Anda di halaman 1dari 25

Mata Kuliah Umum Kedinasan

Pusbiktek, 11 Agustus 2008


1
I. Pendahuluan

2
2
1. Ruang merupakan sumber daya alam yang dapat
dimanfaatkan secara umum dan merupakan barang
publik
2. Ketersediaan ruang adalah terbatas. Ruang yang
terbatas ini perlu ditata, diatur, dan dimanfaatkan
sedemikian rupa
3. Ruang harus dimanfaatkan secara arif dan efisien,
sehingga memungkinkan pemanfaatan sumberdaya
alam yang terkandung di dalamnya dapat secara
optimal dimanfaatkan untuk sebesar-besar
kemakmuran rakyat

33
Penataan ruang merupakan pendekatan
pembangunan berdimensi spasial yang
memberikan perhatian utama pada pengaturan
perilaku manusia dalam memanfaatkan ruang dan
sumberdaya alam yang terkandung di dalamnya
yang bertujuan untuk mewujudkan ruang
kehidupan yang nyaman, aman, produktif, dan
berkelanjutan berlandaskan Wawasan Nusantara
dan Ketahanan Nasional dalam wadah NKRI

(Penjelasan Pasal 20 ayat 3 UU No 26 Tahun 2007) 44


Konflik kepentingan antar sektor
Penyimpangan pemanfaatan ruang
Fenomena urbanisasi
Kesenjangan antar wilayah
Perkembangan kota yang tidak
terarah
Rendahnya partisipasi masyarakat
dalam penataan ruang
Pemanfaatan teknologi informasi
Kompatibilitas dan kesesuaian
standar peta
5
5
1. Pengembangan wilayah bertujuan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat
(manusia) dan kualitas lingkungan.
2. Pengertian pengembangan wilayah : rangkaian
upaya untuk mewujudkan keterpaduan dalam
penggunaan berbagai sumber daya,
merekatkan dan menyeimbangkan
pembangunan nasional dan kesatuan
wilayah nasional, meningkatkan keserasian
antar kawasan, keterpaduan antar sektor
pembangunan melalui proses penataan ruang
dalam rangka pencapaian tujuan pembangunan
yang berkelanjutan dalam wadah NKRI.
66
Penataan ruang merupakan pendekatan
pembangunan berdimensi spasial yang
memberikan perhatian utama pada pengaturan
perilaku manusia dalam memanfaatkan ruang dan
sumberdaya alam yang terkandung di dalamnya
yang bertujuan untuk mewujudkan ruang
kehidupan yang nyaman, aman, produktif, dan
berkelanjutan berlandaskan Wawasan Nusantara
dan Ketahanan Nasional dalam wadah NKRI

7
7
Dalam rangka mewujudkan konsep pengembangan
wilayah yang di dalamnya tujuan dan sasaran yang
bersifat kewilayahan di Indonesia, maka dilaksanakan
penataan ruang yang terdiri dari 3 (tiga) rangkaian proses
utama yang saling berkaitan satu dengan lainnya sesuai
Undnag-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang yaitu: proses perencanaan tata ruang,
pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan
ruang.
Pembangunan wilayah perlu mempertimbangkan
keserasian antara berbagai sumber daya sebagai
unsur utama pembentuk ruang, didukung oleh sistem
hukum dan sistem kelembagaan yang melingkupinya,
dan dilakukan sebagai langkah strategis untuk mengatasi
kesenjangan wilayah.

