Anda di halaman 1dari 1

Self Extract

"Andaikan Saya Mati"

Tak terasa sudah sekian puluh tahun saya ada di bumi ini. Begitu cepat dan tanpa saya sadari
sudah mempunyai banyak adik kelas. Yang dulu sukanya hanya bermain kesana kemari, kini harus
berpikir benar-benar agar tidak menjadi sampah masyarakat. Yang dulunya bebas mau kemana saja
asalkan pulang tept waktu, pasti tidak akan menjadi masalah. Akan tetapi, kini harus menjadwal
sendiri apa yang akan dikerjakan hari ini, mau kemana saja hari ini, dan akan bertemu siapa saja hari
ini. Itu pun sudah lengkap dengan daftar yang harus dikerjakan besok pagi. Sungguh tersiksa.
Andaikan bisa memilih, pasti saya ingin menjadi anak-anak untuk selamanya. Karena tentu pada masa
itu tidak akan menanggung dosa dan mempunyai kesempatan untuk berbuat baik yang panjang.

Ah, sudahlah.. paragraf di atas cuman sekedar pembuka. Semua itu tidak mungkin jika kita
mengikuti hukum alam ini yang tentu termasuk ke dalam hukum Allah. Semuanya yang ada dan yang
akan ada pasti akan kembali tiada. Keluarga kita, buyut-buyut kita yang dulunya ada, kini tinggal
kenangan(itu pun jika dikenang). Saudara-saudara kita yang dulunya sering menyapa dan bersama kita,
juga pasti sudah ada yang tiada. Begitu pun dengan kita yang saat ini sedang membaca, pasti suatu saat
akan tiada. Tidak ada yang tahu kapan dan di mana, tapi hal itu pasti terjadi pada kita.

Sempat tersirat sedikit pertanyaan saat melintasi jalan Sigura-gura dekat ITN Malang,
"Bagaimana seandainya saya meninggal? Bagaimana perasaan keluarga saya? Bagaimana perasaan
teman-teman saya? Bagaimana seandainya saya tiba-tiba menghilang dari sisi mereka? Apa yang akan
mereka lakukan ketika saya sudah meninggal saat ini?". Semua pertanyaan-pertanyaan seperti itu tiba-
tiba terlintas di benak saya. Saya tidak tahu jawaban dari pertanyaan itu. Hanya masing-masing mereka
lah yang mempunyai jawaban untuk mereka sendiri.

Andaikan saya orang penting, pasti akan terjadi perubahan besar setelah saya meninggal. Tentu
yang namanya perubahan besar itu tidak mesti harus masuk media informasi atau ramai di mana-mana.
Akan tetapi perubahan dalam diri orang-orang yang sering berinteraksi dengan saya, entah itu berupa
goncangan jiwa atau apalah namanya. Tentu akan ada perubahan yang terjadi setelah saya menghilang.
Lagi-lagi perubahan itu hanya ada pada masing-masing individu, kecuali jika saya menjadi bagian dari
suatu perkumpulan atau kelompok yang membutuhkan diri saya. Cuman, saya pikir saya tidak terlalu
penting dan tidak terlalu dibutuhkan untuk beberapa kelompok yang saya diami. Akan tetapi
sebaliknya, malah saya yang membutuhkan mereka.

Andaikan saya orang berharga bagi orang di sekitar saya. Tentu ketika meninggal, saya
mungkin akan dikenang dan tetap menghidupkan nama saya. Akan tetapi, saya pikir saya berharga
hanya untuk diri saya sendiri. Kalau untuk orang lain, saya tidak terlalu berharap seperti itu. Saya tidak
butuh dihargai dan itu urusan mereka untuk menghargai saya atau tidak. Betapa beruntungnya saya
jika mendapatkan perhatian dan harga tertentu dari orang-orang di sekitar saya. Mungkin itulah yang
diharapkan oleh sebagian besar orang di dunia ini.

Andai saya orang yang dipedulikan. Ketika saya meninggal, mungkin mereka akan merasa
kehilangan dan mungkin juga tetap menginginkan saya hidup. Saya tidak ingin banyak berkomentar
tentang hal yang satu ini.

Greetz :
- Allah SWT
- Ibu dan Bapak di Rumah
- All of My Friends
Malang - Ahad, 8 Maret 2008 08:25 WIB

haripinter@gmail.com – haripinter.uinmalang.net [1]

Anda mungkin juga menyukai