Manusia
Disusun Oleh
3. Martini (2009250017)
Kelas : TI 2B
KATA PENGANTAR
1
Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang
senantiasa melimpahkan hidayah dan inayah, sehingga proses penulisan makalah
ini dapat berjalan tanpa kendala yang berarti. Hanya dengan karunia dan petunjuk
Allah semata, kami mampu menuangkan sejumlah ide melalui untaian-untaian
kalimat untuk membangun dan mengembangkan pokok pikiran yang selanjutnya
terakumulasi ke dalam sebuah penuturan yang lebih sistematis. Dengan demikian
letupan keinginan menulis tersebut akhirnya terealisasi.
Dengan tersusunnya makalah ini, kami sampaikan terimakasih kepada dosen
kami Titin Hartini, SE, M.Si yang senantiasa memberi motivasi untuk menulis.
Kami tiada dapat membalas budi baik dan perhatian yang diberikan kepada kami.
Terimakasih selanjutnya kami sampaikan kepada sesama anggota kelompok yang
telah menunjukkan sikap kooperatif yang akhirnya mampu bersama-sama
menyelesaikan makalah ini.
Meskipun makalah ini amat sederhana, akan tetapi tidak lepas harapan kami
semoga mendatangkan kemanfaatan bagi para pembaca. Tiada gading yang tak
retak, tentu saja banyak tersebar kekurangan dan kelemahan dalam karya ini yang
disebabkan oleh keterbatasan dan ketidakmampuan kami. Satu kebahagiaan
tersendiri bagi kami, jika para pembaca berkenan memberikan kritik dan saran
demi penyempurnaan tulisan ini.
Hormat kami
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
******************************************************************
PENDAHULUAN...................................................................................................1
PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN STRESS DALAM TINGKAT
PRODUKTIFITAS DAN PRESTASI KERJA SUATU ORGANISASI..........3
A. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT
PRODUKTIFITAS DAN PRESTASI KERJA.............................................3
B. KEPUASAN KERJA.......................................................................................3
Faktor-Faktor Kepuasan Kerja...........................................................................4
1. Faktor Sistem Kompensasi Kerja...................................................................4
2. Faktor Usia.....................................................................................................4
3. Faktor Jenjang Pekerjaan................................................................................5
4. Faktor Ukuran Organisasi..............................................................................6
C. STRESS.............................................................................................................6
Faktor-Faktor Pemicu Stress..............................................................................7
1. On The Job.....................................................................................................7
2. Off The Job.....................................................................................................7
D. REAKSI TERHADAP STRESS.....................................................................8
1. Reaksi Berupa Daya Tahan Atau Toleransi Terhadap Stress.........................8
2. Reaksi Terhadap Stress Yang Didasarkan Atas Tipe Kepribadian
Seseorang......................................................................................................8
3. Reaksi Pemulihan Dari Stress........................................................................8
KESIMPULAN....................................................................................................10
******************************************************************
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................11
3
PENDAHULUAN
4
Dalam suatu organisasi terdiri dari berbagai sub organisasi atau bagian-bagian
yang saling terkait satu dengan lainnya yang akan membentuk suatu kesatuan
(sistem dari organisasi tersebut), sehingga tidak ada satu bagian yang lebih
penting dari bagian lainnya (misalnya bagian keuangan tidak lebih penting dari
bagian personalia atau bagian pengendalian sama pentingnya dengan bagian
perencanaan) sebab semua bagian tersebut harus bersifat saling menunjang dan
saling melengkapi untuk bersama-sama mencapai tujuan organisasi. Bagian dari
organisasi tersebut dijalankan oleh individu-individu yang mengawakinya yang
merupakan salah satu sumber daya utama sebuah organisasi atau perusahaan dari
enam sumber daya yang ada (man, money, machine, methode, material, market).
Tujuan organisasi ada yang bersifat jangka panjang, menengah dan pendek.
Ada yang bersifat menyeluruh atau umum dan ada yang bersifat khusus, ada pula
tujuan yang bersifat formal dan informal. Dalam rangka mewujudkan seluruh
tujuan organisasi yang bersifat kompleks tersebut maka seluruh bagian yang ada
dikerahkan dan didayagunakan untuk berpartisipasi melalui tugas pokok dan
fungsi masing-masing. Pada organisasi pemerintahan, pengurus organisasi biasa
disebut pejabat sedangkan anggota organisasi disebut sebagai pegawai selanjutnya
agar tiap bagian dapat menunaikan tugas pokok dan fungsinya secara optimal
maka SDM yang dibutuhkan adalah pejabat yang berani, bertanggung jawab, dan
berwawasan luas serta memiliki jiwa kepemimpinan yang tinggi dengan didukung
oleh pegawai-pegawai yang memiliki tingkat produktifitas/prestasi kerja yang
tinggi.
