Oleh:
Hasbiah
INSTITUT AGAMA ISLAM AL-AQIDAH JAKARTA
FAKULTAS TARBIYAH JURUSAN PAI
TAHUN 2009-2010
Nama: Hasbiah
Nim: 061025081
Fakultas: Tarbiyah/PAI/VIII-B
Dosen: Bpk Dwiyono
Proses globalisasi akan terus merebak. Tidak ada satu wilayahpun yang dapat
menghindari dari kecenderungan perubahan yang bersifat global tersebut, dengan segala
berkah, problem dan tantangan-tantangan yang menyertainya. Perubahan yang bersifat
global yang begitu cepat menuntut kepekaan organisasi dalam merespon perubahan yang
terjadi agar tetap exist dalam kancah persaingan global. Dunia pendidikan juga harus
mengantisipasi kecenderungan-kecenderungan global yang akan terjadi. Beberapa
kecenderungan global yang perlu untuk diantisipasi oleh dunia pendidikan antara lain
adalah: Pertama, proses investasi dan re-investasi yang terjadi di dunia industri
berlangsung sangat cepat, menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan yang sangat
cepat pula pada organisasi kerja, struktur pekerjaan, struktur jabatan dan kualifikasi
tenaga kerja yang dibutuhkan.
A. Pergeseran Struktur Tenaga Kerja
Pada abad XX dunia kerja ditandai dengan produksi massal dan terstandarisasi
untuk menurunkan ongkos produksi. Proses produksi semacam ini bersifat mekanistis
yang memerlukan tenaga kerja khusus namun kontrol tenaga kerja terbatas, sistem quality
control jelas, dan proses produksi harus dijauhkan dari kemalasan tenaga kerja. Namun
proses produksi pada abad XXI berubah. Pasar dewasa ini bersifat fleksibel, harus dapat
segera menanggapi perubahan, dan kerjasama dalam menyusun ongkos merupakan kunci
utama untuk dapat menang dalam persaingan. Oleh karena itu, organisasi dunia industri
memerlukan :
1. Integrasi dari semua bagian dari proses produksi seperti bagian perencanaan,
mesin, pemasaran, proses produksi, dll.,
2. herarkis struktur organisasi yang mendatar,
3. desentralisasi tanggung jawab, dan,
4. lebih banyak melibatkan karyawan dalam pengambilan keputusan di segala
jenjang.
Sistem ini akan lebih responsif terhadap tuntutan dan kebutuhan perubahan,
fleksibel, dan lebih memungkinkan untuk melaksanakan pembaharuan yang berlangsung
secara terus menerus. Namun, sistem ini memerlukan tenga kerja yang memiliki skiil
yang berbeda-beda dan skiil yang lebih tinggi serta lebih terdidik. Persoalan yang muncul
adalah: 1) Berapa besar konsekuensi dari perubahan tersebut? 2) Seberapa besar cakupan
perubahan pada berbagai perusahaan pada dunia industri. 3) Sebarapa jauh perubahan
tersebut akan terjadi secara permanen?. Pada masa awal perubahan, tetap saja lebih
banyak pekerjaan yang memerlukan tenaga kerja dengan skill yang rendah, seperti dalam
usaha rumah makan, warung kebutuhan sehari-hari dan kerja administrasi kantor, dan
tipe pekerjaan tersebut akan merupakan pilihan utama bagi pencari kerja untuk pertama
kali. Namun dalam perkembangannya tahap demi tahap dunia kerja harus
direstrukturisasi sehingga merupakan pekerjaan yang memerlukan kemampuan pekerja
yang lebih tinggi.
Pendidikan tidak hanya mempersiapkan peserta didik untuk mampu bekerja pada
satu jenis bidang yang relevan. Melainkan, pendidikan harus dapat mempersiapkan
peserta didik untuk mampu memasuki berbagai bidang kerja. Sekolah Menengah Umum,
di samping harus mampu mempersiapkan lulusan untuk memasuki dunia pendidikan
tinggi, harus pula mampu mempersiapkan lulusan untuk siap memasuki pelatihan dari
dunia kerja untuk memasuki berbagai bidang.
