Anda di halaman 1dari 2

Selasa, 26 Januari 2010

Sistem Satu Pintu


Sistem Pelayanan Satu Pintu
Pengelolaan Perbekalan Farmasi
Proses yang merupakan siklus kegiatan dimulai dari pemilihan, perencanaan, peng-adaan,
penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, monitoring, pengendalian, pelaporan dan evaluasi
yg dilaksanakan Instalasi Farmasi RS

Tujuan pelayanan Kefarmasian satu pintu


1. Optimalisasi cakupan pelayanan obat gawat darurat, resep rawat jalan umum, rawat jalan
Askes, rawat inap umum/Askes, obat operasi dan pelayanan obat masyarakat miskin.
2. Meminimalisasi pemberian obat yg tidak tepat waktu, dan meminimalisasi medication error.
3. Pasien safety
4. Peningkatan pelayanan asuhan kefarmasian.
5. Optimalisasi pendapatan farmasi sehingga pendapatan RS meningkat & kesejahteraan
pegawai RS bertambah.
6. Sebagai salah satu sarana memperbaiki citra RS.

Dasar Hukum pelayanan Kefarmasian satu Pintu


- SK Menkes Nomor 085/Menkes/Per/I/1989 tentang Penulisan Obat Generik di Instansi
Pelayanan Kesehatan Milik Pemerintah, pasal 6 ayat 1-3
- SK Dirjen Pelayanan Medis Nomor 0428/ Yanmed/RSKS/SK/1989 tentang Petunjuk
Pelaksanaan SK Menkes Nomor 085/Men-kes/Per/I/1989 tentang Penulisan Obat Generik di
Instansi Pelayanan Kesehatan Milik Pemerintah, Pasal 8 ayat 2-C pasal 9 ayat 1-4
- Persyaratan akreditasi pelayanan farmasi RS

Sistem Pelayanan satu Pintu


- Sistem dimana Instalasi Farmasi RS memiliki kewenangan penuh dalam pengelolaan
perbekalan farmasi.
- Berkewajiban mengelola obat secara berdaya guna dan berhasil guna.
- IFRS diharuskan membuat prosedur perencanaan, pengadaan, penyimpanan, penyaluran, dan
pemantauan obat yang digunakan di rumah sakit.
- IFRS bertanggung jawab terhadap obat yang beredar di RS.
- Berkewajiban melaksanakan pengendalian pelayanan dan pemantauan penggunaan obat di
rumah sakit.
- Apabila dalam pendanaan pengadaan obat melibatkan pihak ke tiga, maka tata kerja dan
teknis layanan kefarmasian harus di bawah koordinasi IFRS.
- SATU KEBIJAKAN (Kriteria pemilihan obat, penerapan sistem formularium).
- SATU SOP (Prosedur Instruksi kerja, pelayanan).
- SATU PENGAWASAN OPERASIONAL (Laporan rutin, money, koordinasi)
- SATU SISTEM INFORMASI (SIM, Informasi Logistik, Informasi Obat).
Proses pelaksanaan sistem pelayanan kefarmasian satu pintu
a. Pemahaman tentang tanggungjawab kepada pihak internal IFRS bahwa Instalasi farmasi
bertanggung jawab atas semua obat yang beredar di rumah sakit.
b. Commitment Building : Memberikan yang terbaik untuk pelanggan, pelayanan bebas
kesalahan (Zerro Defect), pelayanan bebas copy resep (terlayani semua di rumah sakit).
c. Membangun kekuatan internal RS terhadap pesaing farmasi dari luar dan mewujudkan
keterikatan terhadap pelayanan farmasi RS dengan penyediaan dana gotong royong seluruh
jajaran RS.
d. Pemberdayaan Panitia Farmasi dan Terapi
e. Penerapan sistem formularium RS
f. Penerapan satu SOP penulisan resep
g. Resep wajib dikirim ke IFRS untuk dilakukan skrining (dan validasi).
h. Penerapan SIM farmasi.

Penerapan Sisatu (sistem satu pintu) di RS


- Sisatu penuh ( IF RS secara penuh menyediakan penuh untuk keseluruhan pasien di RS.
- Sisatu parsial (terdapat unit penyedia obat lain di RS dengan koordinasi Instalasi Farmasi).

Sistem formularium dipatuhi oleh semua pihak termasuk apotek pelengkap.Apotek pelengkap
di beri area pelayanan farmasi yang jelas sehingga tidak menggangu penyediaan di IFRS.Resep
dilakukan scrining oleh IFRS.Satu SOP pelayanan farmasi.
Diposkan oleh Ester di 18:43

Anda mungkin juga menyukai