Pengertian Antariksa
Kosmografi
Penjelasan
Dalam sudut pandang kosmologi, galaksi merupakan struktur yang sangat kecil
di alam semesta. Bahkan kluster galaksi (yang dapat beranggotakan hingga
ribuan galaksi) pun hanyalah sebuah fluktuasi kecil dalam hal kerapatan alam
semesta. Dengan demikian, pada skala besar, alam semesta tampak memiliki
kerapatan yang sama dimana pun kita berada. Pada skala ini kita tidak lagi
memiliki acuan arah atau acuan tempat. Atau dengan kata lain, pada skala besar,
alam semesta akan tampak sama di semua arah untuk pengamat yang berada di
manapun, yang membuatnya nampak tidak terbatas luasnya. Prinsip ini
konsisten dengan pengamatan dari Bumi. Berdasarkan pengamatan, prinsip
tersebut menyatakan bahwa Bumi bukanlah tempat yang istimewa.
Pada waktu malam, jika langit bersih dan bulan tidak menampakkan dirinya
(bulan mati) kita bisa melihat selempeng putih dan membentang di belahan
bumi selatan. Selempeng putih itu kelihatan seperti bintik-bintik kabut yang
jumlahnya berjuta-juta. Para ahli astronomi bertanya-tanya “Apakah gerangan
selempeng putih yang seperti kabut itu ? Apakah awan ? kalau awan, mengapa
tempatnya selalu tetap ? yaitu dilangit sebelah selatan atau utara sekitar rasi
Sagitarius, Skorpio atau pari (selatan) dan rasi aquila, ctgmis atau Orion
(utara) ? Apakah itu bukan bintang yang jumlahnya sangat banyak ?. salah
seorang ahli astronomi, yaitu Gallei dengan teliti mengamatinya, akhirnya dia
menyimpulkan bahwa selempang putih hanya kelihatan seperti kabut adalah
bintang yang jumlahnya berjuta-juta.
Apakah nama selempang putih yang ternyata kelompok jutaan bintang itu ? para
ahli astronomi menyebutnya Galaksi (galaxy) dalam bahasa Inggris disebut
milky way, maksud semua istilah itu sama yaitu sekumpulan bintang yang
jumlahnya berjuta-juta bahkan bermilyard-milyard, yang tampak seperti
selempeng kabut. Menurut para ahli astronomi, dijagat raya ini beribu-ribu
galaksi, matahari kita dan planet serta satelitnya terletak pada salah satu galaksi,
matahari kita dan planet serta satelitnya terletak pada salah satu galaksi yang
jumlahnya ribuan itu nama galaksi, kita berada disebut Bima sakti.
Galaksi Bima sakti itu menurut para ahli, diameter Bima sakti (yaitu dari satu
tepi yang lain) sebesar 100.000 th cahaya, sedangkan tebal bagian tengah
cakram Bima sakti sebesar 10.000 tahun cahaya.
Matahari kita merupakan dapur raksasa tempat proses ledakan nuklir yang
sangat dahsyat pada pusat matahari terjadi ledakan inti Hidrogen menjadi
helium, dari proses itu lahirlah panas yang tinggi dipusat matahari Suhu
matahari sekitar 3 juta derajat celcius. Panas itu merambat dari bagian dalam
kebagian luar bola matahari, dipermukaanya tercatat suhu sekitar 6.000 derajat
celcius, panas inilah yang dipancarkan keruang angkasa sehingga akhirnya
mencapai permukaan bumi setelah menempuh jarak 149,6 juta km.
Bagian luarnya yang tampak menyerupai piring berwarna emas dinamakan
fotosfer (photosphere).
Bagian atas permukaan fotosfer terdapat lap[isan atmosfer matahari yang paling
bawah yang materialnya sangat jarang, lapisan ini dinamakan khromosfer
(chromosphere) diluarnya terdapat lapisan korona.
Bagian permukaan fotosfer ada kalanya terjadi semburan material matahari
kearah luar yang kemudian jatuh kembali dipermukaan matahari, yang
dinamakan prominences.
Ukuran bintang tidak hanya mengenai besar atau volumenya tetapi juga
mengenai tingkat terangnya atau magnitudo. Istilah terang atau besar magnitudo
tidak berarti terang atau besar yang sebenarnya. Tetapi terang atau besar semu,
yaitu kesan yang hanya diterima oleh mata kita.
Lidah api adalah massa gas yang memijar yang membubung tinggi sampai
ribuan kilometer, kecepatan menjulurnya mencapai ratusan kilometer per detik.
