Anda di halaman 1dari 34

MAKALAH

"Administrasi
Administrasi Jaringan Komputer Linux Debian "

Disusun oleh :

1. Andi Mucklis R (01)


2. Eggy Kurniawan (09)
3. Yusuf Riezqy F (21)
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
hidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tanpa kesuliatan yang
berarti. pembuatan makalah ini bertujuan untuk menambah nilai pada ujian semester
gasal.

Dalam pembuatan makalah ini kami mengucapkan terimakasih kepada:


1. Bapak Drs. H. Adi Priyono, selaku Kepala SMK Negeri 8 Malang
2. Bapak Darwis yang telah memberikan ilmunya kepada kami.
3. Bapak Ibu guru dan karyawan SMK Negeri 8 Malang
4. Kepada teman-teman yang telah memberi dukungan kepada kami untuk
menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini masih banyak kekurangannya, maka dari itu kami selaku penulis mohon
kritik dan saran yang sebanyak-banyaknya.
Akhir kata, kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah terlibat dalam
pembuatan makalah ini.

Penyusun,

Malang, 28 Mei 2010

2
Daftar Isi
HALAMAN JUDUL 1
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
PENDAHULUAN 4
PEMBAHASAN
BAB I :INSTALASI JARINGAN WAN
A. Pengertian Instalasi WAN…………………………………………………... 5
B. Prosedur Instalasi Wireless WAN…………………………………………… 6
C. Instalasi Jaringan di dalam ruangan………………………………………….11
D. Instalasi Jaringan di luar ruangan…………………………………………....13
E. Instalasi sebuah RT/RW net………………………………………………... 14
F. Mendiagnosis permasalahan perangkat yang tersambung jaringan WAN…..15
BAB II :INSTALASI DHCP SERVER DAN CLIENT
A. Konfigurasi Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP)……………… 16
B. Mengkonfigurasi server DHCP…………………………………………….. 19
C. Lease Database……………………………………………………………....20
D. Configuring a DHCP Client………………………………………………....21
BAB III : INSTALASI WEB SERVER
A.Lankah-langkah mengisntal web server …………………………………….23
BAB IV : INSTALASI DNS SERVER
A.Pengertian Instalasi DNS server…………………………………………….24
B. Mengkonfigurasi DNS server………………………………………………26
BAB V : INSTALASI ROUTING
A.Rancangan Instalasi rooting…………………………………………………30
B. Setting rooting dinamik……………………………………………………..31
KESIMPULAN………………………………………………………………………..32
PENUTUP……………………………………………………………………………..33

DAFTAR PUSTAKA…................................................................................................34

3
Pendahuluan
Saat ini komputer bukan hanya perangkat yang beridiri secara tunggal, untuk keperluan
akses data yang lebih efisien dan tasks yang melibatkan komputer lain, komputer bekerja
pada sistem jaringan yang kompak saling terhubung. Lebih jauh, setelah adanya internet,
saat ini, jaringan bukan hanya untuk sekedar menghubungkan komputer-komputer pada
area yang terbatas, tapi jaringan telah berkembang menjadi level yang lebih tinggi, yaitu
memungkinkan komputer menjadi perangkat yang dapat tersambung jaringan berbasis
luas (WAN). Yang jaringannya bisa meluas bahkan sedunia kita bisa saling
berkomunikasi melalui internet yang di rancang secara sistematis dan efisien sehingga
kita juga bisa belajar dunia luar. Berkat adanya jaringan wan.

4
BAB I
INSTALASI WAN
A. Pengertian Instalasi WAN
merupakan modul teori dan atau praktikum yang membahas dasar-dasar
mendiagnosis permasalahan perangkat yang tersambung jaringan berbasis
luas. istilah umum untuk peralatan Wireless LAn, yang juga dikenal dengan
WLAN, biasanya peralatan WiFi (WirelessFidelity) mengadopsi standar
keluarga IEEE 802.11, yang didukung oleh banyak vendor.

Mengapa kita menggunakan infrastruktur wireless Internet?

1. Wireless untuk mem-bypass saluran telepon yang mahal dan amat lambat untuk
mengakses Internet.
2. Wireless sangat mudah diinstalasi, dapat dioperasikan dengan biaya yang relative
murah, dan tidak perlu bergantung pada infrastruktur Telkom.
3. Karena WiFi pada dasarnya Wireless LAN, karena itu dia bekerja pada kecepatan
yang cukup tinggi, yakni 1-22Mbps, bagi peralatan yang mengikuti standar IEEE
802.11b.
4. Karena standar IEEE 802.11 adalah standar yang terbuka (open), peralatan WiFi
sangat mudah diperolah di pasar. Pada saat ini harga sebuah card WLAN masih
sekitar 3 sampai 4 kali harga sebuah card LAN UTP. Akan tetapi, harga terus
jatuh dan menjadi murah.

B. Prosedur Instalasi Wireless WAN

Peralatan

1. Kompas dan peta topografi


2. Penggaris dan busur derajat
3. Pensil, penghapus, alat tulis
4. GPS, altimeter, klinometer
5. Kaca pantul dan teropong
6. Radio komunikasi (HT)
7. USB Wireless, pigtail dan Access Point
8. Multimeter, SWR, cable tester, solder, timah, tang potong kabel

5
9. Peralatan panjat, harness, carabiner, webbing, cows tail, pulley
10. Kunci pas, kunci ring, kunci inggris, tang (potong, buaya, jepit), obeng set, tie
rap, isolator gel, TBA, unibell
11. Kabel power roll, kabel UTP straight dan cross, crimping tools, konektor RJ45
12. Software AP Manager, Netstrumbler

Survey Lokasi

1. Tentukan koordinat letak kedudukan station, jarak udara terhadap BTS dengan GPS
dan kompas pada peta

2. Perhatikan dan tandai titik potensial penghalang (obstructure) sepanjang path

3. Hitung SOM, path dan acessories loss, EIRP, freznel zone, ketinggian antena

4. Perhatikan posisi terhadap station lain, kemungkinan potensi hidden station, over
shoot dan test noise serta interferensi

5. Tentukan posisi ideal tower, elevasi, panjang kabel dan alternatif seandainya ada
kesulitan dalam instalasi

6. Rencanakan sejumlah alternatif metode instalasi, pemindahan posisi dan alat

Pemasangan Konektor

1. Kuliti kabel coaxial dengan penampang melintang, spesifikasi kabel minimum


adalah RG 8 9913 dengan perhitungan losses 10 db setiap 30 m

2. Jangan sampai terjadi goresan berlebihan karena perambatan gelombang mikro


adalah pada permukaan kabel

3. Pasang konektor dengan cermat dan memperhatikan penuh masalah kerapian

4. Solder pin ujung konektor dengan cermat dan rapi, pastikan tidak terjadi short

5. Perhatikan urutan pemasangan pin dan kuncian sehingga dudukan kabel dan
konektor tidak mudah bergeser

6. Tutup permukaan konektor dengan aluminium foil untuk mencegah kebocoran dan
interferensi, posisi harus menempel pada permukaan konektor

