Uveitis anterior adalah radang pada iris (iritis) atau badan siliar (siklitis) dan
dapat terjadi bersama yang disebut sebagai iridosiklitis.
I) Iritis
Iritis adalah peradangan iris yang biasanya disertai dengan siklitis yang
dapat berakhir dengan uveitis menahun.
Uveitis kronik merupakan penyakit mata menahun yang dapat
mengakibatkan kebutaan, akibat hasil pengobatan yang kurang memuaskan.
Gejala klinis
Iritis akan memberikan rasa sakit, mata merah, dan fotofobia. Terdapat
kesukaran melihat dekat karena iritis mengakibatkan gangguan pada otot
akomodasi.
Pada proses radang akut dapat terjadi miopisasi akibat rangsangan badan
siliar dan edem lensa. Didapatkan juga flare & cells akibat efek tyndal dalam
bilik mata depan. Dan bila peradangan sangat akut, akan terlihat hifema atau
hipopion.
Pengobatan dengan steroid diberikan pada siang hari dalam bentuk tetes
mata dan malam hari berupa salep, bila perlu sistemik diberikan dalam dosis
tunggal seling sehari yang tinggi dan kemudian diturunkan sampai dosis
efektif.
Penyulit-penyulit
Penyulit yang terjadi dapat berupa sinekia posterior dan sinekia anterior
perifer, dimana keduanya merupakan penyulit yang sering ditemukan pada
iritis.
Pemeriksaan-pemeriksaan
Iridosiklitis merupakan peradangan iris dan badan siliar yang dapat berjalan
akut ataupun kronis.
Penyebabnya tidak dapat diketahui dengan hanya melihat gambaran
kliniknya saja, karena iritis dan iridosiklitis dapat merupakan suatu
manifestasi klinik reaksi imunologik tertunda, dini, maupun yang dimediasi
oleh sel, terhadap jaringan uvea anterior.
Gejala klinis
Iridosiklitis dapat berjalan menjadi suatu proses yang kronis. Gejala pada
iridosiklitis berupa mata merah ini akibat terdapatnya injeksi
perikornea(PCVI), yang disebabkan melebarnya arteri silia anterior. Warna
pembuluh darah ini ungu dan tidak menghilang bila ditetesi dengan epinefrin
1:1000.
Mata sakit yang terdapat pada iridosiklitis berupa sakit yang dalam dan
bertambah bila mata ditekan, seperti sakit gigi yang lama.
Rasa sakit terutama sekali terasa pada malam hari.
Kornea menjadi keruh atau edema. Di bilik mata depan terdapat penimbunan
protein, sel fibrin dan sel radang, yang apabila dilakukan pemeriksaan
dengan cahaya senter akan nampak adanya flare. Sel yang banyak dapat
tertimbun di dataran belakang kornea, yang dapat membentuk keratik
presipitat. Apabila sangat banyak, dapat membentuk hipopion.
Iris terlihat kabur, sehingga gambaran kripti iris dapat tidak terlihat, atau
menyerupai gambaran seperti lumpur.
Akibat terjadi edema iris disertai rangsangan pada otot-otot sfingter pupillae,
maka pupil akan mengecil(miosis). Reaksi pupil terhadap sinar adalah
lambat, atau bahkan tidak bereaksi sama sekali.
Pupil juga dapat menempel pada dataran depan lensa, yang disebut sinekia
posterior. Sedangkan timbunan eksudat di dataran pupil dapat menimbulkan
oklusi pupil bahkan sampai seklusi pupil, yang dapat mengakibatkan
penurunan visus yang berat, dalam waktu yang relatif singkat.
Tatalaksana
Penyulit-penyulit