Anda di halaman 1dari 10

STAKEHOLDERS BASED ACTION EDUCATION OF MANAGERIAL

LEADERSHIP oleh Dr. Jangkung Karyantoro MBA tanggal 8 Nopember 2008

MANAGERIAL BEHAVIORS

Untuk menjadi seorang manager haruslah mempunyai


perilaku yang seharusnya, sepantasnya, mau tidak mau harus ada
pada diri seorang manager. Perilaku tersebut tidak dapat tidak
harus ada pada diri seorang manager. Untuk menimbulkan dan
membangkitkan perilaku sebagai selayaknya seorang manager
maka manager harus mau mengubah segala kebiasaan yang tidak
seharusnya, tidak sepantasnya, tidak selayaknya ada pada diri
seorang manager. Perubahan tersebut haruslah menuju ke arah
yang lebih baik. Perubahan yang pertama kali dilakukan adalah
perubahan cara berpikir.
Manager sukses tentunya tidak pernah menyerah (never
give up) dan tidak pernah mengeluh (never complian) atas
situasi kondisi atau keadaan tertentu yang ditemui dalam
menjalankan tugas dan kewajibannya. Selain itu juga manager
sukses dicirikan dengan mampu menjaga hubungan baik dengan
shareholders (pemegang saham) dan stakeholders (mitra kerja).
Dalam memanage suatu kegiatan dalam suatu lingkup
perusahaan / organisasi, manager dituntut untuk mendapatkan
keuntungan (laba) tinggi yang tentunya dengan cara meningkatkan
pendapatan sebanyak-banyaknya dan menekan biaya serendah-
rendahnya.
Berikut ini digambarkan dalam bagan strategi bagaimana
untuk mencapai keuntungan yang berlipat :
Berikut ini merupakan perilaku formal seorang manager
yaitu :
1. Planning
Manager harus mampu untuk merancang suatu rencana,
strategi dalam melaksanakan kegiatan/ aktivitas secara
sistematis untuk meraih suatu tujuan. Tujuan itu haruslah
mampu untuk dicapai (melihat kemampuan diri dan atau
organisasi) dan memberi motivasi pada dirinya dan
organisasi. Perencanan tersebut diawali dengan Analisa
SWOT (Strength, Weakness, Oppurtunity, Thickness) yaitu
menganalisa apa yang ada di dalam perusahaan dengan
melihat kondisi perusahaan itu sendiri dan dibandingkan
dengan kompetitor.
2. Organizing
Suatu kegiatan atau tugas tentunya juga disertai
kemampuan untuk mengorganisir individu dan atau
kelompok dengan jumlah dan kualitas tertentu untuk
mencapai keinginan tertentu atau tujuan tertentu dalam
waktu yang telah ditetapkan sebelumnya. Di dalam
organizing ini dilakukan dengan cara meng-efisienkan
tenaga atau individu yang akan disediakan dengan waktu
yang telah dijadwalkan sebelumnya. Selain itu organizing
ditujukan untuk mencapai produktivitas, operating dan
berhubungan dengan budgeting.
3. Actuating
Merupakan suatu proses implementasi kegiatan relevan
sesuai dengan komitmen yang telah digariskan. Proses itu
diikuti dengan prosedur, contoh-contoh, dan pengawalan
ketat. Terlebih lagi apabila di tengah kegiatan tersebut
melewati hambatan dan tantangan yang mau tidak mau
harus dihadapi.
4. Controlling
Dari kesemua perilaku di atas tidaklah sempurna apabila
tanpa diikuti kontrol dan pengawasan yang ketat sesuai
dengan standar dan tujuan yang telah dirumuskan dalam
suatu perencanaan kegiatan. Fungsi dari kontrol ini adalah
untuk menjaga dan menghindari adanya jalan yang tidak
lurus/ belok (penyimpangan), penggelapan,
ketidaknormalan, deteksi dini atau pencegahan dini
penyimpangan. Oleh sebab itu di dalam controlling ini
biasanya diikuti dengan suatu koreksi atau pembetulan
akan suatu kegiatan yang menyimpang dari perencanaan
yang ditetapkan.
Kontrol ada 3 macam yaitu :
a) Cek ricek : pengecekan dilakukan dengan orang yang
diberi tugas/ diamanati untuk melakukan transaksi/
aktivitas
b) Cek cross cek : pengecekan dilakukan dengan orang
yang diberi tugas dan dicross cek dengan bagian lain
yang terkait.
c) Cek total cek : pengecekan dilakukan dengan barang/
bahan yang dibeli berkaitan dengan fungsi dan
kegunaan barang itu sendiri.
SOCIAL SKILLS ( KECERDASAN SOSIAL ) UNTUK BERGAUL DI
MASYARAKAT

