Anda di halaman 1dari 33

Tugas Individu Dosen Pembimbing

Askeb Nifas Ika Putri Damayanti, SST

RINGKASAN MATERI
ASKEB NIFAS

Disusun Oleh :

Nama : LAMRIANA
NIM : 07.04.1.061

STIKES HANGTUAH PEKANBARU


PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN
TAHUN AJARAN 2009/2010
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala limpahan rahmat dan kurnianya kepada saya sehingga dapat menyelesaikan
tugas ini.
Penulis menyadari bahwa di dalam pembuatan tugas ini berkat bantuan dan
tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak
untuk itu penulis mengaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan tugas ini saya
sebagai penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang
telah membimbing saya.
Akhir kata penulis mengucapkan semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas

jasa baik mereka atas bimbingan yang telah diberikan kepada penulis serta

melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kita semua, Amin.

Pekanbaru, Juni 2010

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..........................................................................................i

DAFTAR ISI.........................................................................................................ii

1. PERAWATAN PERINEUM ...........................................................................1


A. Pengertian Perawatan Luka Perinium ........................................................1
B. Tujuan Perawatan Perineum .......................................................................1
C. Bentuk Luka Perineum ..............................................................................1
D. Lingkup Perawatan .....................................................................................2
E. Waktu Perawatan ........................................................................................3
F. Penatalaksanaan .........................................................................................3
G. Faktor yang Mempengaruhi Perawatan Perineum .....................................4
F. Dampak Dari Perawatan Luka Perinium .....................................................5

2. PERAWATAN PAYUDARA .........................................................................6

3. GIZI IBU NIFAS .............................................................................................8

4. TANDA BAHAYA IBU NIFAS .....................................................................12


A. Infeksi Masa Nifas ......................................................................................12
B. Faktor Predisposisi Infeksi Masa Nifas ......................................................13
C. Terjadinya Infeksi Masa Nifas ....................................................................13
D. Keadaan abnormal pada rahim ...................................................................13
E. Keadaan abnormal pada payudara ..............................................................14
F. Keadaan abnormal pada psikologis .............................................................14

5. SENAM NIFAS ...............................................................................................15


A. Konsep Dasar Senam Nifas ........................................................................15
B. Gambar Senam Nifas ..................................................................................19

6. KOMPLIKASI PADA MASA NIFAS ............................................................24

7. SIBLING RIVALRY .......................................................................................27

DAFTAR PUSTAKA

ii
1. PERAWATAN PERINEUM

A. Pengertian Perawatan Luka Perinium


Perawatan adalah proses pemenuhan kebutuhan dasar manusia (biologis,
psikologis, sosial dan spiritual) dalam rentang sakit sampai dengan sehat (Aziz,
2004). Perineum adalah daerah antara kedua belah paha yang dibatasi oleh vulva
dan anus (Danis, 2000). Post Partum adalah selang waktu antara kelahiran
placenta sampai dengan kembalinya organ genetik seperti pada waktu sebelum
hamil (Mochtar, 2002). Perawatan perineum adalah pemenuhan kebutuhan untuk
menyehatkan daerah antara paha yang dibatasi vulva dan anus pada ibu yang
dalam masa antara kelahiran placenta sampai dengan kembalinya organ genetik
seperti pada waktu sebelum hamil.

B. Tujuan Perawatan Perineum


Tujuan perawatan perineum menurut Hamilton (2002), adalah mencegah
terjadinya infeksi sehubungan dengan penyembuhan jaringan.
Sedangkan menurut Moorhouse et. al. (2001), adalah pencegahan
terjadinya infeksi pada saluran reproduksi yang terjadi dalam 28 hari setelah
kelahiran anak atau aborsi.

C. Bentuk Luka Perineum


Bentuk luka perineum setelah melahirkan ada 2 macam yaitu :
1. Rupture
Rupture adalah luka pada perineum yang diakibatkan oleh rusaknya
jaringan secara alamiah karena proses desakan kepala janin atau bahu pada saat
proses persalinan. Bentuk rupture biasanya tidak teratur sehingga jaringan yang
robek sulit dilakukan penjahitan. (Hamilton, 2002).

2. Episotomi
Episiotomi adalah sebuah irisan bedah pada perineum untuk memperbesar
muara vagina yang dilakukan tepat sebelum keluarnya kepala bayi (Eisenberg, A.,
1996).

1
Episiotomi, suatu tindakan yang disengaja pada perineum dan vagina yang
sedang dalam keadaan meregang. Tindakan ini dilakukan jika perineum
diperkirakan akan robek teregang oleh kepala janin, harus dilakukan infiltrasi
perineum dengan anestasi lokal, kecuali bila pasien sudah diberi anestasi
epiderual. Insisi episiotomi dapat dilakukan di garis tengah atau mediolateral.
Insisi garis tengah mempunyai keuntungan karena tidak banyak pembuluh darah
besar dijumpai disini dan daerah ini lebih mudah diperbaiki (Jones Derek, 2002).
Pada gambar berikut ini dijelaskan tipe episotomi dan rupture yang sering
dijumpai dalam proses persalinan yaitu :

Gambar 1. Tipe-Tipe Episiotomi

1. Episiotomi medial
2. Episiotomi mediolateral

Sedangkan rupture meliputi


1. Tuberositas ischii
2. Arteri pudenda interna
3. Arteri rektalis inferior

D. Lingkup Perawatan
Lingkup perawatan perineum ditujukan untuk pencegahan infeksi organ-
organ reproduksi yang disebabkan oleh masuknya mikroorganisme yang masuk

2
melalui vulva yang terbuka atau akibat dari perkembangbiakan bakteri pada
peralatan penampung lochea (pembalut) (Feerer, 2001).
Sedangkan menurut Hamilton (2002), lingkup perawatan perineum adalah
1. Mencegah kontaminasi dari rektum
2. Menangani dengan lembut pada jaringan yang terkena trauma
3. Bersihkan semua keluaran yang menjadi sumber bakteri dan bau.