8
8
Pengembangan wilayah dilakukan dalam
payung penataan ruang untuk meningkatkan
kualitas hidup masyarakat (city as engine of
economic growth) yang berkeadilan sosial
(social justice) dalam lingkungan hidup yang
lestari (environmentaly sound) dan
berkesinambungan (sustainability sound).
Pengembangan Wilayah melalui PENATAAN
RUANG adalah rangkaian upaya untuk
mewujudkan keterpaduan penggunaan
berbagai sumberdaya, merekatkan dan
menyeimbangkan pembangunan nasional
dan kesatuan wilayah nasional,
meningkatkan keserasian antar kawasan,
keterpaduan antar sektor pembangunan
melalui proses penataan ruang dalam rangka
pencapaian tujuan pembangunan yang
1. Berdasarkan UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah
Daerah, semua urusan telah menjadi kewenangan pemerintah
daerah, kecuali urusan-urusan yang bersifat lintas wilayah
yang perlu ditangani pemerintah pusat, memberi peluang
lebih besar kepada daerah untuk mengekspresikan potensi
dan keinginan daerah untuk pemenuhan kebutuhan
masyarakat dan peningkatan kesejahteraan wilayah.
2. Concern pemerintah pusat dalam hal penataan ruang adalah
sebagai berikut:
Tercapainya keseimbangan pemanfaatan ruang makro antara
kawasan berfungsi lindung dan budidaya, antara kawasan
perkotaan dan perdesaan, antar wilayah dan antar sektor
Tercapainya pemulihan daya dukung lingkungan untuk
mencegah terjadinya bencana yang lebih besar dan menjamin
keberlanjutan pembangunan
Terwujudnya keterpaduan dan kerjasama pembangunan lintas
provinsi dan lintas sektor untuk optimasi dan sinergi struktur
pemanfaatan ruang
Terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat (basic needs) akan
pelayanan publik yang memadai. 10
10
Penataan ruang diharapkan :
i. dapat mewujudkan pemanfaatan ruang yang berhasil guna dan
berdaya guna serta mampu mendukung pengelolaan lingkungan
hidup yang berkelanjutan;
ii. tidak terjadi pemborosan pemanfaatan ruang; dan
iii. tidak menyebabkan terjadinya penurunan kualitas ruang.
Penataan ruang yang didasarkan pada karakteristik, daya dukung
dan daya tampung lingkungan, serta didukung oleh teknologi
yang sesuai akan meningkatkan keserasian, keselarasan, dan
keseimbangan subsistem.
UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS RUANG
Penataan ruang merupakan suatu langkah pendekatan spasial
untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan.
Implementasi rencana tata ruang harus melibatkan semua pelaku
pembangunan (stakeholders) pada setiap tahap pembangunan
dan tercipta sinergis antara pengembangan wilayah dan
penataan ruang

11
11
Penataan ruang diharapkan :
i. dapat mewujudkan pemanfaatan ruang yang berhasil guna dan
berdaya guna serta mampu mendukung pengelolaan lingkungan
hidup yang berkelanjutan;
ii. tidak terjadi pemborosan pemanfaatan ruang; dan
iii. tidak menyebabkan terjadinya penurunan kualitas ruang.
Penataan ruang yang didasarkan pada karakteristik, daya dukung
dan daya tampung lingkungan, serta didukung oleh teknologi
yang sesuai akan meningkatkan keserasian, keselarasan, dan
keseimbangan subsistem.
UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS RUANG
Penataan ruang merupakan suatu langkah pendekatan spasial
untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan.
Implementasi rencana tata ruang harus melibatkan semua pelaku
pembangunan (stakeholders) pada setiap tahap pembangunan
dan tercipta sinergis antara pengembangan wilayah dan
penataan ruang

12
12
KLASIFIKASI PENATAAN RUANG
DIKLASIFIKASIKAN
BERDASARKAN
Ps. 4

SISTEM Sistem Wilayah Sistem Internal Perkotaan


Ps. 5 ayat (1)

FUNGSI UTAMA
KAWASAN Kws. Lindung Kws. Budidaya
Ps. 5 ayat (2)

WILAYAH PR Wil. PR Wil. PR Wil.


ADMINISTRATIF Nasional Provinsi Kab. / Kota

Ps. 5 ayat (3)


KEGIATAN
KAWASAN PR Kws. Perkotaan PR Kws. Perdesaan
Ps. 5 ayat (4)

NILAI PR Kws PR Kws PR Kws


STRATEGIS Strategis Strategis Strategis
KAWASAN Nasional Provinsi Kab./Kota
BHK-DJPR/Presentasi/DR
Ps. 5 ayat (5) 11
KLASIFIKASI PENATAAN RUANG BERDASARKAN SISTEM, FUNGSI DAN
NILAI STRATEGIS KAWASAN
Berdasarkan Sistem Berdasarkan Wilayah Berdasarkan Nilai
Administratif Strategis Kawasan
Ps. 5 ayat (3) Ps. 5 ayat (5)
Ps. 5 ayat (1)

