Anda di halaman 1dari 3

1.

Pengertian Ijtihad menurut bahasa yaitu berasal dari bahasa arab yang kata kerjanya “jahada”, yang artinya berusaha dengan sungguh-sungguh. Menurut
Istilah dalam ilmu fiqih , ijtihad berarti mengerahkan tenaga dan pikiran dengan sungguh-sungguh untuk menyelidiki dan mengeluarkan (meng-istinbat-
kan) hukum-hukum yang terkandung di dalam Al-qur‟an dan hadits dengan syarat syarat tertentu. Fungsi ijtihad ialah untuk menetapkan hukum sesuatu,
yang tidak ditemukan dalil hukumnya secara pasti di dalam Alqur‟an dan hadits .
2. Muslim yang melakukan ijtihad di sebut mujtahid. Agar ijtihadnya dapat menjadi pegangan bagi umat, seorang mujtahid harus memenuhi beberapa
persyaratan.
3. Yusuf Al-qardawi (ahli usul dan fiqh), menjelaskan bahwa persyaratan pokok untuk menjadi mujtahid adalah :
memahami al-qur‟an dan asbabun nuzulnya, serta ayat-ayat nasikh,
memahami hadits dan sebab-sebab wurudnya, serta memahami hadits-hadits nasikh & mansukh ,
mempunyai pengetahuan yang mendalam tentang bahasa arab ,
mengetahui tempat-tempat ijmak, mengetahui usul fikih, mengetahui maksud-maksud syariat,
memahami masyarakat dan adat istiadatnya, dan bersifat adil dan taqwa .
Selain delapan syarat tersebut beberapa ulama menambahkan tiga syarat lagi, yaitu :
mendalami ilmu ushuluddin, memahami ilmu logika, & mengetahui cabang-cabang fikih
4. Pengertian musytarak itu adalah lafazh yang mempunyai dua arti atau lebih yang berbeda beda. Misalnya: lafazh "quru" mempunyai arti suci dan haid,
lafazh "maula" dapat diartikan tuan yang memiliki budak maupun budak itu sendiri. Sedangkan pengertian Muhtamal yaitu lafazh yang mengandung
makna alternatif (ambiguitas). Misalnya:

5. Ditinjau dari segi kebahasaan, Al-Qur‟an berasal dari bahasa Arab yang berarti "bacaan" atau "sesuatu yang dibaca berulang-ulang". Kata Al-Qur‟an
adalah bentuk kata benda (masdar) dari kata kerja qara'a yang artinya membaca. Al-Qur’ān adalah kitab suci agama Islam. Secara Istilah Umat Islam
memercayai bahwa Al-Qur'an merupakan puncak dan penutup wahyu Allah yang diperuntukkan bagi manusia, yang disampaikan kepada Nabi
Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, melalui perantaraan Malaikat Jibril. Dan sebagai wahyu pertama yang diterima oleh Rasulullah SAW adalah
sebagaimana yang terdapat dalam surat Al-'Alaq ayat 1-5.
6. Hadits secara bahasa berarti perkataan atau percakapan. Dalam terminologi Islam istilah hadits berarti melaporkan/ mencatat sebuah pernyataan dan
tingkah laku dari Nabi Muhammad. Namun pada saat ini kata hadits mengalami perluasan makna, sehingga disinonimkan dengan sunnah, maka bisa
berarti segala perkataan (sabda), perbuatan, ketetapan maupun persetujuan dari Nabi Muhammad SAW yang dijadikan ketetapan ataupun hukum. Hadits
adalah perkataan dan perbuatan dari Nabi Muhammad. Hadits sebagai sumber hukum dalam agama Islam memiliki kedudukan kedua pada tingkatan
sumber hukum di bawah Al-Qur'an.
7.Berdasarkan tingkat keaslian hadits
Kategorisasi tingkat keaslian hadits adalah klasifikasi yang paling penting dan merupakan kesimpulan terhadap tingkat penerimaan atau penolakan terhadap
hadits tersebut. Tingkatan hadits pada klasifikasi ini terbagi menjadi 4 tingkat yakni shahih, hasan, da'if dan maudu'
a. Hadits Shahih, yakni tingkatan tertinggi penerimaan pada suatu hadits. Hadits Hasan, bila hadits yg tersebut sanadnya bersambung, diriwayatkan oleh
rawi yg adil namun tidak sempurna ingatannya, serta matannya tidak syadz serta cacat.
b. Hadits Dhaif (lemah), ialah hadits yang sanadnya tidak bersambung (dapat berupa mursal, mu‟allaq, mudallas, munqati‟ atau mu‟dal)dan diriwayatkan
oleh orang yang tidak adil atau tidak kuat ingatannya, mengandung kejanggalan atau cacat.
c. Hadits Maudu', bila hadits dicurigai palsu atau buatan karena dalam sanadnya dijumpai penutur yang memiliki kemungkinan berdusta.
