Pada eksperimen kali ini yang berjudul lintasan elektron dalam medan
magnet akan dihitung besarnya muatan spesifik e/m melalui pembelokan berkas
elektron oleh medan magnetik homogen. Sebuah elektron yang bergerak dengan
kecepatan yang konstan berada dalam pengaruh medan magnet yang homogen B
dimana arah dari medan magnet tersebut tegak lurus dengan arah gerakan elektron,
dimana elektron tersebut akan mengalami gaya Lorentz. Akibat dari gaya Lorentz
tersebut, elektron tersebut akan membentuk suatu lintasan yang berbentuk
lingkaran dengan jari-jari r. Sehingga gaya Lorentz ini bekerja sebagai gaya
sentripetal, dimana kecepatan electron dipengaruhi oleh besarnya tegangan anoda
yang diberikan.
1
P1 – LINTASAN ELEKTRON DALAM MEDAN MAGNET
I. TUJUAN PERCOBAAN
Menghitung muatan spesifik e/m melalui pembelokan berkas elektron oleh
medan magnetik homogen.
Medan Magnetik
Hans Chiristian Oersted (1777 – 1851) adalah ahli fisika dari Denmark. Ia
berhasil mengungkapkan misteri hubungan antara listrik dengan magnet. Oersted
berhasil membuktikan bahwa penghantar yang dialiri arus listrik dapat menghasilkan
medan magnet.
Perhatikan percobaan berikut ini!
Keterangan :
(a) Kawat ketika belum dialiri arus listrik, jarum kompas berimpit dengan kawat.
(b) Kawat dialiri arus listrik ke arah selatan maka jarum kompas akan menyimpang
ke arah timur
(c) Kawat dialiri arus listrik ke arah utara maka jarum kompas akan menyimpang ke
arah barat.
2
Percobaan di atas membuktikan bahwa ketika kawat dialiri arus maka akan
ada medan magnet yang timbul di sekitar kawat, hal ini bisa dibuktikan dengan
menyimpangnya jarum kompas. Arah medan magnet yang ditimbulkan dapat
ditentukan dengan menggunakan aturan tangan kanan.
Ibu jari menunjukkan arah arus listrik (I) dan keempat jari menunjukkan arah
medan magnet (B). Magnet dan listrik merupakan dua besaran yang sangat
berhubungan dan berkaitan. Hukum oerstedz diatas merupakan pembahasan yang
membahas bahwa listrik dapat berubah menjadi magnet sedangkan magnet dapat
berubah menjadi listrik
3
Gambar P Gambar Q
Bila sebuah partikel bermuatan listrik bergerak tegak lurus dengan medan
magnet homogen yang mempengaruhi selama geraknya, maka muatan akan
bergerak dengan lintasan berupa lingkaran. Sebuah muatan positif bergerak dalam
medan magnet B (dengan arah menembus bidang) secara terus menerus (gambar
P) akan membentuk lintasan lingkaran dengan gaya Lorentz yang timbul menuju ke
pusat lingkaran. Demikian juga untuk muatan negative (gambar Q ).
Gaya Lorentz yang membentuk lingkaran ini dan mengarah ke pusat disebut
juga dengan gaya sentripetal. Setiap benda yang bergerak membentuk lintasan
lingkaran harus tetap diberikan gaya agar benda tersebut terus berputar. Anda
dapat membuktikannya dengan mengikat sebuah benda (sebaiknya berbentuk bulat
atau segiempat) pada salah satu ujung tali. Setelah itu putarlah tali tersebut,
sehingga benda tersebut ikut berputar. Jika anda menghentikan putaran, maka
benda tersebut perlahan-lahan berhenti. Hal dikarenakan tidak ada gaya yang
diberikan. Agar benda tetap berputar maka harus diberikan gaya secara terus
menerus, yang dalam hal ini adalah tangan anda yang memutar tali.