Lidah api terdiri atas bahan elektron dan proton yang berasal dari atom
hidrogen. Sebagian dari proton elektron ini ada yang sampi kebumi setelah 12-
76 jam. Namun pancaranya sudah sampai ke permukaan bumi hanya dalam
waktu sekitar 8-10 menit, sebelum masuk keatmosfer bumi, partikel proton dan
elektron ini telah ditangkap oleh sabuk Van Allen, sehingga kecepatannya
diperkecil. Pada saat itu terjadi tabrakan antara partikel elektron dan proton
dengan atom-atom oksigen dan nitrogen. Orang yang tinggal didekat kutub bisa
melihat apa yang disebut aurora yang berwarna merah, hijau atau biru. Kadang-
kadang juga warna lembayung yang ada pada atmosfer bagian atas.
Beberapa teori tentang terjadinya tata surya sebagai berikut. Bahwa tata surya
terbentuk dari material purba yang berputar dengan arah seperti diatas arah
negatif. Sekaligus pada kenyataannya, terdapat penyimpangan arah rotasi dari
arah yang umum
Teori planetesimal itu hampir sama dengan teori pasang surut yang
dikemikakan oleh Sir James (1877-1946) dan Harold Jeffreys (1891) keduanya
ilmuwan Inggris.
Jeans dan Jeffreys melukiskan bahwa setelah bintangitu berlalu, massa matahari
yang lepas itu membentuk bentukan cerutu yang mencorok kearah bintang,
kemudian membeku menjadi planet-planet. Teori ini menjelaskan, apa sebab
planet-planet dibagian tengah, seperti Jupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus
merupakan planet raksasa, sedangkan dibagian ujungnya Merkurius dan Venus
didekat matahari dan pluto diujung lain merupakan planet yang lebih kecil.
Pada tahun 1940 seorang astronomi Jerman bernama Carl Van Weiz Saecker
mengembangkan suatu teori yang dikenal dengan tori awan debu (The dust
cloud theory). teori ini kemudian dikembangkan lagi oleh ahli astronomi lain
yaitu Geerard P. Kuiper (1950), Subrah Manyan chandra Sekhar, dll.
Pada dasarnya teori ini mengemukakn, bahwa tata surya itu terbentuk dari
gumpalan awan gas dan debu pada proses pemepatan partikel. Debu tertarik
kebagian pussat awan itu, membentuk gumpalan gas itu memipih menyerupai
bentuk cakram yang tebal dibagian tengah dan lebih tipis dibagian tepinya.
Partikel=partikel dibagian tengah saluran itu kemudian saling menekan,
sehingga menimbulkan panas dan menjadi pijar. Bagian inilah yang kemudian
menjadi matahari.
Teori ini sebetulnya hampir sama dengan teori pasang surut Jeffreys. Menurut
teori ini, terjadilah tata surya mula-mula matahari kita merupakan bintang
kembar yang lletaknya berdekatan. Kemudian salah satu bintang itu meledak,
pecah-pecahnya berputar mengelilingi bintang satunya yang tidak meledak.
Dijagad raya ini terdapat beberapa bintang kembaryang letaknya berdekatan
satu sama lain, diantara kedua bintang itu terdapat hubungan unik, ada beberapa
bintang kembar, misalnya : Alpha Centauri dan Antares (rasi Scorpio) dan
Aldeberan (rasi Taurus).
Dari kelima teori diatas teori yang dianggap paling benar adalah teori bintang
kembar .
Berikut penjelasannya:
Pada tahun 1922, meteorologiwan dan matematikus asal Rusia, Alexander
Friedman menggunakan teori Relativitas Umum Einstein untuk menyusun
sebuah model dari perluasan/pengembangan alam semesta. Seorang
kosmologiwan dan rohaniwan asal Belgia, George Lemaitre secara indipenden
melakukan hal yang sama pada tahun 1927 dan memberikan nama bagi kondisi
awal alam semesta yang sangat kecil sekali tersebut sebagai “atom primodial”.
Pada tahun 1946, fisikawan Rusia-Amerika, George Gamow mampu
mempertunjukkan 300 ribu tahun pertama dari eksistensi alam semesta,
suhunya, dan kepadatan yang begitu besar yang tidak satupun struktur yang ada
sekarang bisa eksis dan yang hanya berisi partikel-partikel elemen dan radiasi.
