Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

Belajar merupakan kegiatan sehari-hari bagi siswa sekolah. Kegiatan


belajar tersebut dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja. Ditinjau dari segi
guru, kegiatan belajar ada yang tergolong dirancang dalam desain instruksional,
yakni bila siswa belajar dengan tujuan untuk mengerjakan tugas-tugas belajar
sekolah. Selain itu, ada juga belajar yang tidak termasuk dalam rancangan guru,
dalam arti siswa tersebut memiliki keinginan sendiri untuk belajar.

Seperti yang kita ketahui bahwa pelajar kita saat ini sedang mengalami
krisis minat belajar. Hal tersebut tentunya dipengaruhi oleh banyak faktor baik
yang berasal dari dalam diri si anak (internal) dan ada yang berasal dari luar diri si
anak (eksternal). Faktor yang berasal dari dalam diri si anak, biasanya berupa
tingkat kemampuan yang anak miliki, psikologis, emosi, kurangnya motivasi, dan
lain-lain. Sedangkan faktor yang berasal dari luar diri si anak antara lain
lingkungan belajar, orang tua, lingkungan tempat tinggalnya, pergaulannya,
perkembangan globalisasi, dan lain-lain.

Menurunnya motivasi belajar bukanlah semata-mata atau seutuhnya


kesalahan dari si anak. Mengapa demikian? Karena menurunnya motivasi belajar
bisa dipengaruhi oleh diri si anak dan lingkungan dari anak tersebut. Menurunnya
motivasi karena anak itu sendiri biasanya dikarenakan adanya masalah yang
sedang dihadapi oleh si anak, atau bisa juga karena ada hal yang sedang
mengganggu konsentrasi belajar si anak, contohnya: pada saat si anak tengah
mengalami masa puber. Sedangkan hal-hal yang mempengaruhi menurunnya
motivasi anak yang berasal dari luar diri si anak, misalnya pergaulan (bukan
berarti pergaulan yang menjerumuskan, tetapi pergaulan yang mengalihkan
perhatian dan konsentrasi belajar anak, contoh: si anak mengikuti suatu kegiatan
atau komunitas atau perkumpulan yang menyita banyak waktu seperti
ekstrakurikuler), perkembangan teknologi dan arus globalisasi (dimana pada saat

1
ini sedang marak digandrungi oleh pelajar-pelajar pada saat ini situs pertemanan
facebook dan twitter yang sangat banyak menyita waktu dan konsentrasi
anak).

Oleh sebab itu, penulis mengangkat masalah tentang Motivasi Belajar


untuk membantu mengembalikan motivasi pelajar yang sudah menurun. Karena
biar bagaimanapun motivasi belajar merupakan salah satu faktor yang dapat
membantu si anak untuk meraih prestasi dalam bidang pendidikan maupun masa
depannya kelak.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A.PENGERTIAN MOTIVASI

Motivasi berpangkal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai daya
penggerak yang ada di dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-
aktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan
sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). Adapun menurut Mc. Donald,
motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan
munculnya "feeling" dan di dahului dengan tanggapan terhadap adanya
tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan oleh Mc. Donald ini mengandung
tiga elemen atau ciri pokok dalam motivasi itu, yakni motivasi itu
mengawalinya terjadinya perubahan energi, ditandai dengan adanya feeling,
dan dirangsang karena adanya tujuan.

Huitt, W. (2001) mengatakan motivasi adalah suatu kondisi atau status


internal (kadang-kadang diartikan sebagai kebutuhan, keinginan, atau hasrat)
yang mengarahkan perilaku seseorang untuk aktif bertindak dalam rangka
mencapai suatu tujuan. Jadi ada tiga kata kunci tentang pengertian motivasi
menurut Huitt, yaitu: 1) kondisi atau status internal itu mengaktifkan dan
memberi arah pada perilaku seseorang; 2) keinginan yang memberi tenaga
dan mengarahkan perilaku seseorang untuk mencapai suatu tujuan; 3) Tingkat
kebutuhan dan keinginan akan berpengaruh terhadap intensitas perilaku
seseorang.

