Anda di halaman 1dari 4



Selintas Konsep Sistem Ekonomi Alternatif


DR.-Ing. Fahmi Amhar (CITASS)
disampaikan pada Dialog Ekonomi II,
Masjid Agung Sukabumi 30 Agustus 1998

Sistem ekonomi Kapitalis kehancuran, baik dia dijalankan oleh orang-orang


yang bermoral maupun apalagi oleh mereka yang
Krisis ekonomi yang melanda Indonesia saat ini
tidak bermoral. Karena itu dunia sekarang sedang
bukanlah sekedar kesalahan Era Orde Baru Rezim
mencari sebuah sistem alternatif.
Suharto, namun adalah kesalahan kita semua,
termasuk para cendekiawan dan alim ulama, yang
telah sekian lama mendiamkan berjalannya suatu Sistem Ekonomi Alternatif
sistem ekonomi yang tidak memiliki hati nurani dan
Islam ternyata adalah sebuah agama yang unik,
oleh karena itu tidak manusiawi. Sistem ini
sebab dia tidak hanya mengatur hubungan manusia
didasarkan pada tiga pilar utama, yaitu: (1) sistem
dengan khaliqnya, namun juga hubungan antar
moneter "flat money", di mana suatu mata uang
manusia (bukan cuma antar sesama muslim), bahkan
tidak dijangkarkan kepada suatu benda riil yang
sampai ke yang sedetail-detailnya. Dalam hal ini,
berharga seperti emas/perak, sehingga akibatnya
aqidah Islam membedakan antara 2 aspek ekonomi:
dia bisa seketika naik turun mengikuti spekulasi di
ilmu ekonomi dan sistem ekonomi.
pasar valas dan pasar modal; (2) sistem perbankan
ribawi, di mana uang harus bertambah banyak hanya Ilmu ekonomi berurusan dengan soal bagaimana
karena faktor waktu, tanpa memperdulikan situasi suatu barang atau jasa diproduksi, misalnya teknik
dan "output" usaha, sehingga memacu intransparansi manufaktur, manajemen atau pengembangan sumber
perbankan, kredit macet dan pada gilirannya daya baru. Secara umum, Islam tidak mengatur
mengekang investasi; dan (3) sistem distribusi yang tentang produksi barang atau jasa, dan tidak
tidak fair, yang memungkinkan segelintir orang melihatnya sebagai sumber dari problema ekonomi
menguasai sumber daya yang sangat besar, baik itu suatu masyarakat.
berupa HPH atau monopoli. Sistem ini juga sudah
Sistem ekonomi mengurusi soal-soal pemuasan
salah sejak dari paradigmanya1, sebab melupakan
kebutuhan dasar tiap individu di dalam masyarakat,
banyak aspek non-kuantitatif dalam tinjauannya,
dan ini harus didasarkan semata-mata dari fikrah
misalnya kecenderungan manusia dalam memuja
Islamiyah. Jadi faktor-faktor yang mengakibatkan
sesuatu (naluri beragama), sikap peduli sosial sampai
sirkulasi kemakmuran di dalam masyarakat adalah
dengan sikap-sikap irrasional manusia.
subyek dari sistem ekonomi Islam, yakni meliputi:
Sistem ekonomi kapitalis inilah yang lazim Pertama, kepemilikan; kedua: pemindahan hak milik;
terpakai di dunia saat ini, serta diajarkan di dan ketiga: distribusi kemakmuran di antara
sekolah-sekolah, termasuk di negeri-negeri muslim. individu.
Dan kaum muslimin umumnya "menelan" bulat-bulat
Kebijaksanaan sistem ekonomi ditujukan untuk
sistem tersebut sebagai suatu kebenaran sains yang
menyiapkan keseimbangan dan kesempatan di dalam
universal, karena umumnya mereka kurang kritis
masyarakat. Islam mengatur urusan ekonomi ini
terhadap sistem tersebut, serta tidak pernah
sedemikian rupa sehingga menjamin pemuasan semua
melihat kemungkinan adanya suatu sistem alternatif.
kebutuhan dasar setiap individu secara sempurna,
Padahal di dunia Barat, semakin hari semakin
serta memungkinkan untuk memuaskan kebutuhan
disadari, bahwa sistem itu dalam jangka panjang
mewah mereka sejauh mungkin.
pasti membawa masyarakat ke lembah kehancuran,
baik itu melalui hancurnya lingkungan hidup2 Kebutuhan dasar adalah yang melindungi
ketimpangan antara negara maju dan berkembang3, kehidupan dan kehormatan manusia, seperti pangan,
atau crash ekonomi yang bisa menenggalamkan sandang, papan, pelayanan kesehatan dasar dan
sebuah superpower hatta itu Amerika Serikat pendidikan (di mana yang diutamakan adalah ilmu-
sendiri 4. Pendek kata sistem ini pasti menuju ilmu "fardhu", yakni untuk amalan yang fardhu pula).