E. Waktu Perawatan
Menurut Feerer (2001), waktu perawatan perineum adalah
1. Saat mandi
Pada saat mandi, ibu post partum pasti melepas pembalut, setelah terbuka
maka ada kemungkinan terjadi kontaminasi bakteri pada cairan yang tertampung
pada pembalut, untuk itu maka perlu dilakukan penggantian pembalut, demikian
pula pada perineum ibu, untuk itu diperlukan pembersihan perineum.

2. Setelah buang air kecil


Pada saat buang air kecil, pada saat buang air kecil kemungkinan besar
terjadi kontaminasi air seni padarektum akibatnya dapat memicu pertumbuhan
bakteri pada perineum untuk itu diperlukan pembersihan perineum.

3. Setelah buang air besar.


Pada saat buang air besar, diperlukan pembersihan sisa-sisa kotoran
disekitar anus, untuk mencegah terjadinya kontaminasi bakteri dari anus ke
perineum yang letaknya bersebelahan maka diperlukan proses pembersihan anus
dan perineum secara keseluruhan.

F. Penatalaksanaan
1. Persiapan
a. Ibu Pos Partum
Perawatan perineum sebaiknya dilakukan di kamar mandi dengan posisi
ibu jongkok jika ibu telah mampu atau berdiri dengan posisi kaki
terbuka.

3
b. Alat dan bahan
Alat yang digunakan adalah botol, baskom dan gayung atau shower air
hangat dan handuk bersih. Sedangkan bahan yang digunakan adalah air
hangat, pembalut nifas baru dan antiseptik (Fereer, 2001).
2. Penatalaksanaan
Perawatan khusus perineal bagi wanita setelah melahirkan anak
mengurangi rasa ketidaknyamanan, kebersihan, mencegah infeksi, dan
meningkatkan penyembuhan dengan prosedur pelaksanaan menurut
Hamilton (2002) adalah sebagai berikut:
a. Mencuci tangannya
b. Mengisi botol plastik yang dimiliki dengan air hangat
c. Buang pembalut yang telah penuh dengan gerakan ke bawah mengarah
ke rectum dan letakkan pembalut tersebut ke dalam kantung plastik.
d. Berkemih dan BAB ke toilet
e. Semprotkan ke seluruh perineum dengan air
f. Keringkan perineum dengan menggunakan tissue dari depan ke
belakang.
g. Pasang pembalut dari depan ke belakang.
h. Cuci kembali tangan

3. Evaluasi
Parameter yang digunakan dalam evaluasi hasil perawatan adalah:
a. Perineum tidak lembab
b. Posisi pembalut tepat
c. Ibu merasa nyaman

G. Faktor yang Mempengaruhi Perawatan Perineum


1. Gizi
Faktor gizi terutama protein akan sangat mempengaruhi terhadap proses
penyembuhan luka pada perineum karena penggantian jaringan sangat
membutuhkan protein.

4
2. Obat-obatan
a. Steroid : Dapat menyamarkan adanya infeksi dengan menggangu respon
inflamasi normal.
b. Antikoagulan : Dapat menyebabkan hemoragi.
c. Antibiotik spektrum luas / spesifik : Efektif bila diberikan segera sebelum
pembedahan untuk patolagi spesifik atau kontaminasi bakteri. Jika
diberikan setelah luka ditutup, tidak efektif karena koagulasi intrvaskular.

3. Keturunan
Sifat genetik seseorang akan mempengaruhi kemampuan dirinya dalam
penyembuhan luka. Salah satu sifat genetik yang mempengaruhi adalah
kemampuan dalam sekresi insulin dapat dihambat, sehingga menyebabkan
glukosa darah meningkat. Dapat terjadi penipisan protein-kalori.

4. Sarana prasarana
Kemampuan ibu dalam menyediakan sarana dan prasarana dalam
perawatan perineum akan sangat mempengaruhi penyembuhan perineum,
misalnya kemampuan ibu dalam menyediakan antiseptik.

5. Budaya dan Keyakinan


Budaya dan keyakinan akan mempengaruhi penyembuhan perineum,
misalnya kebiasaan tarak telur, ikan dan daging ayam, akan mempengaruhi
asupan gizi ibu yang akan sangat mempengaruhi penyembuhan luka.

F. Dampak Dari Perawatan Luka Perinium


Perawatan perineum yang dilakukan dengan baik dapat menghindarkan hal
berikut ini :
1. Infeksi
Kondisi perineum yang terkena lokia dan lembab akan sangat menunjang
perkembangbiakan bakteri yang dapat menyebabkan timbulnya infeksi pada
perineum.

5
2. Komplikasi
Munculnya infeksi pada perineum dapat merambat pada saluran kandung kemih
ataupun pada jalan lahir yang dapat berakibat pada munculnya komplikasi
infeksi kandung kemih maupun infeksi pada jalan lahir.

3. Kematian ibu post partum


Penanganan komplikasi yang lambat dapat menyebabkan terjadinya kematian
pada ibu post partum mengingat kondisi fisik ibu post partum masih lemah
(Suwiyoga, 2004).

2. PERAWATAN PAYUDARA

Wanita yang setelah melahirkan biasanya


menginginkan payudaranya selalu bersih dan mudah
dihisap oleh bayi. Dengan perawatan payudara, maka
dapat membantu memperlancar pengeluaran ASI.
Lakukan sedini mungkin setelah melahirkan selama 1-2
hari. Berikut beberapa alat dan bahan yang perlu
disiapkan:
• Minyak kelapa bersih atau baby oil
• Gelas
• Air hangat dan dingin dalam baskom kecil
• Handuk mandi bersih 2 buah
• Kapas
• Washlap atau handuk kecil untuk kompres
• Kompres puting susu dengan kapas yang dibasahi minyak atau baby oil
selama beberapa menit

Mulailah melakukan pengurutan payudara, dengan tiga tahap sebagai


berikut :

6
1. Pengurutan Pertama
• Licinkan kedua tangan dengan minyak.
• Tempatkan kedua tangan di antara payudara.
• Pengurutan dilakukan dimulai ke arah atas, lalu telapak tangan kiri ke arah
sisi kiri dan telapak kanan kearah sisi kanan.
• Lakukan terus pengurutan dengan arah kebawah dan kesamping.
• Ulangi masing-masing 20-30 gerakan untuk masing-masing payudara.

