BIOKIMIA II
HIDROLISIS SUKROSA
Oleh:
411109059
ANALIS KESEHATAN D3
CIMAHI
2010
A. Tujuan
B. Prinsip
Sukrosa dihidrolisis oleh asam akan menjadi monosakarida (glukosa dan fruktosa)
C. Dasar Teori
turunannya. Selain itu juga dsususun oleh dua sampai delapan monosakarida yang
alam, karbohidrat merupakan hasil sintesa CO2 dan H2O dengan pertolongan sinar
matahari dan hijau daun (klorofil). Hasil fotosintesis ini kemudian mengalami
penting yaitu:
1. Monosakarida
hanya terdiri atas beberapa atom karbon saja dan tidak dapat diuraikan
a. Glukosa
b. Fruktosa
mempunyai rasa manis lebih dari glukosa, juga lebih manis dari pada
2. Oligosakarida
3. Polisakarida
berbentuk kristal, tidak memiliki rasa manis dan tidak memiliki sifat
hingga lebih dari satu juta. Polisakarida yang dapat larut dalam air akan
menghasilkan glukosan dan fruktosa. Hal ini menyebabkan uji Benedict dan uji
Seliwanoff yang sebelum hidrolisis memberikan hasil negatif menjadi positif. Uji
menghasilakn monosakarida.
+HCl
Sukrosa ----------- Glukosa + Fruktosa
terutama dalam suasan basa. Sifat sebagai reduktor ini dapat digunakan untuk
disebabkan oleh adanya gugus aldehida atau keton bebas dalam molekul
karbohidrat. Sifat ini tampak pada reaksi reduksi ion-ion logam misalnya ion Cu2+
1. Pereaksi Benedict
natrium karbonat dan natrium sitrat. Glukosa dapat mereduksi ion Cu 2+ dari
Adanya natrium karbonat dan natrium sitrat membuat peraksi benedict bersifat
basa lemah. Endapat yang terbentuk dapat berwarna hijau, kuning atau merah
Apabila dalam urine terdapat asam urat atau kreatinin, kedua senyaea ini dapat
Penggunaan pereaksi Benedict juga lebih mudah karena hanya terdiri atas satu
macam larutan, sedangkan pereaksi Fehling terdiri atas dua macam larutan.
2. Pereaksi Barfoed
Pereaksi ini terdiri atas larutan kupriasetat dan asam asetat dalam air,
tidak berbeda banyak. Tauber dan Kleiner membuat modifikasi atas pereaksi
ini, yaitu dengan jalan mengganti asam asetat dengan asam laktat dan ion Cu +
Barfoed dengan pereaksi Fehling atau Benedict ialah bahwa pereaksi Barfoed
1. Larutan sukrosa 1%
2. Larutan iodium
3. Pereaksi benedict
4. Pereaksi barfoed
5. Pereaksi seliwanoff
7. Larutan NaOH
8. Kertas lakmus
9. Tabung reaksi
Gambar 1 Hasil uji lakmus sebelum penetralan dengan NaOH dan setelah penetralan
Pada uji benedict (untuk menentukan gula pereduksi) pada larutan uji
terbentuk endapan merah bata, yang menunjukkan positif (+) mengandung gula
pereduksi. Pada uji seliwanoff (untuk menentukan ketosa) larutan uji berwarna
orange, yang menunjukkan positif (+) mengandung ketosa. Uji barfoed (untuk
merah bata. Dan pada uji iodium (untuk menentukan polisakarida) larutan uji
berwarna kuning, menunjukkan hasil negatif (-) karena sukrosa bukan merupakan
polisakarida.
H. Kesimpulan
Hasil uji hidrolisis sukrosa positif (+) adalah pada uji benedict, uji
seliwanoff dan uji barfoed, sedangakan hasil negatif (-) adalah pada uji iodium.
Praktikan
DAFTAR PUSTAKA
http://yukiicettea.blogspot.com/2009/10/biochemistry-laporan-biokimia.html
http://www.gudangmateri.com/2010/02/biokimia-karbohidrat.html
http://www.x3-prima.com/2009/08/laporan-biokimia.html
http://barbienetter.blogspot.com/2010/01/laporan-hidrolisis-sukrosa-dan-pati.html
http://sebuahtulisan.wordpress.com/2009/05/03/laporan-karbohidrat/
http://id.shvoong.com/tags/laporan-hidrolisis-sukrosa
http://arifqbio.multiply.com/journal/item/15/Seri_Pengantar_Biokimia