/opt/scribd/conversion/tmp/scratch2682/35912755.doc Created on 24/09/2001 19:35:00 1/4


Segala hal yang di atas kebutuhan dasar ini disebut Distribusi kemakmuran di dalam masyarakat
kebutuhan mewah, dan setiap manusia bebas untuk adalah suatu faktor kritis dalam menentukan
mengejarnya sepanjang sesuai dengan hukum Islam. kecukupan sumber daya bagi masyarakat untuk
memenuhi kebutuhan mereka. Islam menentukan
Tentang hal kepemilikan, Islam mengatur
hak milik semua barang sebagai salah satu dari tiga
sedemikian rupa, sehingga memungkinkan individu
jenis: milik umum, milik pribadi atau milik negara.
untuk memuaskan kebutuhannya seraya tetap
menjaga hak-hak masyarakat. Maka Islam Barang milik umum meliputi sumber-sumber air,
mengharamkan prostitusi, produksi maupun udara, energi, mineral, hutan dan sejenisnya yang
penjualan khamr serta riba sebagai cara untuk berjumlah besar dan menjadi hajat hidup orang
memperoleh penghasilan, karena ini akan membawa banyak. Juga barang-barang yang secara alami tidak
kehancuran masyarakat. Islam mendorong kompetisi bisa jadi milik pribadi, seperti sungai, laut ataupun
dan menjamin kesempatan yang benar melalui jalan-jalan, yang tanpa eksistensinya masyarakat
pelarangan monopoli atau eksploitasi ekonomi. akan mengalami degenerasi. Barang-barang ini tidak
bisa dimiliki pribadi; sebagai gantinya, negara
Lebih dari itu, sistem ini membuka sejumlah
mengelola instalasi, produksi, perawatan serta
besar jalan memperoleh penghasilan, seperti
penjualan manfaatnya. Kekayaan yang didapat dari
manufaktur, jual beli, profesi berorientasi jasa
itu digunakan untuk umum, seperti air, gas, listrik,
seperti dokter, tukang, guru dsb. Islam mewajibkan
transportasi umum serta fasilitas seperti taman,
setiap orang yang mampu (sehat, normal) untuk
sekolah, rumah sakit serta fasilitas umum lainnya
memenuhi kebutuhannya sendiri serta kebutuhan
yang bebas bea.
orang yang di bawah tanggung jawabnya, seperti
anak-anaknya, orang tuanya (yang telah renta), atau Barang milik pribadi adalah yang didapat individu
orang lain yang tergantung padanya. melalui hasil keringatnya sendiri, atau ia terima
sebagai shadaqah, hibah, warisan dan sejenisnya.
Bagi mereka yang tidak mampu memenuhi
Ini meliputi rumah, mobil, peralatan rumah tangga,
kebutuhannya, negara (khilafah) mengurusinya
uang, bisnis dan sejenisnya. Setiap individu bebas
dengan kekayaan yang terkumpulkan dari zakat yang
untuk melakukan apa saja dengan hak miliknya itu,