Thursan Hakim (2000:26) mengemukakan pengertian motivasi adalah


suatu dorongan kehendak yang menyebabkan seseorang melakukan suatu
perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam belajar, tingkat ketekunan

3
siswa sangat ditentukan oleh adanya motif dan kuat lemahnya motivasi
belajar yang ditimbulkan motif tersebut.

Pengertian motivasi yang lebih lengkap menurut Sudarwan Danim


(2004 : 2) motivasi diartikan sebagai kekuatan, dorongan, kebutuhan,
semangat, tekanan, atau mekanisme psikologis yang mendorong seseorang
atau sekelompok orang untuk mencapai prestasi tertentu sesuai dengan apa
yang dikehendakinya. Motivasi paling tidak memuat tiga unsur esensial,
yakni : (1) faktor pendorong atau pembangkit motif, baik internal maupun
eksternal, (2) tujuan yang ingin dicapai, (3) strategi yang diperlukan oleh
individu atau kelompok untuk mencapai tujuan tersebut.

Namun pada intinya bahwa motivasi merupakan kondisi psikologis


yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Dalam kegiatan
belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di
dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan
memberikan arah kegiatan belajar, sehingga diharapkan tujuan dapat tercapai.
Dalam kegiatan belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang
tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melakukan
aktivitas belajar.

Ada tiga komponen utama dalam motivasi yaitu kebutuhan, dorongan


dan tujuan.

1. Kebutuhan terjadi bila individu merasa ada ketidakseimbangan antara


apa yang ia miliki dan ia harapkan. Maslow membagi kebutuhan menjadi
lima tingkat, salah satu diantaranya adalah kebutuhan aktualisasi diri.
Kebutuhan untuk aktualisasi diri berkenaan dengan kebutuhan individu
untuk menjadi sesuatu yang sesuai dengan kemampuannya. Dengan
begitu ia termotivasi untuk belajar dan mencapai cita-citanya, jika ia
mampu dan diberi peluang.

4
Berbeda denga Maslow, Mc. Cleland berpendapat bahwa setiap
orang memiliki tiga jenis kebutuhan dasar, yaitu kebutuhan akan
kekuasaan yang terwujud dalam keinginan mempengaruhi orang lain,
kebutuhan untuk berafiliasi yang tercermin dalam terwujudnya situasi
bersahabat dengan orang lain, dan kebutuhan berprestasi yang terwujud
dalam keberhasilan dalam menyelesaikan tugas-tugas yang dibebankan.

2. Dorongan merupakan kekuatan mental untuk melakukan kegiatan


dalam rangka memenuhi harapan. Dorongan juga merupakan kekuatan
mental yang berorientasi pada pemenuhan harapan atau pencapaian
tujuan. Dorongan yang berorientasi pada tujuan tersebut merupkan inti
motivasi.

Menurut Hull, dorongan atau motivasi berkembang untuk


memenuhi kebutuhan sehingga seseorang akan melakukan sesuatu guna
mendapatkan apa yang ia harapkan. Dalam hal ini hadiah atau hukuman
juga turut mempengaruhi kualitas tingkah laku seseorang.

3. Tujuan adalah hal yang ingin dicapai oleh seorang individu.


Tujuan tersebut yang mengarahkan perilaku dalam belajar. Secara
psikologis, tujuan merupakan titik akhir sementara dalam pencapaian
kebutuhan. Jika kebutuhan terpenuhi, maka orang menjadi puas dan
dorongan mental untuk berbuat, terhenti sementara.

B.MANFAAT MOTIVASI

Perilaku yang penting bagi manusia adalah belajar dan bekerja.


Belajar menimbulkan perubahan mental pada diri siswa. Bekerja
menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi diri pelaku dan orang lain.
Motivasi belajar dan motivasi bekerja merupakan penggerak kemajuan
masyarakat. Kedua motivasi tersebut haruslah dimiliki oleh tiap orang.