2. Pengurutan Kedua
• Sokong payudara kiri dengan satu tangan kiri, sedangkan tangan kanan
mengepal dan mengurut dengan buku-buku jari pangkal ke arah puting
susu.
• Lakukan hal yang sama untuk payudara sebelah kanan.
• Ulangi masing-masing 20-30 gerakan untuk tiap payudara.

3. Pengurutan Ketiga
• Pegang pangkal payudara dengan kedua tangan lalu urut dari pangkal
payudara kearah puting susu sebanyak 1 kali.

4. Pengurutan Keempat
• Pijat puting susu hingga keluar cairan ASI dan tampung dengan tempat
yang bersih atau gelas.
• Pengompresan.
• Kompres kedua payudara dengan handuk kecil hangat selama 2 menit, lalu
ganti dengan kompres air dingin 2 menit dan yang terakhir kompres lagi
dengan air hangat selama 2 menit.

7
3. GIZI IBU NIFAS

Nutrisi atau gizi adalah zat yang diperlukan oleh tubuh untuk keperluan
metabolismenya. Kebutuhan gizi pasa masa nifas terutama bila menyusui akan
meningkat 25 % , karena berguna untuk proses kesembuhan karena sehabis
melahirkan dan untuk memproduksi air susu yang cukup untuk menyehatkan bayi.
Semua itu akan meningkat tiga kali dari kebutuhan biasa.
Makanan yang dikonsumsi berguna untuk melakukan altivitas,
metabolisme, cadangan dalam tubuh , proses memproduksi asi serta sebagai asi itu
sendiri yang akan dikonsumsi bayi untuk pertumbuhan dan perkembangan.
Menu makanan seimbang yang harus dikonsumsi adalah porsi cukup dan
teratu, tidak terlalu asin, pedas atau berlemak, tidak mengandung alcohol, nikotin
serta bahan pengawet atau pewarna. Disamping itu harus mengandung:

1. Sumber tenaga ( energi )


Untuk pembakaran tubuh, pembentukkan jaringan baru, penghematan
protein ( jika sumber tenaga kurang, protein dapat digunakan sebagai cadangan
untuk memenuhi kebutuhan energi ). Zat gizi sebagai sumber karbohidrat terdiri
dari beras, sagu, jagung, tepung terigu dan ubi. Sedangkan zat kemak dapat
diperoleh dari hewani ( lemak, mentega, keju ) dan nabati ( kelapa sawit, minyak
sayur, minyal kelapa dan margarine ).

2. Sumber pembangun ( Protein )


Protein diperlukan untuk pertumbuhan dan penggantian sel – sel yang
rusak atau mati. Protein dari makanan harus diubah menjadi asam amino sebelum
diserap oleh sel mukosa usus dan dibawa ke hati melalui pembuluh darah vena
portae. Sumber protein dapat diperoleh dari protein hewani ( ikan, udang, kerang,
kepiting, daging ayam, hati, telur, susu dan keju ) dan protein nabati ( kacang
tanah, kacang merah, kacang hijau, kedelai, tahu dan tempe ). Sumber protein
terlengkap terdapat dalam susu, telur dan keju, ketiga makanan tersebut juga
mengandung zat kapur, zat besi dan vitamin B.

8
3. Sumber pengatur dan pelindung ( Mineral, vitamin dan air )
Unsur – unsur tersebut digunakan untuk melindungi tubuh dari serangan
penyakit dan pengatur kelancaran metabolisme dalam tubuh. Ibu menyusui
minum air sedikitnya 3 liter setiap hari (anjurkan ibu untuk minum setiap kali
habis menyusui) . Sumber zat pengatur dan pelindung biasa diperoleh dari semua
semua jenis sayuran dan buah – buahan segar.
a. Zat kapur
Untuk pembentukan tulang, sumbernya : susu, keju, kacang – kacangan dan
sayuran berwarna hijau.
b. Fosfor
Dibutuhkan untuk pembentukan kerangka dan gigi anak, sumbernya : susu,
keju dan daging.
c. Zat besi
Tambahan zat besi sangat penting dalam masa menyusui karena dibutuhkan
untuk kenaikan sirkulasi darah dan sel, serta menambah sel darah merah ( HB )
sehingga daya angkut oksigen mencukupi kebutuhan. Sumber zat besi antara
lain kuning telur, hati, daging, kerang, ikan, kacang – kacangan dan sayuran
hijau.
e. Yodium
Sangat penting untuk mencegah timbulnya kelemahan mentak dan kekerdilan
fisik yang serius, sumbernya : minyak ikan, ikan laut dan garam beryodium.
f. Kalsium
Ibu menyusui membutuhkan kalsium untuk pertumbuhan gigi anak, sumbernya:
susu dan keju

Jenis – jenis vitamin :


a. Vitamin A
Digunakan untuk pertumbuhan sel, jaringan, gigi dan tulang, perkembangan
syaraf pengkihatan, meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi. Sumber :
kuning telir, hati mentega, sayuran berwarna hijau dan buah berwarna kuning (