Menurut teori, awal bagi “ledakan besar” adalah tidak ada apapun; saat dan
setelah momen (“ledakan besar”) tersebut barulah ada sesuatu, yaitu alam
semesta kita. Oleh karena itu, teori Ledakan Besar adalah suatu usaha untuk
menjelaskan apa yang terjadi saat dan setelah momen (setelah ledakan besar)
tersebut. Jika alam semesta kita berawal dari sesuatu yang sangat kecil sekali,
sangat panas, ketunggalan yang sangat padat, lalu dari manakah asal dari
ketunggalan ini? Teori Ledakan Besar tidak mampu menjelaskan hal ini.
Teori Ledakan Besar juga dianut oleh banyak ahli teologi di Eropa seperti Paus
Pius XII. Pada tahun 1951, Paus Pius XII menghubungkan perkataan Tuhan
dalam Kitab Kejadian, “Jadilah terang,” untuk menyebut ledakan yang terjadi
pada “ledakan besar” dan sejak saat itu, teori Ledakan Besar menjadi teori yang
populer sebagai teori awalnya semesta.
Apakah mungkin bagi ilmuwan Buddhis dari suku Sinhala di Sri Lanka
mengusung sebuah teori yang akan menjelaskan mengenai alam semesta?
Menurut Buddhisme, ruang dan waktu hanyalah konsep yang diciptakan oleh
persepsi kita terhadap dunia, dan tidak ada eksistensi yang terlepas dari persepsi
kita. Dengan kata lain, mereka adalah hal yang tidak “nyata”.
Disamping itu terdapat gerombolan bintang yang disebut Cluster. Ada yang
berbentuk membulat seperti bola disebut globolar Cluster. Jika dilihat dengan
mata telanjang (tanpa alat), maka Cluster ini seperti suatu bintang yang agak
besar, namun jika dilihat dengan alat (teropong) akan tampak bahwa sebetulnya
terdiri atas ribuan bintang yang ukurannya sangat kecil yang letaknya
bergerombol.
Teori pasang surut James-Jeffreys dan teori bintang kembar yang muncul
sekitar tahun 1930, kurang mempunyai pengaruh karena dibayangkan.
Alam semesta, kata ini digunakan untuk menjelaskan seluruh ruang waktu
kontinu di mana kita berada, dengan energi dan materi yang dimilikinya pada
pertengahan pertama abad ke-20. Usaha untuk memahami pegertian alam
semesta dalam lingkup ini pada skala terbesar yang memungkinkan, ada pada
kosmologi, ilmu pengetahuan yang berkembang dari fisika dan astronomi.
.
Alam semesta teramati
Alam semesta teramati adalah istilah dalam kosmologi Big Bang untuk
menggambarkan daerah berbentuk bola di alam semesta yang mengelilingi
pengamat di mana obyek-obyek dapat diamati karena jaraknya cukup dekat,
artinya ada cukup waktu untuk ditempuh cahaya dari obyek itu ke pengamat.
Setiap posisi memiliki alam semesta teramati sendiri.
Berdasarkan definisi di atas, maka dalam sistem Tata Surya terdapat delapan
planet. Hingga 24 Agustus 2006, sebelum Persatuan Astronomi Internasional
(International Astronomical Union = IAU) mengumumkan perubahan pada
definisi "planet" sehingga seperti yang tersebut di atas, terdapat sembilan planet
termasuk Pluto, bahkan benda langit yang belakangan juga ditemukan sempat
dianggap sebagai planet baru, seperti: Ceres, Sedna, Orcus, Xena, Quaoar, UB
313. Pluto, Ceres dan UB 313 kini berubah statusnya menjadi "planet
kerdil/katai."
Planet diambil dari kata dalam bahasa Yunani Asteres Planetai yang artinya
Bintang Pengelana. Dinamakan demikian karena berbeda dengan bintang biasa,
Planet dari waktu ke waktu terlihat berkelana (berpindah-pindah) dari rasi
bintang yang satu ke rasi bintang yang lain. Perpindahan ini (pada masa
sekarang) dapat dipahami karena planet beredar mengelilingi matahari. Namun
pada zaman Yunani Kuno yang belum mengenal konsep heliosentris, planet
dianggap sebagai representasi dewa di langit. Pada saat itu yang dimaksud
dengan planet adalah tujuh benda langit: Matahari, Bulan, Merkurius, Venus,
Mars, Jupiter dan Saturnus. Astronomi modern menghapus Matahari dan Bulan
dari daftar karena tidak sesuai definisi yang berlaku sekarang. Sebelumnya,
planet-planet anggota galaksi Bimasakti ada 9, Merkurius, Venus, Bumi, Mars,
Jupiter/Yupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, dan Pluto. Namun, tanggal 26
Agustus 2006, para ilmuwan sepakat untuk mengeluarkan Pluto dari galaksi
Bimasakti sehingga jumlah planet pada galaksi Bimasakti jumlahnya ada 8.
