Presus Kyo
Presus Kyo
IDENTITAS
Nama : Tn SS
Umur: 37 th
Alamat: Binangun RT7/3 watumalang
Agama : Islam
Pekerjaan : Tani
Tanggal masuk: 30 Oktober 2008
Ruang rawat: Cempaka 406 B
No CM : 41 57 40
ANAMNESIS
Autoanamnesis dan Alloanamnesis dengan keluarga pasien
1. Keluhan Utama: Perut Mual, Tubuh kelihatan kuning
2. Riwayat Penyakit Sekarang: 20 hari SMRS perut terasa kembung sering terasa eneg
dan sebah, 12 hari SMRS perut dan kaki terasa membesar, seluruh tubuh kelihatan
kuning, perut terasa eneg dan sebah nafsu makan menurun , 2 hari SMRS belum bisa
BAB ,BAK warna merah seperti teh. Keluarga membawa ke BRSD SETJONEGORO
3. Riwayat Penyakit Dahulu: Riwayat merokok tapi sudah berhenti 2 bln yll, Riwayat
alkoholik disangkal. Riwayat DM disangkal, Riwayat hipertensi disangkal, riwayat
asma disangkal, riwayat penyakit jantung disangkal
4. Riwayat Penyakit Keluarga: Tidak terdapat anggota keluarga dengan riwayat
penyakit yang sama dengan pasien.
Status Generalis
1. Pemeriksaan Kepala:
Bentuk kepala: mesochepal, simetris
Rambut: warna hitam, tidak mudah dicabut
2. Pemeriksaan Mata:
Konjuctiva: anemis (+/+)
Sclera: ikterik (+/+)
Pupil: reflek cahaya (+/+), isokor Ø 3 mm
3. Pemeriksaan Telinga: otore (-/-), deformitas (-/-), nyeri tekan (-/-)
4. Pemeriksaan Hidung: deformitas (-/-), rinore (-/-)
5. Pemeriksaan Mulut dan Faring:
Atrofi papil lidah (-), lidah kotor (-), bibir kering (-), hiperemis(-)
6. Pemeriksaan Leher:
Deviasi trakea (-), kelenjar tiroid tidak membesar, kelenjar limfonodi tidak teraba
membesar, JVP tidak meningkat (5-2 cmH2O)
7. Pemeriksaan Dada:
Jantung:
Inspeksi: ictus cordis tidak tampak
Palpasi: ictus cordis teraba tidak kuat angkat di SIC V LMC Sin
Perkusi: batas jantung atas : SIC II LMC Sin
batas jantung kanan : SIC V LPS Dex
batas jantung kiri: SIC V LAA Sin
Auskultasi: bunyi jantung S1,S2 reguler, bising (-), gallop (-)
Paru:
Inspeksi: Simetris kanan = kiri, retraksi intercostal (-),
Palpasi: ketinggalan gerak napas (-)
Perkusi: Sonor pada kedua lapang paru, Vocal fremitus kanan = kiri
Auskultasi: SD vesikuler, Ronkhi basah tidak nyaring (+/+), wheezing (-/-)
8. Pemeriksaan Abdomen:
Inspeksi: cembung, venektasi.
Auskultasi: peristaltik (+) N
Palpasi: distensi, nyeri tekan keempat kuadran (+), hepar dan lien tidak
teraba, undulasi (+)
Perkusi: timpani, pekak beralih (+)
9. Pemeriksaan Ektremitas: akral dingin (-), oedem (+)
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium: (31 Oktober 2008)
Darah rutin:
AL =9,57.103/μl
AE =4,10 .106/μl
Hb = 10,2 g/dl
Hmt = 31,49%
AT = 353. 103/mm3
LED ½ jam = 4
LED 1 jam = 5
Ureum: 31,7
Creatinin: 0,78
Cholesterol total: 142
Trigliserid: 113
Bilirubin total: 6,24
Bilirubin direk: 16,5
As. Urat:3,83
Protein total: 6,24
Albumin: 3,12
SGOT: 656
SGPT: 249
HbsAg: +
AntiHBs -
Hasil laboratorium, tanggal 12 November 2008
Albumin: 2,54
Follow up
- Tanggal 3 November 2008
Subyektif (S): Pasien merasa perut masih terasa sakit, mual (+), muntah (-),susah tidur, nafsu
makan menurun, BAK lewat kateter warna seperti teh, BAB (-) ± 6 hari. flatus
(+).