5
Bagi siswa, pentingnya motivasi belajar adalah sebagai berikut:

1. Menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses, dan ahsil akhir

2. Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar, yang dibandingkan


dengan teman sebaya

3. Mengarahkan kegiatan belajar

4. Membesarkan semangat belajar

5. Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian bekerja


yang berkesinambungan.

Bagi guru, manfaat motivasi belajar adalah sebagai berikut:

1. Membangkitkan, meningkatkan dan memelihara semangat siswa untuk


belajar sampai berhasil

2. Mengetahui dan memahami motivasi belajar siswa dikelas yang beragam

3. Meningkatkan dan menyadarkan guru untuk memilih satu diantara


bermacam-macam peran seperti sebagai penasihat, fasilitator, instruktur,
teman diskusi, penyemangat, pemberi hadian atau pendidik

4. Memberi peluang guru untuk unjuk kerja rekayasa paedagogis.

C.JENIS DAN SIFAT MOTIVASI

1. Jenis Motivasi

6
Motivasi primer adalah motivasi yang didasarkan pada motif-motif
dasar. Motif-motif dasar tersebut umumnya berasal dari segi biologis atau
jasmani manusia.

Motivasi sekunder adalah motivasi yang dipelajari. Hal ini berbeda


dengan motivasi primer. Motivasi sosial atau motivasi sekunder
memegang peran penting bagi kehidupan manusia. Perilaku motivasi
sekunder juga terpengaruh oleh adanya sikap. Sikap adalah suatu motif
yang dipelajari. Ciri-ciri sikap yakni : (i) merupakan kecenderungan
berpikir, merasa, kemudian bertindak. (ii) memiliki daya dorong bertindak,
(iii) relatif bersifat tetap, (iv) berkecenderungan melakukan penilaian, dan
(v) dapat timbul dari pengalaman, dapat dipelajari atau berubah.

Perilaku juga terpengaruh oleh emosi. Emosi menujukkan adanya


sejenis kegoncangan seseorang. Kegoncangan tersebut disertai proses
jasmani, perilaku, dan kesadaran. Perilaku juga terpengaruh oleh adanya
pengetahuan yang dipercaya. Pengetahuan yang dipercaya tersebut
adakalanya berdasarkan akal, ataupun tak berdasar akal sehat. Pengetahuan
tersebut dapat mendorong terjadinya perilaku. Perilaku juga terpengaruh
oleh adanya kebiasaan dan kemauan. Kebiasaan merupakan perilaku
menetap dan berlangsung otomatis. Kemungkinan besar perilaku tersebut
merupakan hasil belajar. Kemauan merupakan tindakan mencapai tujuan
secara kuat.

2. Sifat Motivasi

Motivasi seseorang dapat bersumber dari (i) dalam diri sendiri, yang
dikenal sebagai motivasi internal, dan (ii) dari luar seseorang yang dikenal
dengan motivasi eksternal. Disamping itu kita bisa membedakan motivasi
intrinsik yang dikarenakan orang tersebut senang melakukannya. Menurut
Monks, motivasi berprestasi telah muncul pada saat anak berusia balita.
Hal ini berarti bahwa motivasi intrinsic perlu diperhatikan oleh para guru
7
sejak TK, SD, dan SLTP. Pada usia ini para guru masih memberi tekanan
pada pendidikan kepribadian khususnya disiplin diri untuk beremansipasi.
Penguatan terhadap motivasi intrinsic perlu diperhatikan, sebab disiplin
merupakan kunci keberhasilan belajar (Monks, Knoers, Siti Rahayau, 1989
; 161-164).

Motivasi ekstrinsik adalah dorongan terhadap perilaku seseorang yang


ada di luar perbuatan yang dilakukannya. Orang berbuat sesuatu, karena
dorongan dari luar seperti adanya hadiah dan menghindari hukuman.