9
wortel, tomat dan nangka ).Selain itu ibu menyusui juga mendapat tambhan
berupa kapsul vitamin A ( 200.000 IU )
b. Vitamin B1 ( Thiamin )
Dibutuhkan agar kerja syaraf dan jantung normal, membantu metabolisme
karbohidrat secara tepat oleh tubuh, nafsu makan yang baik , membantu proses
pencernaan makanan, meningkatkan pertahanan tubuh terhadap infeksi dan
mengurangi kelelahan. Sumbernya : hati, kuning telur, susu, kacang –
kacangan, tomat jeruk nanas dan kentang bakar.
c. Vitamin B2 ( Riboflavin )
Vitamin B2 dibutuhkan untuk pertumbuhan, vitalitas, nafsu makan, pencernaan,
system urat syaraf, jaringan kulit dan mata. Sumber : hati, kuning telur, susu,
keju, kacang- kacangan, dan sayuran berwarna hijau.
d. Vitamin B3 ( Niacin )
Disebut juga Nitocine Acid, dibutuhkan dalam proses pencernaan, kesehatan
kulit, jaringan syaraf dan pertumbuhan. Sumber : susu, kuning telur, daging,
kaldu daging, hati, daging ayam, kacang- kacangan beras merah, jamur dan
tomat.
e. Vitamin B6 ( Pyridoksin )
Dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah serta kesehatan gigi dan gusi.
Sumber : gandum, jagung, hati dan daging.
f. Vitamin B12 ( Cyanocobalamin )
Dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah dan kesehatan jaringan saraf.
Sumber : telur, daging hati, keju, ikan laut dan kerang laut.
g. Folic Acid
Vitamin ini dibutuhkan untuk pertumbuhan pembentukkan sel darah merah dan
produksi inti sel. Sumber : hati, daging, ikan, jeroan dan sayuran hijau.
g. Vitamin C
Untuk pembentukan jaringan ikat dan bahan semu jaringan ikat ( untuk
penyembuhan luka ), pertumbuhan tulang, gigi dan gusi, daya tahan terhadap
infeksi, serta memberikan kekuatan pada pembuluh darah. Sumber : jeruk,
tomat, melon, brokoli, jambu biji, mangga, papaya dan sayuran.

10
h. Vitamin D
Dibutuhkan untuk pertumbuhan, pembentukkan tulang dan gigi serta
penyerapan kalsium dan fosfor. Sumbernya antara lain : minyak ikan, susu,
margarine dan penyinaran kulit dengan sinar matahari pagi ( sebelum pukul
09.00 )
i. Vitamin K
Dibutuhkan untuk mencegah perdarahan agar proses pembekuan darah normal.
Sumber vitamin K adalah kuning telur, hati, brokoli, asparagus dan bayam.

Kebutuhan energi ibu nifas / menyusui pada enam bulan pertama kira –
kira 700 kkal./hari dan enam bulan kedua 500 kkal/hari sedangkan ibu menyusui
bayi yang berumur 2 tahun rata – rata sebesar 400 kkal/hari.
Tabel Perbandingan angka kecukupan energi dan zat gizi wanita dewasa
dan tambahannya untuk ibu hamil dan menyusui.

Wanita Ibu Ibu menyusui


No Zat Gizi
Dewasa Hamil 0 – 6 bulan 7 – 12 bulan
1 Energi (kkal ) 2200 285 700 500
2 Protein (g) 48 12 16 12
3 Vitamin A (RE) 500 200 350 300
4 Vitamin D (mg) 5 5 5 5
5 Vitamin E (mg) 8 2 4 2
6 Vitamin K (mg) 6,5 6,5 6,5 6,5
7 Tiamin (mg) 1,0 0,2 0,3 0,3
8 Riboflavin (mg) 1,2 0,2 0,4 0,3
9 Niasin (mg) 9 0, 1 3 3
10 Vitamin B 12 (mg) 1,0 0,3 0,3 0,3
11 Asam Folat (mg) 150 150 50 40
12 Piidoksin (mg) 1,6 0,6 0,5 0,5
13 Vitamin C (mg) 60 10 25 10
14 Kalsium (mg) 500 400 400 400
15 Fosfor (mg) 450 200 300 200
16 Besi (mg) 26 20 2 2
17 Seng (mg) 15 5 10 10
18 Yodium (mg) 150 25 50 50
19 Selenium (mg) 55 15 25 20

11
4. TANDA BAHAYA IBU NIFAS

A. Infeksi Masa Nifas


Setelah persalinan terjadi beberapa perubahan penting diantaranya makin
meningkatnya pembentukkan urin untuk mengurangi hemodilusi darah, terjadi
penyerapan beberapa bahan tertentu melalui pembuluh darah vena sehingga
terjadi peningkatan suhu badan sekitar 0,5 oC yang bukan merupakan keadaan
patologis atau menyimpang pada hari pertama. Perlukaan karena persalinan
merupakan tempat masuknya kuman kedalam tubuh, sehingga menimbulkan
infeksi pada kala nifas. Infeksi kala nifas adalah infeksi peradangan pada semua
alat genitalia pada masa nifas oleh sebab apapun dengan ketentuan meningkatnya
suhu badan melebihi 38 oC tanpa menghitung hari pertama dan berturut-turut
selama dua hari.
Gambaran klinis infeksi umum dapat dalam bentuk :
1. Infeksi Lokal
a. Pembengkakan luka episiotomi.
b. Terjadi penanahan.
c. Perubahan warna lokal.
d. Pengeluaran lochia bercampur nanah.
e. Mobilisasi terbatas karena rasa nyeri.
f. Temperatur badan dapat meningkat.

2. Infeksi General
a. Tampak sakit dan lemah.
b. Temperatur meningkat diatas 39 oC.
c. Tekanan darah dapat menurun dan nadi meningkat.
d. Pernapasan dapat meningkat dan napas terasa sesak.
e. Kesadaran gelisah sampai menurun dan koma.
f. Terjadi gangguan involusi uterus.
g. Lochia : berbau, bernanah serta kotor.

12
B. Faktor Predisposisi Infeksi Masa Nifas
Faktor predisposisi infeksi masa nifas diantaranya adalah :
1. Persalinan berlangsung lama sampai terjadi persalinan terlantar.
2. Tindakan operasi persalinan.
3. Tertinggalnya plasenta selaput ketuban dan bekuan darah.
4. Ketuban pecah dini atau pada pembukaan masih kecil melebihi enam jam.
5. Keadaan yang dapat menurunkan keadaan umum, yaitu perdarahan
antepartum dan post partum, anemia pada saat kehamilan, malnutrisi,
kelelahan dan ibu hamil dengan penyakit infeksi.