8. Hadits shahih memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Sanadnya bersambung;
2. Diriwayatkan oleh penutur/perawi yg adil, memiliki sifat istiqomah, berakhlak baik, tidak fasik, terjaga muruah(kehormatan)-nya, dan kuat ingatannya.
3. Matannya tidak mengandung kejanggalan/bertentangan (syadz) serta tidak ada sebab tersembunyi atau tidak nyata yg mencacatkan hadits .
9. Maslahah al-mursalah, yaitu kemaslahatan yang tidak didukung oleh dalil syariat atau nash secara rinci, namun ia mendapat dukungan kuat dari makna
implisit sejumlah nash yang ada. Contoh bagi maslahah ini adalah yang telah dibincangkan oleh ulama‟ ialah seperti membukukan al-Qur‟an, hukum qisas
terhadap satu kumpulan yang membunuh seorang dan menulis buku-buku agama.
10. Ijma' artinya kesepakatan yakni kesepakatan para ulama dalam menetapkan suatu hukum hukum dalam agama berdasarkan Al-Qur'an dan Hadits dalam
suatu perkara yang terjadi. Adalah keputusan bersama yang dilakukan oleh para ulama dengan cara ijtihad untuk kemudian dirundingkan dan disepakati.
Hasil dari ijma adalah fatwa, yaitu keputusan bersama para ulama dan ahli agama yang berwenang untuk diikuti seluruh umat.
Qiyas artinya menggabungkan atau menyamakan artinya menetapkan suatu hukum suatu perkara yang baru yang belum ada pada masa sebelumnya
namun memiliki kesamaan dalah sebab, manfaat, bahaya dan berbagai aspek dengan perkara terdahulu sehingga dihukumi sama. Dalam Islam, Ijma dan
Qiyas sifatnya darurat, bila memang terdapat hal hal yang ternyata belum ditetapkan pada masa-masa sebelumnya
11. Kata nikah berasal dari bahasa arab yang didalam bahasa Indonesia sering diterjemahkan dengan perkawinan. Nikah menurut istilah syariat Islam adalah
akad yang menghalalkan pergaulan antara laki - laki dan perempuan yang tidak ada hubungan Mahram sehingga dengan akad tersebut terjadi hak dan
kewjiban antara kedua insan.
12. Pada dasarnya Islam sangat menganjurkan kepada umatnya yang sudah mampu untuk menikah. Namun karena adanya beberapa kondisi yang bermacam -
macam, maka hukum nikah ini dapat dibagi menjadi lima macam.
a. Sunnah, bagi orang yang berkehendak dan baginya yang mempunyai biaya sehingga dapat memberikan nafkah kepada istrinya dan keperluan -
keperluan lain yang mesti dipenuhi.
b. Wajib, bagi orang yang mampu melaksanakan pernikahan dan kalau tidak menikah ia akan terjerumus dalam perzinaan.
c. Makruh, bagi orang yang tidak mampu untuk melaksanakan pernikahan Karena tidak mampu memberikan belanja kepada istrinya atau kemungkinan
lain lemah syahwat.
d. Haram, bagi orang yang ingin menikahi dengan niat untuk menyakiti istrinya atau menyia-nyiakannya. Hukum haram ini juga terkena bagi orang yang
tidak mampu memberi belanja kepada istrinya, sedang nafsunya tidak mendesak.
e. Mubah, bagi orang - orang yang tidak terdesak oleh hal - hal yang mengharuskan segera nikah atau yang mengharamkannya.
13. Rukun nikah ada lima macam, yaitu :
a. Calon suami
Beragama Islam, Benar - benar pria, Tidak dipaksa, Bukan mahram calon istri, Tidak sedang ihram, haji, atau umroh, Usia sekurangnya 19 Tahun
b. Calon istri
Halal bagi calon suam, Usia sekurang - kurangnya 16 Tahun
c. Wali
Wali harus memenuhi syarat - syarat sebagi berikut :
Beragama Islam, Baligh (dewasa), Berakal Sehat, Tidak sedang ihram, haji, atau umroh, Adil (tidak fasik), Mempunyai hak untuk menjadi wali, Pria
d. Dua orang saksi
Dua orang saksi harus memenuhi syarat - syarat sebagai berikut :
(+in)Mengerti maksud akad nikah
Pernikahan yang dilakukan tanpa saksi tidak sah. Sabda Nabi SAW. :
“Tidak sah nikah melainkan dengan wali dan dua orang saksi yang adil.” (Riwayat Ahmad.)
e. Ijab dan Qabul
14. Wali nasab terdiri dari wali yang memiliki hubungan darah. Urutannya dari Ayah kandung, Saudara Pria sekandung, Paman Kandung, & Kakek
kandung. Wali hakim baru dapat bertindak sebagai wali nikah apabila wali nasab tidak diketahui tempat tinggalnya atau gaib atau adlal atau enggan.
