1. Drama berarti perbuatan, tindakan. Berasal dari bahasa Yunani “draomai" yang
berarti berbuat, berlaku, bertindak dan sebagainya.
2. Drama adalah hidup yang dilukiskan dengan gerak
3. Konflik dari sifat manusia merupakan sumber pokok drama
Dalam bahasa Belanda, drama adalah toneel, yang kemudian oleh PKG Mangkunegara
VII dibuat istilah Sandiwara.
ARTI TEATER
Akting tidak hanya berupa dialog saja, tetapi juga berupa gerak.
Penjelasan :
· Volume suara yang baik ialah suara yang dapat terdengar sampai jauh
· Artikulasi yang baik ialah pengucapan yang jelas. Setiap suku kata terucap
dengan jelas dan terang meskipun diucapkan dengan cepat sekali. Jangan terjadi
kata-kata yang diucapkan menjadi tumpang tindih.
· Lafal yang benar pengucapan kata yang sesuai dengan hukum pengucapan
bahasa yang dipakai . Misalnya berani yang berarti "tidak takut" harus diucapkan
berani bukan ber- ani.
· Menghayati atau menjiwai berarti tekanan atau lagu ucapan harus dapat
menimbulkan kesan yang sesuai dengan tuntutan peran dalam naskah
Pemain lebih baik terlihat sebagian besar bagian depan tubuh daripada terlihat sebagian
besar belakang tubuh. Hal ini dapat diatur dengan patokan sebagai berikut :
· Kalau berdiri menghadap ke kiri, maka kaki kiri sebaiknya berada didepan.
Harus diatur pula balance para pemain di panggung. Jangan sampai seluruh pemain
mengelompok di satu tempat. Dalam hal mengatur balance, komposisinya:
Komposisi diatur tidak hanya bertujuan untuk enak dilihat tetapi juga untuk mewarnai
sesuai adegan yang berlangsung
2. Dimengerti, berarti apa yang kita wujudkan dalam bentuk gerak tidak
menyimpang dari hukum gerak dalam kehidupan. Misalnya bila mengangkat
barang yang berat dengan tangan kanan, maka tubuh kita akan miring ke kiri, dsb.
BAB I
Secara umum meditasi artinya adalah menenangkan pikiran. Dalam teater dapat
diartikan sebagai suatu usaha untuk menenangkan dan mengosongkan pikiran dengan
tujuan untuk memperoleh kestabilan diri.
Tujuan Meditasi :
1. Mengosongkan pikiran.
Kita mencoba mengosongkan pikiran kita, dengan jalan membuang segala sesuatu yang
ada dalam pikiran kita, tentang berbagai masalah baik itu masalah keluarga, sekolah,
pribadi dan sebagainya. Kita singkirkan semua itu dari otak kita agar pikiran kita bebas
dari segala beban dan ikatan.
Disini alam latihan kita sebut sebagai alam "semu", karena segala sesuatu yang kita
kerjakan dalam latihan adalah semu, tidak pernah kita kerjakan dalam kehidupan sehari-
hari. Jadi setiap gerak kita akan berbeda dengan kelakuan kita sehari-hari. Untuk itulah
kita memerlukan suatu jembatan yang akan membawa kita dari alam kehidupan kita
sehari-hari ke alam latihan.
Cara meditasi :
1. Posisi tubuh tidak terikat, dalam arti tidak dipaksakan. Tetapi yang biasa
dilakukan adalah dengan duduk bersila, badan usahakan tegak. Cara ini
dimaksudkan untuk memberi bidang/ruangan pada rongga tubuh sebelah dalam.
2. Atur pernapasan dengan baik, hirup udara pelan-pelan dan keluarkan juga dengan
perlahan. Rasakan seluruh gerak peredaran udara yang masuk dan keluar dalam
tubuh kita.
3. Kosongkan pikiran kita, kemudian rasakan suasana yang ada disekeliling kita
dengan segala perasaan. Kita akan merasakan suasana yang hening, tenang, bisu,
diam tak bergerak. Kita menyuruh syaraf kita untuk lelap, kemudian kita siap
untuk berkonsentrasi.
Catatan :
Pada suatu saat mungkin kita kehilangan rangsangan untuk berlatih, seolah-olah timbul
kelesuan dalam setiap gerak dan ucapan. Hal ini sering terjadi akibat diri terlalu lelah
atau terlalu banyak pikiran. Jika hal ini tidak diatasi dan kita paksakan untuk berlatih,
maka akan sia-sia belaka. Cara untuk mengatasi adalah dengan MEDITASI. Meditasi
juga perlu dilakukan bila kita akan bermain di panggung, agar kita dapat
mengkonsentrasikan diri kita dengan peran yang hendak kita bawakan.
KONSENTRASI
Cara konsentrasi :
1. Kita harus melakukan dahulu meditasi. Kita kosongkan dulu pikiran kita, dengan
cara-cara yang sudah ditentukan. Kita kerjakan sesempurna mungkin agar pikiran
kita benar-benar kosong dan siap berkonsentrasi.