Planet dalam tata surya
Menurut IAU (Persatuan Astronomi Internasional), terdapat sembilan planet
dalam sistem Tata Surya:
1. Merkurius
2. Venus
3. Bumi
4. Mars
5. Yupiter
6. Saturnus
7. Uranus
8. Neptunus
9. Pluto
Sejarah
Sejalan dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, pengertian istilah “planet”
berubah dari “sesuatu” yang bergerak melintasi langit (relatif terhadap latar
belakang bintang-bintang yang “tetap”), menjadi benda yang bergerak
mengelilingi Bumi. Ketika model heliosentrik mulai mendominasi pada abad
ke-16, planet mulai diterima sebagai “sesuatu” yang mengorbit Matahari, dan
Bumi hanyalah sebuah planet. Hingga pertengahan abad ke-19, semua obyek
apa pun yang ditemukan mengitari Matahari didaftarkan sebagai planet, dan
jumlah “planet” menjadi bertambah dengan cepat di penghujung abad itu.
Pada 1990-an dan awal 2000-an, terjadi banjir penemuan obyek-obyek sejenis
Pluto di daerah yang relatif sama. Seperti Ceres dan asteroid-asteroid pada masa
sebelumnya, Pluto ditemukan hanya sebagai benda kecil dalam sebuah populasi
yang berjumlah ribuan. Semakin banyak astronom yang meminta agar Pluto
didefinisi ulang sebagai sebuah planet seiring bertambahnya penemuan obyek-
obyek sejenis. Penemuan Eris, sebuah obyek yang lebih masif daripada Pluto,
dipublikasikan secara luas sebagai planet kesepuluh, membuat hal ini semakin
mengemuka. Akhirnya pada 24 Agustus 2006, berdasarkan pemungutan suara,
IAU membuat definisi planet. Jumlah planet dalam Tata Surya berkurang
menjadi 8 benda besar yang berhasil “membersihkan lingkungannya”
(Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus), dan
sebuah kelas baru diciptakan, yaitu planet katai, yang pada awalnya terdiri dari
tiga obyek, Ceres, Pluto dan Eris.
Empat raksasa gas dalam Tata Surya dan tepian Matahari, memperlihatkan
skala
Raksasa gas adalah planet besar yang tidak terdiri dari bebatuan atau benda
padat lainnya. Raksasa gas mungkin memilik inti batu atau besi; dalam
kenyataan, diharapkan gas raksasa mungkin memiliki inti tersebut supaya dapat
terbentuk; tetapi mayoritas inti masanya dalam bentuk gas (atau gas yang
terkompresi dalam bentuk cair). Tidak seperti planet batuan, raksasa gas tidak
memiliki permukaan yang didefinisikan dengan jelas. Istilah seperti diameter,
area permukaan, isi, suhu permukaan dan kepadatan permukaan mungkin
menuju ke lapisan terluar yang tampak dari luar, misal dari Bumi.
Ada empat raksasa gas dalam tata surya kita: Jupiter, Saturnus, Uranus, dan
Neptunus. Mereka juga dikenal sebagai planet Jovian.
Uranus dan Neptunus sering dikatakan oleh ilmuwan di zaman dahulu sebagai
sub-kelas terpisah dari planet raksasa, raksasa es atau planet Uranian
dikarenakan struktur mereka yang terbentuk dari es dan batu dan gas, yang
berbeda dari raksasa gas "tradisional" seperti Jupiter dan Saturnus. Ini
dikarenakan proporsi dalam hidrogen dan helium lebih rendah dari planet
terakhir yang disebut, mungkin karena jarak mereka yang sangat jauh.
Menurut pskiater Arnold Lieber dalam bukunya Lunar Effect, adanya bulan
purnama membuat emosi orang menjadi tidak stabil. Hal ini dikarenakan tubuh
manusia yang 80 % merupakan cairan (lemak, darah, darah putih, getah bening,
enzym dll) ikut tertarik gravitasi bulan. Lieber menemukan bahwa setiap terjadi
bulan purnama jumlah kejahatan semakin bertambah daripada ketika bulan
tidak sedang purnama (Dalam Akutahu edisi No: 60, Feb 1988).
