Anda di halaman 1dari 12

Oberst Claus Graf Von Stauffenberg (1907-1944),

Tokoh Penentang Hitler

Oleh :
Deny Setiawan (XI – IPS – 1 / no 4)
Oberst Claus Graf von Stauffenberg Claus von Stauffenberg di hari
bersama rekan konspiratornya, pernikahannya bersama Nina
Oberst Albrecht Ritter Mertz von Quirnheim
wajah antara Oberst
Stauffenberg dengan orang yang
memerankannya dalam film
'Valkyrie', Tom Cruise.

Oberst Claus Graf von


Stauffenberg sewaktu masih
mulus belum terkena serangan
fatal pesawat Sekutu di Afrika
yang membuatnya cacat seumur
hidup

Beberapa waktu sebelum percobaan


pembunuhan terhadap Hitler, kedua musuh
besar ini, Stauffenberg (kiri) dan Hitler,
bertemu di tempat yang nantinya juga
menjadi tempat eksekusi : Wolffschanze.
Dalam foto ini tampak Hitler sedang
berjabatan tangan dengan Generaloberst
Friedrich Fromm, sementara bersama
Stauffenberg adalah ajudan Hitler dari
Kriegsmarine, Konteradmiral Karl-Jesko
von Puttkamer
“Target pemimpin menuju musnah tuntas,
kejahatan Hitler dan Waffen SS telah menjadi
noda bagi sejarah kemuliaan pasukan Jerman:
Membantai rakyat sipil, menghajar tawanan
perang yang kelaparan dan mengirim rakyat
tidak berdosa ke kamp konsentrasi, tugas
tentara tidak lagi hanya membela negara dan
rakyatnya…. Kesadaran sebagai seorang
tentara: Setia kepada Hitler bagaikan berkhianat
terhadap negara; Hitler bukan saja menganggap
seluruh orang di dunia sebagai musuh, bahkan
adalah musuh bebuyutan orang Jerman, kita
tidak boleh hanya berpangku tangan
saja…………… ” “Catatan harian kolonel
Stauffenberg di medan perang”.

Claus Philipp Maria Schenk Graf von Stauffenberg (15 November 1907 - 21 Juli 1944)
terlahir di keluarga bangsawan ternama, dan ketika berumur 35 tahun sudah meraih
pangkat kolonel. Ia adalah bintang masa depan di dalam pasukan. Ia pernah menjadi
pengikut fanatik Nazi, ia pernah sangat mempercayai bahwa partai Nazi adalah
harapan Jerman, namun sesudah Hitler menggerakkan perang dunia ke dua,
kepercayaannya mulai goyah.

Kolonel Stauffenberg sebagai tentara professional ketika di hadapan putera-puterinya ia


berpikir: “Yang ditinggalkan oleh negara ini kepada anak-anak ternyata adalah perang
dan kekerasan, para anak cepat atau lambat akan berubah menjadi mesin pembunuh
Hitler, apakah ini betul-betul baik?”

Maka ia mulai dengan kawan-kawan yang mempunyai misi sama menamakan operasi
rahasia itu: “Valkyrie; si Dewi perang”, ia tahu andaikata sukses, para korban perang
dunia kedua bakal berkurang separuh; juga akan ditulis di dalam sejarah umat manusia!
Claus Graf von Stauffenberg terlahir di keluarga bangsawan yang paling terpandang
dan terkuno di bagian selatan Jerman, ayahnya pernah menjabat sebagai panglima
tertinggi kerajaan Königreich Württemberg, ibunya adalah seorang cucu perempuan
seorang jendral Prusia.

Sewaktu masa kanak-kanak, Stauffenberg sudah membangun tekad yang teramat kuat,
tatkala masih balita fisiknya lemah dan sakit-sakitan, sering didera sakit kepala dan
radang tenggorokan, tetapi ia sama sekali tidak mengizinkan dirinya roboh, bahkan
dengan tekad kuat kesehatannya pulih, selain telah menempa diri sebagai seorang
atlet, dan tak pernah berhenti membantu panen para petani lokal yang merasa bangga
karenanya.

Bagi Stauffenberg, ia beranggapan bangsawan selain adalah sebuah posisi status


masyarakat yang tinggi dan mulia, juga jabatan anugerah langit, harus selalu beramal
melayani rakyat. Ia pernah mengatakan kepada keluarganya: “Sesuai kenyataannya,
sikap kaum bangsawan juga tugas utama kita adalah melayani negara, tak peduli kita
berada pada jabatan apapun tetap sama.”