C. Terjadinya Infeksi Masa Nifas


Terjadinya infeksi masa nifas adalah sebagai berikut:
1. Manipulasi penolong: terlalu sering melakukan pemeriksaan dalam, alat
yang dipakai kurang suci hama.
2. Infeksi yang didapat di rumah sakit (nosokomial).
3. Hubungan seks menjelang persalinan.
4. Sudah terdapat infeksi intrapartum: persalinan lama terlantar, ketuban
pecah lebih dari enam jam, terdapat pusat infeksi dalam tubuh (lokal
infeksi).

D. Keadaan abnormal pada rahim


Beberapa keadaan abnormal pada rahim adalah :
1. Sub involusi uteri.
Proses involusi rahim tidak berjalan sebagaimana mestinya, sehingga proses
pengecilan rahim terhambat. Penyebab terjadinya sub involusi uteri adalah
terjadinya infeksi pada endometrium, terdapat sisa plasenta dan selaputnya,
terdapat bekuan darah, atau mioma uteri.
2. Pendarahan masa nifas sekunder.
Adalah pendarahan yang terjadi pada 24 jam pertama. Penyebabnya adalah
terjadinya infeksi pada endometrium dan terdapat sisa plasenta dan selaputnya.

13
3. Flegmansia alba dolens.
Merupakan salah satu bentuk infeksi puerpuralis yang mengenai pembuluh
darah vena femoralis. Gejala kliniknya adalah :
a. Terjadi pembengkakan pada tungkai.
b. Berwarna putih.
c. Terasa sangat nyeri.
d. Tampak bendungan pembuluh darah.
e. Temperatur badan dapat meningkat.

E. Keadaan abnormal pada payudara


Beberapa keadaan abnormal yang mungkin terjadi adalah :
1. Bendungan ASI
Disebabkan oleh penyumbatan pada saluran ASI. Keluhan mamae bengkak,
keras, dan terasa panas sampai suhu badan meningkat.
2. Mastitis dan Abses Mamae
Infeksi ini menimbulkan demam, nyeri lokal pada mamae, pemadatan mamae
dan terjadi perubahan warna kulit mamae.

F. Keadaan abnormal pada psikologis

1. Psikologi Pada Masa Nifas


Perubahan emosi selama masa nifas memiliki berbagai bentuk dan variasi.
Kondisi ini akan berangsur-angsur normal sampai pada minggu ke 12 setelah
melahirkan.

Pada 0 – 3 hari setelah melahirkan, ibu nifas berada pada puncak kegelisahan
setelah melahirkan karena rasa sakit pada saat melahirkan sangat terasa yang
berakibat ibu sulit beristirahat, sehingga ibu mengalami kekurangan istirahat
pada siang hari dan sulit tidur dimalam hari.

14
Pada 3 -10 hari setelah melahirkan, Postnatal blues biasanya muncul, biasanya
disebut dengan 3th day blues. Tapi pada kenyataanya berdasarkan riset yang
dilakukan paling banyak muncul pada hari ke lima. Postnatal blues adalah suatu
kondisi dimana ibu memiliki perasaan khawatir yang berlebihan terhadap
kondisinya dan kondisi bayinya sehingga ibu mudah panik dengan sedikit saja
perubahan pada kondisi dirinya atau bayinya.

Pada 1 – 12 minggu setelah melahirkan, kondisi ibu mulai membaik dan


menuju pada tahap normal. Pengembalian kondisi ibu ini sangat dipengaruhi
oleh kondisi lingkungannya, misalnya perhatian dari anggota keluarga terdekat.
Semakin baik perhatian yang diberikan maka semakin cepat emosi ibu kembali
pada keadaan normal.

2. Depresi Pada Masa Nifas


Riset menunjukan 10% ibu mengalami depresi setelah melahirkan dan 10%-nya
saja yang tidak mengalami perubahan emosi. Keadaan ini berlangsung antara 3-
6 bulan bahkan pada beberapa kasus terjadi selama 1 tahun pertama kehidupan
bayi.

Penyebab depresi terjadi karena reaksi terhadap rasa sakit yang muncul saat
melahirkan dan karena sebab-sebab yang kompleks lainnya. Berdasarkan hasil
riset yang dilakukan menunjukan faktor-faktor penyebab depresi adalah
terhambatnya karir ibu karena harus melahirkan, kurangnya perhatian orang-
orang terdekat terutama suami dan perubahan struktur keluarga karena hadirnya
bayi, terutama pada ibu primipara.

15
5. SENAM NIFAS

A. Konsep Dasar Senam Nifas


1. Pengertian
Senam nifas adalah senam yang di lakukan pada saat seorang ibu
menjalani masa nifas atau masa setelah melahirkan (Idamaryanti,2009).
Senam nifas adalah latihan gerak yang dilakukan secepat mungkin setelah
melahirkan, supaya otot-otot yang mengalami peregangan selama kehamilan dan
persalinan dapat kembali kepada kondisi normal seperti semula (Ervinasby,2008).
Senam nifas dapat di mulai 6 jam setelah melahirkan dan dalam pelaksanaanya
harus dilakukan secara bertahap, sistematis dan kontinyu (Alijahbana,2008).

2. Tujuan senam nifas


Tujuan senam nifas di antaranya:
a. Memperlancar terjadinya proses involusi uteri (kembalinya rahim ke
bentuk semula).
b. Mempercepat pemulihan kondisi tubuh ibu setelah melahirkan pada
kondisi semula.
c. Mencegah komplikasi yang mungkin timbul selama menjalani masa nifas.
d. Memelihara dan memperkuat kekuatan otot perut, otot dasar panggul, serta
otot pergerakan.
e. Memperbaiki sirkulasi darah, sikap tubuh setelah hamil dan melahirkan,
tonus otot pelvis, regangan otot tungkai bawah.
f. Menghindaripembengkakan pada pergelangan kaki dan mencegah
timbulnya varises.

