PENDAHULUAN
I. PREVALENSI
Measure(any3of5
constitute diagnosisof C
metabolicsyndrome)
ElevatedWaist
ATP-III (2001) memasukkan 6 komponen dari sindrom metabolik yang ≥1
Circumference †
terhubung dengan Cardio Vasculair Disease:
1. Obesitas Abdominal
≥88
2.
3.
ElevatedTriglycerides
Atherogenic Dislipidemia
Peningkatan tekanan darah
≥
4. Resistensi Insulin On
5. Komponen Proinflammatory
6. Prothrombotic State
ReducedHDL -C
Selain dari komponen di atas, ternyata seseorang dengan sindrom metabolik
<40
juga dapat memberikan gejala klinis yang lain, seperti : <50mg
1. Vascular abnormalities (disfungsi endothelial, ACR ≥ 30
mg/g) Ondrug
2. Hiperurisemia
3. EleAdrenal
vateincidentaloma
dBlood(peningkatan
Pressu re kortisol)
sekresi ≥ 130mm
4. Fatty acid deposition (fatty liver) ≥ 85mm
Onantih
apatients
ElevatedFastingGlucose
Ondrug
Tjokropawiro (2003, 2004) menyimpulkan bahwa terdapat 10 komponen lagi
yang terdapat pada sindrom metabolik. Dan komponen tersebut
dikelompokkan menjadi “Widened Metabolic Syndrome” :
Fatty Acid
LiverS t
AdrenalInc
AC TH
( S aliv
Selain itu perlu diketahui pula penyakit yang disebabkan oleh gaya hidup
(lifestyle Related Disease) :
H yp
STAGE – 0 STAGE – 1
"Westernized"
HealthyLifestyle
UnhealthyLifestyle
Wai
Gabara 6 adalah suatu gen yang terletak pada kromosom 5q 31.1-q35. Gen
4 Fasting Glucos
ini dapat merangsang terjadinya obesitas dan obesitas yang terkait dengan
fenotip seperti hormone yang beredar, termasuk kortisol. Kortisol
3 Blood Pressure
II. PATOGENESIS SINDROM METABOLIK > 130/85 mmHg
Strategie
Metabolic SyndromeM
(
(Summar
A Weight Reduction
Improving Insulin Sensitiv
A.MODIFIKASI GAYA HIDUP
Visceral
Adipose Tissue
Terdapat 10 cara untuk menuju hidup sehat atau sering disebut dengan Ten
Practicial Guidelines for Healthy Life yaitu yang sering disebut dengan
GULOH-CISAR (Glucose, Uric acid, Lipid, Obesity, Hypertension,
Deteriorated
Cigarette, Inactivity, Stress, Alcohol, Regular check up). Metode ini dapat
menurunkan staging dari penyakit yang berkaitan dengan gaya hidup
(Tjokropawiro,2007).
Impaired
,
T AB L
1. METFORMIN
Metformin diperkenalkan sejak tahun 1995, mempunyai efek menurunkan
kadar glukosa darah tanpa meningkatan sekresi insulin dan meningkatkan
beratbadan. Mekanisme utamanya adalah dnegan menurunkan
glukoneogenesis pada tingkat mitokondriadi hepatosit yang berakibat
terjadinya penurunan produksi glukosa di hati, dengan demikian
menurunkan kadar gula darah puasa. Metformin juga berkhasiat
meningkatkan up take glukosa perifer. Efek tersebut diduga multiple efek
yang meliputi peningkatan afinitas ikatan insulin dengan reseptor insulin,
baik pada sel otot dan sel eritrosit (Hardiman, 2005). Terdapat 7 kelebihan
dari metformin pada sistem cardiovasculair :
1. Menurunkan resistensi insulin
2. Efek homeostasis dan fungsi pembuluh darah
3. Potensial terhadap terapi sindrom metabolik pada DM tipe II
4. Antiartherogenik
5. Menghambat proses glikasi
6. Proteksi pembuluh darah
7. Mencegah komplikasi cardiovasculair disease pada DM tipe II dengan
faktor resiko tinggi.