Semakin disadari bahwa dunia bisnis akan menjadi industri yang digerakkan oleh
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (knowledge and technology based
industry), tidak hanya bergantung pada melimpahnya sumber daya alam (resource
intensive industry) dan upah buruh yang murah. Menghadapi kondisi seperti ini,
organisasi yang ingin mempertahankan kelangsungan hidupnya atau pertumbuhannya
akan semakin tergantung pada cara pengelolaan SDMnya. Manajemen mulai
mencanangkan kembali slogan ”Orang adalah aset paling penting” dan merumuskan
strategi-strategi yang tepat agar concern ini menjadi sentral. Namun tantangan utama
adalah mengarahkan organisasi untuk melakukan dua perubahan konseptual vital, yaitu :
1. perusahaan seharusnya tidak hanya percaya bahwa orang merupakan
aset paling penting, tetapi juga menterjemahkan keyakinan ini ke dalam praktik-
praktik dan prosedur-prosedur SDM sehari-hari. Perusahaan perlu mempunyai
filosofi “people first” dan “customer second”.
2. perusahaan yang saat ini menganggap biaya-biaya personalia, seperti
pelatihan, sebagai pengeluaran-pengeluaran over head, harus mulai
memperlakukan sebagai investasi.
Tantangan utama dunia pendidikan Indonesia dewasa ini dan di masa depan
adalah kemampuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Dalam kaitan ini
menarik untuk dikaji bagaimana kualitas pendidikan kita dan upaya apa yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan sehingga bisa menghasilkan sumber
daya manusia yang lebih berkualitas sebagaimana diharapkan, agar bangsa Indonesia
menjadi bangsa yang produktif, efisien, dan memiliki kepercayaan diri yang kuat
sehingga mampu bersaing dengan bangsa-bangsa lain dalam kehidupan global ini.
Peserta didik kita tidak memiliki historical-roots dan culturalroot dari berbagai
persoalan yang dihadapi. John Simmon dalam bukunya Better Schools sudah
memprediksi bahwa hasil pendidikan tradisional semacam itu hanya akan melahirkan
lulusan yang hanya pantas jadi pengikut bukannya jadi pemimpin. Jenis kerja yang
mereka pilih adalah kerja yang sifatnya rutin dan formal, bukannya kerja yang
memerlukan inisiatif, kreatifitas dan entrepreneurship.
Sudah barang tentu dengan kualitas dasar sumber daya manusia tersebut di atas,
bangsa Indonesia sulit untuk dapat menghadapi tantangan-tantangan yang muncul
sebagai akibat adanya kecenderungan global. Oleh karena itu agar SDM Indonesia
mampu bersaing dalam dunia global diperlukan adanya reformasi dalam pendidikan,
yang salah satu di antara aspek reformasi tersebut adalah perlu dikembangkannya
pendidikan yang berwawasan global tetapi tidak mengabaikan filosofis bangsa.
1. Perspektif kurikuler
2. Perspektif Reformasi
Berdasarkan perspektif reformasi, pendidikan berwawasan global merupakan suatu
proses pendidikan yang dirancang untuk mempersiapkan peserta didik dengan
kemampuan dasar intelektual dan tanggung jawab guna memasuki kehidupan yang
bersifat sangat kompetitif dan dengan derajat saling ketergantungan antar bangsa yang
amat tinggi. Pendidikan harus mengkaitkan proses pendidikan yang berlangsung di
sekolah dengan nilai-nilai yang selalu berubah di masyarakat global. Oleh karena itu
sekolah harus memiliki orientasi nilai, di mana masyarakat kita harus selalu dikaji dalam
kaitannya dengan masyarakat dunia.
E. Kesimpulan
Tantangan utama bangsa Indonesia dewasa ini dan di masa depan adalah
kemampuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Dalam peningkatan
kualitas sumber daya manusia pendidikan memegang peran yang penting. Praktek
pendidikan di Indonesia selama ini kurang mampu menghasilkan SDM yang memiliki
keunggulan kompetitif di dunia persaingan global. Oleh karena itu untuk memasuki era
globalisasi pendidikan harus bergeser ke arah pendidikan yang berwawasan global. Dari
perspektif kurikuler pendidikan berwawasan global berarti menyajikan kurikulum yang
bersifat interdisipliner, multidisipliner dan transdisipliner. Berdasarkan perspektif
reformasi, pendidikan berwawasan global menuntut kebijakan pendidikan tidak semata
sebagai kebijakan sosial, melainkan suatu kebijakan yang berada di antara kebijakan
sosial dan kebijakan yang mendasarkan mekanisme pasar. Oleh karena itu, pendidikan
harus memiliki kebebasan dan bersifat demokratis, fleksibel dan adaptif.
DAFTAR PUSTAKA :