Anda di halaman 1dari 35

Belum lama ini Kevin baru saja menyelesaikan sekolahnya di Singapura.

Dia kembali ke
Indonesia untuk bekerja. Kevin memang pemilih, bahkan untuk cinta saja dia sangat pemilih.
Sampai sekarang dia belum memuliki pacar. Padahal Kevin adalah orang yang sangat
tampan. Darah Indo Cina Belandanya membuat dia begitu sempurna. Hidung mancungnya
bagaikan pahatan patung-patung Yunani. Badannya juga sangat indah terbentuk berkat
latihan selama dia SMA. Dia juga seorang pewaris tunggal, sehingga semua milik ayahnya
akan menjadi miliknya nanti. Perusahaan dimana-mana, tanah, Villa, dan juga pesawat jet
pribadi. Laki-laki seperti ini menjadi incaran semua wanita. Namun Kevin tidak mau tergesa-
gesa. Belum ada satu wanita pun yang sempat mampir dihatinya dan membuat dia tergoda.
Entah apa yang dipikirkannya. Semua wanita cantik dan terhormat sudah mencoba segala
cara untuk bisa merebut hatinya. Sejak dia SMA, dia sudah bertemu begitu banyak wanita
pilihan orang tuanya. Mereka pun sampai bingung. Wanita seperti apa yang sebenarnya
diinginkan oleh Kevin.

“Kevin.. malam ini kita ada pesta HUT perusahaan papa kamu.. kamu harus ikut ya..”

“Ma.. aku malas ikut pesta seperti itu. Paling juga mama mau menjodohkan akau dengan
wanita pilihan mama lagi kan?”

“Kevin.. ayolah.. jangan permalukan papamu.. semua karyawan kantor sudah tahu kalau
kamu sudah kembali dari Singapura..”

Kevin diam saja mendengarnya. Mamanya pun pergi meninggalkannya karena harus bersiap-
siap untuk pesta nanti malam. Bukannya Kevin tidak suka datang ke pesta, namun karena dia
kesal saat orang tuanya mencampuri urusan asmaranya. Pernah sewaktu pesta ulang
tahunnya, orangtuanya mengenalakan dia kepada seorang gadis muda yang ternyata adalah
adik temannya. Bukannya gadis itu tidak cantik, namun gadis itu masih sangat polos. Bahkan
SMP saja belum lulus.

“Kevin.. coba kamu lihat.. ini jas baru yang mama beli sewaktu jalan-jalan di Milan. Ini
untuk kamu..”

“mama.. jas yang ada saja juga masih bagus..”

Mamanya tidak berkata apa-apa, namun hanya dengan tatapan matanya, Kevin sudah tahu
bahwa mamanya tidak ingin dibantah. Kevin hanya bisa menurut apa kata mamanya. Karena
takut terlambat, mamnya memberikan isyarat kepada Kevin agar segera mengganti
pakaiannya dan bersiap-siap.
...

Pesta HUT perusahaan mereka memang sangat meriah. Bahkan papan bunga ucapan selamat
berada di sekeliling jalan sepanjang 500 meter. Belum lagi papan bunga yang berada didalam
gedungnya. Kevin dan orang tuanya turun dari mobilnya dan memasuki tempat acara
berlangsung. Saat Kevin dan orang tuanya masuk, kegaduhan suara musik dan percakapan
berhenti. Tiba-tiba saja ruangan menjadi hening karena kehadiran mereka. Semua orang
tampak sedang berbisik satu dan yang lainnya.

“Hadirin yang terhormat.. Berikan tepuk tangan yang meriah untuk Direktur kita dan tuan
muda Kevin...”

Tepuk tangan yang meriah mengembalikan suasana yang sempat tegang ini. Tapi Kevin tidak
dapat merasakan kemeriahan pesta ini dan lebih memilih untuk berada di luar runangan.
Sambil memegang segelas Wine dan menekan tombol handphonenya untuk berchating
dengan temannya yang ada di Singapura.

“Sendirian saja Tuan Kevin..” suara yang memecahkan kesendirian Kevin. Kevin pun segera
mematikan handphonenya dan berbalik.

“iya.. saya kurang suka dengan keramaian.., apakah saya kenal dengan anda?”

“maaf.. saya sudah lancang menyapa anda tanpa memberitahukan nama saya.. Saya Adrian..
Seorang Manager Pemasaran disini.”

Tampaknya Adrian masih sangat muda dan usianya tidak jauh berbeda dengannya. Postur
tubuhnya yang tegap dan wajahnya yang tampan membuat dia pantas untuk menjadi
Manager Pemasaran. Lagipula dari cara dia berbicara juga menunjukan bahwa dia orang
yang memiliki kepribadian yang baik. Namun ada yang unik darinya. Matanya berwarna abu-
abu. Sepertinya dia bukan asli orang Indonesia.