2. Setelah pikiran kita kosong, mulailah memasuki otak kita dengan satu unsur
pikiran. Rasakan bahwa saat ini sedang latihan, kita memasuki alam semu yang
tidak kita dapati dalam kehidupan sehari-hari. Jangan memikirkan yang lain,
selain bahwa kita saat ini sedang latihan teater.
Catatan :
Pada saat kita akan membawakan suatu peran, misalnya sebagai ayah, nenek, gadis
pemalu dan sebagainya, baik itu dalam latihan atau pementasan, konsentrasikan pikiran
kita pada hal tersebut. Jangan sekali-kali memikirkan yang lain.
BAB II
PERNAPASAN
Seorang artis panggung, baik itu dramawan ataupun penyanyi, maka untuk
memperoleh suara yang baik ia memerlukan pernapasan yang baik pula. Oleh karena itu
ia harus melatih pernapasan/alat-alat pernapasannya serta mempergunakannya secara
tepat agar dapat diperoleh hasil yang maksimum, baik dalam latihan ataupun dalam
pementasan.
Ø Pernapasan dada
Pada pernapasan dada kita menyerap udara kemudian kita masukkan ke rongga dada
sehingga dada kita membusung.
Ø Pernapasan perut
Dinamakan pernapasan perut jika udara yang kita hisap kita masukkan ke dalam
perut sehingga perut kita menggelembung,
Ø Pernapasan lengkap
Pada pernapasan lengkap kita mempergunakan dada dan perut untuk menyimpan
udara, sehingga udara yang kita serap sangat banyak (maksimum).
Ø Pernapasan diafragma
Pernapasan diafragma ialah jika pada waktu kita mengambil udara, maka diafragma kita
mengembang. Hat ini dapat kita rasakan dengan mengembangnya perut, pinggang,
bahkan bagian belakang tubuh di sebelah atas pinggul kita juga turut mengembang.
Latihan-latihan pernapasan :
· Cara kedua adalah menarik napas dan mengeluarkannya kembali dengan cepat.
Catatan : Bila sudah menentukan pernapasan apa yang akan kita pakai, maka janganlah
beralih ke bentuk pernapasan yang lain.
VOKAL
Untuk menjadi seorang pemain drama yang baik, maka dia harus mernpunyai dasar
vokal yang baik pula. "Baik” di sini diartikan sebagai :
Untuk mempunyai vokal yang baik ini, maka perlu dilakukan latihan-latihan vokal.
Banyak cara, yang dilakukan untuk melatih vokal, antara lain :
· Sama dengan latihan di atas, hanya nada (tinggi rendah suara) diubah-ubah naik
turun (dalam satu tarikan napas)
Catatan :
Apabila suara kita menjadi serak karena latihan-latihan tadi, janganlah takut. Hal ini
biasa terjadi apabila kita baru pertama kali melakukan. Sebabnya adalah karena
lendir-lendir di tenggorokan terkikis, bila kita bersuara keras. Tetapi bila kita sudah
terbiasa, tenggorokan kita sudah agak longgar dan selaput suara (larink) sudah
menjadi elastis. Maka suara yang serak tersebut akam menghilang dengan sendirinya.
Dan ingat, janganlah terlalu memaksa alat-alat suara untuk bersuara keras, sebab
apabila dipaksakan akan dapat merusak alat-alat suara kita. Berlatihlah dalam batas-
batas yang wajar.
Latihan ini biasanya dilakukan di alam terbuka. misalnya di gunung, di tepi sungai, di
dekat air terjun dan sebagainya. Di sana kita mencoba mengalahkan suara-suara di sekitar
kita, disamping untuk menghayati karunia Tuhan.
ARTIKULASI
Yang dimaksud dengan artikulasi pada teater adalah pengucapan kata melalui mulut
agar terdengar dengan baik dan benar serta jelas, sehingga telinga pendengar/penonton
dapat mengerti pada kata-kata yang diucapkan.
Pada pengertian artikulasi ini dapat ditemukan beberapa sebab yang mongakibatkan
terjadinya artikulasi yang kurang/tidak benar, yaitu :
Ø Cacat artikulasi alam : cacat artikulasi ini dialami oleh orang yang berbicara
gagap atau orang yang sulit mengucapkan salah satu konsonon, misalnya ‘r’, dan
sebagainya.
Ø Artikulasi jelek ini bukan disebabkan karena cacat artikulasi, melainkan terjadi
sewaktu-waktu. Hal ini sering terjadi pada pengucapan naskah/dialog.
Misalnya:
Artikulasi jelek disebabkan karena belum terbiasa pada dialog, pengucapan terlalu cepat,
gugup, dan sebagainya.
Ø Artikulasi tak tentu : hal ini terjadi karena pengucapan kata/dialog terlalu cepat,
seolah-olah kata demi kata berdempetan tanpa adanya jarak sama sekali.
