Anda di halaman 1dari 1

Islam Agama Pembebas

Melanjutkan tulisan saya beberapa waktu yang lalu, tentang “Islam agama
yang disalahfahami”. Telah saya jelaskan bahwa kalangan orientalis dan
juga para generasi muslim yang terbaratkan atau terpengaruh dengan
tulisan para orientalis, menuduh Islam dengan tuduhan-tuduhan yang
tidak beralasan. Mungkin wajah mereka pada saat ini adalah seperti
kelompok Jama’ah Islam Liberal yang beberapa waktu yang lalu sempat
menghebohkan masyarakat Indonesia. Di antara tuduhan mereka adalah
menganggap Islam sebagai ajaran yang kuno dan membelenggu langkah
dan gerak umat Islam sendiri, sehingga mereka tidak bisa berkembang
dan maju. Masalah yang mereka soroti, utamanya adalah tentang masalah
ketidak adilan pada perempuan. Mereka menganggap bahwa Islam tidak
adil dalam memperlakukan perempuan, misalnya perempuan hanya
mendapatkan sarisan setengah dari laki-laki, perempuan disuruh
memakai jilbab, perempuan harus begini dan begitu. Menurut mereka hal
itu merupakan salah satu bentuk dari keterkungkungan perempuan,
apalagi di era global ini.

Melihat masalah ini, Muhammad Quthub memiliki pandangan yang


berbeda. Datangnya syariat Islam yang mengatur masalah perempuan,
justru bertujuan untuk membebaskan kaum perempuan dari budak laki-
laki. Sebelum Islam datang, tradisi masyarakat Arab dan juga masyarakat
dunia pada saat itu, menjadikan perempuan hanya sebagai budak pemuas
nafsu laki-laki. Mereka dikurung dalam kuil-kuil atau rumah-rumah
penguasa dan dijadikan tempat pemuas nafsu para tentara pasukan
perang, para prajurit, para pejabat dan sebagainya.

Dalam tradisi Arab Jahiliyah, kaum perempuan dianggap seperti barang


yang bisa diperjualbelikan kepada siapa saja. Mereka tidak memiliki hak
apa-apa atas warisan kedua orang tua. Bahkan setiap orang Arab merasa
malu ketika mereka mendapatkan anak perempuan. Kisah Umar bin
Khathab sebelum masuk Islam, yang membunuh putrinya karena malu
kepada masyarakat karena memiliki anak perempuan, cukup menjadi
bukti betapa masyarakat Arab Jahiliyah pada saat itu sangat menghinakan
perempuan. Sebaliknya, mereka menjadi bangga tatkala mendapatkan
anak laki-laki, seperti mendapatkan durian runtuh. Karena itu tatkala isteri
Umar bin Khathab melahirkan anak perempuan, dia berusaha dengan
sekuat tenaga untuk menyembunyikan identitasnya dari Umar bin
Khathab. Setiap hari diberi pakaian laki-laki dan dididik dengan pendidikan
laki-laki. Hingga suatu hari ketika Umar bin Khathab mengajari putrinya
yang dikiranya laki-laki itu untuk berkuda dan berperang lalu terjatuh, dia
baru tahu ternyata anaknya perempuan. Maka tanpa pikir panjang Umar
bin Khatab menggali lubang dan menyuruh putrinya untuk melihat ke
bawah. Begitu melihat ke bawah, Umar langsung mendorongnya dan
masuklah putrinya ke dalam lubang itu, lalu ditimbun dengan pasir hingga
meninggal dunia.

Anda mungkin juga menyukai