Sebagai informasi pada tanggal 13, 14, 15, 16 dan 17 terjadi bulan purnama
penuh dengan puncak pada tanggal 15 atau 16 nya (cobalah anda keluar rumah
pada tanggal tsb setiap bulan). Dengan puasa berarti mengurangi makan dan
minum hingga sejumlah 50-75% dari saat normal, cairan tubuh pun berkurang
drastis. Dengan berkurangnya cairan tubuh nampaknya orang-orang Arab
berharap pengaruh (gravitasi) bulan dapat dikurangi sehingga lebih mudah
mengontrol / mengendalikan diri
Berikut ini adalah macam-macam dan penjelasan singkat benda langit yang
namanya sering kita dengar sehari-hari.
Meteor
Meteor adalah benda ruang angkasa yang masuk kedalam atmosfer bumi karena
tertarik oleh gravitasi bumi dengan kecepatan tinggi dan berpijar karena
gesekan dengan atmosfer yang menyebabkan benda tersebut terbakar. Meteor
biasanya dapat kita lihat pada malam hari meskipun sebenarnya tidak hanya
pada malam hari saja ia masuk kedalam atmosfer bumi. Sebagian orang
menyebut fenomena ini adalah bintang jatuh.
Meteorit
Komet
Komet adalah benda ruang angkasa yang memiliki orbit mengelilingi matahari
seperti halnya planet, akan tetapi ia memiliki orbit tersendiri yaitu membentuk
orbit lonjong. Ketika komet berada pada lintasan orbit yang posisinya
mendekati matahari, ia akan memiliki ekor gas debu yang sangat panjang dan
bercahaya dan ekornya selalu mengarah menjauhi matahari. Komet yang paling
terkenal yang pada suatu waktu dapat terlihat dari bumi dengan mata telanjang
adalah komet Hally.
Satelit
Satelit adalah benda ruang angkasa yang mengelilingi planet. Bersama dengan
planet yang ia kelilingi ia juga ikut berevolusi mengelilingi matahari. Bumi kita
memiliki satu satelit alam yang kita namakan bulan, disamping satelit-satelit
lain buatan manusia yang berfungsi untuk alat komunikasi, riset dan lain-lain.
Bintang
Bintang adalah benda ruang angkasa yang jumlahnya tak terhitung dan
memancarkan cahaya sendiri atau ia merupakan sumber cahaya, seperti halnya
matahari. Bintang sendiri merupakan pusat dari tata surya yang dikelilingi oleh
planet-planetnya. Bintang dalam jagat raya ini yang terdekat dengan kita adalah
matahari yang berjarak sekitar 150 juta kilometer dari bumi. Sedangkan bintang
bintang yang lain jaraknya sangat jauh hingga biasanya dihitung dalam satuan
*tahun cahaya* sehingga apabila kita lihat dari bumi terlihat sangat kecil.
1.7 Komet
Ciri fisik
Coma dan ekor komet membalikkan cahaya matahari dan bisa dilihat dari bumi
jika komet itu cukup dekat. Ekor komet berbeda-beda bentuk dan ukurannya.
Semakin dekat komet tersebut dengan matahari, semakin panjanglah ekornya.
Ada juga komet yang tidak berekor.
Ciri orbit
Komet terkenal
Ada beberapa komet yang terkenal, misalnya:
Komet Halley
Komet Halley adalah suatu komet yang terlihat dari bumi setiap 75-76 tahun.
Secara resmi diberi nama 1P/Halley, nama umumnya diberikan menurut nama
Edmund Halley. Komet ini merupakan komet paling terkenal di antara komet-
komet periodik lainnya. Walaupun pada setiap abad banyak komet berperiode
panjang yang muncul dengan lebih terang dan dahsyat, Halley adalah satu-
satunya komet dengan periode pendek yang tampak dengan mata telanjang, dan
karenanya merupakan komet yang tampak dengan mata telanjang yang pasti
kembali dalam rentang umur manusia. Kemunculannya sepanjang sejarah
memiliki pengaruh yang besar terhadap sejarah manusia, walaupun
penampakannya tidak dikenali sebagai obyek yang sama sampai abad ke-17.
Komet Halley terakhir muncul di tata surya pada tahun 1986, dan akan muncul
kembali pada pertengahan 2061.
