Anda di halaman 1dari 83

Oleh:

DESSY RIZKY
DEWI KARTIKA
NUR AINA
NURI AFINA
YANATA TETTI

PEMERINTAH KOTA MALANG


DINAS PENDIDIKAN

SMK NEGERI 8 MALANG


BERSERTIFIKASI INTERNASIONAL
Jl. Teluk Pacitan Malang Telp (0341) 479148 Fax (0341) 479164
Website : http://www.smkn8mlg.sch.id Email : admin@smkn8mlg.sch.id
*Bersikaplah seperti lilin yang rela
meleleh untuk menerangi manusia.*

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada
penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini ditulis dengan
tujuan untuk Tugas Akhir Pelajaran Instalasi Jaringan (WAN) di SMKN 8 Malang.

Dalam penyusunan makalah ini penulis memperoleh bantuan dari berbagai pihak baik secara
langsung maupun tidak langsung, oleh Karen itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Adi Priyono S.pd selaku kepala Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 8 Malang.
2. Darwis Suryantoro selaku Guru Pelajaran WAN Sekolah Menengah Kejuruhan Negeri 8
Malang.
3. Bapak dan Ibu guru SMKN 8 Malang, yang telah membimbing dan mengarahkan penulis.
4. Orang tua yang telah memberi semangat dan dorongan kepada penulis.
5. Teman-teman, siswa/siswi SMKN 8 Malang, yang telah memberi semangat dan dorongan
kepada penulis sampai selesainya makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan
kritik dan saran dari semua pihak demi perbaikan dan kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Malang, Mei 2010

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Motto.............…………………………………………………………………………………………………………………… i
Kata Pengantar ………………………………………………………………………………………………………………….. ii
Daftar Isi……………………………………………………………………………………………………………………………… iii

Bab 1 Instalasi Jaringan Menggunakan Debian 4.0…….………………………………………………….. 1


1.1 Konfigurasi Bios ……………………………………………………………………………………………………… 1
1.2 Instalasi Sistem Operasi …………………………………………………………………………………………. 3

Bab 2 Pengoperasian Dasar………………….………………………………………………………………………… 38


2.1 Login User or Root……..………………………………………………………………………………………... 38
2.2 Setting IP……………………………………………………………………………………………………………….. 39

Bab 3 Index CD Pacakage Library Debian………………………………………………………………………. 42


3.1 Indexing CD…….…………………………………………………………………………………………………….. 42

Bab 4 Instalasi Package Multi User…….………………………………………………………………………….. 44


4.1 SSH Server……….……………………………………………………………………………………………………. 44
4.2 DHCP Server…..…………………………………………………………………………………………………….. 46
4.3 Web Server With PHP & Data Base Server (LAMP)………..…………………………………….. 49
4.4 Proxy Server………………………………………………………………………………………………………….. 54
4.5 DNS Server.......…………………………………………………………………………………………………….. 60
4.6 Mail Server……..…………………………………………………………………………………………………….. 62

Bab 5 Routing…………………………………………………………………………………………………………………. 66
5.1 Pengertian Routing……..……………………………………………………………………………………….. 66
5.2 Konsep Routing …………………………………………………………………………………………………….. 66
5.2.1 Routing Static ………………………………………………………………………………………… 66
5.2.2 Routing Dinamis…………..…………………………………………………………………………… 68

Kesimpulan & Saran…….…………………………………………………………………………………………………….. 78

Daftar Pusataka………………………………………………………………………………………………………………… 79

iii
Bab I
Instalasi Jaringan Menggunakan
Debian 4.0
1.1 Konfigurasi BIOS

1. Tekan tombol F2 untuk masuk ke BIOS SETUP.

2. Masuk ke tab Boot

Instalasi Jaringan| 1
3. Atur Booting pertama ke CD-ROM Drive

4. Kemudian Keluar dari BIOS SETUP

Instalasi Jaringan| 2
1.2 Instalasi Sistem Operasi

1. Masukkan CD 1 Debian 4.0 Etch ke dalam CD-ROM Drive.


2. Tunggu sampai muncul tampilan Debian. Kemudian tekan tombol ENTER langsung
untuk tampilan instalasi Text . Atau instalasi berbasis GUI silahkan diketikan
“installgui” (tanpa tanda petik), kemudian Tekan tombol ENTER.

Instalasi Jaringan| 3
3. Tunggu sampai muncul tampilan pemilihan Bahasa. Pilih English, Kemudian tekan
tombol ENTER.