3. Manfaat senam nifas


a. Membantu penyembuhan rahim, perut, dan otot pinggul yang mengalami
trauma serta mempercepat kembalinya bagian-bagian tersebut kebentuk
normal.

16
b. Membantu menormalkan sendi-sendi yang menjadi longgar diakibatkan
kehamilan.
c. Menghasilkan manfaat psikologis menambah kemampuan menghadapi
stress dan bersantai sehingga mengurangi depresi pasca persalinan.

4. Syarat senam nifas


Senam nifas dapat di lakukan setelah persalinan, tetapi dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. Untuk ibu melahirkan yang sehat dan tidak ada kelainan.
b. Senam ini dilakukan setelah 6 jam persalinan dan dilakukan di rumah sakit
atau rumah bersalin, dan diulang terus di rumah.

5. Kerugian Bila Tidak Melakukan senam nifas


a. Infeksi karena involusi uterus yang tidak baik sehingga sisa darah tidak
dapat dikeluarkan.
b. Perdarahan yang abnormal, kontraksi uterus baik sehingga resiko
perdarahan yang abnormal dapat dihindarkan.
c. Trombosis vena (sumbatan vena oleh bekuan darah).
d. Timbul varises.

6. Cara melakukan senam nifas


a. Latihan senam nifas
1) Hari pertama, sikap tubih terlentang dan rileks, kemudian lakukan
pernafasan perut diawali dengan mengambil nafas melalui hidung dan
tahan 3 detik kemudian buang melalui mulut, Lakukan 5-10 kali.

Rasional :
Setelah melahirkan peredaran darah dan pernafasan belum kembali normal.
Latihan pernafasan ini ditujukan untuk memperlancar peredaran darah dan
pernafasan. Seluruh organ-organ tubuh akan teroksigenasi dengan baik
sehingga hal ini juga akan membantu proses pemulihan tubuh.

17
2) Hari kedua, sikap tubuh terlentang, Kedua tangan dibuka lebar hingga
sejajar dengan bahu kemudian pertemukan kedua tangan tersebut tepat
di atas muka. Lakukan 5-10 kali.

Rasional :
Latihan ini di tujukan untuk memulihakan dan menguatkan kembali otot-
otot lengan.

3) Hari ketiga, sikap tubuh terlentang, kedua kaki agak dibengkokkan


sehingga kedua telapak kaki berada dibawah. Lalu angkat pantat ibu dan
tahan hingga hitungan ketiga lalu turunkan pantat keposisi semula.
Ulangi 5-10 kali.

Rasional :
Latihan ini di tujukan untuk menguatkan kembali otot-otot daar panggul
yang sebelumnya otot-otot ini bekerja dengan keras selama kehamilan dan
persalinan.

4) Hari keempat, tidur terlentang dan kaki ditekuk ± 45°, kemudian salah
satu tangan memegang perut setelah itu angkat tubuh ibu ± 45° dan
tahan hingga hitungan ketiga.

Rasional :
Latihan ini di tujukan untuk memulihakan dan menguatkan kembali otot-
otot punggung.

5) Hari kelima, tidur terlentang, salah satu kaki ditekuk ± 45°, kemudian
angkat tubuh dan tangan yang berseberangan dengan kaki yang ditekuk
usahakan tangan menyentuh lutut. Gerakan ini dilakukan secara
bergantian hingga 5 kali.

18
Rasional :
Latihan ini bertujuan untuk elatih sekaligus otot-otot tubuh diantaranya
otot-otot punggung, otot-otot bagian perut, dan otot-otot paha.

6) Hari keenam, Sikap tubuh terlentang kemudian tarik kaki sehingga paha
membentuk 90° lakukan secara bergantian hingga 5 kali.

Rasional:
Latihan ini ditujukan untuk menguatkan otot-otot di kaki yang selama
kehamilan menyangga beban yang berat. Selain itu untuk memperlancar
sirkulasi di daerah kaki sehingga mengurangi resiko edema kaki.

B. Gambar Senam Nifas


1.Berbaring dengan lutut di tekuk. Tempatkan tangan diatas perut di bawah area
iga-iga. Napas dalam dan lambat melalui hidung dan kemudian keluarkan
melalui mulut, kencangkan dinding abdomen untuk membantu mengosongkan
paru-paru

2.Berbaring telentang, lengan dikeataskan diatas kepala, telapak terbuka keatas.


Kendurkan lengan kiri sedikit dan regangkan lengan kanan. Pada waktu yang
bersamaaan rilekskan kaki kiri dan regangkan kaki kanan sehingga ada
regangan penuh pada seluruh bagian kanan tubuh.

19
3.Kontraksi vagina. Berbaring telentang. Kedua kaki sedikit diregangkan. Tarik
dasar panggul, tahan selama tiga detik dan kemudian rileks.

4.Memiringkan panggul. Berbaring, lutut ditekuk. Kontraksikan/kencangkan otot-


otot perut sampai tulang punggung mendatar dan kencangkan otot-otot bokong
tahan 3 detik kemudian rileks.

5.Berbaring telentang, lutut ditekuk, lengan dijulurkan ke lutut. Angkat kepala dan
bahu kira-kira 45 derajat, tahan 3 detik dan rilekskan dengan perlahan.

20
6.Posisi yang sama seperti diatas. Tempatkan lengan lurus di bagian luar lutut kiri.

7.Tidur telentang, kedua lengan di bawah kepala dan kedua kaki diluruskan.
angkat kedua kaki sehingga pinggul dan lutut mendekati badan semaksimal
mungkin. Lalu luruskan dan angkat kaki kiri dan kanan vertical dan perlahan-
lahan turunkan kembali ke lantai.