Komet Encke
Komet Encke (secara resmi dinamai 2P/Encke) adalah sebuah komet periodik
dengan periode 3,3 tahun, dinamai menurut Johann Franz Encke, yang melalui
studi kerasnya pada orbit komet tersebut dan melalui banyak perhitungan dapat
menghubungkan pengamatan terdahulu pada 1786 (2P/1786 B1), 1795
(2P/1795 V1), 1805 (2P/1805 U1) dan 1818 (2P/1818 W1) pada satu obyek
yang sama. Pada 1819 ia menerbitkan kesimpulannya pada jurnal
Correspondance astronomique, dan memprediksi dengan tepat kemunculan
sang komet pada 1822 (2P/1822 L1).
Dari penyebutan nama resminnya, dapat diketahui bahwa Encke adalah komet
periodik kedua yang ditemukan setelah Komet Halley (yang dikenal juga
sebagai 1P/Halley). Tidak seperti biasanya, komet Encke dinamai berdasarkan
orang yang berhasil menghitung orbitnya dan bukan yang menemukannya
(Pierre Méchain).
Komet Hyakutake
Komet Hyakutake pada 25 Maret 1996.
Komet Hyakutake (kode resmi: C/1996 B2) adalah sebuah komet yang
ditemukan pada 30 Januari 1996 oleh seorang pengamat astronomi amatir asal
Jepang, Yuji Hyakutake. Komet ini melintasi Bumi dalam jarak yang sangat
dekat pada Maret tahun tersebut (paling dekat pada 25 Maret), salah satu
lintasan komet yang terdekat dalam 200 tahun, sehingga tampak terang dan
dapat dilihat oleh banyak orang di sepanjang dunia.
Hasil penelitian ilmiah terhadap komet ini menunjukkan adanya emisi sinar-X
dari komet tersebut; pertama kalinya sebuah komet diketahui melakukan hal
tersebut. Selain itu, Hyakutake adalah komet dengan ekor terpanjang yang
diketahui hingga kini.
Komet Hale-Bopp
Komet Hale-Bopp ditemukan pada tanggal 23 Juli tahun 1955 pada jarak yang
cukup jauh dari matahari. Komet Hale-Bopp atau disebut jug akomet C/1995
O1 adalah salah satu komet yang masih diperdebatkan di abad ke dua puluh ini.
Hale−Bopp merupakan salah satu komet terterang / tercerah yang dapat terlihat
selama beberapa dekade ini. Komet ini dapat terlihat oleh mata telanjang selama
18 bulan. Dua kali lipat komet 1811.
Komet Lulin, si komet hijau nan cantik yang akan mendekati Bumi.
Kredit : Jack Newton
Pada tanggal 24 februari 2009, Komet Lulin akan berada pada jarak
terdekatnya dengan Bumi yakni 0,41 SA atau 61.335.180 km. Pada saat
itu, Komet Lulin akan tampak terang di angkasa dengan kecerlangan 4
atau 5 magnitud, dengan kata lain area dengan langit yang gelap akan
dapat melihat keindahannya. Inilah untuk pertama kalinya Komet Lulin
mengunjungi area bagian dalam Tata Surya, dan membiarkan dirinya
mengenal sinar Matahari sehingga kejutan apapun bisa saja terjadi.
Keindahan warna hijau pada diri Lulin datang dari gas yang membentuk
atmosfer berukuran Jupiter pada dirinya. Letupan yang muncul dari inti
komet juga mengandung cyanogen (CN: gas beracun yang ditemukan
pada banyak komet) dan karbon diatomik (C2). Kedua substansi ini akan
berwarna hijau saat disinari matahari dalam ruang hampa udara.
Pada tahun 1910, masyarakat panik saat astronom menyatakan Bumi
akan dilewati Commet Halley yang kaya dengan ekor gas cyanogen.
Peringatan yang salah saat itu dberikan kepada masyarakat. isinya : seutas
ekor komet tak akan mampu menembus atmosfer Bumi yang rapat.
Seandainya bisa, cyanogen yang ada tidak akan cukup untuk menjadi
masalah di Bumi. Komet Lulin yang sedang mendekat bulan ini akan
memberi dampak yang lebih sedikit dibanding komet Halley. Pada titik
terdekatnya dengan Bumi, Lulin akan berada pada jarak 38 juta mil dari
Bumi, dan tidak akan membahayakan.
Nah untuk melihat komet Lulin, bangunlah jam 3 dini hari. Komet ini
akan terbit beberapa jam sebelum Matahari terbit dan akan tampak di
area 1/3 di atas langit selatan sebelum fajar.
Bintang
Oleh sebab itu bintang katai putih dan bintang neutron yang sudah tidak
memancarkan cahaya atau energi tetap disebut sebagai bintang. Bintang
terdekat dengan Bumi adalah Matahari pada jarak sekitar 149,680,000
kilometer, diikuti oleh Proxima Centauri dalam rasi bintang Centaurus berjarak
sekitar empat tahun cahaya.
