Anda di halaman 1dari 10

KEBIASAAN BELAJAR SISWA DAN KAITANNYA

DENGAN BIMBINGAN BELAJAR YANG DILAKSANAKAN


OLEH GURU PEMBIMBING
(STUDY DI SMP N 1 CURUP TIMUR)
TP 2009/2010

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Seseorang yang memiliki tingkat kecerdasan yang relatif tinggi


cenderung lebih baik prestasi belajarnya dibandingkan dengan seseorang yang
memiliki tingkat kecerdasan yang relatif rendah. Namun demikian,faktor
kecerdasan bukanlah satu-satunya faktor yang menentukan prestasi yang akan
dicapai siswa. Faktor non intelektif di antaranya adalah motivasi dan
kebiasaan. Motivasi merupakan faktor yang sangat penting dalam proses
belajar guna mencapai prestasi yang diharapkan. Ini dikarenakan motivasi
merupakan pendorong dan penggerak individu yang dapat menimbulkan dan
memberikan arah bagi individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu
untuk mencapai tujuannya. Standar nilai baik nilai ketuntasan belajar maupun
kelulusan yang ditetapkan secara Nasional yang harus dicapai oleh siswa
dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar dan berprestasi. Serta
membuat siswa tertuntut untuk mengubah kebiasaan belajarnya ke arah yang
lebih baik. Kebiasaan belajar merupakan pola belajar yang ada pada diri siswa
yang bersifat teratur dan otomatis.

Kebiasaan bisa diartikan sebagai hal-hal yang dilakukan berulang-


ulang, sehingga dalam melakukan itu tanpa memerlukan pemikiran. Misalnya
orang yang terbiasa tidur setelah sholat zdhuhur, akan melakukannya setiap
hari tanpa begitu memerlukan pemikiran dan konsentrasi yang penuh.
Kebiasaan belajar adalah segenap perilaku siswa yang ditujukan secara
langsung dari waktu-kewaktu dalam rangka pelaksanaan studi di sekolah.
Perlu diperhatikan bahwa kebiasaan belajar tidaklah sama dengan ketrampilan
belajar. Kebiasaan belajar adalah perilaku belajar seseorang dari waktu

1
kewaktu dengan cara yang sama, sedang ketrampilan belajar adalah suatu
sistem, metode, teknik yang telah dikuasai untuk melakukan studi.

Kebiasaan belajar bukan merupakan bakat alamiah yang berasal dari


faktor bawaan, tetapi merupakan perilaku yang dipelajari dengan secara
sengaja dan sadar selama beberapa waktu. Karena diulang sepanjang waktu,
berbagai perilaku itu begitu terbiasakan sehingga akhirnya terlaksana secara
spontan tanpa memerlukan pikiran sadar sebagai tanggapan otomatis terhadap
sesuatu proses belajar. Tentu saja kebiasaan belajar adakalanya merupakan
kebiasaan belajar yang baik dan kebiasaan belajar yang buruk kebiasaan
belajar yang baik akan membantu peserta didik untuk menguasi pelajarannya,
menguasai materi dan meraih sukses dalam sekolah. Sedangkan kebiasaan
belajar yang buruk akan mempersulit peserta didik untuk memahami
pelajarannya dan menghambat kemajuan studi serta menghambat kesuksesan
studi di sekolah.

Pembentukan kebiasaan belajar bisa dipengaruhi oleh imitasi dan


sugesti. Kebiasaan belajar yang baik dapat terbentuk karena lingkungan
tempat peserta didik belajar merupakan lingkungan yang sudah terbiasa
melakukan aktivitas belajar secara teratur. Kebiasaan ini bisa terbentuk secara
tidak sadar sejak kecil melalui imitasi dari keluarga. Yang kedua sugesti,
emosi seseorang tergantung pada emosi dan sikap orang banyak. Hal ini
sering disebut sebagai herd-instinct atau naluri gerombolan. Diantara cara
membentuk kebiasaan belajar adalah dengan cara berbuat suatu aktivitas
belajar walaupun mengalami kesulitan secara terus menerus. Ketika kegiatan
ini diulang terus menerus maka akan membentuk tipe belajar yang
dikehendaki. Maka terbentuklah suatu kebiasaan belajar sehingga merasa
seakan-akan kurang tepat jika melakukan kegiatan lain. Kebiasaan belajar
juga dapat dipengaruhi oleh cara guru menerapkan bimbingan terhadap
siswanya bimbingan belajar yang dimaksud adalah untuk membantu siswa

2
yang mengalami kesulitan dalam belajarnya. Secara umum, prosedur
bimbingan belajar dapat ditempuh melalui langkah-langkah sebagai berikut ;

1. Bimbingan adalah suatu proses pemberian atau layanan


bantuan yang terus menerus dan sistematis dari pembimbing
kepada yang dibimbing agar tercapai perkembangan yang optimal
dan penyesuaian diri dengan lingkungan.

