Oleh :
MUNANDAR/NIM F2A 109016 Dinas Kehutanan Prov. Kalsel
dan
ANNOOR ROSYDHIYAH /NIM F2A 1090 Dishutbun Tanah Bumbu
Taman Wisata Alam Pulau Bakut pernah digadang-gadang sebagai obyek wisata
penarik devisa sekaligus tindakan konservasi flora dan fauna di Kalimantan Selatan. Sungguh
suatu beban berat yang harus dipikul oleh Pulau Bakut, sebuah delta kecil di sungai Barito ini.
Pulau di tengah aliran sungai Barito itu, kini kondisinya menjadi dilematis. Di Pulau tersebut
menancap tiang Jembatan Barito yang menghubungkan Kalimantan Selatan dengan
kalimantan Tengah melalui darat.Terletak di tengah padatnya lalulintas pelayaran barang dan
jasa, dilintasi hiruk pikuk kendaraan di atas jembatan 1,2 Km (terpanjang ke 2 di Asia
Tenggara), namun diharapkan mampu berperan sebagai salah satu penjaga keragaman
kekayaan hayati yang masih tersisa.
Di dalam kawasan seluas kurang lebih 18,70 hektar itu hidup bekantan ( Nasalis
larvatus) primata endemik Kalimantan yakni jenis kera berbulu kemerahan berhidung
panjang, buaya sapit (Tomistoma schlegelii), elang bondol (Haliastur indus), elang laut perut
putih (Heliaeetus leucogaster), raja udang (Pelargopsis capensis), burung madu kelapa
(Anthreptes malacensis), dan lain-lain. Berbagai flora dapat ditemui diantaramya; jingah
(Gluta renghas), rambai (Sonneratia caseolaris), panggang (Ficus retusa), nyirih (Xylocarpus
granatum), kelampan (Carbera manghas), waru (Hibiscus tiliaceus), kayu bulan (Fragraea
erenulata), putat (Baringtonia asiatica), nipah (Nypa fructicans), pandan (Pandanus
tectorius), jeruju (Acanthus ilicifolius), piai (Acrostichum aureum), bakung (Crinum
asiaticum L), eceng ( Eichhornia crassipes Solms), keladi (Colocasia esculentum ) dan lain-
lain.
Posisi Pulau Bakut terletak pada jalur lalulintas sungai dimana bermacam pabrik
beroperasi. Tidak heran, jika pulau Bakut seperti seperti kue terakhir yang dikerumuni orang
lapar. Siapa cepat ia dapat. Kawasan perairan Sungai Barito memang dikenal sebagai tempat
berbagai industri besar membangun pabriknya. Aliran sungai menjadi pilihan utama
transportasi karena murah. Syahwat ekonomi pada berbagai kalangan (birokrasi, swasta
bahkan politik) di era kejayaan kaum kapitalis saat ini memang terasa dominan. Pulau kecil
semacam pulau Bakut dengan posisi strategis di tengah jalur transportasi murah, sangat
menarik untuk lahan bermacam usaha. Entah dengan dalih wisata alam atau apa saja,
dampaknya bisa sangat merugikan jika aspek ekonomi melenggang sendirian tanpa kontrol
ekologi. Seberapa jauh upaya pihak-pihak terkait mengelola kawasan ini sehingga mampu
menyangga urat nadi perekonomian dan menjaga kekayaan hayati.Tulisan ini berupaya
memotret kepedulian berbagai pihak terhadap keberadaan taman wisata alam terdekat dengan
kawasan terpadat di Kalimantan Selatan.
MacKinnon, Kathy et.al 2000.Ekologi Kalimantan. Editor SN. Kartikarini. Alih Bahasa Gembong
Citrosoepomo. Prehallindo. Jakarta
Soemarwoto, Otto .1983. Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Penerbit Djambatan.Jakarta
Soendjoto, M. Arief. 2002. Persebaran Bekantan (Nasalis larvatus) Di Kalimantan
Selatan dan Masalah Pelestariannya. Makalah Falsafah Sains (PPs 702).
Program Pasca Sarjana/S3. IPB. Bogor.
http://rudyct.tripod.com/sem2_012/m_a_soendjoto.htm.
Soendjoto, M. Arief dan Maulana Khalid Riefani 2009.Merindukan Alam Asri Lestari. Beberapa Alternatif Penyelamatan Bekantan.
Universitas Lambung Mangkurat Press. Banjarmasin
Soendjoto, M. Arief dan Maulana Khalid Riefani 2009b.Merindukan Alam Asri Lestari.
Kerusakan Pulau Kaget: Apa Penyebabnya dan Siapa yang Bertanggung
Jawab. Universitas Lambung Mangkurat Press. Banjarmasin
Van Steenis, CGGJ. 1847. Flora untuk Sekolah di Indonesia. Terjemahan oleh Moeso Surjowinoto, dkk.
Pradnya Paramita. Jakarta