(Tjokroprawiro, 2007)
Selain itu, metformin memiliki 21 kelebihan lain yaitu :
I. Metabolisme Karbohidrat
1. Penurunan absorpsi glukosa
2. Penurunan Gula Darah Puasa
3. Penurunan GD2PP
4. Peningkatan glikogenesis
5. Peningkatan insulin reseptor binding
6. Peningkatan GLUT-5 di usus
7. Aktivasi post reseptor
8. Penurunan degradasi GLP-1
9. Mencegah sel beta dari gluko dan lipotoksis.
II. Modifikasi Lipid
1. Penurunan kolesterol total, LDL
2. Penurunan trigliserida
3. Peningkatan HDL
III. Efek Vasoprotektif
1. Penurunan hiperinsulinemia
2. Penurunan agregasi platelet
3. Peningkatan deformitas eritrosit
4. Peningkatan fibrinolisis (penurunan fibrinogen, F-VII, PAI-
1, F-XIIIa)
5. Peningkatan perfusi arteri perifer
6. Penurunan permeabilitas kapiler
7. Penurunan carbonyl stress
8. Penurunan sel otot polos dan poloferasi fibroblas
9. Penurunan neovascularisasi retina
(Tjokropawiro, 2007)
↓ SMC
Metformin tradisional juga sangat efektif sebagai obat anti-hiperglikemia.
Metformin bekerja secara independen di pankreas, menghemat insulin. Obat
ini menurunkan pengeluaran glukosa hati dan memiliki bukti terbaik dalam
hal efektivitasnya terhadap kardiovaskular. Tapi metformin memiliki efek
↓ Carbo
yang tidak begitu kuat terhadap resistensi insulin, penanda inflamasi, dan
fungsi vaskular dibandingkan TDZs. Tetapi manfaatnya yang bisa
menghambat laju penambahan berat badan merupakan keuntungan tersendiri
(International Diabetes Federation, 2007).
↓ Capil
2. GLITAZONES (TDZS)
Aktivitas utama obat golongan ini adalah mengaktifkan reseptor
PPARgamma pada jaringan adipose dan mengubah metabolisme serta
distribusi adipose. TDZs juga memodulasi pembebasan adiokine. ”Efek
ganda obat golongan TDZs pada metabolisme jaringan adipose, juga
↑ Periph. A B
terhadap liver dan otot skeletal sama baiknya seperti pada sel-sel beta
pankreas dan endotelium vaskular, membuat obat ini sangat bermanfaat
↑F
untuk sindrom metabolik,” ujar Stumvoll (International Diabetes Federation,
2007).
TZDs (glitazones) telah diterima sebagai terapi adjuvan pada DM tipe II;
obat ini menurunkan resistensi insulin. Rosiglitazone adalah pioglitazone
adalah dua obat golongan glitazones yang tersedia di Indonesia. Kerja
Rosiglitazone :
1. Meningkatkan kontrol glikemik pada pasien DM tipe2 dengan
meningkatkan glukosa uptake di jaringan perifer (melalui aktivasi PPAR-
γ ) dan, sedikit lebih luas dengan menghambat produksi glukosa di hepar.
2. Meningkatkan sensitivitas insulin, menjaga fungsi sel β , dan
menurunkan insulin plasma puasa, proinsulin, and memecah konsentrasi
proinsulin.
3. Menurunkan ekskresi albumin.
4. Memperbaiki steatohepatitis pada pasien dengan NASH.
5. Mengurangi PAI-1 seperti halnya inflamasi ringan.
6. Meningkatkan agen anti inflamasi adipokine adiponectin
7. Profil lipid:
- meningkatkan LDL tetapi menurunkan LDL densitas rendah
- meningkatkan HDL2-Cholesterol
(Tjokropawiro, 2007)
Pengguunaan TDZs di Indonesia dapat digunakan sebagai monoterapi,
maupun terapi kombinasi dengan sulfonilurea atau metformin pada pasien
DM tipe II yang tidak terkontroldengan terapi monoterapi. Dan tidak
dianjurkan penggunaannya pada pasien dengan gangguan faal hati yang
berat (Hardiman, 2005).
3. SIBUTRAMINES
Sibutramine, yang merupakan serotonin dan nor adrenaline reuptake
inhibitor (SNRI) dapat memperbaiki profil metabolisme atherogenik pada
sindrom metabolik melalui beberapa efek menguntungkan seperti
(Apfelbaum et al 1999, Bray et al 1999, James et al 2000, Astrup et al 2001,
Després et al 2001, Finer 2002, Després et al 2003)::
1. Perbaikan lingkar pinggang, berat badan, dan menjaga berat badan
(hal ini dapat berpotensi memberikan andil untuk mengatasi salah satu
komponen yaitu lingkar pinggang atau BMI sebagaimana disebutkan pada
kriteria sindrom metabolik berdasarkan WHO (1998) atau ATP III (2001).
