Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Pengukuran Sifat Fisik dan Kimia perairan/ cek dam Jatinangor, terdiri dari : Sifat Fisik yaitu,
Suhu air dan Transparasi cahaya dan sedangkan sifat Kimia yaitu,, pH air, Karbondioksida (CO 2 - Bebas),
Alkalinitas, Oksigen Terlarut (DO), Biochemical Oxygen Demand (BOD) dan Total Ammonia (NH 4-N).
DAFTAR ISI
MENGUKUR SIFAT FISIK PERAIRAN DI PERAIRAN/ CEK DAM
JATINANGOR
Tujuan Percobaan
1. Kadar CO2-Bebas
Karbondioksida (CO2) merupakan Gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan bersifat
asam.
Karbondioksida mempunyai Berat 1,977 gram/l pada suhu 0 C, tekanan 760 mm Hg.
Pada suhu 15 C tekanan 760 mm Hg, 1 liter air murni terlarut 1 liter gas CO2.
Karbondioksida dalam air berasal dari hasil respirasi organisme perairan serta difusi
langsung dari udara.
Karbondioksida merupakan materi dasar dari proses fotosintesis organisme produsen.
2. Alkalinitas
Alkalinitas adalah kapasitas air untuk menetralkan tambahan asam tanpa penurunan
nilai pH larutan. Sama halnya dengan larutan bufer, alkaliniti merupakan pertahanan air
terhadap pengasaman. Alkaliniti adalah hasil reaksi-reaksi terpisah dalam larutan hingga
merupakan sebuah analisa “makro” yang menggabungkan beberapa reaksi. Alkaliniti dalam air
disebabkan oleh ion-ion karbonat (CO 32- ), bikarbonat (HCO3- ), hidroksida (OH-) dan juga borat
(BO33-), fosfat (PO43-), silikat dan sebagainya.
Dalam air alam alkaliniti sebagian besar disebabkan oleh adanya bikarbonat, dan sisanya
oleh karbonat dan hidroksida. Pada keadaan tertentu (siang hari) adanya ganggang dan lumut
dalam air menyebabkan turunnya kadar karbon dioksida dan bikarbonat. Dalam keadaan seperti
ini kadar karbonat dan hidroksida naik, dan menyebabkan pH larutan naik.
Pada umumnya, komponen utama yang memegang peran dalam menentukan alkalinitas
perairan adalah ion bikarbonat, ion karbonat dan ion hidroksil.
Yang lainnya, yang sedikit menyumbang alkalinitas adalah ammonia dan konyugat basa-basa
dari asam-asam fosfat, silikat, borat dan asam-asam organik. Alkalinitas umumnya dinyatakan
sebagai “alkalinitas fenolftalein” yaitu proses situasi dengan asam untuk mencapai pH 8,3
dimana HCO3- merupakan ion terbanyak, dan “alkalinitas total”, yang menyatakan situasi
dengan asam menuju titik akhir indicator metal jingga (pH 4,3), yang ditunjukan oleh
berubahnya kedua jenis ion karbonat dan bikarbonat menjadi CO 2.
Dalam kebanyakan air alami alkalinitas disebabkan oleh adanya HCO 3- dan sedikit oleh
adanya CO32- dan air dengan alkalinitas tinggi mempunyai konsentrasi karbon organik yang
tinggi. Dalam media dengan pH rendah, ion hydrogen dalam air mengurangi alkalinitas.
Oksigen terlarut adalah jumlah oksigen dalam miligram yang terdapat dalam satu liter air
(ppt). Oksigen terlarut umumnya berasal dari difusi udara melalui permukaan air, aliran air
masuk, air hujan, dan hasil dari proses fotosintesis plankton atau tumbuhan air. Oksigen terlarut
merupakan parameter penting karena dapat digunakan untuk mengetahui gerakan masssa air
serta merupakan indikator yang peka bagi proses-proses kimia dan biologi.
Oksigen terlarut dalam air merupakan parameter kualitas air yang paling kritis pada
budidaya ikan. Konsentrasi oksigen terlarut dalam kolam selalu mengalami perubahan dalam
sehari semalam oleh karena itu, pengelola kolam ikan harus selalu mengetahui atau memantau
perubahan konsentrasi oksigen terlarut di dalam kolamnya.
Sumber utama oksigen, terlarut dalam air adalah difusi dari udara dan hasil fotosintesis
biota yang berklorofil yang hidup di dalam perairan, Kecepatan difusi oksigen ke dalam air
sangat lambat Oleh karena itu, Fitoplankton merupakan sumber utama dalam penyediaan
oksigen terlarut dalam perairan.
5. Pembahasan
Prosedur analisis:
a. Mengambil sampel air dari kolam cek dam sebanyak 50 ml dengan gelas ukur, masukan
kedalam labu erlenmeyer 100ml.
b. Tambahkan 3 tetes larutan indikator phenolptalein (ppt)
c. Titrasi dengan larutan NaOH 0,1N hingga larutan berubah menjadi warna pink (perubahan
pertama kali dan stabil)
Hasil pengamatan:
mg/l CO2-bebas =
= 71,28 mg/l
Prosedur Analisis:
a. Mengambil sampel air dari kolam cek dam sebanyak 50 ml dengan gelas ukur, masukan
kedalam labu erlenmeyer 100ml.
b. Tambahkan 3 tetes larutan indikator methil orange
c. Titrasi dengan larutan HCl 0,1N hingga larutan berubah menjadi warna pink (perubahan
pertama kali hingga konstan)
Hasil pengamatan:
Meq-CaCO3/l =
= 80 Meq-CaCO3/l
Prosedur analisis:
a. Mengambil sampel air dari kolam cek dam dengan botol winkler (volume 150) hingga penuh
(luber) dan tak ada gelembung udara, lalu tutup mulut butol.
b. Buka tutup botol lalu tambahkan larutan MnSO 4 50% dan 1ml larutan O2 reagen, tutup
mulut botol winkler, lalu kocok dan biarkan hingga endapan sempurna (berwarna cokelat).
c. Buka tutup botol, lalu tambahkan 2 ml H2SO4 pekat, kemudian tutup kembali botol winkler
tersebut dan biarkan endapan sempurna (warna kuning).
d. Masukan 50 ml sampel (point c) kedalam gelas erlenmeyer, lalu titrasi dengan larutan
Na2S2O3 0,02 N hingga warna berubah menjadi bening dan stabil. Catat Na 2S2O3 yang
terpakai.
Hasil pengamatan:
ml/l O2
ml/l O2 =
= 5,19 mg/l
a. Saringlah sampel air yang diambil dari kolam cek dam menggunakan kertas saring bebas
abu.
b. Masukan air hasil saringan sebanyak 200 ml kedalam gelas ukur 1000 ml dan encerkan
dengan aquades yang telah jenuh dengan oksigen hingga 600 ml (3x pengenceran), kocok
agar homogen.
c. Masukan sampel air (point b) kedalam 2 buah botol winkler hingga penuh dan tutup kedua
botol tersebut (jangan ada gelembung udara).
d. Dari dua botol tersebut (point c), 1 botol winkler saat itu juga diukur oksigen terlarutnya
(DO) (dengan prosedur analisis DO), selanjutnya disebut DO0 (DO nol hari). Dan botol
winkler yang satu lagi disimpan dalam inkubator dengan suhu 20 C selama 5 hari, setelah 5
hari, setelah 5 hari diukur DO dengan prosedur yang sama, selanjutnya disebut DO5 (DO
setelah 5 hari).
Hasil pengamatan:
Mengukur DO0
ml/l O2 =
ml/l O2 =
ml/l O2 = 5,19