Hanya 2 orang (Ketua KUA & Wakil ketua KUA)
15. Adapun ciri-ciri Agama Wahyu (langit), ialah :
1. Secara pasti dapat ditentukan lahirnya, dan bukan tumbuh dari masyarakat, melainkan diturunkan kepada masyarakat.
2. Disampaikan oleh manusia yang dipilih Allah sebagai utusan-Nya. Utusan itu bukan menciptakan agama, melainkan menyampaikannya.
3. Memiliki kitab suci yang bersih dari campur tangan manusia.
4. Ajarannya serba tetap, walaupun tafsirnya dapat berubah sesuai dengan kecerdasan dan kepekaan manusia.
5. Konsep ketuhanannya adalah : monotheisme mutlak (tauhid)
6. Kebenarannya adalah universal yaitu berlaku bagi setiap manusia, masa dan keadaan.
Adapun ciri-ciri agama budaya (ardhi), ialah :
1. Tumbuh secara komulatif dalam masyarakat penganutnya.
2. Tidak disampaikan oleh utusan Tuhan (Rasul).
3. Umumnya tidak memiliki kitab suci, walaupun ada akan mengalami perubahan-perubahan dalam perjalanan sejarahnya.
4. Ajarannya dapat berubah-ubah, sesuai dengan perubahan akal pikiran masyarakatnya (penganutnya).
5. Konsep ketuhanannya: dinamisme, animisme, politheisme, dan paling tinggi adalah monotheisme nisbi.
6. Kebenaran ajarannya tidak universal, yaitu tidak berlaku bagi setiap manusia, masa, dan keadaan.
16. Kesalahpahaman – “Wanita berstatus rendah dalam Islam”
Berdasarkan Al-Quran dan ucapan Nabi Muhammad, wanita mendapatkan kedudukan yang terhormat.
Kesalahpahaman – “Islam membolehkan terorisme”
Islam melarang terorisme, memiliki harta orang lain secara tidak sah, dan membahayakan orang lain yang tak bersalah. Islam menolak segala bentuk
kekerasan. Karena Islam adalah agama rahmatan lil alamin.
Kesalahpahaman – “Hijab (penutup tubuh) merendahkan wanita”
Faktanya, hal ini merupakan tanda dari martabat dan kehormatan bagi wanita. Hal ini menandakan bahwa harga dan nilai seorang wanita tidak berasal
dari penampilan dan bentuk fisik.
Kesalahpahaman – “Kebanyakan Muslim adalah bangsa Arab”
Sementara Islam sering dikaitkan dengan Arab, mereka sendiri hanya 15% dari populasi Muslim dunia. Negara dengan populasi Muslim terbesar
adalah Indonesia.
Kesalahpahaman – “Shalat hanya gerakan ritual tanpa arti ketulusan apapun”
Shalat adalah berdiri menghadap Tuhan dan menunjukkan keimanan, bersyukur atas berkah yang diberikan, dan mencari petunjuk dan ampunan. Ketika
shalat, seseorang bersikap sederhana dan khusyuk menghadap Tuhannya.
Kesalahpahaman – “Bulan sabit adalah simbol universal Islam”
Kesalahpahaman – “Quran dibuat oleh Muhammad dan merupakan salinan dari milik Kristen dan Yahudi”
Kesalahpahaman – “Islam menghadiahkan bunuh diri dengan surga”
Kesalahpahaman – “Islam disebarkan dengan pedang”
17. Aqidah dalam istilah Islam yang berarti iman. Semua sistem kepercayaan atau keyakinan bisa dianggap sebagai salah satu aqidah. Dalam bahasa Arab
aqidah berasal dari kata al-‘aqdu ) yang berarti ikatan, at-tautsiiqu ) yang berarti kepercayaan atau keyakinan yang kuat, al-ihkaamu )
yang artinya mengokohkan (menetapkan), dan ar-rabthu biquw-wah ) yang berarti mengikat dengan kuat. Sedangkan menurut istilah aqidah
adalah iman yang teguh dan pasti, yang tidak ada keraguan sedikit pun bagi orang yang meyakininya.
18. Doa iftitah : Allahu akbar kabiiraa wal-hamdulillahi katsiiraa wa subhaanallahi bukrotan wa atsiilaa. Inni wajjahtu wajhiya lilladzi fatharassamaawati
wal ardha haniifan muslimaan wa maa ana minal-musyrikiin. Inna shalaati wa nusukii wa mahyaaya wa mamaati lillaahi robbil‟aalamiin. Laa
syariikalahu wa bidzaalika umirtu wa ana minal muslimin.
