Anda di halaman 1dari 3

Legend Situ Bagendit (Garut)

Sebagai seorang rentenir, Nyai Bagendit adalah janda kaya-raya


yang kikir nan sombong sehingga tidak disukai banyak orang.
Setiap kali keluar rumah, ia selalu dikawal oleh dua centeng
bernama Tarmo dan Sogol.

Suatu hari saat melintas di jalan sepi, mobil Nyai Bagendit nyaris
saja menabrak seorang pengemis tua yang sedang menyeberang
jalan. Sempat marah dan menampar sang pengemis, di perjalanan
berikutnya Nyai Bagendit bertemu dengan seekor ular, yang
mengingatkannya supaya tidak sombong mengingat harta yang
dimilikinya adalah titipan.

Tak berapa lama, salah satu centengnya Sogol tergoda oleh sosok
mahluk halus saat berteduh dari hujan. Hasilnya, mahluk gaib
berwujud gadis cantik itu sukses membawa Sogol tenggelam di
telaga dengan disaksikan oleh Nyai Bagendit dan anak buahnya
yang lain.

Kejadian itu kontan membuat Nyai Bagendit ketakutan, ia ditemani


Surip dan tarmo menemui orang pintar bernama Pak De. Makin
kuatir saat diingatkan untuk berhati-hati karena dirinya tengah jadi
incaran penghuni telaga, Nyai Bagendit menolak ditolong begitu
mendengar Pak De meminta bayaran.

Kebahagiaan mulai dirasakan Nyai Bagendit akibat sebuah musibah


kecil yang menimpanya. Saat keluar dari sebuah toko, ia dijambret
oleh seseorang, namun untungnya muncul penolong bernama
Sultan. Betapa kagetnya Nyai saat melihat sosok Sultan, yang
ternyata adalah pria gagah yang pernah ada di mimpinya.

Sejak kejadian itu, hubungan Nyai Bagendit dan Sultan semakin


dekat. Nyai yang sedang kasmaran tidak tahu kalau ada pria lain
yang ingin menjadikannya istri, orang itu adalah Pak Jarot. Bahkan,
Pak Jarot menyewa Pak De untuk membantunya mendapatkan Nyai
Bagendit dengan cara apapun.

Namun, Nyai Bagendit akhirnya sadar kalau dirinya hendak dikerjai


seseorang. Tidak mau kalah, ia meminta Mak Jampi untuk
mengobati sekaligus menundukkan Sultan agar mau menikahinya.

Bisa dibayangkan, bagaimana panasnya Nyai Bagendit saat suatu


siang melihat Sultan masuk kedalam restoran bersama seorang
wanita bernama Vera. Dari hasil curi-dengar, akhirnya diketahui
kalau Vera meminta Sultan untuk menikahinya, namun ditolak
karena wanita itu sudah dianggap sebagai adik sendiri.

Setelah merekam wajah Vera dengan ponsel, Nyai Bagendit


menyuruh para tukang pukulnya untuk melenyapkan Vera.
Sayangnya, mereka hanya berhasil melukai Vera saat gadis itu
sedang berjalan dengan Susi. Berang mendengar kejadian itu,
Sultan bertekad menyelidiki siapa dalang dibalik semuanya.

Dari seorang pria bernama Karta (yang pernah disakiti Nyai


Bagendit), Sultan akhirnya bisa membongkar semuanya. Polisi
berhasil menangkap para tukang pukul sang nyai bersama barang
bukti. Setelah itu, Sultan mendapat kabar dari Nyai Basingah kalau
polisi sudah menangkap pelaku.

Takut bakal dipenjara, Nyai Bagendit kabur dan tanpa sadar sudah
berada di tepi telaga. Mendadak, ia melihat sosok Sultan dan
langsung menghampiri serta memeluk pria itu. Siapa sangka, sosok
SUltan berubah menjadi Sogol. Diiringi jeritan pilu, Nyai Bagendit
tenggelam kedalam telaga karena diseret oleh para mahluk halus
disana.

Sarana Situ Bagendit

Situ Bagendit adalah sebuah objek wisata berupa danau berlatar belakang gunung yang dilingkupi
kawasan alami yang masih dikelilingi persawahan dn perkampungan penduduk. Situ ini terletak di
Kecamatan Banyuresmi, 13 KM dari pusat kota Garut dengan jarak tempuh sekitar 30 menit.
Mengunjungi objek wisata ini cukup mudah diakses segala jenis kendaraan.

Ojek wisata ini tidak hanya menyajikan pemandangan situ yang indah tapi juga dilengkapi dengan beberapa
aktivitas wisata seperti berlayar ketengah situ dengan menggunakan rakit bambu, bermain sepeda air,
canoe, memancing, jet ski dan aktivitas air lainnya.

Fasilitas umum yang dapat ditemui di daerah ini seperti gazebo-gazebo tempat makan dan minum yang
menyajikan makanan daerah seperi karedok, pecel, rujak, dawegan dan masih banyaka lagi. Selain itu
terdapat tempat bermain anak salah satunya kereta api yang relnya sangat pendek dengan rute yang
kurang menarik.

Pada saat saya ke sana bersama teman kebetulan pada hari kerja bukan weekend, sehingga sangat sepi
hanya beberapa orang saja pengunjungnya.Saat itu sedang musim kemarau, suasana yang tercipta di
area objek wisata yaitu suasana kering dan gersang. Namun debit air di Situ tidak ikut mengering, kami
masih bisa berkeliling Situ menyewa rakit yang terbuat dari bambu dengan tarif Rp.30.000 per
rakit.Kami cukup menikmati suasana sore itu berkeliling Situ sambil menikmati rujak dan dawegan.

Disekitar Situ terdapat sebuah kolam renang yang sudah tidak berfungsi dengan baik dan sudah ditutup. Warna air
yang ada didalam kolam tersebut sudah berubah menjadi coklat. Kabarnya air dari kolam renang tersebut
tercampur dengan rembesan air yang berasal dari Situbagendit, suatu hal yang tak perlu terjadi jika perencanaan
dan pembangunan kolam tersebut telah dilakukan dengan baik.Melihat sarana dan prasarana di Situ Bagendit cukup
mengkhawatirkan mengingat anggaran yang dikucurkan untuk pembangunan objek wisata ini cukup besar yaitu
mencapai 700 juta*. Padahal panorama di sini sangat indah dan mampu menyedot jumlah pengunjung yang lebih
banyak lagi jika mendapat penanganan yang lebih serius.

Anda mungkin juga menyukai