Konsep pelayanan kaum bangsawan dan tekad membaja, telah mempengaruhi dengan
mendalam perbuatannya pada masa depan; semasa menjalani perawatan luka di
medan perang Afrika Utara ia menolak menggunakan obat penangkal sakit, ia
sepenuhnya mengandalkan tekad kuatnya untuk tetap hidup.

Stauffenberg mengalami pengaruh dari Stefan George, penyair patriot, pada 1926 ia
menjadi seorang serdadu biasa pada brigade kavaleri ke-17 di Bamberg, dan
prestasinya menonjol, pada 1930 ia diangkat menjadi perwira.

Pada masa kewajiban dinas Stauffenberg ini, komandannnya menilainya: “Memiliki


karakter mandiri dan keterandalan. Bersamaan itu memiliki pemahaman sendiri,
prestasinya tak peduli di strategi perang atau teknik, di atas rata-rata; hubungan inter
personalnya tak tercela. Ia memiliki gairah tinggi terhadap urusan masyarakat, sejarah
dan keagamaan,………andaikan ia dapat konsisten seperti ini, penampilan masa
depannya pasti tak terbatas.”

Pada tahun yang sama, dengan julukan sebagai reformis, Hitler menjabat PM Jerman,
dan melaukan serangkaian reformasi, ekonomi Jerman dalam waktu singkat
melambung naik, Stauffenberg juga mengikuti kegiatan perayaan di jalanan bersama
dengan partai Nazi. Waktu itu ia beranggapan: “Begitu Nazi menguasai pemerintahan,
perselisihan antar partai bisa berakhir, dan dapat menetapkan policy maju ke depan
dengan teguh.”

Selain itu ia menyatakan respek terhadap Hitler, ia beranggapan: “Hitler piawai dalam
penggunaan kata untuk menyatakan konsepsi mendasar dan serius, sehingga dapat
menuntun kebangkitan kehidupan spiritual.”

Juni 1934, Hitler demi memperkokoh kekuasaannya ia memberlakukan hukum perang,


dan memerintah Waffen SS memberantas pimpinan anggota SA (Ernst Röhm dan
kawan-kawan yang sebelumnya merupakan kawan seperjuangan Hitler) serta
menghabisi 400 orang lebih anggota SA (Sturm Abteilung), di sejarah dinamakan
“Nacht der langen Messer/Malam pisau panjang”.

Kejadian ini membuat Stauffenberg mengubah pandangannya terhadap Hitler, ia mulai


mengritik Hitler yang dingin, kejam dan tak berbelas kasih, begitu kamrad lama telah
kehilangan manfaatnya maka dihabisi dengan kejamnya. Tetapi ia waktu itu
sependapat dengan prinsip pihak militer Jerman yang menyetujui Malam Pisau
Panjang, dengan harapan Nazi dapat berjalan ke arah yang lebih baik.

Pada 1937, Stauffenberg diangkat menjadi kapten, dan dengan prestasi bagus
memasuki Deutsch Hauptsitz der General Staff Kolleg (perguruan tinggi untuk
pendidikan lanjutan militer), dan ia menjadi bintang kelas, selain tesisnya memperoleh
penghargaan nomer satu, setelah lulus, setiap unit general staff Jerman bahkan
berebut saling mendahului dalam permohonan memindahkan Stauffenberg menjabat di
unit mereka. Akhirnya ia memilih pergi ke divisi-1 menjabat sebagai perwira staff offisier
logistik divisi gerak cepat, membantu divisi tersebut dalam menuntaskan tugas setelah
menduduki Ceko.

November 1938, sesudah divisi-1 gerak cepat kembali ke tanah air tak lama kemudian
terjadi peristiwa Malam Kristal/Kristalnacht yang terkenal kebrutalannya, pemicunya
ialah seorang pemuda etnik Yahudi yang mengungsi ke Paris, karena memohon
pertolongan dari sekretaris kedutaan Jerman di Paris, untuk bantuan keluarganya yang
diusir ke Polandia tanpa hasil dan saking marahnya ia menembak staff tersebut.
Akhirnya Paul Joseph Goebbels, menteri propaganda Nazi mengorganisir anggota
partai Nazi dan SS menyerang orang Yahudi di seluruh wilayah Jerman, menyebabkan
30.000 lelaki Yahudi ditangkap dan dijebloskan ke dalam kam konsentrasi, 1.574 buah
sinagoge dan 7.000 buah toko milik Yahudi serta 29 buah supermarket dan lain-lain
mengalami pembakaran atau pengerusakan.