dibayarkan oleh rakyat. Karena itu, Islam menjamin
sepanjang sesuai dengan syari'ah. Hak milik pribadi
hak-hak dan kehormatan setiap individu di dalam
bisa diperoleh baik lelaki maupun wanita, atau anak-
masyarakat, dan tidak melihatnya sebagai problem
anak dengan hak yang sama atasnya.
ekonomi yang harus dipecahkan, selama masih ada
seseorang individu yang kebutuhan dasarnya belum Barang milik negara adalah yang diperuntukkan
terpenuhi. negara dan diperlukan untuk menjalankan tugasnya.
Ini meliputi perlengkapan hankam, gedung-gedung
Oleh karena itu sistem ekonomi Islam memiliki
kantornya, serta industri berat yang diperlukan
tiga asas yang harus ada pada suatu masyarakat
untuk membangun infrastruktur bagi masyarakat,
islami, yakni ketaqwaan individu, opini masyarakat
atau yang akan memerlukan modal yang sangat besar
yang islami, dan peran negara dalam menegakkan
tanpa harapan untung dalam jangka pendek. Hak
aturan-aturan islam.
kepemilikan ini ditetapkan oleh hukum Islam, dan
Pemindahan hak milik adalah salah satu kunci tidak bisa diubah. Maka suatu barang yang
dalam sistem ekonomi. Islam mendorong pemberian merupakan barang milik umum atau milik pribadi,
shadaqah, hibah, pinjaman nir riba (qardhul hasan) tidak bisa "dinasionalisasi" menjadi milik negara,
dan sejenisnya. Ia juga melarang penumpukan demikian juga, milik negara atau milik umum tidak
kekayaan, pemborosan atau pembelanjaan untuk bisa menjadi milik pribadi. Islam menjamin bahwa
mengejar hal-hal yang haram. Ia juga memberikan hak-hak semua individu dilindungi dan masyarakat
pedoman umum untuk kontrak tukar menukar barang secara keseluruhan mendorong seseorang untuk
serta berbagai bentuk muamalah (seperti berpenghasilan dan hidup dalam keamanan.
mudarobah, musyarakah dsb.) yang selalu cocok
Dengan pendekatannya terhadap problema
kapan saja dan di situasi apapun. Islam juga
ekonomi ini, Islam secara jelas membedakan dirinya
mengijinkan warga dari khilafah, baik lelaki maupun
dengan ideologi-ideologi buatan manusia seperti
wanita, baik muslim maupun kafir dhimmy untuk
komunisme atau kapitalisme. Kedua ideologi ini gagal
mengejar keuntungan dalam jalan yang bebas
dalam membedakan antara kebutuhan dasar dan
hambatan dan memuaskan kebutuhan mereka tanpa
kebutuhan mewah dari seseorang. Komunisme
harus mengakibatkan ekploitasi ataupun korupsi
berusaha memuaskan kebutuhan semua orang secara
yang ditimbulkan dari aktifitas mereka.