2. Perbaikan pada atherogenic dyslipidemia (20.7% terjadi peningkatan
HDL-C and 25% penurunan level triglyceride dapat memperbaiki faktor
resiko kardiovaskular secara keseluruhan pada sindrom metabolik).
3. Perbaikan sensitivitas insulin (efek ini memberikan keuntungan pada
masalah resistensi insulin dan intoleransi glukosa yang terjadi pada sindrom
metabolik).
(Tjokropawiro, 2007)
• Concomi procedures,
drugs†
Bile acid LDL ↓ 15-30% Gastrointesti Absolute: Reduce major
Sequestrants‡ HDL ↑ 3-5% nal distress • Dysbeta- coronary
TG No change Constipation lipoproteine events, and
or increase Decrease mia CHD deaths
absorp of • TG >
other drugs 400 mg/dl
Relative:
• TG >
200 mg/dl
Nicotinic AcidФ LDL ↓ 5-25% Flushing Absolute: Reduced
HDL ↑ 15- Hyperglyce • Chr. major
35% mia, Liver Coronary
TG ↓ 20- Hyperuricem disease events
50% ia (gout) • Sever
Upper GI Gout
distress Relative:
Hepatotoxici • Diabetes
ty • Hyperuri
cemia
• Peptic
ulcer
disease
Fibric Acidψ LDL ↓ 5-25% Dyspepsia Absolute: Reduced
(may be Gallstones • Severe major
increased in Myopathy renal Coronary
patients with Unexplained disease events
high TG) non CHD • Severe
HDL ↑10- deaths in hepatic
20% WHO study disease
TG ↓20-
50%
* Lovastatin (20-80 mg), Pravastatin (20-40 mg), Simvastatin (20-80 mg),
Atorvastatin (10-80 mg),
Cerivastatin (0.4-0.8 mg).
† Cyclosporin, Macrolide antibiotics, various antifungal agents and
cytochrome p-450 inhibitors
(Fibrates and Niacin should be used with appropriate caution)
‡ Cholestyramine (4-16 g), Colestipol (5-20 g), Colesevelam (2.6-3.8 g)
Ф Immediate release (crystalline) Nicotinic Acid (1.5-3 g), extended release
Nicotinic Acid (Niaspan ®) (1-2 g),
sustained release Nicotinic Acid (1-2 g)
Ψ Gemfibrozil (600 mg BID), Fenofibrate (200 mg), Clofibrate (1.000 mg BID)
( Tjokroprawiro, 2005)
3. RIMONABANT
Sistem endocannabioid berperan besar terhadap regulasi dari
pemasukan makanan dan berat badan. Cannabioid endogen sendiri yang
telah teridentifikasi yaitu :
1. Anandamide= Arachidonyl Ethanolamide= AEA
2. 2-AG (2- Arachidonyl Ethanolamide)
3. Noladin
4. Virodhamine
Dua tipe dari reseptor cannabioid yaitu :
1. CB1yang banyak dihasilkan di otak dan sedikit di perifer
2. CB2 yang banyak terdapat pada sistem imun
(Tjokroprawiro, 2005)
Overa
BRAIN
Rimonabant adalah cannabinoid tipe 1 (CB1) penghambat reseptor
yang selektif sehingga dapat menurunkan faktor rsiko terjadinya penyakit
cardiovasculair termasuk obesitas, sindrom metabolik, dislipidemia, DM
A. Hypothalamus B. Nucleus
tipe II, dan ketergantungan terhadap tembakau (Tjokroprawiro, 2007) . Obat
ini secara signifikan bisa memperbaiki kontrol terhadap glikemia, berat
Appetite Motivation
badan, lingkar pinggang dan lemak pada pasien obesitas yang mengidap
diabetes tipe 2 yang mendapat metformin atau sulfonilurea (RIO-Diabetes).
Efikasi dan keamanan rimonabant dibuktikan melalui melalui studi
SERENADE (Study Evaluating Rimonabant Efficacy in drug-Naive
Diabetic patients) (International Diabetes Federation, 2007).
A : IncreasedFoodIntake
Gambaran sistematik dari Cannnabioid blocker
B : SustainedTobacco D
(Tjokroprawiro, 2007)