“saya Kevin.. seperti yang sudah and ketahui..”

“sudah berapa lama anda di Jakarta?”

“3 minggu.. sepertinya anda bukan orang asli Indonesia ya?”

“iya.. pasti anda menyadari dari mata saya ini.. Kakek saya adalah orang Jerman.. saya
memiliki mata ini karena beliau..”

Ternyata Adrian dan Kevin dapat bercakap-cakap dengan baik. Adrian begitu pintar dan juga
menarik. Ternyata setelah mereka bercakap-cakap, mereka memilki banyak sekali kesamaan.
Mulai dari hobi, makanan, dan juga pakaian. Adrian berumur 27 tahun. Lebih tua dari Kevin
4 tahun. Namun tampaknya mereka dapat menjadi teman yang sangat akrab. Tak terasa
mereka sudah menghabiskan tiga jam hanya untuk bercakap-cakap dan membagi pengalaman
hobi mereka. Acara penutup sudah akan dimulai. Saat acara penutup berlangsung, Kevin
akan diangkan menjadi General Manager diperusahaan ini.

“Kevin.. Ayo.. acara penutupnya akan segera dimulai.”

“iya ma.. Adrian.. kita lanjutkan nanti ya..”

Kevin segera kembali dan naik keatas panggung. Sambutan yang meriah membuat Kevin
sangat gugup. Semua karyawati berteriak histeis melihat Kevin yang berada diatas panggung
dan diterangi cahaya lampu. Saat akan memberikan sambutan, Kevin melihat Adrian yang
berada di pntu dan memberikan isyarat kepadanya untuk menelponnya. Adrian segera pergi
meninggalkan acara setelah berpamitan dengan tamu yang lainnya.

Semakin malam, orang-orang pun segera pulang dan berpamitan pulang. Adrian juga sudah
tidak terlihat lagi. Kevin dan orangtuanya juga segera pulang karena besok mereka harus
kembali bekerja. Saat keluar dari gedung, handphone Kevin berbunyi. Ada pesan dari nomor
yang tidak ia kenal.

From : +62878xxxxxxx
Kevin.. ini nomor saya.. maaf tadi saya tidak sempat berpamitan..

Adrian

Pagi ini Kevin akan memulai hari pertamanya bekerja sebagai seorang General Manager.
Sebenarnya dia masih sangat mengantuk. Dengan wajah yang masih mengantuk dia berjalan
menuju kamar mandi dan mengambil pisau cukurnya. Setelah itu dia mandi dan turun
kebawah untuk sarapan bersama orangtuanya. Entah mengapa wajah orangtuanya tampak
sangat senag sekali. Kevin tambah bingung dengan kelakuaan orangtuanya ini. Semakin hari
semakin membingungkan.

“Kevin.. nanti jam makan siang kamu ikut papa pergi ya..”

“tapi memangnya ada acara apa?”

Papanya hanya diam saja dan tersenyum-senyum sambil melihat kearah istrinya.

Kevin hanya bisa menuruti kata papanya dan melahap roti kejunya. Setelah selesai sarapan
Kevin dan papanya langsung menuju kantor yang letaknya tidak terlalu jauh dari rumahnya.
Kevin terus saja memikirkan bagaimana hari pertamanya saat bekerja nanti. Dia berharap
semua karyawan dapat menerimanya dengan baik. Dia ingin membuktikan bahwa dia
mendapatkan pekerjaan ini karena ia memang pantas mendapatkannya.
Kevin berjalan menuju ruang meeting untuk diberi arahan dan juga diperkenalkan kepada
semua staff dan para pemegang saham sebagai General Manager yang baru menggantikan
General Manager terdahulu yang sudah dipindah tugaskan ke Jepang.

Saat papanya memberikan arahan, Kevin tidak melihat kehadiran Adrian. Rasanya aneh
sekali bila seorang Manager Pemasaran tidak hadir saat ini. Adrian juga satu-satunya orang
yang Kevin anggap sebagai orang yang lebih dekat dengannya dibandingkan dengan staf
lainnya yang baru saja ia kenal.

“maaf saya terlambat.. ada maslah dengan klien kita..”