8.tidur telentang dengan kaki terangkat ke atas, dengan jalan meletakkan kursi di
ujung kasur, badan agak melengkung dengan letak pada dan kaki bawah lebih
atas. Lakukan gerakan pada jari-jari kaki seperti mencakar dan meregangkan.
Lakukan ini selama setengah menit.

9.Gerakan ujung kaki secara teratur seperti lingkaran dari luar ke dalam dan dari
dalam keluar. Lakukan gerakan ini selama setengah menit.

21
10.Lakukan gerakan telapak kaki kiri dan kanan ke atas dan ke bawah seperti
gerakan menggergaji. Lakukan selama setengah menit.

11.Tidur telentang kedua tangan bebas bergerak. Lakukan gerakan dimana lutut
mendekati badan, bergantian kaki kiri dan kaki kanan, sedangkan tangan
memegang ujung kaki, dan urutlah mulai dari ujung kaki sampai batas betis,
lutut dan paha. Lakukan gerakan ini 8 sampai 10 setiap hari.

12.berbaring telentang, kaki terangkan ke atas, kedua tangan di bawah kepala.


Jepitlah bantal diantara kedua kakidan tekanlah sekuat-kkuatnya. Pada waktu
bersamaan angkatlah pantat dari kasur dengan melengkungkan badan. Lakukan
sebanyak 4 sampai 6 kali selama setengah menit.

22
13.Tidur telentang, kaki terangkat ke atas, kedua lengan di samping badan. kaki
kanan disilangkan di atas kaki kiri dan tekan yang kuat. Pada saat yang sama
tegangkan kaki dan kendorkan lagi perlahan-lahan dalam gerakan selama 4
detik. Lakukanlah ini 4 sampai 6 kali selama setengah menit.

Apa tujuan latihan Sikap tubuh terlentang menarik kaki sehingga paha
membentuk 90° ?
a. Menguatkan otot-otot punggung.
b. Menguatkan otot-otot di kaki dan memperlancar sirkulasi sehingga mengurangi
resiko edema kaki
c. Menguatkan otot-otot bagian perut.
d. Menguatkan kembali otot-otot dasar panggul

23
6. KOMPLIKASI PADA MASA NIFAS

Berikut adalah Deteksi Dini


Komplikasi pada Masa Nifas :

1. Perdarahan Pervaginam
Perdarahan pervaginam yang
melebihi 500ml setelah
bersalin didefinisikan sebagai
perdarahan pasca persalinan,
terdapat beberapa masalah mengenai definisi ini :
a. Perkiraan kehilangan darah biasannya tidak sebanyak yang sebenarnya,
kadang-kadang hanya setengah dari biasanya. Darah tersebut bercampur
dengan cairan amnion atau dengan urine, darah juga tersebar pada spon,
handuk dan kain di dalam ember dan lantai.
b. Volume darah yang hilang juga bervariasi akibatnya sesuai dengan kadar
hemoglobin ibu. Seorang ibu dengan kadar Hb normal akan dapat
menyesuaikan diri terhadap kehilangan darah yang akan berakibat fatal
pada anemia. Seorang ibu yang sehat dan tidak anemia pun dapat
mengalami akibat fatal dari kehilangan darah.
c. Perdarahan dapat terjadi dengan lambat untuk jangka waktu beberapa jam
dan kondisi ini dapat tidak dikenali sampai terjadi syok.

Penilaian resiko pada saat antenatal tidak dapat memperkirakan akan terjadinya
perdarahan pasca persalinan. Penanganan aktif kala III sebaiknya dilakukan
pada semua wanita yang bersalin karena hal ini dapat menurunkan insiden
perdarahan pasca persalinan akibat atonia uteri. Semua ibu pasca bersalin harus
dipantau dengan ketat untuk mendiagnosis perdarahan fase persalinan.

24
2. Infeksi Masa Nifas
Beberapa bakteri dapat menyebabkan infeksi setelah persalinan, Infeksi masa
nifas masih merupakanpenyebab tertinggi AKI. Infeksi alat genital merupakan
komplikasi masa nifas. Infeksi yang meluas kesaluran urinary, payudara, dan
pasca pembedahan merupakan salah satu penyebab terjadinya AKI tinggi.
Gejala umum infeksi berupa suhu badan panas, malaise, denyut nadi cepat.
Gejala lokal dapat berupa Uterus lembek, kemerahan dan rasa nyeri pada
payudara atau adanya disuria.

3. Sakit Kepala, Nyeri Epigastrik, Penglihatan Kabur


Gejala-gejala ini merupakan tanda-tanda terjadinya Eklampsia post partum, bila
disertai dengan tekanan darah yang tinggi.

4. Pembengkakan di Wajah atau Ekstrenitas.


Ini berhubungan dengan no 3.

5. Demam, Muntah, Rasa Sakit Waktu Berkemih


Pada masa nifas dini sensitifitas kandung kemih terhadap tegangan air kemih di
dalam vesika sering menurun akibat trauma persalinan serta analgesia epidural
atau spinal. Sensasi peregangan kandung kemih juga mungkin berkurang akibat
rasa tidak nyaman, yang ditimbulkan oleh epiosomi yang lebar, laserasi,
hematom dinding vagina.

6. Payudara yang Berubah Menjadi Merah, Panas, dan Terasa Sakit.


Disebabkan oleh payudara yang tidak disusu secara adekuat, putting susu yang
lecet, BH yang terlalu ketat, ibu dengan diet jelek, kurang istirahat, anemia.

7. Kehilangan Nafsu Makan Dalam Waktu Yang Lama


Kelelahan yang amat berat setelah persalinan dapat mengganggu nafsu
makan,sehingga ibu tidak ingin makan sampai kelelahan itu hilang. Hendaknya
setelah bersalin berikan ibu minuman hangat,susu,kopi atau teh yang bergula

25
untuk mengembalikan tenaga yang hilang. Berikanlah makanan yang sifatnya
ringan,karena alat pencernaan perlu istirahat guna memulihkan keadaanya
kembali.