Penataan Ruang PR Kws. Strategis


Sistem
Wilayah Nasional Nasional
Wilayah
Penataan Ruang PR Kws. Strategis
Sistem Wilayah Provinsi Provinsi
Internal
Perkotaan Penataan Ruang PR Kws. Strategis
Wilayah Kabupaten Kabupaten
Penataan Ruang PR. Kws. Strategis
Wilayah Kota Kota

Berdasarkan Kegiatan Kawasan

PR Kws. Perkotaan
Ps. 5 ayat (4)

PR Kws. Perdesaan

Berdasarkan Fungsi Utama Kawasan


Ps. 5 ayat (2)
`ed
PRc Kws. Lindung PR Kws. Budi Daya
12
KOMPLEMENTARITAS RENCANA TATA RUANG

Dilengkapi
peraturan zonasi
(Zoning Regulation)

BHK-
BHK-DJPR/Presentasi/DR
24
DJPR/AAS/P t i
PELAKSANAAN PENATAAN RUANG

PELAKSANAAN
upaya pencapaian tujuan penataan
ruang melalui pelaksanaan:
Ps. 1 angka 11

Ps.12

Perencanaan Pemanfaatan Pengendalian


Tata Ruang Ruang Pemanfaatan Ruang

suatu proses untuk menentukan upaya untuk mewujudkan tertib tata


struktur ruang & pola ruang yang ruang yang meliputi peraturan zonasi,
meliputi penyusunan & penetapan perizinan, pemberian insentif dan
RTR Ps. 1 angka 13
disinsentif, serta pengenaan sanksi.
Ps. 1 angka 15

upaya untuk mewujudkan struktur ruang dan


pola ruang sesuai dengan RTR melalui
penyusunan dan pelaksanaan program
beserta pembiayaannya Ps. 1 angka 14

BHK-DJPR/Presentasi/DR
16
PERENCANAAN TATA RUANG

Menghasilkan rencana umum tata ruang dan rencana rinci tata ruang Ps. 14 ayat (1)

RENCANA UMUM sebagai perangkat operasional


RENCANA RINCI TATA RUANG rencana umum tata ruang
TATA RUANG Ps. 14 ayat (3)
Ps. 14 ayat (2) disusun Ps. 14 ayat (4)
RTR PULAU / KEPULAUAN apabila:
RTRW NASIONAL RTR KWS STRA. NASIONAL a. rencana umum tata ruang
belum dapat dijadikan dasar
WILAYAH

dalam pelaksanaan
RTRW PROVINSI RTR KWS STRA. PROVINSI
pemanfaatan ruang dan
pengendalian pemanfaatan
RTR KWS STRA KABUPATEN ruang; dan/atau
RTRW KABUPATEN b. rencana umum tata ruang
RDTR WIL KABUPATEN mencakup wilayah
perencanaan yang luas dan
skala peta dalam rencana
RTR KWS METROPOLITAN umum tata ruang tersebut
memerlukan perincian
PERKOTAAN

RTR KWS PERKOTAAN DLM sebelum dioperasionalkan


Ps. 14 ayat (5)
WIL KABUPATEN

RTR BAGIAN WIL KOTA Sebagai dasar penyusunan


peraturan zonasi
RTRW KOTA
RTR KWS STRA KOTA Ps. 14 ayat (6)

RDTR WIL KOTA


17
RENCANA TATA RUANG
Ps. 17 ayat (1)

Rencana Struktur Ruang Rencana Pola Ruang


Ps. 17 ayat (2) Ps. 17 ayat (3)

Rencana Rencana Peruntukan Peruntukan


Sistem Pusat Sistem Jaringan Kawasan Kawasan
Permukiman Prasarana Lindung Budidaya
Ps. 17 ayat (4)

Sistem Wilayah Sistem Jaringan Kegiatan


Transportasi Pelestarian
Sistem internal Lingkungan Hidup
Perkotaan Sistem Jaringan
Energi Kegiatan Sosial