Stauffenberg merasa muak dengan peristiwa tersebut dan berualang kali menyatakan
di depan koleganya: “Peristiwa ini merugikan kemuliaan Jerman di mata orang dunia.”

Pemerintah dan kepala negara, kepada mereka ia bersumpah setia, telah berubah
ekstrem buruk di hadapannya.

Sesudah itu, Stauffenberg mengikuti pasukan melancarkan agresi terhadap Polandia


dan Perancis, kemudian pada 1943 ia dipindahkan ke panzer brigade dan bertanggung
jawab atas perlindungan terhadap jenderal Rommel yang sedang mundur dari Afrika
Utara.

Sementara itu, ia tak henti-hentinya menyaksikan Hitler beserta partai Nazi-nya


melakukan berbagai tindak kekerasan, ia di arena pertempuran Afrika Utara mencatat
di dalam buku hariannya: “Kesadaran sebagai seorang tentara: Setia kepada Hitler
bagaikan mengkhianati negara; Hitler selain memusuhi seluruh dunia, lebih-lebih lagi
ialah musuh utama Jerman, kita tidak boleh tidak melakukan apapun.”

Kolonel Stauffenberg pada 7 April 1943 mengalami luka parah, ia kehilangan sebuah
mata dan lengan, ia yang semestinya bisa mengundurkan diri secara mulia, namun ia
menyadari, demi menyelamatkan Jerman, ia harus berupaya dengan segala cara
menghentikan Hitler. Kemudian ia ditempatkan sebagai Chiefs of Staff pada pasukan
cadangan Jerman, sejak saat itu ia mempunyai peluang mendekati Hitler, operasi yang
dinamakan Valkyrie (Dewi perang) dengan demikian telah mulai dibuka tirai pentasnya.

Rencana “Valkyrie” pada awalnya adalah salah satu rencana tempur dari pasukan
cadangan, secara garis besar adalah: bagaimana pasukan cadangan melakukan
penindasan sewaktu terjadi pergolakan di dalam negeri, melanjutkan pengurusan
pengamanan dalam kota, sebenarnya adalah untuk memperkokoh posisi Hitler; namun
kolonel Stauffenberg hendak mengubahnya menjadi pembunuhan terhadap Hitler dan
bagaimana sesudahnya melancarkan program operasi. Mereka berencana mendirikan
pemerintahan sementara dan mencapai persetujuan dengan pasukan sekutu untuk
mengakhiri perang ini.

”Valkyrie” adalah dewi perang di dalam dongeng Eropa utara, di dalam dongeng itu,
tugasnya ialah memilih serdadu gagah berani yang gugur di medan perang, kemudian
menjemput arwahnya sampai ke altar Valhalla untuk dijadikan serdadu para dewata.
Sebelum aksi dilakukan, kolonel Stauffenberg pernah mengatakan: “Saya memahami,
begitu seseorang melancarkan aksi seperti ini, ia akan dipandang sebagai pengkhianat
di dalam sejarah Jerman, namun seseorang juga tidak semestinya menjadi pengkhianat
nurani diri sendiri. Apabila saya tidak mengambil gerakan ini untuk menghentikan
pembantaian tak bermakna ini, saya akan tak sanggup berhadapan dengan para anak
yatim piatu dan janda yang diakibatkan oleh perang ini.” Ia menggunakan “Valkyrie”
sebagai sebutan umum untuk aksi ini, sepertinya juga telah memaknainya demi masa
depan Jerman dan ia sudah memandang kematian bagaikan pulang ke rumah!

Pada 20 Juli 1944 kolonel Stauffenberg tiba di “sarang serigala”, ia pada saat itu sudah
bersepakat dengan ketua bagian informasi bagian komando jenderal tertinggi, informasi
mengenai ledakan dengan segera disampaikan ke kelompok perlawanan di Berlin, agar
mereka segera bergerak.

Akan tetapi waktu itu bertepatan dengan musim kemarau, suhu di “Sarang serigala”
sangat tinggi, Hitler memindahkan lokasi rapat ke dalam ruang rapat di lantai-1, meski
Stauffenberg membawa 2 buah bom, namun karena tegang dan persiapan waktu yang
tidak cukup, ia hanya sempat men-setting salah satunya saja.

