Anda di halaman 1dari 27

METODE MOMEN DISTRIBUSI

By
M Firdaus
www.dauspoli.co.cc
PENDAHULUAN
• Metode momen distribusi dikemukakan oleh Prof. Hardy
Cross pada tahun 1930
• Merupakan suatu cara penyelesaian persamaan – persamaan
simultan (bersamaan) di dalam metode ubahan sudut
• Digunakan untuk menyelesaikan struktur statis tak tentu,
yaitu struktur yang mempunyai gaya yang harus dicari lebih
dari 3 gaya atau tidak bisa diselesaikan dengan metode
kesetimbangan batas
• Metode ini dapat dipakai terhadap struktur - struktur yang
terdiri atas batang – batang prismatis maupun batang –
batang non prismatis
MOMEN PRIMER/ FIXED END MOMEN
• Momen primer adalah momen yang akan didistribusikan
terhadap batang – batang yang berkumpul pada suatu titik
kumpul
• Momen primer akibat beban
momen – momen jika belum didistribusikan disebut momen
pertama yang selalu arahnya ditinjau terhadap titik/ titik
kumpul, jadi bukan terhadap batang
perjanjian tanda untuk momen primer hanya digunakan
untuk melakukan distribusi momen
(+) bila arahnya searah jarum jam
(-) bila arahnya berlawanan jarum jam
• Misalnya :
• Momen primer akibat goyangan
untuk batang bergoyang (konstruksi portal),
momen primer disesuaikan dengan bentuk
goyangan. Contoh :

6 EI
Untukjepit-jepit : M 2 E  elastisitas bahan (kg / cm 2 )
L
Untuk jepit-sendi : I  inersia penampang (/ m 4 )
3EI
M 2 L  panjang (/ m)
L
• Maka momen primer goyangan yang terjadi :
6 EI
M A1   2
x

L
6 EI
M 1A   2
x

L
3EI
M 2B   2
x

L
(+) bila searah jarum jam
(-) bila berlawanan jarum jam
Tabel momen primer
STIFFNESS FACTOR (K)
• Faktor kekakuan dihitung berdasarkan bentuk
perletakan 4 EI
K
• Batang jepit-jepit : L
3EI
• Batang jepit-sendi / sendi-jepit : K 
L

E = elastisitas bahan
I = inersia penampang
L = panjang bentang
contoh

A – B = sendi – jepit
B – C = jepit – jepit

A – (1) = sendi – jepit


(1) – (2) = jepit – jepit
(2) – B = jepit - jepit
DISTRIBUTIF FACTOR COEFFICIENT
(Koefisien distribusi / faktor distribusi)
• Faktor distribusi diperhitungkan terhadap titik
kumpul (titik pertemuan 2 batang atau lebih)
K

K
K = faktor kekakukan batang
Σk = jumlah faktor kekakuan titik kumpul
Contoh:

Titik kumpul 1 :
3EI (1 A) 4 EI (12)
K1 A  ; K12 
L(1A) L(12)
Maka : K1 A K12
1 A  ; 12  , 1 A  12  1
K1 A  K12 K1 A  K12

Titik kumpul 2 : 3EI ( 21) 4 EI ( 2C ) 4 EI ( 2 B )


K 21  ; K 2C  ; K2B 
L( 21) L( 2C ) L( 2 B )
Maka :
K 21 K 2C K 2B
 21  ;  2C  ; 2B 
K 21  K 2C  K 2 B K 21  K 2C  K 2 B K 21  K 2C  K 2 B
Metode Cross Pada Balok Menerus
• Balok menerus adalah balok yang ditumpu
oleh beberapa tumpuan (lebih dari 3
perletakan) dan termasuk dalam struktur
statis tak tentu
Langkah penyelesaian Metode Cross pada
balok menerus
1. Mencari momen primer untuk setiap batang yang terbebani beban luar
2. Menentukan faktor kekakuan batang
3. Menentukan faktor distribusi untuk setiap titik kumpul
4. Perataan momen atau distribusi momen cross tergantung daripada momen
primer yang didistribusikan sesuai dengan kekakuan yang dinyatakan dengan
koef. Distribusi dan faktor pemindah (carry over factor) = ½
perataan momen dengan tabel cross menghasilkan momen titik (karena
diperhatikan dari titik kumpul). Banyaknya kolom pada tabel sama dengan
jumlah momen yang akan dihasilkan sesuai bentuk perletakan
5. Untuk perhitungan yang benar akan didapatkan momen pada satu titik
berlawanan tanda atau jumlahnya
6. Perhitungan reaksi perletakan dengan mengubah momen hasil distribusi
menjadi momen batang
7. Gambar bidang Momen, Lintang, dan Normal
Contoh 1 :

Penyelesaian Metode Cross :

1. Momen Primer
1
M o AB  M o BA  q.L2
12
1
 (1).(4) 2  1,333 tm
12
1
M o BC  M o CB  P.L
8
1
 ( 2).(4)  1 tm
8
2. Angka kekakuan (K) & faktor distribusi (µ)

Titik kumpul B :
4 EI ( BA ) 4(2) 4 EI ( BC ) 4(3)
K BA   2 ; K BC   3
L( BA ) 4 L( BC ) 4

K BA K BC
 BA   BC 
K BA  K BC K BA  K BC
2 3
 
23 23
 0,4  0,6
Cek :
 BA   BC  1 ........OK!
3. Perataan momen cross

Momen yang mungkin terjadi ada pada : MAB, MBA, MBC, MCB
Maka banyaknya kolom ada 4 :
M°B = -0.333
Btg AB BA BC CB
µ - -0.4 -0.6 -
M° 1.333 -1.333 1 -1
µ . M° 0.0666 0.1332 0.1998 0.0999

ΣM 1.4 -1.2 1.2 -0.9


M. titik
• MBA + MBC = -1,2 + 1,2 = 0 ……….OK!
• Momen pada batang dengan pertemuan titik harus
menghasilkan nilai = 0
• Hasil tabel cross = Momen titik
• Untuk perhitungan reaksi perletakan dipakai momen batang
• Momen batang = - momen titik, sehingga :

Momen titik

Momen batang
4. Reaksi perletakan

• Bentang AB

M B  0  VAB .4  q.4.2  M AB  M BA  0 ;VAB  2,05 t ()


M A  0  VBA  1 / 4(q.4.2  M AB  M BA )  1,95 t ()
Mmax akibat beban luar saja (tanpa momen) :

M max  1 / 8.q.L2  1 / 8.1.4 2  2 tm


• Bentang BC

M c  0  VBC .4  P.2  M BC  M CB  0 ;VBC  1,075 t ()


M B  0  VCB  1 / 4(2.2  1,2  0,9)  0,925 t ()

• Momen maksimum akibat beban luar saja


P
M max  1 / 4.P.L  2 tm

Mmax
• Kontrol seluruh konstruksi

V  0 VAB  VBA  VBC  VCB  q.4  P  0


2,05  1,95  1,075  0,925  1.4  2  0.....OK!
• ΣMA = 0 ?

• Jadi :
VA  VAB  2,05 t ()
VB  VBA  VBC  3,025 t ()
VC  VCB  0,925 t ()
5. Gambar bidang M, L, N
Perjanjian tanda penggambaran :
Diagram

Anda mungkin juga menyukai