Merupakan suatu kemampuan dari individu untuk bergaul di


masyarakat/ dengan individu lainnya sehingga memiliki tanggung
jawab sosial di masyarakat. Seorang manager yang berhasil dan
sukses memiliki kemampuan sosial yang tinggi di mata masyarakat
luas dan di tempat kerja. Individu yang cerdas dianggap memiliki
kelengkapan social skills yaitu :
a) Emotional Skills : merupakan kemampuan pengungkapan
ekspresi dari individu dalam menanggapi situasi dan kondisi
lingkungan dalam bentuk non verbal seperti tertawa,
senyum, tepuk tangan.
b) Emotional Sensivity : merupakan kemampuan individu
membaca emosi dan menanggapi perilaku non verbal dari
individu lainnya seperti pihak lain sedang sedih, marah dsb.
c) Emotional Control : merupakan kemampuan individu untuk
mengendalikan gejolak emosi yang tiba-tiba seperti rasa
benci, cinta.
d) Social Expressity : merupakan kecerdasan untuk lebih dahulu
berinteraksi dengan individu atau pihak lain seperti menyapa
dulu ketika bersua dengan individu atau pihak lain.
e) Social Sensitivity : merupakan kemampuan individu
menempatkan diri dalam segala situasi dan kondisi dalam
bentuk verbal dan non verbal seperti diam dalam duka cita
dan tidak ikut mempermalukan orang.
f) Social Control : merupakan kemampuan individu untuk
berperan sesuai dengan kedudukannya dalam keadaan dan
situasi apapun seperti sikap hormat pada atasan yang kejam
dan sikap pada bawahan yang kurang ajar.
g) Self-Monitoring : merupakan kemampuan individu yang
berpikir sebelum berucap dan bertindak dan sadar akan
akibat dari ucapan dan tindakannya/ perilakunya tersebut.
LOG JAM ( KEBUNTUAN )
Merupakan suatu sikap, tindakan, kelakuan, pendapat, pikiran
yang harus dihindari sebab menjadi penghalang akan seseorang
atau kelompok untuk menjadi tumbuh dan berkembang maju
menjadi lebih baik dan sukses. Selain itu log jam juga menghalangi
kita untuk meraih impian dan menggapai tujuan setinggi-tingginya.
Untuk menjadi orang yang besar harus selalu menghindari
terjadinya pembatasan pikiran dan ide-ide brilian, berani
merentang sejauh-jauhnya akan pikiran dan ide yang dipunyai.
Log jam ini seperti penyakit yang disebabkan virus yang harus
segera dicarikan penawarnya (obat). Contoh dari log jam adalah
manipulasi, korupsi, tidak peduli dengan kesulitan/ penderitaan
orang lain, bangga akan dirinya sendiri tanpa melihat sekelilingnya.
Oleh sebab itu untuk menghindari log jam ini maka hendaklah
selalu melakukan koreksi atau introspeksi diri (innner critical).
Dalam keseharian di tempat kerja log jam juga harus dihindari
dengan cara bekerja keras dengan idealisme dan realita yang ada
sehingga nantinya akan bermanfaat bagi diri kita khususnya dan
perusahaan pada umumnya.
PROYEK BETERNAK AYAM PETELUR

