Anda di halaman 1dari 6

HIPERTENSI PADA KEHAMILAN

Hipertensi (HTN) yang berkaitan dengan kehamilan dibedakan menjadi 4, yaitu:


 Hipertensi kronis
 Hipertensi yang diinduksi kehamilan
 Preeklampsia
 Eklampsia

Masing-masing diagnosa hipertensi tersebut dikelompokkan atas:


Ringan: sistole > 140 mm Hg dan/atau diastole > 90 mm Hg
Berat: sistole > 160 mm Hg dan/atau diastole > 110 mm Hg

Satu-satunya pengobatan hipertensi pada kehamilan (kecuali hipertensi kronis yang


sudah ada) adalah dengan mengakhiri kehamilan.

Hipertensi menyebabkan kematian pada wanita hamil sekitar 15 % (kedua setelah


emboli paru).

Lihat gambar 1 untuk algoritme penanganan.

PATOFISIOLOGI HIPERTENSI PADA KEHAMILAN

Normal

Asam arakidonat memacu terjadinya 2 jalur:


1. prostasiklin: penurunan tekanan darah melalui:
 pengurangan vasokonstriksi
 peningkatan aliran darah uteroplacental
2. tromboksan: peningkatan tekanan darah melalui:
 peningkatan vasokonstriksi
 penurunan aliran darah uteroplacental

Pada keadaan hipertensi dalam kehamilan

Keseimbangan dianggap terjadi melalui jalur tromboksan.

Hipertensi kronis dan kehamilan

Merupakan hipertensi yang sudah ada sebelum kehamilan:


Ringan: sistole > 140 mm Hg dan/atau diastole > 90 mm Hg
Berat: sistole > 160 mm Hg dan/atau diastole > 110 mm Hg

Jika selama kehamilan, pasien dengan hipertensi kronik mengalami peningkatan


tekanan darah sistolik sebesar 30 mm Hg atau diastolik meningkat sebesar 15 mm Hg,
hal tersebut merupakan hipertensi yang diinduksi kehamilan pada pasien dengan
hipertensi kronis.
Gambar 1. PENANGANAN HIPERTENSI PADA KEHAMILAN

Diagnosa hipertensi
Tekanan darah > 140/90 pada istirahat, diukur minimal 2 kali, dengan
selang waktu lebih dari 6 jam. (disokong oleh peningkatan tekanan darah)

Riwayat hipertensi
sebelum kehamilan

Ada Tidak ada

Pemeriksaan Onset
Laboratorium Hipertensi
Rutin sebelum 24 minggu

Hipertensi kronis pikirkan Ya Tidak


kehamilan
mola
Jika kondisi memburuk, seperti: Tekanan darah > 160/110
↑ HTN, proteinuria, DIC,
↑ pertumbuhan janin, gejala/
tanda lain Ya Tidak

Preeklampsia berat
Periksa
Protein pada
Urine 24 jam
Bayi dilahirkan
>5g

> 0.3 g
<5g

dibutuhkan pemeriksaan fisik


Kehamilan pada nyeri epigastrium, sianosis,
> 36 minggu HA, oliguria

Ya Tidak

Preeklampsia ringan

Penanganan konservatif terhadap Kehamilan < 36 minggu


tekanan darah
Penanganan:
Ringan: ultrasonografi awal dan serial, biofisika
Berat: * ultrasonografi dan biofisika serial
* antihipertensi (metildopa atau nifedipin)

Hipertensi yang diinduksi kehamilan

Merupakan hipertensi selama kehamilan pada wanita dengan tensi awal yang normal
(pasien memiliki tekanan darah yang normal sebelum 20 minggu kehamilan):
Ringan: sistole > 140 mm Hg dan/atau diastole > 90 mm Hg
Berat: sistole > 160 mm Hg dan/atau diastole > 110 mm Hg (sama seperti
hipertensi kronis)

Pada hipertensi yang diinduksi kehamilan, kita harus memonitor intrauterine growth
retardation (IUGR) dan kemungkinan terjadinya preeklampsia (insiden 15 – 25 %).

Hipertensi berat yang diinduksi kehamilan biasanya terjadi pada trimester ketiga.
Gejala dari penyakit yang berat termasuk:
 sakit kepala
 gangguan penglihatan
 nyeri epigastrium

Ada beberapa jenis hipertensi yang diinduksi kehamilan, yaitu:


1. Hipertensi yang diinduksi kehamilan (simple)
2. Preeklampsia: ada keterlibatan ginjal sehingga terjadi proteinuria
3. Eklampsia: ada keterlibatan susunan saraf pusat sehingga terjadi kejang
4. HELLP syndrome: gambaran kliniknya berupa manifestasi hematologi dan
hepatik

Komplikasi
 Gagal jantung
 Perdarahan serebral
 Solutio plasenta
 Terhambatnya pertumbuhan janin
 Kematian janin

Penanganan
Ringan: observasi, bed rest
Berat: rawat di rumah sakit + farmakoterapi anti hipertensi (hidralasin atau labetalol
jangka pendek, nifedipin atau metildopa jangka panjang)

Secara umum, untuk keadaan hipertensi pada kehamilan:


Ditambah dengan hal-hal berikut:
 Jika > 36 minggu/fetal lung maturity: induksi persalinan
 Jika < 34 minggu/fetal lung immaturity: steroid + penanganan yang diperlukan
 Jika keadaan ibu atau janin memburuk pada usia kehamilan berapa pun: induksi
persalinan
Penanganan definitif terhadap hipertensi yang diinduksi kehamilan, hanya dengan
penghentian kehamilan.

