Anda di halaman 1dari 11

PERKEMBANGAN

METODE ILMIAH

Disusun oleh: Kelompok 2

Boysandy
Fomitha Reuni Ghoffanny
Ilham Saputra
M Joko Kurniawan
Ramadhanita
Silvana Juwita
Wulan Puspita Sari

STMIK POTENSI UTAMA


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMASI
KOMPUTER
2010
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Shalawat serta


salam semoga dilimpahkan kepada Rasullah SAW. Penulis makalah
bersyukur kepada illahi Robbi yang telah memberikan hidayah serta
taufik-Nya kepada penulis makalah sehingga makalah berjudul
Lahirnya Ilmu Alamiah dapat terselesaikan
Materi makalah ini telah disesuaikan dengan buku yang kami
ambil dari buku-buku mengenai Ilmu Alam Dasar sehingga penulis
makalah mengembangkannya lagi dengan penjelasan yang mudah
dimengerti dan dipahami.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih
terdapat kekurangan dan kekhilafan. Oleh karena itu, kepada para
pembaca, penulis mengharapkan saran dan krirtik konstruktif demi
kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini benar-benar bermanfaat bagi pembaca
makalah. Demikin saya akhiri wabillahi taufik hidayah.

Medan 23 Juni 2010

penulis
BAB I
LATAR BELAKANG

I..1. Lahirnya Ilmu Alamiah

Sejak dilahirkan di muka bumi ini, manusia bersentuhan dengan alam.


Persentuhan dengan alam menimbulkan pengalaman. Alam memberikan
rangsangan kepada manusia melalui pancaindera. Jadi, pacaindera merupakan
komunikasi antara alam dengan manusia yang membuahkan pengalaman.
Pengalaman itu saat demi saat bertambah, karena manusia ingin
mendapatkan jawaban atas pertanyaan yang hakiki : Apa, bagaimana, dan
mengapa, baik atas kehadiranny di dunia ini, maupun atas segala benda yang telah
mengadakan kontak dengan dirinya. Manusia secara sadar atau tidak, akan
mengadakan reaksi terhadap rangsangan alam. Pengalaman inilah yang
memungkinkan terjadinya pengetahuan, yakni kumpulan fakta-fakta objek atau
the bundle of facts.
Kumpulan fakta itu selalu bertambah selama manusia masih berada di atas
bumi dan selalu mengalihkan fakta-fakta itu dari satu generasi ke generasi
berikutnya. Pertambahan pengetahuan terjadi atas dua dorongan pokok :
1. Dorongan yang bersifat praktis, yakni manusia sebagai makhluk yang
dapat berpikir, berbudi, berperasaan yang selalu berusaha menjadikan
hidupnya lebih aman dan tingkatnya lebih tinggi. Dorongan yang pertama
inilah yang pada saat akhir membuahkan ilmu terapan atau teknologi.
2. Dorongan yang bersifat nonpraktis atau teoretis, yakni manusia memiliki
sifat ingin tahu dan mengerti sebenar-benarnya akan objeknya. Dorongan
inilah yang menumbuhkan pengetahuan yang disebut murni atau
pengetahuan.
BAB II

PEMBAHASAN

II.1. Kriteria Ilmiah

Ilmu Alamiah mempelajari semua alam yang berada di sekitar kita. Jadi,

benda-benda alam itulah objek Ilmu Alamiah. Sesuai dengan tujuan ilmu, Ilmu

Alamiah ingin memperoleh kebenaran mengenai objeknya. Kebenaran yang

sedalam-dalamnya yang hendak dicakup oleh ilmu, karena ilmuwan baru merasa

puas jika ilmu yang diperolehnya sesuai dengan objek.