19. Doa ruku‟ : Subhaana rabbiyal azhimi wabihamdih (3x)
20. Doa I‟tidal : Sami'allaahu liman hamidah. Rabaanaa walakal hamdu Mil-ussamaawaati wa mil ul ardhi wa mil-umaa syi'ta min sya-in ba'du
21. Doa Sujud : Subhaana rabbiyal a‟la wabihamdih (3x)
Doa Sujud sajadah : sajada wajhiya lillazii kholaqohuu wa syaqqa sam'ahuu wa basorahuu bihaulihii wa quwwatihii fatabaarokallahu ahsanul kholiqiin
Doa Sujud Sahwi : Bersujud sambil mengucapkan "Allaahu Akbar" dan dalam sujud membaca: Subhaanalladzi laa yanaamu walaa yansaa (3x)
22. Doa duduk diantara 2 sujud : Rabbighfirlii warhamnii wajburnii warfa‟nii, wahdinii, wa‟aanifinii, warzuqnii
23. Doa duduk tahiyat akhir : ATTAHIYYAATUL MUBAARAKAATUSH SHALAWATUTH THAYYIBAATU LILLAAH ASSALAAMU „ALAIKA
AYYUHAN NABIYYU WARAHMATULLAAHI WABARAKAATUH ASSALAAMU „ALAINAA WA „ALAA „IBADADILLAAHISH
SHAALIHIIN ASYHADU ALLAA ILAAHA ILLALLAAH. WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAR RASUULULLAAH ALLAAHUMMA
SHALLI „ALAA SAYYIDINAA MUHAMMAD WA „ALAA AALI SAYYIDINAA MUHAMMAD KAMAA SHALLAITAA „ALAA
SAYYIDINAA IBRAAHIIM WA „ALAA AALI SAYYIDINAA IBRAAHIIM. WA BAARIK „ALAA SAYYIDINAA MUHAMMAD WA „ALAA
AALI SAYYIDINAA MUHAMMAD KAMAA BAARAKTA „ALAA SAYYIDINAA IBRAAHIIM WA „ALAA AALI SAYYIDINAA IBRAAHIIM.
FIL „AALAMIINA INNAKA HAMIIDUMMAJIID.
Doa qunut : Allah humah dini fiman hadait. Wa‟a fini fiman „afait. Watawallani fiman tawalait. Wabarikli fimaa a‟tait. Waqinii syarramaa qadzait.
Fainnaka taqdhi wala yuqdha „alait. Wainnahu layadziluman walait. Walaa ya‟izzuman „adait. Tabaa rakta rabbana wata‟alait. Falakalhamdu „ala
maaqadzait. Astaghfiruka wa‟atubu ilaik. Wasallallahu „ala Saidina Muhammadinin nabiyil ummiyi waala aalihi wasahbihi wasalam.
Doa wirid : Membaca Istighiar 3 kali. LAA ILAAHA ILLALLAAHU WAHDAHUU LAA SYARDKA LAH, LAHUL MULKU WA LAHUL
HAMDU YUHYH WA YUMIITU WA HUWA' ALAA KULLI SYAI'IN QADHR. (3 X). ALLAAHUMMA AJIRNII MINANNAAR (3 kali).
ALLAAHUMMA ANTAS SALAAM, WA MIN KAS SALAAM, WA ILAIKA YA 'UUDUS SALAAM, FAHAYYINAA RABBANAA BIS
SALAAM, WA ADKHILNAL JANNATA DAARAS SALAAM, TABAARAKTA RABBANAA WA TA'AALAITA YAA DZAL
IALAALIWALIKRAAM. Membaca isti'adzah dan surat Al-Fatihah, Membaca surat Al-Ikhlash, surat Al-Falaq, & surat An-Naas. WA ILAAHUKUM
ILAAHUW WAAHIDUL LAA ILAAHA ILLAA HUWAR RAHMAANURRAHIIM. kemudian Membaca AYAT KURSI. Ilaihi yarabbi anta maulana
Subhanallaah 33x. Alhamdulillaahi 33x. Allaahu Akbar 33x. Allaahu Akbar kabiiran walhamdu lillaahi katsiiran wasubhaanallaahi bukratan wa ashiilan.
Laa ilaaha illallaahu wah dahu laa syarikalahu lahul mulku walahul hamdu yuhyi wamiitu wahuwa „alaa kulli syai-in qadiirun. Laa haula walaa quwwata
illa billaahil „aliyil „adhiimi

Anda mungkin juga menyukai