Untuk mendapatkan artikulasi yang baik maka kita harus melakukan latihan
GESTIKULASI
Gestikulasi adalah suatu cara untuk memenggal kata dan memberi tekanan pada
kata atau kalimat pada sebuah dialog. Jadi seperti halnya artikulasi, gestikulasi pun
merupakan bagian dari dialog, hanya saja fungsinya yang berbeda.
Gestikulasi tidak disebut pemenggalan kalimat karena dalam dialog satu kata
dengan satu kalimat kadang-kadang memiliki arti yang sama. Misalnya kata "Pergi !!!!”
dengan kalimat "Angkat kaki dari sini !!!". Juga dalam drama bisa saja terjadi sebuah
dialog yang berbentuk "Lalu ?” , "Kenapa ?” atau "Tidak !" dan sebagainya. Karena itu
diperlukan suatu ketrampilan dalam memenggal kata pada sebuah dialog.
Gestikulasi harus dilakukan sebab kata-kata yang pertama dengan kata berikutnya
dalam sebuah dialog dapat memiliki maksud yang berbeda. Misalnya: "Tuan kelewatan.
Pergi!". Antara "Tuan kelewatan" dan "Pergi" harus dilakukan pemenggalan karena
antara keduanya memiliki maksud yang berbeda.
Hal ini dilakukan agar lebih lancar dalam memberikan tekanan pada kata.
Misalnya "Tuan kelewatan"....... (mendapat tekanan), “Pergi….” (mendapat tekanan).
INTONASI
Seandainya pada dialog yang kita ucapkan, kita tidak menggunakan intonasi,
maka akan terasa monoton, datar dan membosankan. Yang dimaksud intonasi di sini
adalah tekanan-tekanan yang diberikan pada kata, bagian kata atau dialog. Dalam tatanan
intonasi, terdapat tiga macam, yaitu :
1. Tekanan.Nada (tinggi)
1. Tekanan Tempo
Tekanan tempo adalah memperlambat atau mempercepat pengucapan. Tekanan ini sering
dipergunakan untuk lebih mempertegas apa yang kita maksudkan. Untuk latihannya
cobalah membaca naskah dengan tempo yang berbeda-beda. Lambat atau cepat silih
berganti.
WARNA SUARA
Hampir setiap orang memiliki warna suara yang berbeda. Demikian pula usia
sangat mempengaruhi warna suara. Misalnya saja seorang kakek, akan berbeda warna
suaranya dengan seorang anak muda. Seorang ibu akan berbeda warna suaranya dengan
anak gadisnya. Apalagi antara laki-laki dengan perempuan, akan sangat jelas perbedaan
warna suaranya.
Jadi jelaslah bahwa untuk membawakan suatu dialog dengan baik, maka selain
harus memperhatikan artikulasi, gestikulasi dan intonasi, harus memperhatikan juga
warna suara. Sebagai latihan dapat dicoba merubah-rubah warna suara dengan menirukan
warna suara seorang tua, pengemis, anak kecil, dsb.
Selain mengenai dasar-dasar vokal di atas, dalam sebuah dialog diperlukan juga
adanya suatu penghayatan. Mengenai penghayatan ini akan diterangkan dalam bagian
tersendiri. Untuk latihan cobalah membaca naskah berikut ini dengan menggunakan
dasar-dasar vokal seperti di atas.
Pak Gondo : (kepada Paiman) Kau lebih-lebih Goblog ! Kau membohongi saya ! Kau
tadi lapor apa ?! Sudah tidak ada orang kota yang masuk ke daerah kita, hei ! (sambil
mencengkeram Paiman).
Paiman : Sungguh, Pak, sudah lama tidak ada orang kota yang masuk.
BAB III
GERAK
OLAH TUBUH
Sebelum kita melangkah lebih jauh untuk mempelajari seluk beluk gerak, maka
terlebih dahulu kita harus mengenal tentang olah tubuh. Olah tubuh (bisa juga dikatakan
senam), sangat perlu dilakukan sebelum kita mengadakan latihan atau pementasan.
Dengan berolah tubuh kita akan, mendapat keadaaan atau kondisi tubuh yang maksimal.
Selain itu olah tubuh juga mempunyai tujuan melatih atau melemaskan otot-otot
kita supaya elastis, lentur, luwes dan supaya tidak ada bagian-bagian tubuh kita yang
kaku selama latihan-latihan nanti.
1. Pertama sekali mari kita perhatikan dan rasakan dengan segenap panca indera
yana kita punyai, tentang segala rakhmat yang dianugerahkan kepada kita.
Dengan memakai rasa kita perhatikan seluruh tubuh kita, mulai dari ujung rambut
sampai ujung kaki, yang mana semuanya itu merupakan rakhmat Tuhan yarig
diberikan kepada kita.
2. Sekarang mari kita menggerakkan tubuh kita.
- Putar bahu kanan ke arah depan, sedangkan bahu kiri diputar ke arah
belakang. Demikian pula sebaliknya.
- Rentangkan tangan kemudian putar pergelang