Sejarah Pengamatan
Bintang-bintang telah menjadi bagian dari setiap kebudayaan. Bintang-bintang
digunakan dalam praktek-praktek keagamaan, dalam navigasi, dan bercocok
tanam. Kalender Gregorian, yang digunakan hampir di semua bagian dunia,
adalah kalender matahari, mendasarkan diri pada posisi Bumi relatif terhadap
bintang terdekat, Matahari.
Radiasi
Tenaga yang dihasilkan bintang, sebagai hasil samping dari reaksi fusi nuklear,
dipancarkan ke luar angkasa sebagai radiasi elektromagnetik dan radiasi
partikel. Radiasi partikel yang dipancarkan bintang dimanifestasikan sebagai
angin bintang (yang berwujud sebagai pancaran tetap partikel-partikel
bermuatan listrik seperti proton bebas, partikel alpha dan partikel beta yang
berasal dari bagian terluar bintang) dan pancaran tetap neutrino yang berasal
dari inti bintang.
Hampir semua informasi yang kita miliki mengenai bintang yang lebih jauh dari
Matahari diturunkan dari pengamatan radiasi elektromagnetiknya, yang
terentang dari panjang gelombang radio hingga sinar gamma. Namun tidak
semua rentang panjang gelombang tersebut dapat diterima oleh teleskop landas
Bumi. Hanya gelombang radio dan gelombang cahaya yang dapat diteruskan
oleh atmosfer Bumi dan menciptakan ‘jendela radio’ dan ‘jendela optik’.
Teleskop-teleskop luar angkasa telah diluncurkan untuk mengamati bintang-
bintang pada panjang gelombang lain.
Fluks pancaran
Kuantitas yang pertama kali langsung dapat ditentukan dari pengamatan sebuah
bintang adalah fluks pancarannya, yaitu jumlah cahaya atau tenaga yang
diterima permukaan kolektor (mata atau teleskop) per satuan luas per satuan
waktu. Biasanya dinyatakan dalam satuan watt per cm2 (satuan internasional)
atau erg per detik per cm2 (satuan cgs).
Luminositas
Magnitudo
Satuan pengukuran
Kebanyakan parameter-parameter bintang dinyatakan dalam satuan SI, tetapi
satuan cgs kadang-kadang digunakan (misalnya luminositas dinyatakan dalam
satuan erg per detik). Penggunaan satuan cgs lebih bersifat tradisi daripada
sebuah konvensi. Seringkali pula massa, luminositas dan jari-jari bintang
dinyatakan dalam satuan matahari, mengingat Matahari adalah bintang yang
paling banyak dipelajari dan diketahui parameter-parameter fisisnya. Untuk
Matahari, parameter-parameter berikut diketahui:
Skala panjang seperti setengah sumbu besar dari sebuah orbit sistem bintang
ganda seringkali dinyatakan dalam satuan astronomi (AU = astronomical unit),
yaitu jarak rata-rata antara Bumi dan Matahari.
Klasifikasi
Pada tahun 1943, William Wilson Morgan, Phillip C. Keenan, dan Edith
Kellman dari Observatorium Yerkes menambahkan sistem pengklasifikasian
berdasarkan kuat cahaya atau luminositas, yang seringkali merujuk pada
ukurannya. Pengklasifikasian tersebut dikenal sebagai sistem klasifikasi Yerkes
dan membagi bintang ke dalam kelas-kelas berikut :
Sebuah katai putih yang sedang mengorbit Sirius (konsep artis). citra NASA.
Telah lama dikira bahwa kebanyakan bintang berada pada sistem bintang ganda
atau sistem multi bintang. Kenyataan ini hanya benar untuk bintang-bintang
masif kelas O dan B, dimana 80% populasinya dipercaya berada dalam suatu
sistem bintang ganda atau pun multi bintang. Semakin redup bintang, semakin
besar kemungkinannya dijumpai sebagai sistem tunggal. Dijumpai hanya 25%
populasi katai merah yang berada dalam sebuah sistem bintang ganda atau
sistem multi bintang. Karena 85% populasi bintang di galaksi Bimasakti adalah
katai merah, maka tampaknya kebanyakan bintang di dalam Bimasakti berada
pada sistem bintang tunggal.