7. Lapisi konektor dengan aluminium foil dan lapisi seluruh permukaan sambungan
konektor dengan isolator TBA (biasa untuk pemasangan pipa saluran air atau kabel
listrik instalasi rumah)

6
8. Terakhir, tutup seluruh permukaan dengan isolator karet untuk mencegah air

9. Untuk perawatan, ganti semua lapisan pelindung setiap 6 bulan sekali

10. Konektor terbaik adalah model hexa tanpa solderan dan drat sehingga sedikit
melukai permukaan kabel, yang dipasang dengan menggunakan crimping tools,
disertai karet bakar sebagai pelindung pengganti isolator karet

Pembuatan POE

1. Power over ethernet diperlukan untuk melakukan injeksi catu daya ke perangkat
Wireless In A Box yang dipasang di atas tower, POE bermanfaat mengurangi
kerugian power (losses) akibat penggunaan kabel dan konektor

2. POE menggunakan 2 pair kabel UTP yang tidak terpakai, 1 pair untuk injeksi +
(positif) power dan 1 pair untuk injeksi – (negatif) power, digunakan kabel pair
(sepasang) untuk menghindari penurunan daya karena kabel loss

3. Perhatikan bahwa permasalahan paling krusial dalam pembuatan POE adalah


bagaimana cara mencegah terjadinya short, karena kabel dan konektor power
penampangnya kecil dan mudah bergeser atau tertarik, tetesi dengan lilin atau isolator
gel agar setiap titik sambungan terlindung dari short

4. Sebelum digunakan uji terlebih dahulu semua sambungan dengan multimeter

Instalasi Antena

1. Pasang pipa dengan metode stack minimum sampai ketinggian 1st freznel zone
terlewati terhadap obstructure terdekat

2. Perhatikan stabilitas dudukan pipa dan kawat strenght, pasang dudukan kaki untuk
memanjat dan anker cows tail

3. Cek semua sambungan kabel dan konektor termasuk penangkal petir bila ada

4. Pasang antena dengan rapi dan benar, arahkan dengan menggunakan kompas dan GPS
sesuai tempat kedudukan BTS di peta

5. Pasang kabel dan rapikan sementara, jangan sampai berat kabel menjadi beban
sambungan konektor dan mengganggu gerak pointing serta kedudukan antena

7
6. Perhatikan dalam memasang kabel di tower / pipa, jangan ada posisi menekuk yang
potensial menjadi akumulasi air hujan, bentuk sedemikian rupa sehingga air hujan
bebas jatuh ke bawah

Instalasi Perangkat Radio

1. Instal PC Card dan Orinoco dengan benar sampai dikenali oleh OS tanpa konflik dan
pastikan semua driver serta utility dapat bekerja sempurna

2. Instalasi pada OS W2K memerlukan driver terbaru dari web site dan ada di CD utility
kopian, tidak diperlukan driver PCMCIA meskipun PNP W2K melakukannya justru
deteksi ini menimbulkan konflik, hapus dirver ini dari Device Manager

3. Instalasi pada NT memerlukan kecermatan alokasi alamat IO, IRQ dan DMA, pada
BIOS lebih baik matikan semua device (COM, LPT dll.) dan peripheral (sound card,
mpeg dll.) yang tidak diperlukan

4. Semua prosedur ini bisa diselesaikan dalam waktu kurang dari 30 menit tidak termasuk
instalasi OS, lebih dari waktu ini segera jalankan prosedur selanjutnya

5. Apabila terus menerus terjadi kesulitan instalasi, untuk sementara demi efisiensi
lakukan instalasi dibawah OS Win98 / ME yang lebih mudah dan sedikit masalah

6. Pada instalasi perangkat radio jenis Wireless In A Box (Mtech, Planet, Micronet dlll.),
terlebih dahulu lakukan update firmware dan utility

7. Kemudian uji coba semua fungsi yang ada (AP, Inter Building, SAI Client, SAA2,
SAA Ad Hoc dll.) termasuk bridging dan IP Addressing dengan menggunakan antena
helical, pastikan semua fungsi berjalan baik dan stabil

8. Pastikan bahwa perangkat Power Over Ethernet (POE) berjalan sempurna

Pengujian Noise

1. Bila semua telah berjalan normal, install semua utility yang diperlukan dan mulai
lakukan pengujian noise / interferensi, pergunakan setting default

2. Tanpa antena perhatikan apakah ada signal strenght yang tertangkap dari station lain
disekitarnya, bila ada dan mencapai good (sekitar 40 % – 60 %) atau bahkan lebih,
maka dipastikan station tersebut beroperasi melebihi EIRP dan potensial
menimbulkan gangguan bagi station yang sedang kita bangun, pertimbangkan untuk
berunding dengan operator BTS / station eksisting tersebut

8
3. Perhatikan berapa tingkat noise, bila mencapai lebih dari tingkat sensitifitas radio
(biasanya adalah sekitar – 83 dbm, baca spesifikasi radio), misalnya – 100 dbm maka
di titik station tersebut interferensinya cukup tinggi, tinggal apakah signal strenght
yang diterima bisa melebihi noise

4. Perhitungan standar signal strenght adalah 0 % – 40 % poor, 40 % – 60 % good, 60 %


– 100 % excellent, apabila signal strenght yang diterima adalah 60 % akan tetapi
noisenya mencapai 20 % maka kondisinya adalah poor connection (60 % – 20 % – 40
% poor), maka sedapat mungkin signal strenght harus mencapai 80 %

5. Koneksi poor biasanya akan menghasilkan PER (packet error rate – bisa dilihat dari
persentasi jumlah RTO dalam continous ping) diatas 3 % – 7 % (dilihat dari utility
Planet maupun Wave Rider), good berkisar antara 1 % – 3 % dan excellent dibawah 1
%, PER antara BTS dan station client harus seimbang

6. Perhitungan yang sama bisa dipergunakan untuk memperhatikan station lawan atau
BTS kita, pada prinsipnya signal strenght, tingkat noise, PER harus imbang untuk
mendapatkan stabilitas koneksi yang diharapkan

7. Pertimbangkan alternatif skenario lain bila sejumlah permasalahan di atas tidak bisa
diatasi, misalkan dengan memindahkan station ke tempat lain, memutar arah pointing
ke BTS terdekat lainnya atau dengan metode 3 titik (repeater) dll.

Perakitan Antena

1. Antena microwave jenis grid parabolic dan loop serta yagi perlu dirakit karena terdiri
dari sejumlah komponen, berbeda dengan jenis patch panel, panel sector maupun
omni directional

2. Rakit antena sesuai petunjuk (manual) dan gambar konstruksi yang disertakan

3. Kencangkan semua mur dan baut termasuk konektor dan terutama reflektor

4. Perhatikan bahwa antena microwave sangat peka terhadap perubahan fokus, maka pada
saat perakitan antena perhatikan sebaik-baiknya fokus reflektor terhadap horn (driven
antena), sedikit perubahan fokus akan berakibat luas seperti misalnya perubahan gain
(db) antena

5. Beberapa tipe antena grid parabolic memiliki batang extender yang bisa merubah letak
fokus reflektor terhadap horn sehingga bisa diset gain yang diperlukan

Pointing Antena

1. Secara umum antena dipasang dengan polarisasi horizontal

9
2. Arahkan antena sesuai arah yang ditunjukkan kompas dan GPS, arah ini kita anggap
titik tengah arah (center beam)

3. Geser antena dengan arah yang tetap ke kanan maupun ke kiri center beam, satu per
satu pada setiap tahap dengan perhitungan tidak melebihi ½ spesifikasi beam width
antena untuk setiap sisi (kiri atau kanan), misalkan antena 24 db, biasanya memiliki
beam width 12 derajat maka, maksimum pergeseran ke arah kiri maupun kanan center
beam adalah 6 derajat

4. Beri tanda pada setiap perubahan arah dan tentukan skornya, penentuan arah terbaik
dilakukan dengan cara mencari nilai average yang terbaik, parameter utama yang
harus diperhatikan adalah signal strenght, noise dan stabilitas

5. Karena kebanyakan perangkat radio Wireless In A Box tidak memiliki utility grafis
untuk merepresentasikan signal strenght, noise dsb (kecuali statistik dan PER) maka
agar lebih praktis, untuk pointing gunakan perangkat radio standar 802.11b yang
memiliki utility grafis seperti Orinoco atau gunakan Wave Rider

6. Selanjutnya bila diperlukan lakukan penyesuaian elevasi antena dengan klino meter
sesuai sudut antena pada station lawan, hitung berdasarkan perhitungan kelengkungan
bumi dan bandingkan dengan kontur pada peta topografi

7. Ketika arah dan elevasi terbaik yang diperkirakan telah tercapai maka apabila
diperlukan dapat dilakukan pembalikan polarisasi antena dari horizontal ke vertical
untuk mempersempit beam width dan meningkatkan fokus transmisi, syaratnya kedua
titik mempergunakan antena yang sama (grid parabolic) dan di kedua titik polarisasi
antena harus sama (artinya di sisi lawan polarisasi antena juga harus dibalik menjadi
vertical)

Pengujian Koneksi Radio

1. Lakukan pengujian signal, mirip dengan pengujian noise, hanya saja pada saat ini
antena dan kabel (termasuk POE) sudah dihubungkan ke perangkat radio

2. Sesuaikan channel dan nama SSID (Network Name) dengan identitas BTS / AP tujuan,
demikian juga enkripsinya, apabila dipergunakan otentikasi MAC Address maka di
AP harus didefinisikan terlebih dahulu MAC Address station tersebut

3. Bila menggunakan otentikasi Radius, pastikan setting telah sesuai dan cobalah terlebih
dahulu mekanismenya sebelum dipasang

4. Perhatikan bahwa kebanyakan perangkat radio adalah berfungsi sebagai bridge dan
bekerja berdasarkan pengenalan MAC Address, sehingga IP Address yang
didefinisikan berfungsi sebagai interface utility berdasarkan protokol SNMP saja,
sehingga tidak perlu dimasukkan ke dalam tabel routing

10
5. Tabel routing didefinisikan pada (PC) router dimana perangkat radio terpasang, untuk
Wireless In A Box yang perangkatnya terpisah dari (PC) router, maka pada device
yang menghadap ke perangkat radio masukkan pula 1 IP Address yang satu subnet
dengan IP Address yang telah didefinisikan pada perangkat radio, agar utility yang
dipasang di router dapat mengenali radio

6. Lakukan continuos ping untuk menguji stabilitas koneksi dan mengetahui PER

7. Bila telah stabil dan signal strenght minimum good (setelah diperhitungkan noise)
maka lakukan uji troughput dengan melakukan koneksi FTP (dengan software FTP
client) ke FTP server terdekat (idealnya di titik server BTS tujuan), pada kondisi ideal
average troughput akan seimbang baik saat download maupun up load, maksimum
troughput pada koneksi radio 1 mbps adalah sekitar 600 kbps dan per TCP connection
dengan MTU maksimum 1500 bisa dicapai 40 kbps

8. Selanjutnya gunakan software mass download manager yang mendukung TCP


connection secara simultan (concurrent), lakukan koneksi ke FTP server terdekat
dengan harapan maksimum troughput 5 kbps per TCP connection, maka dapat
diaktifkan sekitar 120 session simultan (concurrent), asumsinya 5 x 120 = 600

9. Atau dengan cara yang lebih sederhana, digunakan skala yang lebih kecil, 12
concurrent connection dengan trouhput per session 5 kbps, apa total troughput bisa
mencapai 60 kbps (average) ? bila tercapai maka stabilitas koneksi sudah dapat
dijamin berada pada level maksimum

10. Pada setiap tingkat pembebanan yang dilakukan bertahap, perhatikan apakah RRT
ping meningkat, angka mendekati sekitar 100 ms masih dianggap wajar

C. Instalasi Jaringan di dalam ruangan

Tampak pada gambar adalah computer yang berfungsi sebagai gateway untuk operasi
24 jam ke Internet dari rumah saya. Komputer tersebut adalah Pentium I 166MHz
dengan memory 64Mbyte RAM.

Saya menggunakan Linux sebagai system operasinya. Pada operasi normalnya,


computer tersebut beroperasi dengan mode text tanpa Graphical User Interface (GUI)
yang akan banyak menghabiskan memory.
Antenna luar untuk memperpanjang jarak jangkau
Komunikasi diletakan di atas atap klem ke pipa ledeng sepanjang 2 meter yang
ditanam ke beton di dinding rumah saya. Antenna tersebut adalah antenna parabola

11
dengan gain 19dBi; sebetulnya terlalu besar untuk mencapai akses point yang
jaraknya hanya 1 kilometer dari rumah saya.

Gateway Pentium I tersebut diberi card Ethernet tanbahan untuk disambungkan ke


jaringan computer local (LAN). Tampak pada gambar adalah tempat kerja saya yang
terdiri dari banyak computer yang tersambung ke jaringan local dan ke Internet
melalui wireless Internet melalui gateway Pentium I tersebut. Semua PC dapat secara
simultan mengakses internet melalui jaringan tersebut.
Perangkat dasar WAN /Wifi

a. Antena Grid 2,4 Mhz/Omni 19 Dbi


b. Radio Outdoor/Indoor
c. Wire Less Router
d. Kabel UTP
e. Conector RJ 45
f. Switch Hub

D. Instalasi Jaringan di luar ruangan

• PC router, dapat berupa Pentium I atau Pentium II 64Mbyte RAM dengan system
operasi Linux agar cukup reliable.
• WLAN Card, menggunakan card PCI dengan antenna external. Untuk solusi
yang lebih murah, menggunakan card USB yang memiliki built-in antenna.
Dengan menambahkan reflector pada USB card tersebut, jarak beberapa
kilometer. Perlu dicatat bahwa tidak semua card WLAN dirancang untuk
keperluan outdoor, sebagian card dirancang hanya untuk keperluan indoor.
• Bagi anda yang menggunakan card PCI, untuk menyambungkan ke antenna
external dibutuhkan kabel pig tail untuk sambungan ke kabel coax. Kabel coax
biasanya diusahakan tidak lebih dari 10 meter untuk menjaga agar redaman tidak
terlalu besar. Sebetulnya akan lebih murah dan tidak meredam terlalu banyak
sinyal jika menggunakan card USB WLAN, karena tidak perlu lagi menggunakan
kabel coax.

12
• Antenna luar digunakan untuk memperluas jangkauan komunikasi wireless
internet. PAda dasarnya anda membutuhkan sebuah antenna luar di frekuensi
2.4GHz. Jika anda ingin membuat sendiri antenna luar 2.4GHz, Anda dapat
memerikasanya menggunakan keyword “homebrew 2.4 GHz antenna” – anda
akan memperolah banyak informasi tentang berbagai teknik untuk membuat
sendiri antenna luar untuk 2.4GHz.

Bagi yang menggunakan card USB WLAN dengan antenna 2.4GHz yang sudah built-in,
perlu melakukan beberapa hal untuk membuat jarak menjadi jauh, antara lain:
• Buat supaya card USB WLAN menjadi tahan cuaca, misalnya dengan
memasukannya ke bungkusan yang tahan hujan, dll.
• Buat supaya kabel USB ke PC juga tahan cuaca.
• Letakan Card USB WLAN di muka antenna parabola untuk memperoleh penguatan
antenna yang lebih besar.Dapat menggunakan antenna parabola yang kecil yang biasa
digunakan untuk kabel TV, atau membuatnya sendiri.

Gambar Arsitektur Protokol Komunikasi (Logical Link Control)

13
E. Instalasi sebuah RT/RW net

Langkah selanjutnya yang lebih kita kembangkan setelah seseorang tersambung ke


internet 24 jam melalui wireless internet, adalah mengkaitkan tetangganya untuk dapat
tersambung ke internet juga. Secara bisnis, hal ini cukup menguntungkan dibandingkan
bisnis WARNET.
Jarak dan membuat peralatan tahan gangguan cuaca merupakan dua tantangan yang harus
dihadapi dalam membangun jaringan RT/RW-net. Memang jaringan IntraNet di kantor
maaupun WARNET dalam hal ini jauh lebih mudah karena biasanya diinstalasi dalam
ruangan.
Sebuah kabel UTP biasanya dapat dioperasikan secra reliable untuk jarak 100-150 meter.
Kita perlu memasang hub setiap jarak tersebut untuk menjangkau jarak yang jauh.
Memang teknik ini bukanlah teknik yang baik untuk membangun sebuah jaringan LAN,
tapi cukup lumayan untuk membangun jaringan RT/RW-net yang relatif murah.

Berbagai contoh yang ditampilkan pada bagian ini diambil dari instalasi, di jaringan
RT/RW-net.
Tampak pada gambar adalah hub yang digunakan untuk memperkuat sinyal UTP kabel
agar jarak yang dapat ditempuh menjadi cukup jauh. Ada banyak pipa paralon yang
ditarik dari kotak tempat hub tersebut agar tahan terhadap gangguan cuaca.

Kotak tempat penyimpanan hub, yang isinya hub dan power supply. Untuk menagkal
petir, ia dimasukan ke jaringan PLN. Kabel UTP dimasukan ke dalam pipa pralon dan
biasanya ditarik sepanjang got di muka rumah supaya mudah melakukan pemeliharaan.

Gambar Topologi Adhoc Network

14
F. Mendiagnosis permasalahan perangkat yang tersambung jaringan WAN

Mendiagnosis permasalahan perangkat yang tersambung jaringan luas atau Wire


Less merupakan pekerjaan yang harus dilakukan oleh administrator
jaringan/Teknisi. Pekerjaan ini memerlukan ketelitian dan kesabaran yang tinggi
agar di dapat hasil yang baik.

Komputer yang terhubung jaringan luas sering kali mengalami gangguan maupun
kerusakan baik dari sisi hardware atau software. Hal ini disebabkan oleh
banyaknya pengguna frekuensi atau gelombang 2,4Mhz, gejala alam dan
komputer yang terhubung dalam sistem jaringan berbasis luas (wireless) atau
WAN.

Faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kerusakan adalah:

1) Tegangan Listrik
Tegangan listrik dapat menyebabkan ganguan apabila tegangan yang
dihasilkan tidak stabil, sering terjadi naik dan turun atau mati mendadak dari
sumber PLN. Hal tersebut sangat mempengaruhi dikarenakan semua peralatan
yang kita gunakan bersumber pada listrik. Sumber listrik yang kita gunakan
tidak baik atau tidak stabil, dapat menyebabkan peralatan yang kita gunakan
mudah rusak. Perangkat wireless yang kita gunakan sering mati mendadak
karena sumber listrik mati dapat menyebabkan perangkat WireLess yang kita
gunakan akan cepat rusak. Sehinga akan mempengaruhi jaringan apabila
terjadi kerusakan pada Wirelesss/radio workstation maupun di rooter server.

2) Mati atau tidak berfungsinya komponen pendukung perangkat WireLess


disebabkan oleh ganguan Petir ( gangguan alam), terjadi dikarenakan factor
alam dan petir di saat cuaca hujan dan angin kencang yang menyebabkan
perangkat akan terbakar juga pemakaian yang terlalu lama tanpa adanya
perawatan yang berkala.

3) Perangkat Software, Ganguan juga dapat terjadi dari software yang ada di
Server atau PC client,

15
BAB II
INSTALASI DHCP SERVER DAN CLIENT
A. Konfigurasi Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP)

Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP) merupakan protocol


jaringan yang secara otomatis menunjuk informasi TCP/IP kepada
komputer client. Masing-masing DHCP client terhubung ke server
DHCP sentral yang berfungsi mengembalikan konfigurasi jaringan
client termasuk IP address, gateway, and DNS servers.
Mengapa menggunakan DHCP?
DHCP is berfungsi untuk pengiriman secara cepat konfigurasi jaringan client. Ketika
mengkonfigurasi sistem client, administrator dapat memilih DHCP dan tidak harus
memasukkan IP address, netmask dan gateway atau DNS servers. Clien memperoleh
informasi dari server DHCP. DHCP juga berfungsi jika administrator ingin mengubah IP
address dalam jumlah yang banyak pada sistem. Administrator hanya perlu mengedit
satu file
konfigurasi DHCP pada server untuk mengeset IP address baru daripada
mengkonfigurasi
kembali semua sistem. Jika DNS server untuk sebuah organisasi yang nantinya akan
mengalami perubahan, perubahan dibuat pada server DHCP, dan tidak pada DHCP client.
Sekali jaringan dipasang pada client (atau di reboot pada client) perubahan akan terjadi.
Selain itu, jika sebuah laptof atau jenis mobile komputer yang lain dikonfigurasi untuk
DHCP, maka dapat dipindahkan dari kantor satu ke kantor lain tanpa menkonfigurasi
kembali
selama masing-masing kantor memiliki server DHCP yang memungkinkan komputer
tersebut
terhubung ke jaringan.

B. Mengkonfigurasi server DHCP

Mengkonfigurasi server DHCP


Anda bisa mengkonfigurasi sebuah server DHCP dengan mengggunakan file
/etc/dhcpd.conf.
DHCP juga menggunakan file /var/lib/dhcp/dhcpd.

16
Konfigurasi File
Langkah pertama dalam mengkonfigurasi server DHCP adalah membuat
konfigurasi file informasi jaringan untuk client. Opsi umum dapat di deklarasikan
untuk semua client, atau pilihan dapat dideklarasikan untuk masing-masing client.
Konfigurasi fle dapat berisi berbagai tab extra atau baris kosong untuk
pemformatan yang lebih mudah. Kata kuncinya adalah “case- insensitive, dan
baris y ang dimulai dengan tanda pagar (#) dianggap komentar.

Ada dua bentuk pernyataan dalam konfigurasi file :

· Parameters— menyatakan bagaimana melakukan sebuah tugas, apakah


melakukan
sebuah tugas atau pilihan konfigurasi jaringan apa yang dikirm ke client
· Deklarasi — menggambarkan topologi jaringan, menggambarkan client,
menyediakan
alamat-alamat untuk client atau mengaplikasikan kelompok parameter ke
kelompok deklarasi.
Beberapa parameter harus dimulai dengan kata kunci option dan dianggap
sebagai pilihan.
Pilihan mengkonfigurasi opsi DHCP, dimana parameter mengkonfigurasi nilai
yang bukan
opsional atau mengkontrol bagaimana server DHCP bekerja.
Parameters (termasuk opsi) dideklarasikan sebelum sebuah bagian disertakan
dalam tanda
kurung kurawal ({ }) dianggap parameter global. Parameter global diaplikasikan
ke semua.

Pada contoh ini, ada beberapa opsi global untuk setiap client DHCP di
subnet dan sebuah
range yang dideklarasikan. Clients diberikan IP address dalam range.

Contoh 1. Deklarasi Subnet


Subnet 192.168.1.0 netmask 255.255.255.0 {
option routers 192.168.1.254;
option subnet-mask 255.255.255.0;

option domain-name "example.com";


option domain-name-servers 192.168.1.1;

option time-offset -18000; # Eastern Standard Time

range 192.168.1.10 192.168.1.100;


}

17
Semua subnet yang berbagi jaringan fisik yang sama harus dideklarasikan dalam
sebuah deklarasi shared-network seperti pada contoh Example 2. Parameter-
parameter dalam shared-jaringan tetapi diluar dari deklarasi termasuk subnet
dianggap parameter global. Nama dari shared-network harus merupakan judul
yang dapat dideskripsikan untuk jaringan seperti test-
lab untuk menggambarkan semua subnets dalam lingkungan test lab .

Contoh 2. Deklarasi Shared-network


shared-network name {
option domain-name "test.redhat.com";
option domain-name-servers ns1.redhat.com, ns2.redhat.com;
option routers 192.168.1.254;
more parameters for EXAMPLE shared-network
subnet 192.168.1.0 netmask 255.255.255.0 {
parameters for subnet
range 192.168.1.1 192.168.1.31;
}
subnet 192.168.1.32 netmask 255.255.255.0 {
parameters for subnet
range 192.168.1.33 192.168.1.63;
}
}

Seperti terlihat pada Contoh 3, deklarasi group dapat digunakan untuk


mengaplikasikan
parameter global pada suatu group.

Contoh 3. Group Declaration


group {
option routers 192.168.1.254;
option subnet-mask 255.255.255.0;

option domain-name "example.com";


option domain-name-servers 192.168.1.1;

option time-offset -18000; # Eastern Standard Time

host apex {
option host-name "apex.example.com";
hardware ethernet 00:A0:78:8E:9E:AA;
fixed-address 192.168.1.4;
}

host raleigh {

18
option host-name "raleigh.example.com";
hardware ethernet 00:A1:DD:74:C3:F2;
fixed-address 192.168.1.6;
}
Untuk mengkonfigurasi server DHCP yang mempaket IP address yang dinamis
ke sebuah sistem dalam sebuah subnet, modifikasi contoh Contoh 4 dengan nilai
yang anda tentukan. Server DHCP mendeklarasikan waktu transaksi secara
default dan nilai konfigurasi jaringan untuk client.

Contoh ini memberikan IP addresses pada range 192.168.1.10 and


192.168.1.100 ke sistem client.
Example 12-4. Parameter Range
default- lease-time 600;
max-lease-time 7200;
option subnet-mask 255.255.255.0;
option broadcast-address 192.168.1.255;
option routers 192.168.1.254;
option domain-name-servers 192.168.1.1, 192.168.1.2;
option domain-name "example.com";

subnet 192.168.1.0 netmask 255.255.255.0 {


range 192.168.1.10 192.168.1.100;
}

Untuk memberikan sebuah IP address kepada client didasarkan pada MAC


address dari jaringan interface card, gunakan paramter hardware ethernet dalam
sebuah deklarasi host. Sebagaimana ditunjukkan pada contoh Contoh 5,
deklarasi host apex menunjukkan bahwa jaringan interface card dengan MAC
address 00:A0:78:8E:9E:AA selalu menerima IP
address 192.168.1.4.
Catatan : Anda juga bisa menggunakan parameter opsi host-name untuk memberi
sebuah
nama host kepada client.

Contoh 5. IP Address statis menggunakan DHCP


host apex {
option host-name "apex.example.com";
hardware ethernet 00:A0:78:8E:9E:AA;
fixed-address 192.168.1.4;
}

19
C. Lease Database

Pada server DHCP, ile /var/lib/dhcp/dhcpd.leases menyimpan transaksi database


client DHCP. File ini tidak harus dimofikasi. Informasi transaksi lDHCP untuk
masing-masing IP address yang diberi, secara otomatis disimpan dalam transaksi
database. Information termasuk panjang transaksi kepada siapa IP address
dibeirkan, tanggal mulai dan berakhirtranskasi, dan MAC address dari network
interface card yang digunakan untuk
membuka kembali transaksi. Semua waktu transaksi database dalam waktu
Greenwich Mean Time (GMT), bukan waktu
setempat. Transaksi database diciptakan kembali dari waktu ke waktu sehingga
tidak teralau besar. Pertama, semua transaksi yang diketahui disimpan dalam
transaksi database sementara. File dhcpd.leases dinamai kembali dhcpd.leases~,
dan transaksi database sementara ditulis ke
dhcpd.leases.
DHCP daemon tidak dapat dimatikan atau sistem dapat crash setelah transaski
data base
telah dinamai kembali ke file back up tapi sebelum file baru ditulis. Jika hal ini
terjadi, tidak
ada file dhcpd.leases yang diminta untuk memulai service. Jangan membuat file
transaksi
baru jika hal ini terjadi. Jika anda melakukannya. Semua transaksi yang lama
akan hilang dan
menyebabkan banyak masalah. Solusinya adalah namai kembali file back up
dhcpd.leases~
menjadi cpd.leases dan memulai daemon.

Memulai dan mematikan Server

Important

Sebelum anda memulai server DHCP untuk pertama kalinya, akan gagal jika tidak
ada file dhcpd.leases. Gunakan perintah touch /var/lib/dhcp/dhcpd.leases untuk
membuat file jika file tidak ada. Untuk memulai DHCP service, gunakan perintah
/sbin/service dhcpd start. Untuk menghentikan DHCP server, gunakan perintah
/sbin/service dhcpd stop. Jika anda memiliki
lebih dari satu network interface pada system, tetapi anda hanya ingin DHCP
server memulai pada salah satu interface, anda daoat mengkonfigurasi DHCP
server untuk memulai hanya pada device tersebut . Pada /etc/sysconfig/dhcpd,
tambahkan nama interface ke daftar
DHCPDARGS:
# Command line options here
DHCPDARGS=eth0

20
D. Configuring a DHCP Client
Langkah pertama untuk konfigurasi DHCP client adalah meyakinkan kernel mengenali
kartujaringan. Kebanyakan kartu dikenali selama proses instalasi, dan sistem
dikonfigurasi untukmenggunakan module kernel yang benar untuk kartu. Jika anda
menginstall kartu setelah instalasi, Kudzu [1] harus mengenalinya dan memaksa anda
untuk mengkonfigurasihubungan moudl kernell untuk kartu tersebut Untuk konfigurasi
a DHCP client secara manual, anda perlu memodifikasi file
/etc/sysconfig/jaringan untuk memungkinkan jaringan dan konfigurasi file untuk masing-
masing konfigurasi device jaringan pada direktori /etc/sysconfig/network -scripts . Di
direktori ini masing-masing device memiliki konfigurasi file yang diberi nama ifcfg-
eth0
dimana eth0 nama device jaringan.
File /etc/sysconfig/network harus berisi baris berikut :
Networking =yes

Anda mungkin memiliki beberapa informasi pada file ini, tapi variabe jaringan harus
diset ke
yes jika anda ingin jaringan mulai saat waktu booing.
File /etc/sysconfig/network -scripts/ifcfg-eth0 harus berisi baris berikut: :
DEVICE=eth0
BOOTPROTO=dhcp
ONBOOT=yes
Anda perlu konfigurasi file untuk masing-masing device yang anda ingin konfigurasi
untuk
menggunakan DHCP.

21
BAB III

INSTALASI WEB SERVER


A.Lankah-langkah mengisntal web server

1. Install Apache Contoh : apache2,apache2-doc,apache2-mod_perl,apache2-


mod_php5,apache2-prefork, dll yang dibutuhkan) Melalui YAST.
2. Install MySQL dan Kawan-kawannya(Contoh : MySQL,MySQL- client,MySQL-
devel, ySQL-shared,perl-DBD-mysql,perl- DBI, php5-mysql, php5-mysqli, dll
yang dibutuhkan) Melalui YAST.
3. Konfigurasi YAST :
o Untuk Komputer Jaringan :
 Konfigurasi Network Card Melalui YAST Jika terhubung Ke
Jaringan.
 Konfigurasi NTP client Melalui YAST Jika Terhubung Ke
jaringan atau dengan mengedit ntp.conf, pastikan Address yang
dituju adalah IP Komputer yang Database MySQL-nya ingin di
gunakan. Contoh : Jika Database MySQL yang dituju ada di
komputer dengan IP 192.168.0.1, maka pastikan IP tersebut yang
terkonfigurasi pada NTP client.
o Untuk komputer yang tidak terhubung dengan jaringan tidak perlu
melakukan Konfigurasi YAST.
4. Jika Firewall pada komputer anda Aktif, pastikan port 80 dapat diakses oleh
komputer lain yang terhubung dengan jaringan. Jika tidak terhubung ke jaringan
Stop aja Firewallnya Melalui YAST.
5. Aktifkan Apache yang telah di install dengan cara mengetikkan pada
Console(untuk Distro SUSE bisa lihat pada
/usr/share/doc/packages/apache2/README.QUICKSTART)
o rcapache2 start
o chkconfig -a apache2
6. Aktifkan MySQL yang telah diinstall dengan cara mengetikkan pada
Console(Untuk Distro SUSE bisa lihat pada
/usr/share/doc/packages/mysql/README.SuSE).
o rcmysql start -> untuk mengaktifkan Manual
o /sbin/insserv /etc/init.d/mysql -> untuk mengaktifkan saat startup
7. Install phpmyadmin(Tanya aja sama Om Google), Untuk Pengguna Ms. Windows
yang sudah pernah menginstall PHPTriad di Ms. Windows, Kopikan saja Folder
"phpmyadmin" di Folder "C:\apache\htdocs\" pada Ms. Windows ke dalam
/srv/www/htdocs/ yang ada pada Linux. "/srv/www/htdocs/" ini adalah folder
default dimana localhost membaca Aplikasi Web yang akan dijalankan.
8. Sekarang kita bisa jalankan Localhost melalui Web Browser dan mengetikkan
pada Address Bar "http://localhost/manual/" -> anda bisa membaca tentang
Infomasi Apache disini. Jika Ini Berhasil berarti apache telah berhasil anda
konfigurasi.

