I. PENDAHULUAN
Teori perilaku konsumen , yang biasanya hanya disingkat teori konsumen mencoba
menerangkan perilaku konsumen dalam membelanjakan pendapatannya untuk
mempperoleh alat-alat pemuas kebutuhan , yang dapat berupa barang-barang konsumsi
ataupun jasa jasa konsumsi. Kesimpulan yang dapat dihasilkan oleh teori konsumen
antara lain adalah bagaimana reaksi konsumen dalam kesediaannya membeli sesuatu
barang terhadap berubahnya jumlah pendapatn yang ia peroleh , terhadap berubahnya
harga barang yang bersangkutan , terhadap berubahnya harga barang-barang yang
berhubungan dengan barang yang bersangkutan , terhadap berubahnya cita rasa yang
dimilikinya . Dengan demikian jelaslah kiranya bahwa teori konsumen tersebut
merupakan dasar teoritk kurva permintaan akan barang-barang dan jasa – jasa konsumsi.
Jika seorang konsumen mempunyai harga Rp. 12,- harga nasi Rp. 1,- per piring
dan harga roti Rp. 2,- perbungkus.
MUnasi MUroti 12 6
1. atau
Pnasi Pr oti 2 1
2. (PP Nasi x Q Nasi) + ( P Roti x Q Roti) = M
(1 x 6) + (2 x 3) = Rp 12,-
Budget Line
Konsumen mempunyai uang Rp 60,- , dimana harga nasi Rp 5 per satuan dan roti Rp 10
per satuan , jika uang tersebut dibelanjakan untuk nasi , konsumen harus membayar Rp 5
x 10 = Rp 60 dan jika dibelikan roti semua Rp 10 x 6 satuan = Rp 60.
Seorang konsume akan mencapai tingkat kepuasan maksimun dengan syarat bahwa dia
mencapai tiitk dimana Budget Line menyinggung Indefference Curve.
Perubahan-perubahan harga yang terjadi yang mempengaruhi keseimbangan
pemaksimuman kepuasan. Jika titik-tiitk dari perubahan harga tersebut dihubungkan ,
maka akan terjadi suatu kurva yang disebut Garis Harga Konsumsi . Suatu kurva yang
diperoleh apabila kita menghubungka titik-titik ekuilibrium yang diwujudkan oleh
perubahan pendapatan disebut Garis Pendapatan Konsumsi.
Perubahan harga yang mempengaruhi terhadap jumlah barang yang diminta dapat
diterangkan dengan menganalisa 2 faktor :
1. Substitution Effect.
2. Income Effect.
Dari gambar di atas Substitusi Effectnya = X1X2 yaitu kenaikan konsumsi Roti
denga adanya substitusi nasi dengan roti, karena harga roti menjadi lebih murah .
Income Effect = X2X3 yaitu kenaikan jumlah roti, karena penurunan harga roti
berarti kenaikan riil konsumen. Dengan menggunakan analisis Indefference Curve
dibuat suatu Kurva Permintaan sebagai berikut :
Jika titik A1,A2, dan A3 dihubungkan maka terbentuk kurva permintaan ke atas roti.
3. SURPLUS KONSUMEN
Dari tabel 5, jika harga roti Rp 150,- dan konsumen bersedia membayar Rp 500,-
maka dia memperoleh surplus 350. Demikian seterusnya sampai roti ke 4. Jika digambar
dalam grafik sebagai berikut :
Surplus Konsumen
Permintaan pasar suatu barang erupakan penjumlahan kurva permintaan konsumen yang
ada dalam pasar.
Permintaan Pasar
4. KONSEP ELASTISITAS
Dari uraian sebelumnya , perubahan harga suatu barang bertendensi
menimbulkan reaksi para pembeli barang tersebut berupa berubahnya jumlah yang
diminta. Pada umumnya meningkatny harga mengakibatkan berkurangnya jumlah
barang yang diminta dan sebaliknya menurunnya harga mengakibatkan berkurangnya
jumlah barang yang diminta . Kalau kita bandingkan antara barang yang satu dengan
barang yang lain , kita akan menemukan bahwa internsitas reaksi pembeli terhadap
perubahan harga dalam bentuk peningkatan atau penurunan jumlah yang diminta
berbeda-beda.Dengan perubahan harga yang sama perubahan dalam jumlah yang
diminta untuk barang satu bisa lebih banyak dari pada untuk barang yang lainnya .
Untuk mengukur intrensitas reaksi pembeli terhadap perubahan harga yang
bersangkutan para pemikir ekonomi telah menciptkan suatu alat analisis yang disebut
elastisitas.
Elastisitas adalah ukuran derajad kepekaan jumlah permintaan terhadap perubahan
salah satu faktor yang mempengaruhi.
E>1 Elastis
E<1 Enelastis
E=1 Elastisitas tunggal
Q/ 1 / 2 (Q1 Q 2)
Arc Elasticity (Ep) =
P / 1 / 2 ( P1 P 2)
Dimana :
Q=Q1Q2 dan
P=P1P2
dQ / Q dQ.P
Point Elasticity (Eh) =
dP / P dP.Q
Elastisitas harga ini penting bagi penjual, sebab ada hubungan antara perubahan harga
dengan tingkat penjualan.
Hubungan penurunan harga dengan tingkat penjualan
Sumber bacaan:
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/pengantar_ekonomi/Bab_2.pdf