8. Rasa sakit,merah,lunak dan pembengkakan di kaki


Selama masa nifas dapat terbentuk thrombus sementara pada vena-vena
manapun di pelvis yang mengalami dilatasi.

9. Merasa sedih atau tidak mampu mengasuh sendiri bayinya dan dirinya sendiri
Penyebabnya adalah kekecewaan emosional bercampur rasa takut yang dialami
kebanyakan wanita hamil dan melahirkan, rasa nyeri pada awal masa
nifas,kelelahan akibat kurang tidur selama persalinan dan setelah melahirkan,
kecemasan akan kemampuannya untuk merawat bayinya setelah meninggalkan
rumah sakit, ketakutan akan menjadi tidak menarik lagi

26
7. SIBLING RIVALRY

Sibling Rivalry adalah kecemburuan,


persaingan dan perkelahian antara kakak dan adik
dalam satu keluarga. Ini juga terjadi dalam keluarga
saya, antara adik dan kakak sering sekali bertengkar,
masalah sepele bisa jadi besar dihadapan anak-anak.

Beberapa sebab dasar terjadinya sibling rivalry :

a. Kelahiran bayi baru


Jelas ini secara otomatis perhatian yang sebelunya banyak tercurah atau tertuju
pada anak pertama akan beralih pada si bayi, dan sang kakak akan merasa
tersisih dan dirugikan.

b. Protes Kakak
Sang kakak dalam memperebutkan dan memenangkan persaingan untuk
merebut perhatian orang tuan tentu akan menggangu sang adik.

c. Kemarahan Orang Tua


Orang tua yang memarahi sang kakak dalam beberapa kasus hanya akan tertuju
pada sang kakak, tanpa menyadari si kakak akan merasa sedih. Dengan
hubungan seperti ini hanya akan menambah kakak bertambah benci pada sang
adik.

d. Penyebab Sibling Rivalry


faktor-faktor yang mempengaruhi sibling rivalry :
• Anak-anak saling berkompetisi untuk menunjukkan bahwa mereka bisa
lebih baik dari saudaranya
• Anak-anak merasa mendapatkan perhatian dan penerimaan yang tidak
sama dengan saudaranya

27
• Anak-anak mungkin merasa hubungan dengan orang tuan mereka semakin
jauh dengan kehadiran saudaranya
• Anak-anak mungkin tidak tahu cara yang baik untuk memperoleh
perhatian saudaranya
• Anak-anak yang marah, bosa, atau lelah mudah untuk memulai
perkelahian
• Stres yang dialami orang tua akan menurunkan perhatian untuk anak-anak
dan ini akan meningkatkan sibling rivalry
• Stres yang dialami anak-anak akan menimbulkan banyak masalah
• Cara oraang tua mendidik dan melatih anak-anak untuk menyelesaikan
masalah akan membuat perbedaan yang besar dalam terjadinya sibling
rivalry

e. Cara Mengatasi Sibling Rivalry


1. Orang tua jangan campur tangan langsung, campur tangan langsung
diperlukan saat terdapat tanda-tanda akan terjadinya kekerasan fisik.
2. Pisahkan keduanya hingga masing-masing tenang, lalu suruh mereka
kembali dengan sedikitnya satu ide tentang cara menyelesaikan masalah
hingga tidak akan terulang lagi.
3. Tidak penting yang memulai siapa yang memulai masalah, karena anda tak
mungkin menemukan anak mana yang bersalah, karena tak satupun dari
mereka yang 100% benar ataupun salah.
4. Jika anak-anak selalu memperebutkan benda yang sama, misalnya mereka
rebutan TV, ajaklah mereka dan ajari membuat jadwal daftar TV
5. Bantu anak-anak mengembangkan ketrampilan dan menyelesaikan
masalah sendiri tanpa kekerasan
6. Ajari mereka bagaimana cara berkompromi, menghormati orang lain dan
memutuskan sesuatu secara adil
7. Jangan berteriak teriak pada anak-anak

28
8. Ajaklah setiap anak untuk mengungkapkan perasaan mereka tentang
saudaranya, misalnya rasa marah dan kecewa. Hal ini akan membantu
mereka untuk mengenali emosi negatif dan mengatasinya dikemudian hari
9. Belajarlah mengatur kemarahan agar anak-anak bisa belajar untuk tidak
mudah marah sehingga tidak ada pertengkaran
10. Tidak perlu berargumen bahwa anda sudah bersikap adil, karena sebesar
apapun usaha anda, anak-anak tetap menemukan ketidakadilan dari
perlakuan anda

Jika diatasi dengan tepat, Sibling Rivalry juga mempunyai sisi pisitif.
f. Manfaat Sibling Rivalry
Sibling Rivalry yang diatasi dengan tepat akan mengajarkan anak untuk
mengatasi perbedaan dengan mengembangkan beberapa ketrampilan penting.
Diantaranya adalah :
• Bagaimana menghargai nilai dan padangan orang lain
• Cara tepat untuk berkompromi dan bernegosiasi
• Mengontrol dorongan untuk bertindak agresif ( positif )

29
DAFTAR PUSTAKA

http://creasoft.wordpress.com/2008/04/21/perawatan-luka-perineum-pada-post-
partum/

http://resiandriani.com/2010/02/23/tips-perawatan-payudara-setelah-melahirkan/

http://pramitaherlina.blogspot.com/2009/09/ho-gizi-ibu-nifas-menyusui.html

http://creasoft.wordpress.com/2008/04/17/tanda-tanda-bahaya-kala-nifas/

http://rahayu-heri.blogspot.com/2010/01/senam-nifas.html

http://bidandesa.com/9-deteksi-dini-komplikasi-pada-masa-nifas.html

http://bidandesa.com/manfaat-sibling-rivalry.html

http://bidandesa.com/sibling-rivalry.html

30

Anda mungkin juga menyukai