Anda di halaman 1dari 2

KRISIS 1987

Blac k Monday
Merosotnya Saham di Wall Street dimulai sejak 17 Agustus 1987.Indeks Harga saham di
Wall Street mengalami kemerosotan sebagai berikut:
13 Oktober 1987 2.508
14 Oktober 1987 2.413
19 Oktober 1987 1.738
20 Oktober 1987 1.840
21 Oktober 1987 2.024
22 Oktober 1987 1.947
23 Oktober 1987 1.948

Teriakan “jual…jual…..jual” terdengar bersahut-sahutan dari orang yang bergerombol-


gerombol di depan layar monitor.detik demi detik angka-angka yang cepat sekali berubah
dipelajari dengan seksama.Sesekali terdengar helaan napas berat dan gelisah.

Kepala keamanan jembatan Brooklyn dan Manhattan,New York,belum mencabut


perintah siaga penuh kepada anak buahnya.Setiap gerak gerik pelintas jembatan East
River –berjalan kaki atau berkendaraan-diawasi secara ketat.Maklumlah,sungai itu
belakangan terasa menggoda penduduk New York yang dilanda putus asa.

Resesi,Depresi.Dua kata itu yang paling sering diucapkan orang menyambut rontoknya
harga saham dalam minggu-minggu ini.Sebab begitu Wall Street terserang demam yang
lain ikut meriang.Stock Exchange of London,pasar modal terbesar di Inggris,tanda Fast
Market muncul berkali-kali setiap hari didepan papan elektronik.Artinya,para pialang
diharapkan jangan mengandalkan harga-harga yang muncul,karena papan itu tak sanggup
lagi mengikuti kecepatan gejolak harga yang terjadi.
Di Singapura,jaringan telepon di Central Business District macet sampai menjelang sore
saking banyaknya orang berbicara.Sementara itu,para pegawai kantor-kantor pialang
terpaksa mengusiri para kliennya yang terus mengerubut.Jam kantor sampai molor.
Tanggal 19 Oktober 1987 pun kemudian disebut sebagai “Black Monday/Senin Hitam”
Menurut indeks yang mewakili 30 saham perusahaan terkemuka di Ameika Serikat itu
harga saham rontok 508 point atau 22,6 % dari harga semula.Percentage ini hampir dua
kalinya angka bersejarah,12,9% yang terbetik 28 Oktober 1929.

Dow Jones Industrial Average Index mengumumkan sebuah berita pembantaian harga
saham.Nyali pedagang dan pemilik saham langsung ciut.

Tetapi kepanikan tak bisa dibendung dengan satu kalimat.Pasar-pasar modal,dari


Tokyo,Hongkong,Singapura,London,Paris,Sydney sampai Afrika Selatan meledak.

Bagaimana dengan Pasar Modal Jakarta?


Pasar modal Indonesia tidak terlalu terpengaruh akibat BlackMonday ,ini karena bursa
masih dikelola secara intern,menurut Barli Halim,ketua Bapepam,pasar modal di
Indonesia masih tertutup-belum diinternasionalisasikan..Transaksi juga tidak melibatkan
bank sehingga likuiditas bankpun tak terpengaruh.Jadi Pasar modal Jakarta masih adem
ayem.

Koleksi Klipping Purnomo Iman Santoso

Anda mungkin juga menyukai