Instalasi Jaringan| 4
4. Pilih Other, Kemudian pilih Indonesia.

Instalasi Jaringan| 5
Instalasi Jaringan| 6
5. Pilih Keyboard Map Standar American English/US
English.

Instalasi Jaringan| 7
6. Pilih Cancel jika menampilkan permintaan IP DHCP, karena akan dikonfigurasikan
secara statis/manual.

Instalasi Jaringan| 8
7. Pilih Do not Configuration, karena dalam tahap berikutnya kita akan
mengkonfigurasi ip berbasis text.

Instalasi Jaringan| 9
8. Isikan Nama Host(Hostname)

Instalasi Jaringan| 10
Instalasi Jaringan| 11
9. Konfigurasikan partisi secara
Manual

10. Pilih Harddisk yang akan dipartisi.

Instalasi Jaringan| 12
11. Pilih Yes untuk membuat table harddisk baru.

Instalasi Jaringan| 13
12. Pilih Yang FREESPACE

Instalasi Jaringan| 14
13. Pilih create a new partition.

Instalasi Jaringan| 15
14. Isikan Ukuran Partisi yang akan dibuat. Misalnya akan membuat partisi untuk
Swap. Ukuran partisi swap akan lebih stabil jika minimal 2x Ukuran RAM.

15. Pilih Logical jika diletakan di akhir table partisi.

Instalasi Jaringan| 16
16. Pilih End supaya diletakkan di akhir.

Instalasi Jaringan| 17
17. Ganti Jenis file system dari ext3 ke swap.

Instalasi Jaringan| 18
18. Pilih Done setting up the partition. Untuk swap biarkan Bootable Flag Off.

Instalasi Jaringan| 19
19. Pilih opsi yang FREESPACE.

Instalasi Jaringan| 20
20. Buat partisi baru langsung tekan tombol ENTER.

21. Biarkan terisi otomatis untuk partisi root ukurannya sisa freespace Harddisk.

Instalasi Jaringan| 21
22. Pilih Primary.

Instalasi Jaringan| 22
23. Mount Point “/” (tanpa tanda petiik).

Instalasi Jaringan| 23
24. Ganti Bootable Flag On

Instalasi Jaringan| 24
25. Jika sudahsselesai partisi. Pilih Finish.

Instalasi Jaringan| 25
26. Pilih Yes jika sudah yakin partisi akan ditulis ke harddisk.

Instalasi Jaringan| 26
27. Pilih Jakarta untuk pilihan Zona Waktu.

Instalasi Jaringan| 27
28. Isikan Kata Sandi Root

Instalasi Jaringan| 28
Instalasi Jaringan| 29
29. Isikan Nama Lengkap
pemakai.

30. Isikan namauser untuk login.

Instalasi Jaringan| 30
31. Isikan Kata Sandi User.

Instalasi Jaringan| 31
32. Ulangi isikan kata sandi User.

Instalasi Jaringan| 32
33. Pilih No untuk memakai distribusi package dari jaringan.

Instalasi Jaringan| 33
34. Pilih Continue.

35. Pilih No untuk tidak ikut survei.

Instalasi Jaringan| 34
36. Untuk Text Mode, Desktop Enviromentnya di non –aktifkan menggunakan tombol
spasi.

Instalasi Jaringan| 35
37. Klik Continue.

38. Pilih Yes untuk menulis GRUB loader ke MBR.

Instalasi Jaringan| 36
39. Tunggu sampai muncul tampilan Installation Complete yang berarti proses instalasi
OS stelah selesai. Pilih Continue.

Instalasi Jaringan| 37
BAB 2
Pengoperasian Dasar
2.1 Login user or Root

1. Tampilan setelah PC dinyalahkan.

Instalasi Jaringan| 38
2. Masukkan username dan password yang telah di masukkan pada saat instalasi.

3. Ketikkan perintah su untuk login ke root dan kemudian masukkan password root.
Jika lambing usernya $(Dolar) artinya masih terbatas hak aksesnya. Jika
lambangnya #(Pagar) artinya telah login root dan bias mengubah/menkonfigurasi
apapun yang ada pada system.

Instalasi Jaringan| 39
2.2 Setting IP

1. Ketikkan perintah ifconfig untuk menampilkan konfigurasi IP yang telah ada.

2. Konfigurasi IP ada 2 Cara.


CARA 1: menggu8nakan perintah
ifconfig<spasi><nama Interface><Alamat IP>up
Kelemahannya: Pada waktu PC Mati konfigurasi akan hilang.