Plannning
Direncanakan untuk :
a. Ijin kepada kepala desa dan pamong terkait untuk mendirikan
usaha ternak ayam petelur. Persetujuan dari tetangga
terdekat sekitar lokasi peternakan.
b. Pembuatan kandang ayam. Membangun kandang ayam di
belakang rumah dengan ukuran kandang 8 x 10 meter dari
bahan kayu bambu. Biaya pembuatan kandang 500 ribu
rupaih, diperkirakan mampu untuk menampung 100 ekor
ayam. Tenaga yang dibutuhkan 2 orang selesai dalam waktu
3 hari.
c. Perekrutan tenaga kerja 2 orang laki-laki (diutamakan dari
lingkungan sekitar peternakan) dan penggajiannya .
d. Pembelian ayam petelor 100 ekor, umur 1 tahun seharga
total 1 juta.
e. Pemberian pakan, perawatan ayam (vaksin dan obat) dan
kandang.
f. Penjualan/ pemasaran hasil telur ayam.
g. Hubungan baik dengan tetangga lingkungan sekitar lokasi
beternak ayam.

Organizing
2 (dua) orang karyawan diperkirakan mampu untuk melaksanakan
tugas untuk memberi pakan ayam tiap pagi, siang dan sore
sekalian untuk merawatnya, pembersihan kandang tiap hari setiap
pagi dan sore. Selain itu tenaga kerja dikerahkan untuk membuang
kotoran ayam pada tempat yang telah disediakan untuk pupuk
setiap hari. Tugas itu sebanding dengan upah yang diberikan pada
karyawan tersebut dan sudah sesuai dengan UMR.

Actuating
Pelaksanaan kegiatan dimulai dengan berkunjung kepada kepala
desa dan pamong desa terkait untuk ijin pendirian usaha ternak
telur. Selain itu juga anjangsana ke tetangga sekitar lokasi
peternakan meminta persetujuan tertulis tentang pendirian usaha
ayam petelur. Setelah itu berjalan dilanjutkan dengan pembuatan
kandang ayam oleh tukang selama 3 hari, perekrutan tenaga kerja
yang berasal dari tetangga sekitar, kemudian melakukan
pembelian ayam di pasar ayam terdekat budget maksimal 1 juta
diantar ke peternakan oleh pedagang ayam. Karyawan setiap hari
memberi pakan ayam dan membersihkan kandang dan kotoran
ayam. Pada waktu yang telah ditentukan diberikan vaksin atau
obat pada ayam. Hasil dari ayam tersebut (telur) dijual ke agen
pengumpul telur yang pada waktu tertentu datang untuk membeli
telur ayam.

Controlling
Setiap hari mengontrol kondisi ayam dari mulia kecukupan pangan,
kesehatan ayam. Selain itu juga tiap hari dilakukan pengontrolan
kandang ayam. Apabila kondisi kandang masih ada yang kurang
bersih maka untuk segera diperintahkan untuk membersihkan
kandang ayam. Tidak kalah pentingnya dengan pengecekan
jumlah produksi telur keseluruhan. Pengecekan jumlah pakan yang
tersisa dan vaksin/ obat yang ada. Limbah ayam yang ada
terutama bau apakah mengganggu tetangga atau tidak. Suara
berisik ayam apakah mengganggu ketenangan lingkungan atau
tidak. Semuanya itu dikontrol dengan selalu menjalin hubungan
baik dengan tetangga sekitar peternakan.
TUGAS
STAKEHOLDERS BASED ACTION EDUCATION OF
MANAGERIAL LEADERSHIP

Dr. Jangkung Karyantoro MBA

Disusun oleh :

YUDI WIDIYANTO, S.TP


PABRIK GULA TOELANGAN
SIDOARJO
NOPEMBER 2008

Anda mungkin juga menyukai