Sistem Jaringan Kegiatan Budaya


Telekomunikasi
Kegiatan Ekonomi
Sistem
Persampahan & Kegiatan
Sanitasi Pertahanan &
Keamanan
Sistem Jaringan
SDA, dll.
dalam RTRW ditetapkan kawasan hutan
paling sedikit 30 %dari luas DAS
Ps. 17 ayat (5)
18
Penyelenggaraan infrastruktur dalam lingkup pekerjaan umum
meliputi:
i. infrastruktur jalan sebagai prasarana pembentuk struktur ruang,
infrastruktur sumber daya air sebagai prasarana pendukung
penyimpanan dan pendistribusian air maupun pengendalian
daya rusak air,
ii. infrastruktur cipta karya pada kawasan perkotaan dan
perdesaan sebagai pendukung kualitas kehidupan dan
penghidupan masyarakat, yang mencakup pelayanan
transportsi lokal, pelayanan air minum dan sanitasi lingkungan,
termasuk penanganan persampahan, penyediaan drainase
untuk mengatasi genangan dan pengendalian banjir,
penanganan air limbah domestik, serta
iii. penataan ruang dalam menata sturktur ruang dan pola ruang,
serta pengendalian pemanfaatan ruang wilayah nasional.
Infrastruktur mempunyai peran vital dalam pembangunan
ekonomi, modal bagi pertumbuhan perekonomian, mendorong
terciptanya kesempatan kerja dan berusaha, dan infrastruktur
adalah basic determinant atau kata kunci bagi perkembangan
ekonomi nasional
Pengembangan Wilayah berbasis Penataan Ruang harus
dapat menjawab tantangan pembangunan infrastruktur yang
tepat jenis (dalam hal jenis infrastruktur yang dibutuhkan
dan kuantitasnya, serta kualitas infrastruktur yang dapat
mendukung kegiatan ekonomi) dan lokasi pembangunan
infrastruktur yang dapat mendorong meningkatnya produksi
ekonomi, yang pada akhirnya dapat meningkatkan dan
mencapai target ekonomi pembangunan nasional.
Dukungan infrastruktur bidang pekerjaan umum merupakan
prioritas untuk mendukung pembangunan ekonomi wilayah dan
ekonomi nasional
Penyelenggaraan infrastruktur bidang pekerjaan umum telah
didukung dengan adanya kepastian hukum dalam
penyelenggaraannya, yaitu dengan Undang-undang No. 18
Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi, Undang-undang No. 28
Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung, Undang-undang No. 7
Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air, Undang-undang No. 38
Tahun 2004 tentang Jalan, Undang-undang No. 26 Tahun 2007
tentang Penataan Ruan
Penyelenggaraan infrastruktur bidang pekerjaan umum
menghadapi tantangan yang dikaitkan dengan kondisi wilayah
nasional yang memiliki karakterisitik geografis yang beragam,
dan sumber daya alam yang tidak merata. Untuk itu, strategi
pembangunan infrastruktur Pekerjaan Umum berbasis pada
kondisi tingkatperkembangan setiap wilayah.
Dengan berbasis penataan ruang dan pendekatan
pembangunan wilayah, penyelenggaraan infrastruktur bidang
pekerjaan umum diharapkan dapat menciptakan percepatan
pembangunan nasional, pemerataan kesejahteraan masyarakat,
serta peningkatan pertumbuhan ekonomi yang merata di
seluruh wilayah Indonesia.
Orientasi penyelenggaraan infrastruktur tidak hanya
membangun, namun menjadikannya asset yang dapat
memberikan pelayanan dalam waktu yang lama, dan
penyelenggaraannya memerlukan pembiayaan yang bersifat
jangka panjang melalui berbagai terobosan pembiayaan. Oleh
karena itu, penyelenggaraan infrastruktur harus dilakukan di
jalur yang tepat, sesuai dengan kebutuhan dan tepat sasaran.
PENATAAN RUANG SEBAGAI LANDASAN PENYUSUNAN
PROGRAM TERPADU BIDANG PEKERJAAN UMUM
PERMASALAHAN UTAMA dan TANTANGAN