Instalasi Jaringan| 40
3. Cara 2: meletakkan konfigurasi IP ke file yang telah disediakan menggunakan
text editor seperti nano. Dengan cara ini konfigurasi IP tetap ada
nano /etc/network/interfaces

4. Masukkan konfigurasi IP dengan ketentuan berikut:

[…]
auto <nama Interface>
Iface <nama interface> inet <static/dhcp>
#jika memilih opsi dhcp baris dibawah ini tidak perlu ditulis.
address <alamat ip>
netmask <subnet mask>
gateway <ip default gateway>
[…]

Kemudian simpan dengan menekan tombol CTRL+X, kemudian tekan Tombol


Y, lalu ENTER.

5. Jika telah di konfigurasi, ketikkan perintah


/etc/init.d/networking/restart

Instalasi Jaringan| 41
Untuk merestart Service Network, supaya di load kembali.
Kemudian Cek IP telah terkonfigurasi menggunakan perintah,
Ifconfig <nama Interface>

BAB 3
Index CD Pacakage Library Debian
3.1 Indexing CD

Indexing CD digunakan untuk mendaftar/mendata isi di tiap-tiap CD Debian.


Untuk Pembuatan server sederhana, hanya dibutuhkan CD Debian 4.0 Etch CD
Binary 1- CD Binary 8
1. Ketikkan perintah
apt-cdrom add

2. Kemudian masukkan CD Debian mulai CD 2. Kemudian Tekan ENTER.

Instalasi Jaringan| 42
3. Lanjutkan dengan cd berikutnya…
4. Untuk mengecek CD berapa yang telah di index, ketikkan perintah
nano /etc/apt/sources.list

Instalasi Jaringan| 43
BAB 4
Instalasi Package Multi Server
4.1 SSH Server
1. Intalasi ketikkanPerintah:
#apt-get install openssh-server

Instalasi Jaringan| 44
1. Konfigurasi:
# nano /etc/ssh/sshd_config

NB: Untuk SSH tidak perlu dikonfigurasi, karena telah otomatis berfungsi.

Instalasi Jaringan| 45
2. Untuk Pengujian, Ketikkan perintah:
#ssh <alamat ip ssh server> -l <nama user> -p <nomor port>

Kemudian ketikkan yes untuk menyetujui enkripsi yang diberiakn, lalu masukkan
password.

Ketikkan perintah w untuk memeriksa yang telah login aktif di server tersebut.
Kemudian ketik perintah exit untuk mengakiri ssh.

Instalasi Jaringan| 46
4.2 DHCP Server
1. Instalasi, ketikkan perintah:
#apt-get install dhcp3-server

Instalasi Jaringan| 47
2. Konfigurasi:
a. Ketikkan perintah:
Nano /etc/dhcp3/dhcpd.conf

b. Berilah #(pagar) pada 4 Baris “# option” seperti gambar dibawah ini.

c. Cari baris seperti dibawah ini yang dimulai dengan A slight

Instalasi Jaringan| 48
Hilangkan pagar seperti gambar dibawah ini, kemudian konfigurasikan sesuai
dengan Alamat IP yang dikehendaki.

d. Setelah disimpan dan dikonfigurasi, Service dhcp harus di restart terlebih


dahulu.

e. Pengujian menggunakan client dihubungkan ke server tersebut. Jika client


mendapatkan alamat IP sesuai dengan konfigurasi, berarti berhasil.

4.3 Web Server with PHP & Database Server (LAMP)

1. Instalasi ketikkan perintah:


#apt-get install apache2 php5 mysql-server-5.0 phpmyadmin links

Instalasi Jaringan| 49
2. Konfigurasi:
a. Ketikkan perintah:
#nano /etc/apache2/site-enabled/00-default

b. Tambahkan #(pagar) di depan untuk menonaktifkan.

Instalasi Jaringan| 50
c. Kemudian Simpan dengan menekan CTRL+X, kemudian Y, lalu ENTER.

d. Kemudian restart service apache2. Untuk me-load file konfigurasi.


Dengan perintah: /etc/init.d/apache2 restart
3. Pengujian:
a. Menggunakan phpmyadmin, ketikkan perintah:
links http://localhost/phpmyadmin/

Instalasi Jaringan| 51
Untuk keluar tekan tombol q atau CTRL+C atau CTRL+Z

b. Cara ke dua dengan member file html di /var/www, ketikkan perintah:


nano /var/www/rafael.php

c. Boleh diisi bahasa html atau php. Atau isikan


<?php phpinfo(); ?>

Instalasi Jaringan| 52
d. Kemudian Exit, kemudian test menggunakan links text browser. Dengan
perintah:
links http://localhost/dewi.php
jika muncul seperti yang diharapkan dari kode html diatas, berarti
berhasil.