Motivasi intrinsic dan ekstrinsik dapat dijadikan titik pangkal rekayasa


pedagogis guru. Sebaiknya guru mengenal adanya motivasi-motivasi
tersebut. Untuk mengenal motivasi yang sebenarnya, guru perlu
melakukan penelitian. Adakalanya guru menghadapi siswa ynag belum
memiliki motivasi belajar yang baik. Dalam hal ini seyogianya guru
berpegang pada motivasi ekstrinsik, dengan menggunakan penguat berupa
hadiah atau hukuman, seyogianya guru memperbaiki disiplin diri siswa
dalam beremansipasi.

D. UNSUR-UNSUR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI


BELAJAR

1. Cita-cita atau Aspirasi Siswa

Motivasi belajar tamapak pada keinginan anak sejak kecil.


Keberhasilan mencapai kainginan menumbuhkan kemuan bergiat, bahkan
dikemudian hari menumbuhkan cita-cita dalam kehidupan. Timbulnya
cita-cita dibarengi oleh perkembangan akal, moral, kamauan, bahasa, dan
nilai-nilai kehidupan. timbulnya cita-cita juga dibarengi oleh
perkembangan kepribadian. Cita-cita akan memperkuat motivasi belajar

8
intrinsic ataupun ekstrinsik, sebab tercapainya tercapainya suatu cita-cita
akan mewujudkan akulturasi diri. (Monks, 1989: 241-260; Schein,
1991:87-110; singgih Gunarsa, 1990: 183-199).

2. Kemampuan Siswa

Keinginan seorang perlu dibarengi dengan kemampuan atau


kecakapan mencapainya. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa
kemampuan akan memperkuat motivasi anak untuk melaksakanan tugas-
tugas perkembangan.

3. Kondisi siswa

Kondisi siswa yang meliputi kondisi rohani dan jasmani


mempengaruhi motivasi belajar.

4. Kondisi Lingkungan Siswa

Kondisi sekolah yang sehat, kerukunan hidup, ketertiban pergaulan


perlu dipertinggi mutunya. Dengan lingkungan yang aman, tenteram,
tertib, dan indah, maka semangat dan motivasi belajar mudah diperkuat.

5. Unsur-unsur Dinamis dalam Belajar dan Pembelajaran

Pembelajar yang masih berkembang jiwa raganya, lingkungan yang


semakin bertambah baik berkat dibangun, merupakan kondisi dinamis
yang bagus bagi pembelajaran. Guru professional diharapkan mampu
memanfaatkan surat kabar, majalah, siaran radio, televisi, dan sumber
belajar di sekitar sekolah untuk memotivasi belajar.

9
6. Upaya Guru dalam Membelajarkan Siswa

Upaya guru membelajarkan siswa terjadi di sekolah dan di luar


sekolah. Upaya membelajarkan disekolah meliputi hal-hal berikut : (i)
menyelenggarakan tertib belajar di sekolah (ii) membina disiplin belajar
dalam setiap kesempatan, seprti memanfaatkan waktu dan pemeliharaan
fasilitas sekolah. (iii) membina belajar tertib pergaulan, dan (iv) membina
belajar tertib lingkungan sekolah.

E. UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

1. Optimaisasi Penerapan Prinsip Belajar

Dalam upaya pembelajaran, terkait dengan beberapa prinsip belajar.


Beberapa prinsip belajar tersebut antara lain :

a. Belajar menjadi bermakna bila siswa memahami tujuan belajar.

b. Belajar menjadi bermakna bila siswa dihadapkan pada pemecahan


masalah yang menantangnya

c. Belajar menjadi bermakna bila guru mampu memusatkan segala


kemampuan mental siswa dalam program kegiatan tertentu.

d. Sesuai dengan perkembangan jiwa siswa, maka kebutuhan bahan-


bahan belajar siswa semakin bertambah, oleh karena itu guru perlu
mengatur bahan dari yang paling sederhana sampai yang paling
menantang.

e. Belajar menjadi menantang bila siswa memahami prinsip penilaian


dan faedah nilai belajarnya bagi kehidupan dikemudian hari.