Ia pada siang hari itu jam 12:37 menaruh tas kantor yang berisi bom di kaki meja
sebelah dalam kayu-karet sebelah kanan tempat duduk Hitler, kemudian dengan dalih
menerima telepon meninggalkan ruang rapat.

Akan tetapi, pada saat itu seorang asisten Hitler yang kakinya tersandung oleh tas
kantor Stauffenberg, dipungutlah tas tersebut dan diletakkan di sisi luar dari meja
meeting, dengan demikian, jarak bom dengan Hitler telah tersekat oleh meja tebal
tersebut. Barangkali tindakan yang nampaknya sepele tersebut telah menyelamatkan
nyawa Hitler dan telah mengubah sejarah selanjutnya.

Jam 12:42 bom meledak, Stauffenberg mengira di ruangan tersebut tak ada yang luput
dari kematian. Maka ia terbang sesuai dengan rencana ke Berlin menjumpai para
kolega yang menanti di pusat komando perang. Namun pada kenyataannya waktu itu
Hitler hanya terluka ringan saja, tidak sampai tewas, ditambah lagi tatkala itu informasi
yang simpang siur membuat jenderal Olbricht dari pusat komando perlawanan lantaran
tak berhasil memperoleh berita apakah Stauffenberg berhasil ataukah tidak dan ragu-
ragu untuk bertindak, sampai Stauffenberg tiba di Berlin baru memulainya.…….Akan
tetapi terlambat, ditambah lagi komando pasukan cadangan dicegah bertindak oleh
bagian propaganda, maka aksi “Valkyrie” pada akhirnya dinyatakan gagal total.

Kolonel Stauffenberg dan kawan-kawan pada malam itu ditangkap dan segera
dieksekusi di halaman pusat komando perang, kemudian Hitler mengadakan “Komite
khusus peristiwa 20 Juli” dan telah menghukum mati 5.000 lebih anggota perlawanan,
diantaranya termasuk jenderal Edwin Rommel yang dicintai oleh rakyat luas.

Tidak sampai setahun sesudah “peristiwa 720”, Nazi-Jerman berakhir dengan


kekalahan. Orang-orang yang mengikuti kudeta itu disebut sebagai
“Widerstandskämpfer / resistants / Pejuang perlawanan”, sebagian nama jalanan di
desa dan kota Jerman dinamakan sesuai sebagian nama-nama anggota tersebut.

Setiap 20 Juli Jerman mengadakan acara peringatan yang meriah untuk mengenang
para peserta aksi “Valkyrie” yang gugur.

20 Juli 2007 Franz Josef Jung, menteri pertahanan Jerman di dalam upacara rapat
akbar peringatan menyatakan: “Orang-orang yang kala itu mengikuti perjuangan
melawan Hitler adalah keluar dari keyakinan yang teguh, menganggap martabat
kemanusiaan dan hak tidak bisa diinjak-injak, untuk membela keyakinan, mereka
bahkan rela membayar dengan nyawa.”Ia mengingatkan, Jerman dan Eropa belajar
dari sejarah masa lalu, sebagai anggota komunitas dunia, tidak bisa hanya membela
diri sendiri, juga harus bergiat demi kebebasan, hak dan HAM daerah lain yang
seharusnya ada. Untuk ini Jerman tak dapat menundanya lagi.”

Helmut Kohl, mantan Kanselir Jerman Barat (saat itu) sebagai tamu VIP yang mengikuti
upacara sumpah setia mengatakan: “Aksi pembunuhan pada 63 tahun lalu yang gagal,
meninggalkan seorang panutan yang berjuang demi hati nurani, nama Stauffenberg
dan para perwira yang dieksekusi mati menjadi pejuang anti otoriter, dan akan selalu
dikenang.”
Sesudah itu hukum militer Jerman telah merenovasi pasal Stauffenberg, dan dengan
jelas memberitahu segenap pasukan militer Jerman:

Republik Federasi Jerman - Sasaran Kesetiaan Pasukan Jerman


Pada saat hukum dan kebebasan rakyat mengalami ancaman, seorang tentara
diharuskan mau tampil melakukan pembelaan.

Tentara harus berdasarkan konstitusi , kebebasan, demokrasi, welfare state dan sistem
federal sebagai penguji sistem perpolitikan apakah seseorang sudah sesuai figur yang
dianggap setia, seseorang yang mau setia kepada negara Seseorang yang mampu
membawa negara keluar dari krisis optimisme.
Sumber :
www.epochtimes.co.id
www.elk-wue.de
www.badische-zeitung.de
www.romanchristendom.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai