Anda di halaman 1dari 5

Laporan Akhir Praktikum Farmakologi

PEMISAHAN SENYAWA DENGAN


KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS

Disusun oleh:

Amallya Fitra A. (230210090017)

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

2010
Pemisahan Senyawa dengan Kromatografi Lapis Tipis

Tujuan

Melakukan pemisahan substansi cairab pada komponen pada


ekstrak batang Avicennia.

Teori Dasar

Kromatografi digunakan untuk memisahkan substansi campuran


menjadi komponen-komponennya. Pemilihan teknik kromatografi
besar bergantung pada sifat kelarutan senyawa yang akan
dipisahkan.

Kromatografi juga merupakan pemisahan campuran senyawa


menjadi senyawa murninya dan mengetahui kuantitasnya. Untuk
itu, kemurnian bahan atau komposisi campuran dengan
kandungan yang berbeda daat dianalisis dengan benar. Tidak
hanya kontrol kualitas, analisis bahan makanan dan lingkungan,
tetapi juga kontrol dan optimasi reaksi kimia dan berdasarkan
penentuan analitik dari kualitas material. Teknologi yang penting
untuk analisis dan pemisahan preparatif pada campuran bahan
adalah prinsip dasar kromatografi.

KLT dapat digunakan untuk memisahkan senyawa-senyawa yang


sifatnya hydrofobik seperti lipida-lipida dan hidrokarbon yang
sukar dikerjakan dengan kromatografi kertas. KLT juga dapat
berguna untuk mencari eluen untuk kromatografi kolom, analisis
fraksi yang diperoleh dari kromatografi kolom, identifikasi
senyawa secara kromatografi, dan isolasi senyawa murni skala
kecil.

Data yang diperoleh dari KLT adalah nilai Rf yang berguna untuk
identifikasi senyawa. Nilai Rf untuk senyawa murni dapat
dibandingkan dengan nilai Rf dari senyawa standar. Nilai Rf
dapat didefinisikan sebagai jarak yang ditempuh oleh senyawa
dari titik asal dibagi dengan jarak yang ditempuh oleh pelarut
dari titik asal. Oleh karena itu bilangan Rf selalu lebih kecil dari
Rf.
Kromatografi lapis tipis dalam pelaksanaanya lebih mudah dan
lebih murah debandingkan dengan kromatografi kolom.
Demikian juga peralatan yang digunakan. Dlam kromatografi
lapis tipis, peralatan yang digunakan lebih sederhana dan dapat
dikatakan hampir semua laboratorium dapat melaksanakan
setiap saat secara cepat.

Ada beberapa keuntungan dari kromatografi lapis tipis, yaitu:

• Kromatografi lapis tipis banyak digunakan untuk tujuan


analisis.
• Identifikasi pemisahan komponen dilakukan dengan
pereaksi warna, fluorosensi atau dengan radiasi
menggunakan sinar ultraviulet.
• Dapat dilakukan elusi secara menaik (ascending),
menurun (descending), atau dengan cara elusi 2 dimensi.
• Ketepatan penentuan kadar akan lebih baik karena
komponen yang akan ditentukan merupakan bercak yang
tidak bergerak.

Alat dan Bahan

Alat :

– Kaca arloji
– Micropipet
– Hairdryer
– Bejana pemisah
– Plat KLT
– Lampu UV

Bahan :

– Sampel batang Avicennia


– n-heksana
– metanol
– aseton

Prosedur kerja
1. masukkan larutan n-heksana : metanol (8:2) kedalam
tabung, tutup dengan kaca arloji (larutan harus setinngi 1
cm).
2. Siapkan plat KLT.
3. Beri tanda pada plat KLT, bercak atau pita ditotolkan pada
jarak 15 mm dari tepi bawah lapisan.
4. Jarak antara satu bercak awal dengan bercak lainnya
adalah 3-5 mm.
5. Jarak antara bercak paling pinggir dengan tepi samping
adalah 10 mm.
6. Lapisan tidak boleh rusak selama penotolan cuplikan.
7. Untuk menotolkan sampel, digunakan micropipet yang
terlebih dahulu debersihkan dengan aseton.
8. Setelah itu dimasukkan micropipet ke dalam sampel.
9. Ke dalam bejana pemisah dimasukkan plat KLT yang telah
ditotol sampel.
10.Tunggu sampai larutan n-heksana : metanol naik ke atas
plat KLT.
11.Keringkan dengan hairdryer.
12.Pancarkan dengan lampu UV lalu tandai bercaknya.
13.Lakukan perhitungan Rf.

Hasil dan Pembahasan

KLT sampel = 1 mg daun Rhizophora

Pelarut = n-heksana : metanol

8 : 2

Volume pelarut 5 ml

n-heksana = 8/10 x 5 = 4 mg

metanol = 2/10x 5 = 1 mg

1,5 cm
1,5 cm

Gambar plat KLT

Senyawa-senyawa akan cenderung bergerak pada lempengan


kromatografi sebagaimana halnya pergerakan pelarut. Kita dapat
melihat mulai akan ada bercak terpisah-pisah, ini dikarenakan
setelah sampel dilarutkan eluen maka sampel akan ikut
berinteraksi juga dengan silika yang ada di lempengan, senyawa
yang terperangkap dibagian paling bawah menunjukan bahwa
senyawa tersebut paling tinggi kepolarannya. Senyawa ini dapat
membentuk ikatan hidrogen yang akan melekat pada silika lebih
kuat dibanding senyawa lainnya. Penyerapan merupakan
pembentukan suatu ikatan dari satu substansi pada permukaan.
Pada senyawa yang kurang polar akan terus naik sampai batas
atas.

Kesimpulan

– Sebelum memasukkan KLT, bejana pemisah dijenuhkan


dahulu
– Silika gel akan menangkap senyawa yang bersifat polar
– Pembuatan titik harus menggunakan pensil agar tidak ada
noda yang ikut naik bersama pelarut.

Daftar Pustaka

http://greenhati.blogspot.com/2009/01/kromatografi-lapis-
tipis.html

http://rgmaisyah.wordpress.com/2009/10/10/kromatografi-lapis-
tipis-thin-layer-chromatography

Anda mungkin juga menyukai