5
PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN STRESS DALAM
TINGKAT PRODUKTIFITAS DAN PRESTASI KERJA SUATU
ORGANISASI
B. KEPUASAN KERJA
Sesuai dengan kodratnya, kebutuhan manusia sangat beraneka ragam, baik
jenis maupun tingkatnya, bahkan manusia memiliki kebutuhan yang cenderung
tak terbatas. Artinya, kebutuhan selalu bertambah dari waktu ke waktu dan
manusia selalu berusaha dengan segala kemampuannya untuk memuaskan
kebutuhan tersebut. Kebutuhan manusia diartikan sebagai segala sesuatu yang
ingin dimilikinya, dicapai, dan dinikmati. Untuk itu manusia terdorong untuk
melakukan aktivitas yang disebut dengan kerja, meskipun tidak semua aktivitas
dikatakan kerja.
6
Kepuasan kerja pada dasarnya merupakan sesuatu yang bersifat individual.
Setiap individu memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan
sistem nilai yang berlaku pada dirinya. Makin tinggi penilaian terhadap kegiatan
dirasakan sesuai dengan keinginan individu, maka makin tinggi kepuasannya
terhadap kegiatan tersebut. Dengan demikian, kepuasan merupakan evaluasi yang
menggambarkan seseorang atas perasaan sikapnya senang atau tidak senang, puas
atau tidak puas dalam bekerja. Sebaliknya bila suatu pekerjaan dianggap
tidak/kurang menyenangkan akan muncul pula dua kemungkinan yakni karyawan
tersebut bersikap stagnan dengan cara berusaha bertahan semampunya untuk
melawan perasaan tidak menyenangkan itu atau bersikap apatis atau ekstrim serta
mengakibatkan stress sehingga tidak perduli dengan produktifitas dan prestasi
kerjanya lagi.
2. Faktor Usia
Secara logika semakin tua usia pegawai semakin banyak asam garam
kehidupan yang telah mereka rasakan sehingga semakin banyak pula
7
kesabaran dan pengertian yang dimiliki, hal ini tampak dari pengharapan-
pengharapan yang tidak terlalu tinggi serta penyesuaian-penyesuaian yang
lebih baik terhadap berbagai situasi yang terjadi di lingkungan kerja mereka,
akibatnya mereka cenderung lebih mudah terpuaskan (mensyukuri) dengan
pekerjaan-pekerjaan yang mereka dapatkan dan telah mereka lakukan.
Bertolak belakang dari hal tersebut di atas maka pegawai yang lebih muda
usia karena belum banyak pengalaman maka pada umumnya mereka
cenderung kurang mudah terpuaskan disebabkan oleh berbagai pengharapan
yang lebih tinggi, lebih sulit untuk menyesuaikan diri, serta penyebab-
penyebab lainnya. Kedua hal tersebut diatas sudah tentu tidak dapat serta
merta digeneralisir namun sepatutnya menjadi salah satu pertimbangan bagi
manajemen personalia dalam hal penempatan pegawai disamping
pertimbangan-pertimbangan lain yang bersifat profesional.
8
4. Faktor Ukuran Organisasi
Hubungan antara kepuasan kerja dengan besar kecil suatu organisasi
cenderung berlawanan artinya semakin besar organisasi maka kepuasan kerja
akan semakin mengecil. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa semakin
besar organisasi maka akan semakin banyak individu-individu didalamnya,
akibatnya berbagai proses partisipasi, komunikasi, dan koordinasi menjadi
lebih sulit dan kompleks karena terciptanya jarak yang semakin jauh antara
kekuasaan pengambil keputusan dengan pegawai-pegawai dibawahnya, hal ini
sering menimbulkan perasaan kehilangan peranan atau dengan perkataan lain
organisasi besar akan/dapat “menenggelamkan” orang-orangnya sendiri.