RPJMN
RTRWN RENSTRA PU
SISTRANAS
SNPP Kebijakan
AGENDA PEMBANGUNAN
NASIONAL
RTRW PULAU
PRIORITAS PEMBANGUNAN RKP
SISTEM NASIONAL: NASIONAL
1. Pengembangan Kws. Prioritas
2. Sistem Pusat Permukiman
PRIORITAS UTAMA PU
3. Sistem Prasarana
4. Prioritas Pengembangan DAS

KRITERIA PROGRAM
JANGKA MENENGAH
PJM 2005 2009
(tahapan Sistem
Nasional) PROGRAM
KONREG
PENATAAN
RUANG
Program Prioritas
JALAN DAN
Pembangunan Nasional JEMBATAN
KRITERIA PROGRAM
JANGKA PENDEK PENGEMBANGAN
SUMBER DAYA
AIR
Hasil Konreg
RTRW PROPINSI Program Terpadu PERMUKIMAN
RTRW KAB./KOTA Jangka Pendek KETERSEDIAAN DANA INFRASTRUKTUR
Long List PERKOTAAN
22 DAN
Kriteria Program / Pedoman Perencanaan Pembangunan
PERDESAAN
Kerjasama antar daerah hampir tidak bisa dihindarkan, karena
banyak urusan daerah yang tidak bisa dibatasi dalam teritori
administratif masing-masing daerah, dan terkait dengan kebijakan
daerah lain.
Dalam hal ini, tiap-tiap daerah memiliki aktivitas atau modal yang
saling melengkapi, sehingga harus ada semacam kesepakatan
antar daerah untuk bekerja sama, baik bentuk, jenis maupun, dan
terhadap sektor-sektor yang akan dikerjasamakan
Dengan adanya komitmen dan keterikatan dalam
penyelenggaraan kerja sama antar daerah di berbagai bidang,
penting bagi daerah untuk menggali sumber daya daerah dan
membangun daerahnya sendiri, yang dalam penyelenggaraanya
terdapat hubungan simbiosis yang saling menguntungkan.
Bentuk kerjasama terutama dalam penataan ruang wilayah ini,
merupakan keserasian antara rencana tata ruang provinsi /
kabupaten / kota dan sekitarnya. Penyelenggaraan kerja sama ini
harus sesuai dengan amanat undang-undang, agar kerja sama
tersebut dapat memberikan manfaat yang optimal bagi daerah
yang melakukan kerja sama.
TUR, BIN, dan WAS terhadap :
NEGARA - LAK PR wilayah Nasional, provinsi, &
kabupaten/kota,
- LAK PR kws. strategis nasional, provinsi, &
kabupaten/kota

WEWENANG LAK PR wilayah Nasional


Ps. 7 ayat (1) PEMERINTAH
LAK PR kws strategis Nasional
Ps. 8
Negara menyelengga-
rakan penataan ruang Kerja sama PR antarnegara & fasilitasi kerja
sama antarprovinsi
untuk sebesar-besarnya Seorang Menteri
kemakmuran raktyat
Ps. 9 ayat (1)
TUR, BIN, dan WAS terhadap :
Ps. 7 ayat (2) - LAK PR wilayah provinsi & kabupaten/kota,
Dalam melaksanakan - LAK PR kws. Provinsi & kabupaten/kota
WEWENANG
tugasnya, negara PEMERINTAH LAK PR wilayah provinsi
memberikan kewenangan PROVINSI
penyelenggaraan Ps. 10 LAK PR kws. strategis provinsi
penataan ruang kepada Kerja sama PR antarprovinsi & fasilitasi kerja
Pemerintah dan sama antarprovinsi
pemerintah daerah
TUR, BIN, dan WAS terhadap :
Ket: - LAK PR Wilayah kabupaten/kota,
TUR = pengaturan WEWENANG - LAK PR kws. strategis kabupaten/kota
PEMERINTAH
BIN = pembinaan
KAB./KOTA LAK PR wilayah kabupaten /kota
LAK = pelaksanaan Ps. 11
WAS = pengawasan LAK PR kws. strategis kabupaten/kota
PR = penataan ruang Kerja sama PR antarkabupaten/kota 13
25
25

Anda mungkin juga menyukai