Kebenaran yang besifat umum mengenai suatu objek walaupun hanya salah

satu aspek saja dari objek, yang dicapai dengan metode ilmiah, dan kebenaran itu

telah dirumuskan, perlu diorganisasikan dandiklasifikasikan.

a. Epistemologi

Ilmu Epistemologi membahas secara mendalam proses-proses yang

terlihat dalam usaha manusia untuk memperoleh pengetahuan. Dalam mengkaji

hakikat ilmu, salah satu landasannya ialah epistemologinya. Pada landasan ini

yang dimasalahkan adalah pertanyaan-pertanyaan yang bersangkutan dengan :

Proses dan prosedur yang memungkinkan diperolehnya pengetahuan yang

berupa ilmu.

 Cara, teknik atau sarana yang membantu memperoleh ilmu

tersebut.

 Hal-hal yang harus diperhatikan agar memperoleh ilmu tersebut.


 Hal-hal yang harus diperhatikan agar diperoleh pengetahuan yang

benar.

 Kebenaran dan kriteria tentang kebenaran.

b. Axiologi Ilmu

 Penggunaan pengetahuan yang berupa ilmu tersebut.

 Kaitan antara penggunaan tersebut dengan kaidah-kaidah moral.

 Penentuan objek yang ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan moral

dan,

 Hubungan antara teknik prosedur yang merupakan

operasionalisasi metode ilmiah dan norma-norma moral.

1. Fungsi Ilmu

Ilmu merupakan sumber pengetahuan yang berfungsi memberikan

penjelasan atau dugaan terhadap permasalahan yang dihadapi. Dalam usaha

memecahkan masalahnya, manusia melakukan berbagai usaha.

Menurut A. Comte bahwa dalam sejarah perkembangan manusia itu ada tiga

tahap yaitu:

1. Tahap teologi atau tahap metafisika.

2. Tahap filsafat

3. Tahap positif dan tahap ilmu


Menurut C.V. van Peursen, mitos adalah suatu cerita yang memberikan

pedoman atau arah tertentu kepada sekelompok orang. Cerita itu ditularkan, dapat

pula diungkapkan lewat tari-tarian atau pementasan wayang, dan sebagainya. Inti

cerita adalah lambang-lambang yang mencetuskan pengalaman manusia juga

lambang kejahatan dan kebaikan; hidup dan kematian; dosa dan penyucian;

perkawinan dan kesuburan; firdaus dan akhirat. Pada tahap teologi ini, manusia

menemukan identitas dirinya.

2. Penalaran Deduktif (Rasionalisme)

Dengan bertambah majunya alam pikiran manusia dan makin

berkembangnya cara-cara penyelidikan, manusia dapat menjawab banyak

pertanyaan tanpa mengarang mitos.

Menurut A. Comte, dalam perkembangan manusia sesudah tahap mitos,

manusia berkembang dalam tahap filsafat. Pada tahap filsafat, rasio sudah

terbentuk, tetapi belum ditemukan metode berpikir secara objektif. Rasio sudah

mulai dioperasikan, tetapi kurang objektif. Berbeda dengan pada tahap teologi,

pada tahap filsafat ini menusia mencoba mempergunakan resionya untuk

memahami objek secara dangkal, tetapi objek belum dimasuki secara metodologis

yang definitif.

C.V van Peursen dalam bukunya mengatakan bahwa di dalam mitos

manusia terikat, manusia menerima keadaan sebagai takdir yang harus diterima.

Lama kelamaan manusia tidak mau terikat, maka manusia berusaha mencari

penyelesaian dengan rasio.


3. Penalaran Induktif (Empiris)

Paham empirisme menganggap bahwa pengetahuan yang benar ialah

pengetahuan yang diperoleh langsung dari pengalaman konkret. Menurut paham

emperisme ini, gejala alam itu bersifat konkret dan dapat ditangkap dengan panca

indera manusia. Dengan pertolongan panca inderanya, manusia berhasil

menghimpun sangat banyak pengetahuan. Himpunan pengetahuan ini dapat

disebut ilmu pengetahuan yang disusun secara teratur dan dicari hubungan sebab

akibatnya.

4. Pendekatan Ilmiah, Kelahiran IPA

Agar himpunan pengetahuan itu dapat disebut ilmu pengetahuan, yang

dikenal sebagai metode keilmuan atau pendekatan ilmiah.