2. Bimbingan ialah penolong individu agar dapat mengenal


dirinya dan supaya individu itu dapat mengenal serta dapat
memecahkan masalah-masalah yang dihadapi di dalam
kehidupannya1.

3. Bimbingan adalah suatu proses yang terus-menerus untuk


membantu perkembangan individu dalam rangka mengembangkan
kemampuannya secara maksimal untuk memperoleh manfaat yang
sebesar-besarnya, baik bagi dirinya maupun bagi masyarakat2

Dari beberapa pendapat di atas dapat ditarik sebuah inti sari bahwa
bimbingan dalam penelitian ini merupakan suatu bentuk bantuan yang
diberikan kepada individu agar dapat mengembangkan kemampuannya
seoptimal mungkin, dan membantu siswa agar memahami dirinya, menerima
dirinya, mengarahkan dirinya, dan merealisasikan dirinya. Dalam pembelajar
terkadang guru tidak begitu memperhatikan pola kebiasaan belajar siswanya.
Hal inilah yang membuat punulis ingin mengetahui bagaimana pelaksanaan
bimbingan belajar yang dilaksanakan oleh guru pembimbing.

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti pada pelaksanaan PLK-S


(Praktek lapangan konseling sekolah) di sekolah, fakta di lapangan yakni di
SMP N 1 Curup Timur, layanan pembelajaran di SMP N 1 Curup Timur

1
Oemar Hamalik, pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung, Remaja Karya, 1990 hal : 27-28
2
Tim Pengembangan MKDK IKIP Semarang, 1990:hal : 11

3
diberikan kepada seluruh siswa secara rutin, yaitu dengan adanya jam mata
pelajaran bimbingan konseling satu-dua jam setiap minggunya. Meskipun
demikian masih banyak permasalahan yang dihadapi siswa berkenaan dengan
kebiasaan belajarnya yang tergolong masih belum efektif,misalnya belajar
asal belajar, belajar tanpa persiapan, pasif akan kegiatan kelas, baru belajar
pada saat akan ujian atau ulangan saja, serta tidak mempunyai motivasi yang
tinggi untuk belajar. Hal ini dapat ditunjukkan oleh perbedaan nilai prestasi
masing-masing siswa, ada yang di atas rata-rata kelas, di bawah rata-rata kelas
dan ada pula yang berada tepat pada garis rata-rata kelas.3Layanan
pembelajaran diberikan kepada siswa agar dapat membantu siswa
mengembangkan kebiasaan belajar yang baik untuk mengenal pengetahuan
dan keterampilan seta menyiapkan diri untuk melanjutkan pendidikan pada
tingkat yang lebih tinggi. Disamping itu sepanjang pengetahuan penulis di
SMP N 1 Curup Timur belum pernah diadakan penelitian tentang hal tersebut.
Fenomena di atas mendorong penulis untuk melakukan penelitian
tentang. “Kebiasaan Belajar Siswa Dan Kaitannya Dengan Bimbingan Belajar
Yang Dilaksanakn Oleh Guru Pembimbing Study SMP N 1 Curup Timur
Tahun Ajaran 2009/2010”.