Instalasi Jaringan| 53
4.4 Proxy Server

1. Perintah:
#apt-get install squid

Instalasi Jaringan| 54
2. Konfigurasi:
a. Ketikkan perintah:
nano /etc/squid/squid.conf

Instalasi Jaringan| 55
b. Tekan CTRL+W untuk mencari visible_hostname

Instalasi Jaringan| 56
Tambahkan baris:
visible_hostname proxy.rafael.org

c. Tekan CTRL+W untuk mencari “insert your”

Instalasi Jaringan| 57
Untuk menublok semua sumber ip
Tambahkan baris:
http_access allow all

Instalasi Jaringan| 58
d. Restart service squid menggunakan perintah:
/etc/init.d/squid restart

Instalasi Jaringan| 59
4.5.1 DNS Server
1. Instalasi Perintah:
#apt-get install bind9
2. Konfigurasi:

nano /etc/bind/named.conf.local

tambahkan baris

[…]

zone "smkn8mlg.sch.id" {

type master;

file "/ etc/bind/db.smkn8.co.id ";

};

zone "in-addr.arpa" {

type master;

file "/ etc/bind/ptr ";

};

Instalasi Jaringan| 60
[…]

nano /etc/bind/ptr

nano /etc/bind/db.smkn8.co.id

3. Pengujian menggunakan perintah:


nslookup <nama domain/ip untuk ptr>

Instalasi Jaringan| 61
4.5.2 Mail Server
1. Instalasi Perintah:

Instalasi Jaringan| 62
#apt-get remove
exim4*

Instalasi Jaringan| 63
#apt-get install postfix dovecot* squirrelmail

2. Konfigurasi:
Untuk Package dovecot tidak diperlukan konfigurasi, hanya konfigurasi
virtual host di apache
a. Nano /etc/apache/sites-enabled/00-default
b. Tambahkan baris sebelum […] </Virtual Host>
Alias /mail “/usr/share/squirrelmail”
3. Pengujian:
Menggunakan perintah telnet <port mail 25/110>
Atau menggunakan perintah:
links http://localhost/mail

Instalasi Jaringan| 64
Kemudian login menggunakan username dan password anda.

Instalasi Jaringan| 65
BAB 5
Routing
5.1 Pengertian Routing

Routing adalah suatu protokol yang digunakan untuk mendapatkan rute


dari satu jaringan ke jaringan yang lain. Rute ini, disebut dengan route dan
informasi route secara dinamis dapat diberikan ke router yang lain ataupun dapat
diberikan secara statis ke router lain.

Routing adalah proses dimana suatu router mem-forward paket ke jaringan


yang dituju. Suatu router membuat keputusan berdasarkan IP address yang dituju
oleh paket. Semua router menggunakan IP address tujuan untuk mengirim paket.
Agar keputusan routing tersebut benar, router harus belajar bagaimana untuk
mencapai tujuan. Ketika router menggunakan routing dinamis, informasi ini
dipelajari dari router yang lain. Ketika menggunakan routing statis, seorang
network administrator mengkonfigurasi informasi tentang jaringan yang ingin
dituju secara manual.

5.2 Konsep Routing

Jika routing yang digunakan adalah statis, maka konfigurasinya harus


dilakukan secara manual, administrator jaringan harus memasukkan atau
menghapus rute statis jika terjadi perubahan topologi. Pada jaringan skala besar,
jika tetap menggunakan routing statis, maka akan sangat membuang waktu
administrator jaringan untuk melakukan update table routing. Karena itu routing
statis hanya mungkin dilakukan untuk jaringan skala kecil. Sedangkan routing
dinamis bias diterapkan di jaringan skala besar dan membutuhkan kemampuan
lebih dari administrator.
Static

Dynamic

5.2.1 Routing Static

Cara kerja routing statis dapat dibagi menjadi 3 bagian:

- Administrator jaringan yang mengkonfigurasi router.


- Router melakukan routing berdasarkan informasi dalam tabel routing.

Instalasi Jaringan| 66
- Routing statis digunakan untuk melewatkan paket data.
Seorang administrator harus menggunakan perintah ip route secara
manual
untuk mengkonfigurasi router dengan routing statis.

Langkah-langkah untuk melakukan konfigurtasi routing statis adalah sebagai


berikut:

- Langkah 1 – tentukan dahulu prefix jaringan, subnet mask dan address.


Address bias saja interface local atau next hop address yang menuju tujuan.

- Langkah 2 – masuk ke mode global configuration.

- Langkah 3 – ketik perintah ip route dengan prefix dam mask yang diikuti
dengan address seperti yang sudah ditentukan di langkah 1. Sedangkan untuk
administrative distance bersifat tambahan, boleh digunakan boleh tidak.

- Langkah 4 – ulangi langkah 3 untuk semua jaringan yang dituju yang


telah ditentukan pada langkah 1.

- Langkah 5 – keluar dai mode global configuration.

- Langkah 6 – gunakan perintah copy running-config startup-config untuk


menyimpan konfigurasi yang sedang aktif ke NVRAM.

Gambar 1. Contoh konsep routing

Konfigurasi routing dengan cli


ip route network subnet mask next hoop
contoh: ip route 192.168.3.0 255.255.255.0 172.16.2.2

Instalasi Jaringan| 67
atau dapat juga dengan langsung caranya seperti gambar di bawah
ini

5.2.2 ROUTING DINAMIS


Apabila jaringan memiliki lebih dari satu kemungkinan rute untuk tujuan yang
sama maka perlu digunakan dynamic routing. Sebuah dynamic routing dibangun
berdasarkan informasi yang dikumpulkan oleh protokol routing. Protokol ini
didesain untuk mendistribusikan informasi yang secara dinamis mengikuti
perubahan kondisi jaringan. Protokol routing mengatasi situasi routing yang
kompleks secara cepat dan akurat. Protokol routng didesain tidak hanya untuk
mengubah ke rute backup bila rute utama tidak berhasil, namun juga didesain
untuk menentukan rute mana yang terbaik untuk mencapai tujuan tersebut.
Pengisian dan pemeliharaan tabel routing tidak dilakukan secara manual oleh
admin. Router saling bertukar informasi routing agar dapat mengetahui alamat
tujuan dan menerima tabel routing. Pemeliharaan jalur dilakukan.

Instalasi Jaringan| 68
A. ALGORITMA ROUTING

Klasifikasi Algoritma Routing :

1. Global
Semua router memiliki informasi lengkap mengenai topologi, link cost.
Contohnya adalah algoritma link state.

2. Desentrasilasi

• Router mengetahui koneksi fisik atau link cost ke tetangga,

• Terjadi pengulangan proses komputasi dan mempertukarkan,

• Informasinya ke router tetangganya, contohnya adalah algoritma distance


vector

1. DISTANCE VECTOR

Algoritma routing distance vector secara periodik menyalin table routing


dari router ke router. Perubahan table routing ini di-update antar router yang
saling berhubungan saat terjadi perubahan topologi. Setiap router menerima table
routing dari router tetangga yang terhubung secara langsung.Proses routing ini
disebut juga dengan routing Bellman-Ford atau Ford-Fulkerson. Routing vektor
jarak beroperasi dengan membiarkan setiap router menjaga tabel (sebuah vektor)
memberikan jarak yang terbaik yang dapat diketahui ke setiap tujuan dan saluran
yang dipakai menuju tujuan tersebut. Tabel-tabel ini di-update dengan cara saling
bertukar informasi dengan router tetangga.

Instalasi Jaringan| 69
Routing distance vektor bertujuan untuk menentukan arah atau vektor dan
jarak ke link-link lain di suatu internetwork. Sedangkan link-state bertujuan untuk
menciptakan kembali topologi yang benar pada suatu internetwork.

Misal, router Y menerima tabel informasi estimasi dari router X, dimana terdapat
Xi, yang menyatakan estimasi waktu yang dibutuhkan oleh X untuk sampai ke
router i. Bila Y mengetahui delay ke X sama dengan m milidetik, Y juga
mengetahui bahwa Y dapat mencapai router i dalam Xi + m milidetik.

Struktur data tabel Distance Vector :

• Setiap node (router) memilikinya,

• Baris digunakan menunjukkan tujuan yang mungkin,

• Kolom digunakan menunjukkan untuk setiap node tetangga secara


langsung,

• Sebagai contoh : pada router X, untuk tujuan Y melalui tetangga Z.

• Pembentukan tabel routing dilakukan dengan cara tiap-tiap router saling


bertukar informasi routing dengan router yang terhubung secara langsung.
• Proses pertukaran informasi dilakukan secara periodik, misal setiap 45
detik.

Update table routing dilakukan ketika terjadi perubahan toplogi jaringan. Sama
dengan proses discovery, proses update perubahan topologi step-by-step dari
router ke router. Gambar diatas menunjukkan algoritma distance vector
memanggil ke semua router untuk mengirim ke isi table routingnya. Table routing
berisi informasi tentang total path cost yang ditentukan oleh metric dan alamat

Instalasi Jaringan| 70
logic dari router pertama dalam jaringan yang ada di isi table routing, seperti
skema oleh gambar di bawah ini.

Analogi distance vector dapat dianalogikan dengan jalan tol. Tanda yang
menunjukkan titik ke tujuan dan menunjukkan jarak ke tujuan. Dengan adanya
tanda-tanda seperti itu pengendara dapat dengan mudah mengetahui perkiraan
jarak yang akan ditempuh untuk mencapai tujuan. Dan tentunya jarak terpendek
adalah rute yang terbaik.

2. LINK-STATE

Algoritma link-state juga dikenal dengan algoritma Dijkstra atau algoritma


shortest path first (SPF). Algoritma ini memperbaiki informasi database dari

informasi topologi. Algoritma distance vector memiliki informasi yang tidak


spesifik tentang distance network dan tidak mengetahui jarak router. Sedangkan
algortima link-state memperbaiki pengetahuan dari jarak router dan bagaimana
mereka inter-koneksi.

Beberapa fitur yang dimiliki oleh routing link-state adalah:

1. Link-state advertisement (LSA) – paket kecil dari informasi routing yang


dikirim antar router.
2. Topological database – kumpulan informasi yang dari LSA-LSA.
3. SPF algorithm – hasil perhitungan pada database sebagai hasil dari pohon
SPF.
4. Routing table – adalah daftar rute dan interface.

KONSEP LINK STATE

Dasar algoritma routing yang lain adalah algoritma link state. Algoritma link state
biasa disebut sebagai algoritma Dijkstra atau algoritma Shortest Path First (SPF).

• Setiap router mempunyai peta jar,

Instalasi Jaringan| 71
• Router menentukan rute ke setiap tujuan di jar berdasarkan peta jar
tersebut.
• Petajaringan disimpan router dalam bentuk database sebagai hasil dari
pertukaran info link-state antara router-router bertetangga di jar tersebut.
• Setiap record dalam database menunjukkan status sebuah jalur dijar (link-
tate).
• Menerapkan algoritma Dijkstra.
• Topologi jaringan dan link cost diketahui oleh semua node router.
• Dilakukan dengan cara mem-broadcast informasi link state.
• Semua node memiliki informasi yang sama.
• Menghitung cost terkecil dari satu node ke node lainnya.
• Memberikan tabel rute untuk router tersebut setelah iterasi sebanyak n,
diketahui link cost terkecil untuk n tujuan.

B. PROTOKOL ROUTING

Routing protocol berbeda dengan routed protocol. Routing protocol adalah


komunikasi antara router-router. Routing protocol mengijinkan router-router
untuk sharing informasi tentang jaringan dan koneksi antar router. Router
menggunakan informasi ini untuk membangun dan memperbaiki table routingnya.
Seperti pada gambar di bawah ini.

Protokol routing dinamik yang banyak digunakan dalam internetworking TCP/IP


adalah RIP (Routing Information Protocol) yang menggunakan algoritma routing
distance vector dan OSPF (Open Shortest Path First) yang
menggunakan.algoritma link-state. Pada layer TCP/IP, router dapat menggunakan
protokol routing untuk membentuk routing melalui suatu algoritma yang meliputi:

1. RIP — menggunakan protokol routing interior dengan algoritma distance


vector,

Instalasi Jaringan| 72
2. IGRP — menggunakan protokol routing interior dengan algoritma Cisco
distance vector,
3. OSPF — menggunakan protokol routing interior dengan algoritma link
state,
4. EIGRP — menggunakan protokol routing interior dengan algoritma
advanced Cisco distance vector.

Routing Information Protocol (RIP)

Routed protocol digunakan untuk user traffic secara langsung. Routed


protocol menyediakan informasi yang cukup dalam layer address jaringannya
untuk melewatkan paket yang akan diteruskan dari satu host ke host yang lain
berdasarkan alamatnya.
RIP merupakan salah satu protokol routing distance vector yang digunakan oleh
ribuan jaringan di dunia. Hal ini dikarenakan RIP berdasarkan open standard dan
mudah diimplementasikan. Tetapi RIP membutuhkan konsumsi daya yang tinggi
dan memerlukan fitur router routing protokol. Dasar RIP diterangkan dalam RFC
1058, dengan karakteristik sebagai berikut:

• Routing protokol distance vector,

• Metric berdasarkan pada jumlah lompatan (hop count) untuk pemilihan


jalur,

• Jika hop count lebih dari 15, maka paket dibuang,

• Update routing dilakukan secara broadcast setiap 30 detik.

1. RIP Versi 1

• Dokumen –> RFC1058.

• RIP V1 routing vektor-jarak yang dimodifikasi dengan triggered update


dan split horizon dengan poisonous reverse untuk meningkatkan
kinerjanya.

• RIP V1 diperlukan supaya host dan router dapat bertukar informasi untuk
menghitung rute dalam jaringan TCP/IP.
• Informasi yang dipertukarkan RIP berupa :
a.Host
b. Network
c. Subnet
d. Rutedefault

2. RIP Versi 2

• Enhancement dari RIP versi1 ditambah dengan beberapa kemampuan


baru,

Instalasi Jaringan| 73
• Algoritma routing sama dengan RIP versi1,

• Bedanya terletak pada format dengan tambahan informasi yang dikirim,

• Kemampuan baru :

a.Tag–>untukruteeksternal.
b.Subnetmask.
c.Alamathopberikutnya.
d. Autentikasi.

IGRP (Interior Gateway Routing Protocol)

IGRP merupakan distance vector IGP. Routing distance vector mengukur


jarak secara matematik. Pengukuran ini dikenal dengan nama distance vector.
Router yang menggunakan distance vector harus mengirimkan semua atau
sebagian table routing dalam pesan routing update dengan interval waktu yang
regular ke semua router tetangganya. Isi dari informasi routing adalah:

• Identifikasi tujuan baru,

• Mempelajari apabila terjadi kegagalan.

IGRP adalah routing protokol distance vector yang dibuat oleh Cisco. IGRP
mengirimkan update routing setiap interval 90 detik. Update ini advertise semua
jaringan dalam AS. Kunci desain jaringan IGRP adalah:

• Secara otomatis dapat menangani topologi yang komplek,

• Kemampuan ke segmen dengan bandwidth dan delay yang berbeda,

• Skalabilitas, untuk fungsi jaringan yang besar.

Secara default, IGRP menggunakan bandwidth dan delay sebagai metric. Untuk
konfigurasi tambahan, IGRP dapat dikonfigurasi menggunakan kombinasi semua
varibel atau yang disebut dengan composite metric. Variabel-variabel itu
misalnya:

• Bandwidth

• Delay

• Load

• Reliability

IGRP yang merupakan contoh routing protokol yang menggunakan algoritma


distance vector yang lain. Tidak seperti RIP, IGRP merupakan routing protokol

Instalasi Jaringan| 74
yang dibuat oleh Cisco. IGRP juga sangat mudah diimplementasikan, meskipun
IGRP merupakan routing potokol yang lebih komplek dari RIP dan banyak faktor
yang dapat digunakan untuk mencapai jalur terbaik dengan karakteristik sebagai
berikut:

• Protokol Routing Distance Vector.


• Menggunakan composite metric yang terdiri atas bandwidth, load,
delay dan reliability.
• Update routing dilakukan secara broadcast setiap 90 detik.

OSPF (Open Shortest Path First)

OSPF merupakan interior routing protocol yang kepanjangan dari Open


Shortest Path First. OSPF didesain oleh IETF ( Internet Engineering Task Force )
yang pada mulanya dikembangkan dari algoritma SPF ( Shortest Path First ).
Hampir sama dengan IGRP yaitu pada tahun 80-an.
Pada awalnya RIP adalah routing protokol yang umum dipakai, namun ternyata
untuk AS yang besar, RIP sudah tidak memadai lagi. OSPF diturunkan dari
beberapa periset seperti Bolt, Beranek, Newmans. Protokol ini bersifat open yang
berarti dapat diadopsi oleh siapa pun. OSPF dipublikasikan pada RFC nomor
1247. OSPF menggunakan protokol routing link-state, dengan karakteristik
sebagai berikut:

• Protokol routing link-state.


