12.1 PENDAHULUAN
Danau besar, lautan dan samudera telah lama dianggap sebagai lahan pembuangan
limbah dari masyarakat. Dan hingga saat ini diduga bahwa lautan dunia memiliki
kapasitas tidak terbatas untuk menyerap material limbah, dengan kata lain, dilusi
adalah solusi dari polusi. Demikian, kurangnya perhatian pada masa lalu tentang
pelepasan limbah beracun yang tinggi, seperti yang berisi merkuri dan DDT,
dapat menyebabkan pada konsep merata di masa depan pada lautan sebagai
tempat penampungan tanpa dasar.
Pelepasan kotoran manusia dan sampah kedalam sungai dan air tepi pantai
masih dilakukan secara umum diseluruh dunia. Kotoran, yang dibubuhkan bahan
partikel dan nutrisi untuk penerima badan air, mungkin atau tidak mungkin telah
memiliki beberapa perlakuan sebelum dilepas, lebih berbahaya daripada tinja dan
sampah yang terlihat. Adalah bermacam racun kimia yang mencari jalannya
kedalam sistem perairan. Bahan kimia tersebut sering dipindahkan melalui rantai
makanan dan menghasilkan efek mereka pada tempat yang jauh dalam waktu dan
ruang pada sumbernya.
Ini adalah tujuan dari bab ini untuk mendiskusikan beberapa sumber yang
lebih signifikan pada polusi perairan dan pengaruhnya atau pengaruh potensial
pada ikan dan organisme perairan lainnya.
Sistem fisiologis pada ikan dapat dilawan, atau tertekan, dengan jangkauan
luas dari faktor biologis, kimiawi dan fisik. Dampak lainnya memunculkan
perubahan komplek yang dapat berpotensi mengarah pada kecacatan
pertumbuhan, atraksi reproduktif, atau kekebalan penyakit dalam jangka panjang.
Dapat juga menghasilkan keadaan kronis pada dampak mematikan lainnya. Oleh
karena itu, hasil pada pengurangan keberhasilan reproduktif, atau penurunan
kemampuan bertahan hidup individu, yang dapat menjadi konsekuensi serius
untuk kelangsungan hidup seluruh populasi.
Stimuli berlawan ditemukan dengan organ perasa mengarah pada aktifasi jalur
saraf afferent yang bergerak kedalam sistem saraf simpatik dari hypothalamus ke
jaringan kromafin pada ginjal pertama. Stimulasi langsung pada jaringan kromafin
mengarah pada pelepasan katekolamin. Katekolamin dilepaskan dengan cepat dari
jaringan kromafin mengikuti keadaan ikan pada tingkat reaksinya, dan tingkat
plasma pada katekolamin dapat meningkat dengan perintah sesuai ukuran besar
dengan lama beberapa menit. Pelepasan katekolamin kedalam aliran darah
membuat mereka didistribusikan secara luas ke seluruh tubuh, dimana mereka
memulai rangkaian pengaruh sekunder pada sistem organ lainnya, seperti pada
kardiovaskular dan sistem respirator.
Pelepasan katekolamin dan kortisol memicu luas sesuai pada perubahan biokimia
dan fisiologis. Pengaruh metabolis dapat termasuk hiperglikaemia,
hiperlakticaemia, pengurangan jaringan cadangan glikogen, lipolisis dan rintangan
pada sintesis protein.
Gangguan osmotic dan ionik dapat terjadi sebagai hasil dari diuresis dan
hilangnya elektrolit dari darah. Mungkin juga terjadi perubahan pada hematologi,
dengan perubahan crythrocytic (sel darah merah) dan penurunan jumlah sel darah
putih (leucopenia). Katekolamin telah ditandai pengaruh dari sistem
cardiovascular, mengarah pada perubahan pola aliran darah dan peningkatan
peleburan insang, dan perubahan pada kapasitas transport oksigen pada darah. Di
sisi lainnya, korticosteroid dikenal untuk menstimulasi mekanisme pemidahan ion
yang ada pada insang dan ginjal. Pengaruh tersebut khususnya penting dalam
periode pemulihan dari stres, dimana ikan berusaha untuk menjaga pasokan
oksigen kedalam jaringan, dan untuk memperoleh keseimbangan osmotic
dan ionik.