10
2. Optimalisasi Unsur Dinamis Belajar dan Pembelajaran

Seorang siswa akan belajar dengan seutuh pribadinya. Perasaan,


kemauan, pikiran, perhatian, fantasi, dan kemapuan yang lain tertuju pada
belajar. Meskipun demikian ketertujuan tersebut tidak selamanya berjalan
lancar. Ketidaksejajaran tersebut disebabkan kelelahan jasmani atau
mentalnya. Oleh karena itu, guru harus dapat mengupayakan optimalisasi
unsur-unsur dinamis yang ada dalam diri dan lingkungan siswa.

Adapun upaya optimalisasi unsur-unsur tersebut adalah sebagai


berikut :

a. Memberi kesempatan pada siswa untuk mengungkapkan hambatan


belajar yang dialaminya

b. Memelihara minat, kemauan dan semangarbelajar siswa

c. Berkoordinasi dengan orang tua wali agar memberi kesempatan


kepada siswa untuk beraktualisasi diri dalam belajar

d. Memanfaatkan unsur-unsur lingkungan yang mendorong belajar

e. Menggunakan waktu secara tertib dan efesien

f. Memberikan rasa percaya diri kepada murid dan memberikan


keyakinan pada mereka bahwa mereka mampu mengatasi segala
hambatan dan pasti berhasil

3. Optimalisasi Pemanfaatan pengalaman dan Kemampuan

Guru adalah penggerak perjalanan belajar bagi siswa. Sebagai


penggerak guru perlu memahami dan mencatat kesukaran-kesukaran
siswa. Sebagai fasilitator belajar, guru diharapkan memantau mengatasi

11
kesukaran belajar. Bantuan mengatasi kesukaran belajar perlu diberikan
sebelum siswa putus asa. Guru wajib menggunakan pengalam belajar dan
kemampuan siswa dalam mengelola siswa belajar.

Adapun upaya optimalisasi pemanfaatan pengalaman siswa tersebut


dapat dilakukan sebagai berikut :

a. Siswa ditugasi membaca bahan belajar sebelumnya, sehingga hal-hal


yang sukar dapat ditanyakan kepada guru ketika KBM berlangsung.

b. Guru wajib mempelajari dan memecahkan masalah atau hal-hal yang


sukar bagi siswa

c. Guru mengajak serta siswa mangalami dan mengatasi kesukaran

d. Guru memberikan kesempatan pada siswa yang mampu memecahkan


masalah, untuk membantu teman-temannya yang mengalami
kesukaran.

e. Guru menghargai pengalaman dan kemampuan siswa agar belajar


secara mandiri.

4. Pengembangan Cita-cita dan Aspirasi Belajar

Upaya mendidik dan mengembangkan cita-cita belajar dapat dilaukan


dengan berbagai cara. Cara-cara mendidik dan mengembangkan yang
dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain sebagai berikut :

a. Guru menciptakan suasana belajar yang menggembirakan.

b. Guru mengikutsertakan semua siswa untuk memelihara fasilitas


belajar.

c. Guru mengajak siswa untuk membuat perlombaan unjuk belajar


seperti lomba baca, lomba karya tulis ilmiah, dan lomba lukis.

12
d. Guru mengajak serta orang tua siswa untuk memperlengkap fasilitas
belajar seperti buku bacaan, majalah, alat olah raga, dan kebun bunga.

e. Guru memberanikan siswa untuk mencatat keinginan-keinginan di


notes pramuka, dan mencatat keinginan yang tercapai dan tak tercapai.

f. Guru bekerjasama dengan pendidik lain untuk mendidik dan


mengembangkan cita-cita belajar sepanjang hayat.

13

Anda mungkin juga menyukai