3
PLK-S Mahasiswa Stain Curup Timur 2009/2010

4
B. Rumusan masalah

Bertolak dari latar belakang tersebut di atas maka masalah dalam


penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut ;
1. Bagaimana gambaran kebiasaan belajar siswa di SMP N 1 curup
timur?
2. Bagaimana pelaksanaan bimbingan balajar oleh guru pembimbing?
3. Bagaimana kaitannya antara kebiasaan belajar siswa dengan
bimbingan belajar?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada rumusan masalah diatas, maka dapat ditentukan


tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah ;

1. Untuk mengetahui bagaimana kebiasaan balajar siswa SMP N 1 Curup


Timur.
2. Untuk mengetahui bimbingan belajar yang dilaksanakan oleh guru
pembimbing.
3. Untuk mengetahui kaitan kebiasaan belajar dengan bimbingan balajar
yang dilaksanakan siswa SMP N 1 Curup Timur.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Secara Teoritis


Melalui Penelitian ini diharapakan menambah khasanah
pengetahuan khususnya pada layanan Bimbingan Konseling.

5
2. Manfaat Secara Praktis
 Sebagai saran penulis untuk mensinergikan
pengetahuan yang telah didapat baik dari kuliah maupun pengalaman-
pengalaman diluar kuliah.
 Bagi sekolah khususnya guru pembimbing, hasil
penelitian ini diharapakan dapat berguna sebagai bahan masukan dan
pertimbangan dalam pelaksanaan layanan bimbingan konseling dalam
bidang bimbingan belajar.

E. Metodologi Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian Field Research (penelitian


lapangan), dengan pendekatan Non ekperimen(deskriptif) kualitatif. Dalam
hal ini penulis menganalisis kebiasaan belajar siswa dan kaitannya dengan
bimbingan belajar yang dilaksanakan oleh guru pembimbing.Dalam penelitian
ini permasalahan yang ada pada latar belakang masalah tentang kebiasaan
belajar siswa SMP N 1 Curup Timur disini yang sangat menarik peneliti ingin
sekali mengetahui bagaimana cara belajar siswa sekolah tersebut dan
pelaksanaan bimbingan belajar yang dilaksanakan oleh guru pembimbing
maka dari itu dalam pembelajaran disekolah terkadang kebiasaan siswa dalam
belajar sangat lah beragam dan jarang begitu diperhatikan oleh sebagaian guru
yang mengajar siswa-siswanya dikarenakan masing-masing guru memiliki
tanggung jawab dan tugas yang berbeda. Peran dari guru pembimbing disini
juga dapat membantu para peserta didik yang nantinya juga dapat
mempengaruhi pola kebiasaan belajar yang selama ini kurang begitu
diperhatikan oleh guru mata pelajaran atau wali kelas dalam peningkatan
mutu dan keberhasilan sekolah.

F. Jenis dan Sumber Data

6
1. Jenis data.
a. Data Kualitatif
Data Kualitatif adalah data yang tidak bisa diukur secara
langsung atau data-data yang tidak langsung berwujud dalam
angka tetapi dalam bentuk kategori-kategori. Adapun yang
dimaksud dari data kualitatif adalah sebagai berikut: gambaran
umum SMP N 1 Curup Timur, tentang letak geografis, visi dan
misi sekolah, struktur organisasinya dan hal-hal pendukung
lainnya.

b. Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang berhubungan langsung
dengan angka-angka atau bilangan.4 Adapun yang dimaksud
dengan jumlah kuantitatif disini adalah jumlah siswa, jumlah
tenaga guru pembimbing, Mahasisa PLK-S 2009-2010 dan lain
sebagainya.
2. Sumber Data.
a. Data Primer
Data Primer adalah data yang diperoleh secara langsung
dari sumber pertama seperti hasil wawancara atau hasil angket
yang diajukan oleh peneliti kepada responden. Adapun yang
menjadi sumber data adalah guru BK, Mahasisa PLK_S 2009-
2010, siswi-siswi SMP N 1 Curup Timur.
b. Data Sekunder
Data Sekunder adalah merupakan data-data yang diperoleh
dan digunakan untuk mendukung data/informasi data primer.
Adapun data-data sekunder sekunder tersebut adalah meliputi
dokumen,kata-kata verbalistik,pegertian, pemahaman, buku-buku,

4
Ine I Amirman Yousda dan Arifin Zainal, Penelitian dan Statistik Pendidikan, 129

7
media cetak/koran, internet, serta catatan apa saja yang
berhubungan dengan masalah ini dan khususnya yang dimiliki oleh
SMP N 1 Curup Timur.