Obyektif (O) : KU: lemah, Compos Mentis
TD = 130/70mmHg
N = 60x/mnt
Rr = 28 x/mnt
t = 36,9oC
Kepala : CA (+/+), SI (+/+)
Leher : JVP 5-2 cmH20, lnn tidak membesar, kel.tiroid ttb
Thorax :
Jantung:
Inspeksi: ictus cordis tidak tampak
Palpasi: ictus cordis teraba tidak kuat angkat di SIC V LMC Sin
Perkusi: batas redup jantung di SIC II-V
Auskultasi: bunyi jantung S1,S2 reguler, bising (-), gallop (-)
Paru:
Inspeksi: Simetris kanan = kiri, retraksi intercostal (-)
Palpasi: Vocal fremitus kanan = kiri, ketinggalan gerak (-)
Perkusi: Sonor pada kedua lapang paru
Auskultasi: SD vesikuler, Ronkhi basah tidak nyaring di apex paru (+/+),
wheezing (-/-)
Abdomen:
Inspeksi: dinding perut> dinding dada, venektasi (+)
Auskultasi: peristaltik (+) N
Palpasi: distensi, nyeri tekan keempat kuadran (+), undulasi (+)
Perkusi: timpani, pekak beralih (+)
Ektremitas: akral dingin (-), oedem (+) ekstremitas bawah
Assesment (A): Sirosis Hepatis
Planning (P):
Infus D5% 10 tts/mt
Furosemid
Radin
Propanolol
PEMBAHASAN
Pendekatan Diagnostik
Diagnosis penyakit Sirosis Hepatis ditegakkan dengan:
Tanda-tanda sirosis hepatis:
Kriteria soebandiri: bila terjadi 5 dari 7:
1. Spider nevi
2. Venectasi/vena kolateral
3. Ascites (dengan atau tanpa edema kaki)
4. Splenomegali
5. Varises oesophagus (hematemesis melena)
6. Ratio albumin: globulin terbalik
7. Palmar eritem
Pemeriksaan laboratorium
Pada kasus ini pemeriksaan laboratorium yang dilakukan didapatkan hasil
laboratorium berupa Hb = 10,2 g/dl, Hmt = 31,49%, AT = 353. 103/mm3, Cholesterol
total: 142, Bilirubin total: 6,24, Bilirubin direk: 16,5, Albumin: 3,12, SGOT: 656,
SGPT: 249, HbsAg: +, AntiHBs -
Pemeriksaan radiologis
Pada kasus ini,Ro thorax didapatkan gambaran radiologis corakan bronkovaskular
bertambah dengan kesan Efusi pleura minimal
Pada USG didapatkan gambaran Hepatomegali dgn kesan ascites +++
Terapi
Infus D5% 10 tts/mt
Kalmoksilin 4x1
Curcuma 3x1
Inpepsa syr 3x10cc
Farmakrol syr 3x10cc
Lansoprazol 1x1
Opilax 3x10cc
Furosemid
Albumin
Sirosis hepatis
Definisi:
Suatu keadaan patologis yang menggambarkan stadium akhir fibrosis hepatic yang
berlangsung progresif yang ditandai dengan distorsi dari arsitektur hepar dan pembentukan
nodulus regeneratif.
Klasifikasi
Secara konvensional diklasifikasikan sebagai makronodular dan mikronodular.
Secara etiologis dan morfologis dibagi menjadi: 1. alkoholik, 2. kriptogenik, dan post
hepatitis(pasca nekrosis), 3. biliaris, 4. kardiak, 5. Metabolic, keturunan, dan terkait obat.
