = jumlah peserta didik
c. Ketuntasan Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
Suatu TPK dikatakan tuntas jika persentase peserta didik yang mencapai TPK
70 %. Untuk menghitungnya dapat menggunakan rumus sebagai berikut
(Widiyoko, 2002: 55):
P=
Keterangan :
67
x 100 %
P = persentase TPK
N = jumlah peserta didik
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2005. Manajemen Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2015. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Jilid 2. Jakarta: PT
Bumi Aksara.
Asmani, Jamal Mamur. 2013. 7 Tips Aplikasi PAKEM (Pembelajaran Aktif,
Kreatif, Efektif). Jogjakarta : Diva Press
Aunurrahman. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Alabeta
Azwar, Saifuddin. 2015. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hosnan. 2014. Pendekatan Saintifik dan Konstektual Dalam Pembelajaran Abad
21. Bogor : Ghali Indonesia
Emzir. 2014. Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif & Kulalitatif. Jakarta :
Raja Granfindo Persada
Faizi, Mastur. 2013. Ragam Metode Mengajar Eksakta Pada Murid. Jogjakarta :
Diva Press
Hanafiah, Nanang, dkk. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung : Refika
Aditama
68
Handayani, Sri, dkk. 2009. Fisika Untuk SMA dan MA Kelas XI. Jakarta : Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional
Hatibe, Amiruddin. 2012. Metodologi Penelitian Pendidikan IPA. Yogyakarta :
Suka-Press UIN Sunan Kalijaga
Haryadi, Bambang. 2009. Fisika Untuk SMA dan MA Kelas XI. Jakarta : Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional
Humaidi, Haris, dkk. 2009. Fisika SMA dan MA Kelas XI. Jakarta : Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional
Indrajit, Dudi. 2009. Mudah dan Aktif Belajar Fisika untuk kelas XI Sekolah
Menengah Atas/ Madrasah Aliyah Program Ilmu Pengetahuan Alam.
Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional
Jufri, Wahab. 2013. Belajar dan Pembelajaran Sains. Bandung: Pustaka Reka
Cipta.
Kunandar.
2011.
Langkah
Mudah
Penelitian
Tindakan
Kelas
Sebagai
2010.
Mode
Pembelajaran
Terpadu
Konsep,
Strategi,
dan
70