Pengetahuan yang disusun dengan cara pendekatan ilmiah atau

menggunakan metode keilmuan, diperoleh melalui kegiatan penelitian ilmiah.

Penelitian ilmiah ini dilaksanakan secara sistematik dan terkontrol berdasarkan

atas data-data empiris. Kesimpulan dari penelitian ini dapat menghasilkan suatu

teori.
II.2. Metode Ilmiah Dan Implementasinya

Segala kebenaran dalam ilmu Alamiah terletak pada metode ilmiah.

Sebagai langkah pemecahan atau prosedur ilmiah dapat sebagai berikut :

1. Penginderaan, merupakan suatu aktivitas melihat, mendengar, merasakan,

mengecap terhadap suatu objek tertentu.

2. Masalah dan problema, menemukan masalah dengan kata lain adalah

dengan mengemukakan pertanyaan apa dan bagaimana.

3. Hipotesis, jawaban sementara terhadap pertanyaan yang kita ajukan.

4. Eksperimen, dari sini ilmu alamiah dan non ilmu alamiah dapat

dipisahkan. Contoh dalam gejala alam tentang serangga dengan lampu

(sinar biru)

5. Teori, bukti eksperimen merupakan langkah ilmiah berikutnya yaitu teori.

Dengan hasil eksperimen dari beberapa peneliti dan bukti-bukti yang

menunjukkan hasil yang dapat dipercaya dan valid walaupun dengan

keterbatasan tertentu. Maka disusun teori. Dengan teori-teori yang

dikemukakan maka dapat diaplikasikan terhadap kebutuhan manusia

seperti pengusiran serangga atau perangkap nyamuk (terkait dengan teori

pencahayaan

II.3. Keterbatasan Ilmu Alamiah


Untuk itu perlu dilakukan pengujian sampai dimana berlakunya metode

ilmiah dan dimana metode ilmiah tidak berlaku. Untuk itu kita perlu

memperhatikan :

Pertama, Bidang ilmu Alamiah, yang menentukan bidang ilmu alamiah

adalah metode ilmiah, karena bidang ilmu alamiah adalah wahana di mana metode

ilmiah dapat diterapkan, sebaliknya bidang non ilmiah adalah wahana dimana

metode ilmiah tidak dapat terapkan. Contoh hipotesa tentang keberadaan tuhan

merupakan konsep yang tidak bisa menggunakan metode ilmiah dan apabila

menggunakan konsep ini bisa menyebabkan orang Atheis.

Kedua, tujuan ilmu Alamiah, membentuk dan menggunakan teori. Ilmu

alamiah hanya dapat mengemukakan bukti kebenaran sementara dengan kata lain

untuk kebenaran sementara adalah "Teori". Karena tidak ada sesuatu yang mutlak

tetapi terus mengalami perubahan (contoh teori tentang bumi ini bulat).

Ketiga. Ilmu alamiah dan nilai, ilmu alamiah tidak menentukan moral atau

nilai suatu keputusan. Manusia pemakain ilmu alamiahlah yang menilai apakah

hasil Ilmu Alamiah baik atau sebaliknya. Contoh penemuan mesiu atau bom atom.
BAB III

PENUTUP

III.1. Kesimpulan

Demikian pembahasan perkembangan metode alamiah, dari makalah ini

penulis simpulkan bahwa, Semakin tingginya ilmu pengetahuan terhadap manusia

akan berdampak positif tetapi banyak juga dampak negatif dari perkembangan

ilmu alamiah. Karena manusia mempunyai rasa ingin tahu yang cukup tinggi.

III.2. Saran

Seharusnya manusia harus lebih sadar dalam dampak negatif dari ilmu

alamiah yang dibuatnya dan mampu untuk menanggulangi-nya.


DAFTAR PUSTAKA

http://www.scribd.com/doc/33390602/TUGAS-IAD

Anda mungkin juga menyukai