Manifestasi klinis
Stadium awal sirosis sering tanpa gejala sehingga kadang ditemukan pada waktu pasien
melakukan pemeriksaan kesehatan rutin atau karena kelainan penyakit lain. Gejala awal
sirosis (kompensata) meliputi perasaan mudah lelah dan lemas, selera makan berkurang ,
perasaan perut kembung , mual, berat badan menurun, pada laki-laki timbul impotensi, testis
mengecil, buah dada membesar, hilangnya dorongan seksualitas. Bila sudah lanjut (sirosis
dekompensata), gejala-gejala lebih menonjol terutama bila timbul komplikasi kegagalan hati
dan hipertensi porta, meliputi hilangnya rambut badan, gangguan tidur, dan demam tak
begitu tinggi. Mungkin disertai adanya gangguan pembekuan darah, perdarahan gusi,
epistaksis, gangguan siklus haid, ikterus dengan air kemih berwarna seperti teh pekat, muntah
darah dan/ atau melena, serta perubahan mentasl, meliputi mudah lupa, sukar konsentrasi,
bingung, agitasi, sampai koma.
Temuan klinis
Spider angioma-spiderangiomata: lesi vascular yang dikelilingi beberapa vena-vena
kecil. Tanda ini seringditemukan di bahu, muka, dan lengan atas. Tanda ini juga bisa
ditemukan selama hamil, malnutrisi berat bahkan ditemukan pula pada orang sehat, walau
umumnya ukurannya kecil.
Eritema Palmaris: warna merah saga pada thenar dan hipothenar telapak tangan.
Berkaitan dengan perubahan metabolisme hormone estrogen. Tanda ini tidak spesifik
pada sirosis.
Perubahan kuku-kuku Muchrche berupa pita putih horizontal dipisahkan dengan
warna normal kuku. Mekanisme belum diketahui tapi diperkirakan akibat
hipoalbuminemia.
Jari gada lebih sering ditemukan pada sirosis bilier
Kontraktur dupuytern akibat fibrosis fasia Palmaris menimbulkan kontraktur fleksi
jari-jari berkaitan dengan alkoholisme tapi tidak secara spesifik berkaitan dengan sirosis
Ginekomastia secara histologis berupa proliferasi benigna jaringan glandula mammae
laki-laki, kemungkinan akibat peningkatan androstedion
Atrofi testis hipogonadisme menyebabkan impotensi dan infertile. Menonjol pada
sirosis alkoholik dan hemokromatosis.
Hepatomegali pada awal sirosis, bila hepar sudah mengkerut maka prognosisnya buruk
Splenomegali
Asites
Fetor hepatikum
Ikterus
Asterixis-bilateral
Tanda-tanda lain yang menyertai:
Demam yang tak tinggi akibat nekrosis hepar
Bau pada vesika velea akibat hemolisis
Pembesaran kelenjar parotis terutama pada sirosis alkoholik, hal ini akibat sekunder
infiltrasi lemak, fibrosis, dan edema.
Gambaran Lab
AST naik, ALT naik, AST>ALT
ALP naik kurang dari 2-3 kali harga batas normal atas
GGT tinggi pada penyakit hati alkoholik kronik
Bilirubin bisa normal pd sirosis hati kompensata tapi bisa meningkat pada sirosis lanjut
Albumin menurun sesuai dengan perburukan sirosisnya
Globulin meningkat sesuai sirosis
Waktu protrombin memanjang. Mencerminkan tingkatan disfungsi sintesis hati
Natrium serum menurun terutama pada sirosis dengan asites. Dikaitkan dengan
ketidakmampuan ekskresi air bebas
Kelainan hematologi anemia
Pemeriksaan marker serologi petanda virus seperti HBsAg/HBsAb, HBeAg/HbeAb, HBv
DNA penting untuk menentukan etiologi sirosis hepatis.
Pengobatan
Tergantung penyebabnya
Bila tidak ada koma hepatic diberikan diet mngandung protein 1g/kgBB dan kalori
sebanyak 2000-3000 kkal/hari
Tatalaksana sirosis kompensata:
Alcohol dan bahan2 hepatotoksik dihentikan
Hepatitis B: IFN alfa SC 3 MIU 3 kali seminggu selama 6 bulan,
Lamivudin
Hepatitis C kronik: IFN + Ribavirin
Tatalaksana sirosis dekompensata:
Asites: tirah baring, diet rendah garam+ spironolacton/ furosemid, parasentesis bila asites
sudah sangat besar.
Ensefalopati hepatic: laktulosa untuk mengeluarkan ammonia, Neomisin
Varises esofagus: propanolol, waktu perdarahan akut bisa diberikan somatostatin atau
oktreotid, diteruskan dengan tindakan skleroterapi atau ligasi endoskopi