Sistem yang lebih besar yang disebut gugus bintang juga dijumpai. Bintang-
bintang tidak tersebar secara merata mengisi seluruh ruang alam semesta, tetapi
terkelompokkan ke dalam galaksi-galaksi bersama-sama dengan gas
antarbintang dan debu. Sebuah galasi tipikal mengandung ratusan miliar
bintang, dan terdapat lebih dari 100 miliar galaksi di seluruh alam semesta
teramati.[7]
Karena kerapatan yang rendah di dalam sebuah galaksi, tumbukan antar bintang
jarang terjadi. Namun di daerah yang sangat padat seperti di inti sebuah gugus
bintang atau lingkungan sekitar pusat galaksi, tumbukan dapat sering terjadi[9] .
Tumbukan seperti ini dapat menghasilkan pengembara-pengembara biru yaitu
sebuah bintang abnormal hasil penggabungan yang memiliki temperatur
permukaan yang lebih tinggi dibandingkan bintang deret utama lainnya di
sebuah gugus bintang dengan luminositas yang sama. Istilah pengembara
merujuk pada jejak evolusi yang berbeda dengan bintang normal lainnya pada
diagram Hertzsprung-Russel.
Evolusi
Struktur, evolusi, dan nasib akhir sebuah bintang sangat dipengaruhi oleh
massanya. Selain itu, komposisi kimia juga ikut mengambil peran dalam skala
yang lebih kecil.
Terbentuknya bintang
Bintang terbentuk di dalam awan molekul; yaitu sebuah daerah medium
antarbintang yang luas dengan kerapatan yang tinggi (meskipun masih kurang
rapat jika dibandingkan dengan sebuah vacuum chamber yang ada di Bumi).
Awan ini kebanyakan terdiri dari hidrogen dengan sekitar 23–28% helium dan
beberapa persen elemen berat. Komposisi elemen dalam awan ini tidak banyak
berubah sejak peristiwa nukleosintesis Big Bang pada saat awal alam semesta.
Begitu awan runtuh, akan terjadi konglomerasi individual dari debu dan gas
yang padat yang disebut sebagai globula Bok. Globula Bok ini dapat memiliki
massa hingga 50 kali Matahari. Runtuhnya globula membuat bertambahnya
kerapatan. Pada proses ini energi gravitasi diubah menjadi energi panas
sehingga temperatur meningkat. Ketika awan protobintang ini mencapai
kesetimbangan hidrostatik, sebuah protobintang akan terbentuk di intinya.
Bintang pra deret utama ini seringkali dikelilingi oleh piringan protoplanet.
Pengerutan atau keruntuhan awan molekul ini memakan waktu hingga puluhan
juta tahun. Ketika peningkatan temperatur di inti protobintang mencapai kisaran
10 juta kelvin, hidrogen di inti 'terbakar' menjadi helium dalam suatu reaksi
termonuklir. Reaksi nuklir di dalam inti bintang menyuplai cukup energi untuk
mempertahankan tekanan di pusat sehingga proses pengerutan berhenti.
Protobintang kini memulai kehidupan baru sebagai bintang deret utama.
Deret Utama
Bintang menghabiskan sekitar 90% umurnya untuk membakar hidrogen dalam
reaksi fusi yang menghasilkan helium dengan temperatur dan tekanan yang
sangat tinggi di intinya. Pada fase ini bintang dikatakan berada dalam deret
utama dan disebut sebagai bintang katai.
Orion adalah salah satu rasi bintang yang cukup terkenal. Batas wilayah Rasi
bintang Orion digambarkan dalam garis kuning putus-putus.
Suatu rasi bintang atau konstelasi adalah sekelompok bintang yang tampak
berhubungan membentuk suatu konfigurasi khusus. Dalam ruang tiga dimensi,
kebanyakan bintang yang kita amati tidak memiliki hubungan satu dengan
lainnya, tetapi dapat terlihat seperti berkelompok pada bola langit malam.
Manusia memiliki kemampuan yang sangat tinggi dalam mengenali pola dan
sepanjang sejarah telah mengelompokkan bintang-bintang yang tampak
berdekatan menjadi rasi-rasi bintang. Susunan rasi bintang yang tidak resmi,
yaitu yang dikenal luas oleh masyarakat tapi tidak diakui oleh para ahli
astronomi atau Himpunan Astronomi Internasional, juga disebut asterisma.
Bintang-bintang pada rasi bintang atau asterisma jarang yang mempunyai
hubungan astrofisika; mereka hanya kebetulan saja tampak berdekatan di langit
yang tampak dari Bumi dan biasanya terpisah sangat jauh.