4
ar adalah percepatan sentripetal (percepatan radial) yang arahnya menuju pusat
lingkaran. Persamaan di atas menunjukan hubungan antara gaya dan percepatan
sentripetal. Karena gaya memiliki hubungan dengan percepatan sentripetal, maka
arah gaya total yang diberikan harus menuju ke pusat lingkaran. Jika tidak ada gaya
total yang diberikan (yang arahnya menuju pusat lingkaran) maka benda tersebut
akan bergerak lurus alias bergerak keluar dari lingkaran. Anda dapat
membuktikannya dengan melepaskan tali dari tangan anda. Untuk menarik sebuah
benda dari jalur “normal”-nya, diperlukan gaya total ke samping. Karena arah
percepatan sentripetal selalu menuju pusat lingkaran, maka gaya total ke samping
tersebut harus selalu diarahkan menuju pusat lingkaran. Gaya ini disebut gaya
sentripetal (sentripetal = “menuju ke pusat”). Gaya sentripetal bukan jenis gaya
baru, tetapi merupakan gaya total yang arahnya menuju pusat lingkaran. Gaya
sentripetal harus diberikan oleh benda lain. misalnya, saat electron yang bergerak
dengan kecepatan konstan v dibawah pengaruh medan magnet homogen B yang
arahnya tegak lurus terhadap arah gerakan electron sehingga membentuk lintasan
berupa lingkaran yang memiliki jari-jari r.
Dari gaya-gaya tersebut maka nilai v dapat dihitung dengan persamaan
e
v= 2
√ U
m A
maka muatan spesifik dapat ditentukan melalui hubungan :
e 2UA
=
m B2 r 2
III. HIPOTESIS
Dalam percobaan lintasan elektron dalam medan magnet ini, pemasalahan
yang hendak dipecahkan adalah menghitung muatan spesifik e/m melalui
pembelokan berkas elektron oleh medan magnetik homogen. Akibat lintasannya
membentuk lingkaran dengan jari – jari r, gaya lorentz ini bekerja sebagai gaya
sentripetal.
5
IV. KERANGKA PEMIKIRAN
Muatan spesifik merupakan salah satu sifat dari elektron yang dipengaruhi
oleh besar massa dan muatan yang dimilikinya. Untuk mendapatkan besarnya nilai
muatan spesifik dari elektron dapat dicari melalui percobaan ini, yakni dengan
mendefleksikan sinar elektron oleh medan magnet homogen, sehingga dari sini akan
dipancarkan suatu sinar defleksi pada suatu tabung hampa udara yang melingkar
dengan jari-jari tertentu dari besar tegangan dengan arus yang diberikan pada
kumparan yang dimaksudkan untuk menciptakan medan magnet yang diinginkan,
sehingga besar medan magnet dapat mempengaruhi pergerakan elektron.
A. Alat-alat percobaan
1. Fine Beam Tube (FBT)
2. Kumparan Helmholtz (HC)
3. Tesla meter
4. Tangential B-Probe
5. Power Supply, 300V/50 mA
6. Voltmeter
7. Sumber Arus
8. AV meter
9. Jangka Sorong
10. Kabel-kabel penghubung
B. Prosedur percobaan
KalibrasiMedan Magnet (B=f(I))
a. Mengangkat fine beam tube dengan hati-hati, menyimpan dalam tempat
yang aman
b. Menempatkan Tangential B-probe yang sudah dihubungkan dengan tesla
meter ditengah-tengha antara kedua kumparan Helmholtz
c. Menghubungkan input kumparan Helmholtz dengan sumber arus (gambar
1)
d. Menghubungkan Teslameter dan sumber arus dengan jaringan PLN 220V
e. Menyalakan teslameter dan sumber arus, mencatat angka yang ditunjukkan
teslameter untuk setiap variasi arus yang diberikan (0-2A)
6
Pengukuran Jari-jari Lintasan Elektron sebagai Fungsi Tegangan,
r=f(Ua)
a. Memastikan sumber arus dan sumber tegangan dalam keadaan mati
b. Membuat rangkaian seperti pada gambar 2
c. Mengangkat tangential B-probe, menempatkan dengan hati-hati Fine Beam
Tube pada tempat semula
d. Menyalakan Power Supply dan sumber arus. Mengatur penunjukkan sumber
arus pada nilai konstan tertentu (mulai dari kecil)
e. Mengatur tegangan anoda (power supply) sehingga diperoleh gambar yang
bagus, mengukur jari-jari lintasan electron (menggunakan pembatas yang
tersedia untuk memudahkan pengukuran)
f. Mengubah-ubah nilai tegangan anoda dan melakukan pengukuran seperti
pada (5). Melakukan minimal 10 variasi tegangan (100V-300V)
g. Melakukan (5) dan (6) untuk arus konstan yang berbeda (besarnya nilai
arus, tanyakan pada asisten)
7
yang sama dengan diameter pada keadaan awal, melakukan untuk minimal
10 variasi
e. Mengulangi langkah 3-4, untuk diameter lintasan electron tertentu yang
berbeda
DAFTAR PUSTAKA