22
9. Sekarang kita juga sudah bisa menjalankan MySQL kita dengan bantuan
phpmyadmin melalui melalui Web Browser
Browser dan mengetikkan pada Address Bar
"http://localhost/phpmyadmin/". Jika Ini berhasil juga, selamat kepada anda telah
memiliki Web Server di komputer anda dan mengkonfigurasi dengan benar.
10. Get More Experiences with Linux (OPEN SOURCE), Smile...!! :).

Ket : data MySQL terdapat pada Folder "/var/lib/mysql/"

23
BAB IV

INSTALASI DNS SERVER


A.Pengertian Instalasi DNS server
DNS (Domain Name System) adalah suatu sistem yang digunakan untuk memetakaan
alamat IP address menjadi hostname. Sistem ini sangat diperlukan mengingat
keterbatasan manusia dalam menghafal angka dibandingkan huruf (nama). Bayangkan
jika kita harus mengingat alamat http://202.158.66.86 untuk mengakses situs detikcom.
Tentunya jauh lebih mudah untuk mengakses situs detik com dengan alamat
http://www.detik.com. Intilah tugas utama DNS server, yaitu memetakan IP
202.158.66.86 menjadi FQDN (Fully Qualified Domain Name) www.detik.com. Pada
tutorial kali ini akan dibahas konfigurasi DNS server pada sistem ubuntu dengan
menggunakan bind9.

B.Mengkonfigurasi DNS server


Untuk dapat mulai mengkonfigurasikan DNS, terlebih dahulu install paket bind9 yang
akan digunakan sebagai software DNS Server.
# apt-get install bind9

Setelah bind9 terinstall, tugas selanjutnya adalah:

1. Mengedit /etc/bind/named.conf.options. File ini berisi konfigurasi umum software


bind9.
2. Mengedit /etc/bind/named.conf.local. File ini berisi konfigurasi letak file zones
pada domain kita.
3. Menciptakan file zones yang akan digunakan untuk menampung database domain.
4. Mengedit /etc/resolv.conf agar mengarah pada DNS server yang telah dibuat.

1. Edit file /etc/bind/named.conf.options


Jika ISP kita mempunyai DNS server sendiri, kita dapat menambahkan
konfigurasi forwarder sehingga data yang tidak bisa diresolve oleh DNS server
lokal akan diteruskan ke DNS server ISP. Tambahkan baris dibawah sesuai
alamat IP DNS server ISP.
forwarders {
152.118.24.2;
};

2. Edit file /etc/bind/named.conf.local.


File ini menampung konfigurasi DNS lokal. Sebagai contoh tambahkan baris

24
dibawah untuk mengkonfigurasikan bind agar melihat database forward zone
pada file /etc/bind9/khairilthegreat.web.id.fwd dan reverse zone pada
rev.99.118.152.khairilthegreat.web.id.
zone "khairilthegreat.web.id" {
type master;
file "/etc/bind/khairilthegreat.web.id.fwd";
};

zone "99.118.152.in-addr.arpa" {
type master;
file "/etc/bind/rev.99.118.152.khairilthegreat.web.id";
};

3. Ciptakan dua buah file zones yang akan menampung database domain.
File pertama untuk menampung data forward zone:
# touch /etc/bind/khairilthegreat.web.id.fwd

File kedua untuk menampung data reverse zone:


# touch /etc/bind/rev.99.118.152.khairilthegreat.web.id

Isi file /etc/bind/khairilthegreat.web.id.fwd dengan data dibawah:


$TTL 86400

@ IN SOA khairilthegreat.web.id. admin.khairilthegreat.web.id. (


2001061401 ; Serial
21600 ; Refresh
1800 ; Retry
604800 ; Expire
900 ) ; Negative cache TTL

IN NS ns.khairilthegreat.web.id.
IN MX 10 khairilthegreat.web.id.

localhost IN A 127.0.0.1
www IN A 152.118.99.49
ns IN A 152.118.99.49

Isi file /etc/bind/rev.99.118.152.khairilthegreat.web.id dengan data dibawah:


$TTL 86400
;
; Address to hostname mapping
;

@ IN SOA khairilthegreat.web.id. admin.khairilthegreat.web.id. (

25
2001061401 ; Serial
21600 ; Refresh
1800 ; Retry
604800 ; Expire
900 ) ; Negative cache TTL

IN NS ns.khairilthegreat.web.id.

49 IN PTR www.khairilthegreat.web.id.

4. Edit file /etc/resolv.conf


Tambahkan baris dibawah ini
search khairilthegreat.web.id
nameserver 152.118.99.48
nameserver 152.118.24.24

Konfigurasi bind selesai. Restart bind


# /etc/init.d/bind9 restart

26
BAB V

INSTALASI ROUTING

A.Rancangan Instalasi rooting


Gamabar di samping adalah jaringan yang
sederhana :
Perlatan yang di sediakan yaitu :
1. Satu buah router
2. Satu buah switch
3. Tiga PC
4. Satu kabel cross
5. Satu kabel strike

Ip router = 192.168.1.1

Ip pc 1 = 192.168.1.2
Ip pc 2 = 192.168.1.3
Ip pc 3 = 192.168.1.4
Ip getway = 192.168.1.1

27
Perlatan yang di sediakan yaitu :
1. 2 buah router
2. 3 buah switch
3. 7 PC
4. 7 kabel cross
5. 3 kabel strike
6. 1 Serial DTE

Ip router 1= 192.168.1.1
Ip pc 1 = 192.168.1.2
Ip pc 2 = 192.168.1.3
Ip pc 3 = 192.168.1.4
Ip getway = 192.168.1.1

Ip router 2= 192.168.2.1
Ip pc 4 = 192.168.10.2
Ip pc 5 = 192.168.10.3
Ip pc 6 = 192.168.10.4
Ip getway = 192.168.10.1

Ip pc 7 = 192.168.1.2

28
B. Setting rooting dinamik

SETTING IP
Router 1
Router>enable
Router#configure terminal
Router(config)#interface fastEthernet 0/0
Router(config-if)#ip address 192.1268.1.1 255.255.255.0

Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#exit
Router(config)#
Router(config)#interface fastethernet 1/0
Router(config-if)#ip address 192.168.1.1 255.255.255.252
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#exit
Router(config)#exit
Router#exit
Router 2
Router>en
Router#conf t
Router(config)#interface fastEthernet 0/0
Router(config-if)#ip address 192.168.1.2 255.255.255.252
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#exit
Router(config)#
Router(config)#interface fastEthernet 1/0
Router(config-if)#ip address 192.168.2.1 255.255.255.252
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#exit
Router(config)#
Router(config)#interface fastEthernet 2/0
Router(config-if)#ip address 192.168.2.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#exit
Router(config)#exit
Router#exit
Router 3
Router>en
Router#conf t
Router(config)#interface fastEthernet 0/0
Router(config-if)#ip address 192.168.2.2 255.255.255.252
Router(config-if)#no shutdown

29
Router(config-if)#exit
Router(config)#
Router(config)#interface fastEthernet 1/0
Router(config-if)#ip address 192.168.3.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#exit
Router(config)#
Router#exit
SETTING ROUTING
Router 1
Router>en

Router#configure [...]

Kita akan coba membahas cara mengkonfigurasi IP routing pada sebuah router,
bagaimana membagi-bagi alamat IP atau sering dikenal dengan SUBNETTING, dan
bagaimana mengkonfigurasi alamat IP pada tiap-tiap interface router dengan sebuah
subnet yang unik.

Sebelum melanjutkan ke materi, berikut istilah-istilah yang akan sering digunakan

• Address—Nomor ID unik yang di set pada sebuah host atau interface pada
sebuah jaringan.
• Subnet— Porsi/blok IP yang merupakan bagian dari jaringan (network sharing).
• Subnet mask—Kombinasi 32-bit, digunakan untuk mengilustrasikan porsi
dari sebuah alamat yang merefer pada subnet dan bagian/porsi yang merefer pada
host.
• Interface—Sebuah koneksi jaringan (antarmuka).

Sebuah alamat IP adalah sebuah alamat yang digunakan untuk mengidentifikasi sebuah
perangkat secara unik pada sebuah jaringan IP. Alamat IP terdiri dari 32 bit binary yang
terdiri dari porsi network dan porsi host dengan bantuan dari sebuah “subnet mask”. 32
bit binary terbagi dalam 4 octet (1 octet = 8 bit). Masing-masing octet dikonversi
menjadi ”decimal” dan dipisahkan dengan tanda titik (dot). Dengan demikian, sebuah
alamat IP dinyatakan dalam format ”dotted decimal” (contoh, 172.16.81.100). Nilai dari
masing-masing octet berkisar antara 0 sampai 255 dalam “decimal”, atau 00000000 -
11111111 dalam “binary”.

Berikut bagaimana ”octet binary” dikonversi ke ”decimal”: Bit paling kanan dari sebuah
octet memiliki nilai 20. Bit disebelah kirinya memiliki nilai 21. dan seterusnya sampai bit
paling kiri yang miliki nilai 27. Jadi jika semua bit bernilai 1, nilai ”decimal”-nya
menjadi 255 sebagai berikut :

11111111
128 64 32 16 8 4 2 1 (128+64+32+16+8+4+2+1=255)

30
Berikut contoh sederhana konversi sebuah octect jika tidak semua bit bernilai 1.

01000001
0 64 0 0 0 0 0 1 (0+64+0+0+0+0+0+1=65)

Dan berikut contoh sebuah alamat IP dengan ”binary” dan “decimal”-nya.

10. 1. 23. 19 (decimal)


00001010.00000001.00010111.00010011 (binary)

Octet - octect ini dibagi-dibagi untuk menyediakan sebuah skema pengalamatan yang
dapat mengakomodasi jaringan kecil maupun besar. Terdapat 5 kelas/class jaringan yang
berbeda, yaitu class A sampai class E.

Routing adalah proses dimana suatu item dapat sampai ke tujuan dari satu lokasi ke
lokasi lain. Beberapa contoh item yang dapat di-routing : mail, telepon call, dan data. Di
dalam jaringan, Router adalah perangkat yang digunakan untuk melakukan routing trafik.

Router atau perangkat-perangkat lain yang dapat melakukan fungsi routing,


membutuhkan informasi sebagai berikut :

• Alamat Tujuan/Destination Address - Tujuan atau alamat item yang akan


dirouting
• Mengenal sumber informasi - Dari mana sumber (router lain) yang dapat
dipelajari oleh router dan memberikan jalur sampai ke tujuan.
• Menemukan rute - Rute atau jalur mana yang mungkin diambil sampai ke
tujuan.
• Pemilihan rute - Rute yang terbaik yang diambil untuk sampai ke tujuan.
• Menjaga informasi routing - Suatu cara untuk menjaga jalur sampai ke tujuan
yang sudah diketahui dan paling sering dilalui.

31
KESIMPULAN
Mendiagnosa permasalahan yang terjadi pada jaringan berbasis luas atau wireless
dilakukan untuk mengetahui bagian-bagian perangkat hardware/software yang
kemungkinan mengalami kerusakan atau gangguan. Mendiagnosa kerusakan dapat
dilakukan secara hardware maupun secara software dengan indikasi-indikasi yang
dapat diamati. Untuk mendapatkan jaringan berbasis luas/wireless yang baik dan
bekerja secara normal harus dilakukan perawatan secara berkala. Perawatan ini
dilakukan untuk mengetahui kondisi perangkat pendukung dan kondisi jaringan
berbasis luas dalam berkomunikasi data. Dengan perawatan yang berkala diharapkan
sistem jaringan berbasis luas/wireless tersebut akan selalu dalam kondisi yang terjaga
dengan baik dan bekerja secara normal. WAN (Wide Area Network) sebaiknya di
setting Ipnya dengan sistem Automatic atau DHCP, karena lebih memudahkan kita
untuk mengatur IP
(Internet Protocol)di setiap Client yang terkoneksi di areal WAN yang kita kelola.Jadi
Admin tidak perlu mengatur Ip yang ada di client.

32
Penutup

Dengan diusunya makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan klita semua
tentang “INSTALASI JARINGAN WAN”. Penyusunan makalah ini masih banyak
dari kurang maka dari itu kami mohon kritik dan saran yang sebanyak banyaknya.

33
DAFTAR PUSTAKA

http://www.khairilthegreat.co.id
http://www.blog.ub.ac.id
http://fahrudin.wordpress.com
http://linux.or.id

34

Anda mungkin juga menyukai