• Merupakan open standard protokol routing yang dijelaskan di RFC 2328.
• Menggunakan algoritma SPF untuk menghitung cost terendah.
• Update routing dilakukan secara floaded saat terjadi perubahan topologi
jaringan.
• OSPF adalah linkstate protokol dimana dapat memelihara rute dalam
dinamik network struktur dan dapat dibangun beberapa bagian dari
subnetwork.
• OSPF lebih effisien daripada RIP.
• Antara RIP dan OSPF menggunakan di dalam Autonomous System ( AS ).
• Menggunakan protokol broadcast.

EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol)

EIGRP menggunakan protokol routing enhanced distance vector, dengan


karakteristik sebagai berikut:

• Menggunakan protokol routing enhanced distance vector.


• Menggunakan cost load balancing yang tidak sama.
• Menggunakan algoritma kombinasi antara distance vector dan link-state.
• Menggunakan Diffusing Update Algorithm (DUAL) untuk menghitung
jalur terpendek.

note:

Instalasi Jaringan| 75
• Pada penggunaan EIGRP menggunakan autonomous sytem yang disebut
sistem routing.
• router – router yang berada dalam suatu autonomuos sytem yang sama
disebut Gateway Protocol (IGP)
• Routing didalam satu subnet dengan outonomous yang sama disebut
system routing.
• Routing diantara dua subnet yang berlainan dengan autonomous system
yang sma disebut interior routing.
• Jika router yang berada dalam suatu autonomuos system berhubungan
dengan router lain,jenis protokol routing yang mengatur disebut Exterior
ateway Protocols (EGP)

• Pada penerapan Dynamic routing terdapat konsep classfull dan classless.


• Classfull adalah penerapan subnet secara penuh atau default. /24,/16,/8
artinya penggunaan kelas full dikonsep ini.
• Classless artinya kita dapat mengunakan semua subnet yang dapat
digunakan maksudnya kita dapat menggunakan metode VLSM pada
penerapannya.
• Dynamic routing Classfull : Rip V1, IGRP
• Dynamic routing ClassLess : IS-IS,Rip V2,OSPF,EIGRP, dan BGP

Convergence

Instalasi Jaringan| 76
Convergence adalah suatu bahasan dalam Dynamic routing yang mempunyai
keadaan dimana ketika semua router telah mempunyai routing tabel mereka
sendiri sacara tetap dan konsisten. Jaringan yang Convergence ketika semua
router telah mendapatkan hasil lengkap dan akurat mengenai informasi jaringan.
Waktu convergence adalah waktu saar semua router berbagi informasi,
menghitung jalur terbaik, mengperbaharui Routing tabel mereka. Jaringan tidak
akan berhenti beroperi sanpai semua network mendapatkan status convergence,
kebanyakan jaringan mempunyai waktu yang singkat untuk mengubah statusnya
menjadi convergence.

Convergence mengambungkan sifat kolaborasi dan independen,artinya selain


router membuat informasi routingnya sendiri tapi juga berkerjasama dengan
router lain untuk menentukan jalur tebaik, serta mengantisipasi terhadap
perubahan topologi bersama router lain.pencapaian status convergence secara
cepat menandakan protokol routing yang lebih baik, RIP dan IGRP adalah jenis
convergence yang lambat, EIGRP dan OSPF adalah jenis convergence yang cepat.

Instalasi Jaringan| 77
Kesimpulan
Dan Saran
Kesimpulan:

Teknik jaringan komputer merupakan kajian yang sangat kompleks. Makalah ini secara
umum menjelaskan tentang Administrasi Jaringan Komputer menggunakan Linux
Debian 4.0. Materi y ang disajikan dalam makalah ini antara lain:

1. Instalasi Wan
2. Instalasi DHCP
3. Instalasi Web Server
4. Instalasi DNS Server
5. Konsep Routing
• Makalah ini disusun agar pembaca lebih memahami tentang instalasi Linux
Debian 4.0.
• Instalasi berbasis Gui lebih mudah dari pada berbasis Text

Saran:

1. Semoga makalah yang telah kami buat bermanfaat bagi pembaca


2. Semoga pembaca bisa mengembangkan ilmu yang ada dalam makalah ini

Instalasi Jaringan| 78
Daftar Pustaka
http://www.budi.insan.co.id/presentations/routing-internet.ppt

http://www.poetra-banyoemas.co.cc/2009/01/mengatur-konfigurasi-services-
samba.html

http://www.scribd.com/doc/6668943/Rpp-WAN-Jadi

http://ajie.students-blog.undip.ac.id/

Instalasi Jaringan| 79

Anda mungkin juga menyukai