Suatu hari saat melintas di jalan sepi, mobil Nyai Bagendit nyaris
saja menabrak seorang pengemis tua yang sedang menyeberang
jalan. Sempat marah dan menampar sang pengemis, di perjalanan
berikutnya Nyai Bagendit bertemu dengan seekor ular, yang
mengingatkannya supaya tidak sombong mengingat harta yang
dimilikinya adalah titipan.
Tak berapa lama, salah satu centengnya Sogol tergoda oleh sosok
mahluk halus saat berteduh dari hujan. Hasilnya, mahluk gaib
berwujud gadis cantik itu sukses membawa Sogol tenggelam di
telaga dengan disaksikan oleh Nyai Bagendit dan anak buahnya
yang lain.
Takut bakal dipenjara, Nyai Bagendit kabur dan tanpa sadar sudah
berada di tepi telaga. Mendadak, ia melihat sosok Sultan dan
langsung menghampiri serta memeluk pria itu. Siapa sangka, sosok
SUltan berubah menjadi Sogol. Diiringi jeritan pilu, Nyai Bagendit
tenggelam kedalam telaga karena diseret oleh para mahluk halus
disana.
Situ Bagendit adalah sebuah objek wisata berupa danau berlatar belakang gunung yang dilingkupi
kawasan alami yang masih dikelilingi persawahan dn perkampungan penduduk. Situ ini terletak di
Kecamatan Banyuresmi, 13 KM dari pusat kota Garut dengan jarak tempuh sekitar 30 menit.
Mengunjungi objek wisata ini cukup mudah diakses segala jenis kendaraan.
Ojek wisata ini tidak hanya menyajikan pemandangan situ yang indah tapi juga dilengkapi dengan beberapa
aktivitas wisata seperti berlayar ketengah situ dengan menggunakan rakit bambu, bermain sepeda air,
canoe, memancing, jet ski dan aktivitas air lainnya.
Fasilitas umum yang dapat ditemui di daerah ini seperti gazebo-gazebo tempat makan dan minum yang
menyajikan makanan daerah seperi karedok, pecel, rujak, dawegan dan masih banyaka lagi. Selain itu
terdapat tempat bermain anak salah satunya kereta api yang relnya sangat pendek dengan rute yang
kurang menarik.
Pada saat saya ke sana bersama teman kebetulan pada hari kerja bukan weekend, sehingga sangat sepi
hanya beberapa orang saja pengunjungnya.Saat itu sedang musim kemarau, suasana yang tercipta di
area objek wisata yaitu suasana kering dan gersang. Namun debit air di Situ tidak ikut mengering, kami
masih bisa berkeliling Situ menyewa rakit yang terbuat dari bambu dengan tarif Rp.30.000 per
rakit.Kami cukup menikmati suasana sore itu berkeliling Situ sambil menikmati rujak dan dawegan.
Disekitar Situ terdapat sebuah kolam renang yang sudah tidak berfungsi dengan baik dan sudah ditutup. Warna air
yang ada didalam kolam tersebut sudah berubah menjadi coklat. Kabarnya air dari kolam renang tersebut
tercampur dengan rembesan air yang berasal dari Situbagendit, suatu hal yang tak perlu terjadi jika perencanaan
dan pembangunan kolam tersebut telah dilakukan dengan baik.Melihat sarana dan prasarana di Situ Bagendit cukup
mengkhawatirkan mengingat anggaran yang dikucurkan untuk pembangunan objek wisata ini cukup besar yaitu
mencapai 700 juta*. Padahal panorama di sini sangat indah dan mampu menyedot jumlah pengunjung yang lebih
banyak lagi jika mendapat penanganan yang lebih serius.