G. Teknik Pengumpulan Data

a. Teknik Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang
dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara yang mengajukan
pertanyaan dan yang diwawancara memberikan jawaban5. Dalam
pelaksanan wawancara ini sumber yang diwawanca sesuai dengan sumber
data Primer.

b. Dokumentasi
Metode Dokumentasi adalah cara pengumpulan data yang
diperoleh dengan melalui dokumen-dokumen penting yang berkaitan
dengan masalah6. Adapun data-data ini meliputi: Sumber data sekunder,
catatan, transkip nilai, buku, surat kabar, majalah, agenda dan lain
sebagainya yang berhubungan dengan penelitian ini.

c. Metode Observasi

Metode Observasi adalah metode pengumpulan data dimana


peneliti mengadakan pengamatan langsung, mengenai gejala-gejala yang
di selidiki itu dilakukan dalam situasi sebenarnya,maupun dilakukan
dalam situasi khusus.7 yaitu pengamatan dalam pelaksanaan kegiatan
belajar disekolah SMP N 1 Curup timur dan pola kebiasaan belajar yang
ada serta bimbingan belajar yang diadakan atau dilaksanakan oleh guru
pembimbing.

5
Margono, metodelogi penelitian pendidikan,Jakarta,PT.Rineka Cipta,Hal : 118
6
Amirul Hadi, Metode Penelitian (Bandung: Pustaka Setia, 1998), Hal ; 110
7
Winarno Surahman, Dasar dan Tehnik Research Meodologi Ilmiah (Bandung: Tarsito, 1990), 62.

8
H. Analisa Data

Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data


kedalam pola kategori satuan uraian dasar, sehinga dapat ditemukan tema dan
hipotesisi seperti yang dikehendaki data.8 Setelah semua jenis dan sumber
data dikumpulkan, lalu diolah dengan mengklasifikasikan data tersebut
menurut perincian permasalahan penelitian. Kemudian dianalisis secara
menjelaskan, memaparkan dan menyajikan pokok permasalahan.

I. Sistematika Penulisan

Bab I adalah Bab Pendahuluan, berisikan latar belakang masalah, penegasan


judul, perumusan masalaha, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan
hipotesis.
Bab II. Merupakan landasan teori, membahas tentang tinjauan metode belajar
siswa yang meliputi : Pengertian kebiasaan belajar beserta teori-teori tentang
metode belajar dan guru pembimbing, Layanan bimbingan belajar.
Bab III. Metodologi penelitian meliputi : Tempat, objek dan subjek penelitian,
populasi dan sampel penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan
data, kerangka dasar penelitian, pengolahan data dan analasis data, serta
prosedur pelaksanaan penelitian.
Bab IV. Berisikan hasil penelitian, dalam hal ini meliputi latar belakang
objek, penyajian data, analisis data dan pembahasan hasil penelitian.
Bab V, Merupakan bagian penutup, berisikan kesimpulan dan saran-saran.

DAFTAR PUSTAKA
8
Ihsan Nul hakim DKK,pengantar metodelogi penelitian,Lembaga Penerbit Percatakan (LP2) Stain
Curup 2009. Hal : 47

9
1. Arikunto, Suharsimi,Tanpa Tahun, Prosedur Penelitian Edisi Revisi V, Jakarta:
Rineka Cipta.
2. Atabrani,dkk, 1990, Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung:
Remaja Karya.
3. Fudyartanto, 2002,Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru,Yogyakarta:
Global Pustaka Utama.
4. Hakim Ihsan Nul DKK, 2009,Pengantar Metodelogi Penelitian,Curup-Bengkulu:
Lembaga Penerbit Percatakan (LP2) Stain Curup.
5. Ine I Amirman Yousda dan Arifin Zainal,Tanpa Tahun, Penelitian dan Statistik
Pendidikan, Jakarta: Donga Jaya Makmur.
6. Margono,Tanpa Tahun, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka
Cipta.
7. Moleong, Mexy, 2000, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja
Rosdakarya.
8. Prayitno 2003, Panduan Bimbingan dan Konseling, Jakarta : Depdikbud
Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah.
9. Prayitno, 1997, Palayanan Bimbingan dan Konseling di SLTP, Jakarta: Penebar
Aksara.
10. Purwanto, Ngalim, 2004, Psikologi Pendidikan, Bandung: Rosda Karya.
11. Umar Tirtarahardja dan La Sulo, 1998, Pengantar Pendidikan,Jakarta: Rineka
Cipta.

10

Anda mungkin juga menyukai