Akibat lain dari organisasi yang semakin besar adalah berkurangnya atau
menghilangnya berbagai elemen kedekatan pribadi, persahabatan, dan
“kehangatan” yang biasa didapati dalam kelompok kerja kecil. Untuk
mengatasi hal tersebut di atas maka hal yang umum dilakukan oleh suatu
organisasi adalah mengambil berbagai tindakan/kebijakan korektif seperti
kegiatan briefing, jam komandan, gathering, dan kegiatan-kegiatan sosial
lainnya yang diusahakan untuk diselenggarakan secara berkala.
C. STRESS
Stress sebagai suatu istilah payung yang merangkumi tekanan, beban, konflik,
keletihan, ketegangan, panik, perasaan gemuruh, anxieti, kemurungan dan hilang
daya. Stress kerja adalah suatu kondisi ketegangan yang menciptakan adanya
ketidakseimbangan fisik dan psikis, yang mempengaruhi emosi, proses berpikir,
dan kondisi seorang karyawan. Stress yang terlalu besar dapat mengancam
kemampuan seseorang untuk menghadapi lingkungan. Sebagai hasilnya, pada diri
para karyawan berkembang berbagai macam gejala stress yang dapat mengganggu
pelaksanaan kerja mereka. Orang-orang yang mengalami stress bisa menjadi
nervous dan merasakan kekhawatiran kronis. Mereka sering menjadi mudah
marah dan agresif, tidak dapat rileks, atau menunjukkan sikap yang tidak
kooperatif.
9
Faktor-Faktor Pemicu Stress
Faktor pemicu stress ada yang berasal dari dalam organisasi/lingkungan
pekerjaan (stressor on the job), ada yang berasal dari luar organisasi/keluarga &
masyarakat (stressor off the job). Dalam bahasan ini yang ingin ditekankan adalah
apapun stressornya bila telah mengganggu kinerja seorang pegawai, maka
sebaiknya stressor harus diatasi atau dibatasi sampai dengan tingkat yang dapat
ditolerir. Adapun kondisi-kondisi yang dapat menjadi pemicu stress adalah
sebagai berikut :
1. On The Job :
a. Beban kerja berlebih/overload
b. Desakan waktu/deadline
c. Kualitas pembimbingan rendah/low supervisi
d. Iklim politis tidak aman/low comfort
e. Umpan balik kerja rendah/low feedback
f. Wewenang tidak memadai/low authority
g. Ketidakjelasan peranan/role ambiguty
h. Frustasi/putus asa
i. Konflik antar pribadi/kelompok
j. Perbedaan nilai individu dan organisasi
k. Perubahan situasi kantor yang mengejutkan
10
D. REAKSI TERHADAP STRESS
Setiap orang memiliki reaksi yang berbeda-beda dalam menghadapi stress,
secara umum reaksi tersebut dapat dikelompokan kedalam tiga jenis reaksi
sebagai berikut :
1. Reaksi Berupa Daya Tahan Atau Toleransi Terhadap Stress
Setiap orang memiliki toleransi yang berbeda-beda. Ada orang yang
mudah sedih atau panik hanya karena suatu tekanan yang bagi orang lain
merupakan hal ringan, sebaliknya ada pula orang yang tetap dapat bersikap
tenang/calm terhadap gangguan/tekanan yang bagi kebanyakan orang dinilai
cukup berat, hal ini karena mereka memiliki rasa percaya diri yang cukup
tinggi untuk mengatasi gangguan yang menghadang.
11
bantuan orang lain. Namun ada pula individu-individu yang tidak mudah
melupakan dan sulit melepaskan diri dari situasi stress yang baru saja dihadapi
sehingga diperlukan bantuan orang lain untuk mengatasinya. Dalam
kehidupan berorganisasi (lingkungan kerja) individu-individu tipe terakhir
tersebut sudah seharusnya mendapatkan perhatian khusus dari bagian
personalia.
12
KESIMPULAN
13
DAFTAR PUSTAKA
Teguh Sulistiyani, Ambar dan Rosidah. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Graha Ilmu. Yogyakarta.
Rivai, Veithzal dan Jauvani Sagala, Ella. 2009. Manajemen Sumber Daya
Manusia untuk Perusahaan. PT. RajaGrafindo Persada. Jakarta.
Hasibuan, Malayu S.P. 2009. Manajemen Sumber daya Manusia. Bumi Aksara.
Jakarta.
14