/opt/scribd/conversion/tmp/scratch2682/35912755.doc Created on 24/09/2001 19:35:00 2/4


sama, menekan hak mereka untuk memiliki barang mengajak manusia pada pemahaman aqidah yang
milik pribadi, serta melupakan perbedaan dalam benar. Karena dengan meyakini aqidah yang benar
kebutuhan mewah dari tiap orang. itu, manusia bisa mendapatkan guideline yang benar
(yakni dari Allah) tentang bagaimana cara
Kapitalisme, meskipun mendorong individualisme,
membangun yang benar, cara membangun yang
melupakan individu secara lengkap bila mengukur
disiapkan oleh Sang Pencipta Yang Maha Tahu
kesusksesan ekonomi, yang hanya melihat bagaimana
kondisi manusia yang akan melakukan dan menikmati
meningkatan jumlah total dari kemakmuran
hasil-hasil pembangunan tersebut.
masyarakat (GNP atau Income per capita). Mereka
melihat problem ekonomi sebagai salah satu
keterbatasan sumber daya, sedangkan kebutuhan Exit Action
dasar tiap individu tidak mendapatkan prioritas
Dengan demikian, saat ini ada keperluan
dibanding kebutuhan mewah dari orang lain. Maka,
mendesak adanya lembaga-lembaga studi yang
kita bisa menemukan sejumlah besar orang di
mengadakan kajian tentang masalah-masalah yang
negeri-negeri kapitalis, yang tidak memiliki makanan,
berhubungan dengan penerapan sistem ekonomi
pakaian, tempat tinggal, sementara orang lain
Islam. Sedang berbagai usaha-usaha riil sekarang,
memiliki sejumlah rumah sekaligus, atau tabungan
baik itu berupa pembuatan lembaga Baitul Maal wat
jutaan dollar dan setiap hari memberikan kepada
Tamwil, Distribusi Sembako melalui masjid, dsb.,
anjingnya makanan mewah. Di bawah sistem ekonomi
hanyalah usaha pertolongan sementara, sampai
Islam, yang pernah dipraktekkan selama beberapa
kesadaran ummat kembali lagi untuk menerapkan
abad, semua warga negara khilafah, baik muslim
sistem yang benar sebagai solusi dari segala masalah
maupun non muslim, mendapatkan jaminan atas hidup
kehidupan, yang memberi manfaat bagi seluruh alam.
dan kehormatannya, serta barang siapa
menginginkan mengejar kebutuhan mewahnya, ia
tidak dihambat.
Catatan

Sistem Masyarakat Baru


Sistem ekonomi Islam sebagai alternatif hanya
bisa bila sistem masyarakat Islam juga dijalankan.
Namun dengan invasi sistem ekonomi kapitalis ke
negeri-negeri muslim sejak akhir abad-19, dan
kekalahan negara khilafah, maka situasi ekonomi
dari kaum muslimin di seluruh dunia mulai ambruk
hingga situasi seperti dewasa ini. Karena itu,
kembali pada implementasi sistem ekonomi Islam,
sebagai bagian dari Sistem Islami Total, adalah
satu-satunya cara yang akan menjawab krisis
ekonomi dewasa ini.

Dengan demikian "pembangunan secara Islam"


tidaklah sekedar pembangunan dengan titik berat
bidang ekonomi yang nanti hasilnya akan dipakai
untuk yang lain, karena Islam harus dijalankan
secara kaffah dan serentak. Sistem ekonomi tidak
bisa berjalan dengan sempurna bila sistem politik
atau sistem sosial terganggu, dan ini semua juga
tidak akan berfungsi bila sistem ibadah tidak
ditegakkan. Karena semua sistem ini berakar pada
fikrah islamiyah, yang intinya adalah aqidah Islam,
maka pemahaman aqidah yang benar di masyarakat
adalah titik awal bagi pembangunan dan kebangkitan
suatu masyarakat Islam. Dan kenyataan, Nabi tidak
memulai langkah perjuangannya dalam membangun
ummat dengan suatu ide-ide ekonomi, namun dengan

/opt/scribd/conversion/tmp/scratch2682/35912755.doc Created on 24/09/2001 19:35:00 3/4


1
Didik Rachbini, seminar istecs di Jakarta, 1 Agustus 1998.
2
Erich Schumacher: "Small is Beautiful"
3
Nuscheler, Franz (1987): Lern- und Arbeitsbuch der Entwicklungspolitik. Verlag Neue Gesselschaft, Bonn.
4
Figgie, Harry E. (1992): BANKRUPTCY 1995. The Coming Collapse of America and How to Stop it. Boston.

Tentang penulis:
Dr. Fahmi Amhar mempelajari System Engineering & System Polecy di Wina, Austria, dan memperoleh gelar Doktor-
Ingenieur dari Vienna University of Technology, Wina Austria. Saat ini Dr. Fahmi adalah peneliti pada Badan
Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional serta peneliti analisa sistem pada Pusat Kajian Trend Internasional dan
Studi Alternatif atau Center for International Trends and Alternative Strategies Studies (CITASS).

Anda mungkin juga menyukai