Preeklampsia

Preeklampsia adalah hipertensi yang diinduksi kehamilan dengan proteinuria +/- dan
edema patologis. Dibagi menjadi ringan dan berat.

Preeklampsia jarang muncul sebelum usia kehamilan 20 minggu dan biasanya terjadi
pada kehamilan pertama.

Preeklampsia biasanya asimptomatik sehingga penting sekali ditemukan pada


pemeriksaan antenatal.

Kriteria untuk preeklampsia ringan:


 Tekanan darah: sistole > 140 mm Hg atau diastole > 90 mm Hg
 Proteinuria: 300 mg – 5 gram/24 jam (normal: < 300 mg/24 jam pada kehamilan,
< 150 mg/24 jam pada keadaan tidak hamil)

Manifestasi dari preeklampsia berat:


 Tekanan darah: sistole > 160 mm Hg atau diastole > 110 mm Hg
 Proteinuria: > 5 gram/24 jam
 Peningkatan serum kreatinin
 Oliguria (< 500 mL/24 jam)
 Gejala yang menunjukkan keterlibatan end organ:
o Sakit kepala
o Gangguan penglihatan
o Nyeri epigastrium/kuadran kanan atas
 Edema paru
 Gangguan fungsi hepatoselular (peningkatan aspartate transaminase [AST],
alanine transaminase [ALT])
 Trombositopenia
 IUGR atau oligohidramnion
 Hemolisis mikroangiopati
 Kejang grand mal (eklampsia)

Faktor predisposisi:
 Nulipara
 Riwayat keluarga preeklampsia-eklampsia
 Gemelli
 Diabetes
 Chronic vascular disease
 Penyakit ginjal
 Mola hidatidosa
 hidrofetalus

HELLP Syndrome
HELLP Syndrome adalah manifestasi dari preeklampsia dengan hemolisis,
peningkatan enzim hepar, dan trombosit yang rendah. Seperti pada preeklampsia, hal
ini berhubungan dengan:
 Morbiditas yang tinggi
 Ibu dengan multipara
 Ibu dengan usia > 25 tahun
 Usia kehamilan kurang dari 36 minggu

Hipertensi dapat tidak terlihat pada 20 % wanita dengan HELLP dan meningkat
banyak pada 50 %.

Diagnosa preeklampsia

Bila diagnosa mengarah kepada preeklampsia, maka harus dilakukan tes sebagai
berikut:
Darah: elektrolit, blood urea nitrogen (BUN), kreatinin, tes fungsi hepar (ALT,
AST), hitung darah lengkap, asam urat, dan hitung trombosit.
Urine: sedimen, protein 24 jam, kreatinin 24 jam
Fetus: ultrasonografi, nonstress test, profil biofisika

Penanganan

Tergantung dari beratnya penyakit dan usia kehamilan:

Preeklampsia ringan
 Rawat di rumah sakit, observasi, bed rest, diet rendah garam, monitor
pemeriksaan laboratorium

Preeklampsia berat
 Rawat di rumah sakit, bed rest, diet rendah garam rendah kalori
 Farmakoterapi dengan antihipertensi: hidralasin atau labetalol jangka pendek,
nifedipin atau metildopa jangka panjang
 Terapi dengan antikonvulsif: Magnesium sulfat

Tujuan utama penanganan pada kasus-kasus yang berat adalah untuk mencegah
kejang, perdarahan intrakranial dan kerusakan serius pada organ vital yang lain, dan
melahirkan bayi yang sehat.

Ditambah dengan hal-hal berikut:


 Jika > 36 minggu/fetal lung maturity: induksi persalinan
 Jika < 34 minggu/fetal lung immaturity: steroid + penanganan yang diperlukan
 Jika keadaan ibu atau janin memburuk pada usia kehamilan berapa pun: induksi
persalinan
Pengobatan satu-satunya dengan mengakhiri kehamilan.

Eklampsia

Kriteria
 Preeklampsia ringan atau berat
 Kejang umum
25 % kejang terjadi sebelum persalinan.
50 % kejang terjadi selama persalinan.
25 % kejang terjadi setelah persalinan (mungkin dialami sampai 10 hari
postpartum).

Penanganan
1. mengontrol kejang (magnesium sulfat iv dan im)
keracunan magnesium (7-10 mEq/L) berhubungan dengan hilangnya refleks
patela. Diobati dengan calcium glukonat 10 % solution 1 gram iv.
2. mengoreksi hipoksia dan asidosis
3. mengontrol tekanan darah
4. melahirkan setelah mengontrol kejang

Antihipertensi yang digunakan pada kehamilan

Kontrol jangka pendek


 hidralasin: iv atau per oral, vasodilator cepat
efek samping: Systemic lupus eritematosus (SLE)-like syndrome, sakit
kepala, palpitasi
 labetalol: iv atau per oral, nonselective beta-1 dan alpha-1 blocker
efek samping: sakit kepala dan tremor
Kontrol jangka panjang
 metildopa: per oral, false neurotransmitter
efek samping: hipotensi postural, mengantuk, retensi cairan
 nifedipin: per oral, calcium channel blocker
efek samping: edema, pusing
 atenolol: per oral, selective beta-1 blocker
efek samping: sesak nafas

Anda mungkin juga menyukai