Tiba-tiba saja Adrian masuk dan menimbulkan keheningan sekejap. Kevin dan Adrian saling
berpandangan. Kevin tersenyum padanya dan Adrian membalas senyumannya itu. Senyum
Adrian begitu indah dengan bibir tipis kemerahannya. Sepertinya Adrian bukanlah seorang
perokok. Wajahnya juga sangat bersaih sekali adn putih. Kevin baru dapat melihat dengan
jelas wajah Adrian saat ini karena semalam pencahayaannya kurang baik. Ternyata Adrian
lebih tampan dari yang ia liahat kemarin.

Setelah rapat selesai, semua staf kembali ketempat mereka masing-masing. Semua manager
diminta berkumpul di ruangan GM yang baru dan memberitahukan segala informasi yang
ada. Selama perjalanan menuju ruangannya Kevin dan Adrian tampak sangat akrab sekali
dibandingkan dengan manager yang lain. Kevin merasa sangat senag sekali dapat terus dekat
dengan Adrian yang sangat bersahabat.

“pak, ini laporan keuangan bulan lalu..” kata salah seorang manager yang sudah pasti adalah
manager keuangan.

Satu persatu manager menyerahkan laporan mereka dan setelah selesai mereka kembali
keruangan mereka untuk kembali bekerja. Namun Adrian tetap disana karena Kevin ingin
bertanya lebih banyak mengenai pekerjaanya.

“pak, apa yang bisa saya batu lagi?”

“tidak perlu pakai pak.. lagi pula saya lebih muda dari kamu. Panggil saja saya Kevin.”

Mereka kembali berbincang-bincang dan banyak hal sekali yang mereka bicarakan. Bahakan
sampai hal pribadi sekalipun.

“jadi kamu belum punya pacar?”


“Belum Vin, lagi pula aku masih memikikan karirku dan juga ingin membahagiakan
orangtuaku dulu.”

Adrian bukanlah berasal dari keluarga yang sangat kaya. Tidak semua warga blesteran
memiliki banyak uang. Untung saja Adrian memiliki otak yang sangat pintar, sehingga dia
mendapatkan beasiswa untuk kuliah di luar negri. Kehidupan Adrian tidak seindah kehidupan
Kevin yang hanya tinggal menjentikan jarinya saja untuk mendapatkan barang yang dia
inginkan. Adrian harus berhemat juga demi adik-adiknya. Adrian adalah anak sulung dan
memiliki 3 orang adik perempuan. Dialah satu-satunya laki-laki di rumah setelah kepergiaan
ayahnya 10 tahun yang lalu. Saat itu adiknya masih bersekolah semua. Hal inilah yang
membuat Adrian keras pada hidupnya dan tidak memikirkan untuk mencari pasangan hidup.

“Vin, kamu sendiri..? apakah kamu sudah memiliki pacar?”

“belum..”

Adrian tampak sedikit terkejut. Kevin yang begitu sempurna dan menjadi impian para anita
tidak mungkin tidak memiliki seorang pacar.

“bohong.. pastinya banyak sekali wanita yang mengantri untuk menjadi pacar kamu..”

“tapi aku memang belum pernah berpacaran.. semua tampak sama bagiku.. belum ada yang
kena dihatiku..”

Tak terasa waktu sudah menunjukan jam makan siang dan Kevin teringat dengan janji
dengan Ayahnya. Dia segera berpamitan dengan Adrian dan pergi menuju tempat dia dan
papanya sepakati. Saat akan berangkat, Adrian meminta tumpangan untuk mengantarnya ke
bengkel. Karena terburu-buru tadi, sehingga dia menabrak trotoar dekat kantor.

Walaupun sebenarnya tidak searah, namun Kevin dengan senag hati menagntarnya. Adrian
tidak tahu kalau sebenarnya bengkelnya dan tempat yang Kevin tuju itu tidak searah.

“memangnya kamu mau kemana Vin?”

“dekat dengan bengkel yang kamu tuju kok.”

“Vin, sebenarnya aku sedikit bingung dengan kamu.. sampai umur 23 ini kamu belum pernah
berpacaran? Padahal menurut aku kamu itu sempurna loh.. idaman wanita masa kini..”

“menurut kamu begitu? Tapi aku memang belum merasa ada wanita yang dapat membuat
aku tertarik.. kamu sendiri saja belum punya pacar.. apadahal kamu ini juga tidak jelek,
malah kamu itu mungkin akan menjadi seorang pacar yang menyenangkan..”
Karena pujian yang saling dilontarkan, mendadak wajah mereka berdua menjadi merah dan
tersipu-sipu. Mereka pun tertawa karena malu. Tampaknya Kevin dan Adrian dapat menjadi
teman baik.

“Thanks ya Kevin buat tumpangannya..”

“Ok.., aku pergi dulu ya..”

Kevin melihat jam tanganya. Dia sudah telat 30 menit dari janjinya dengan papanya. Dengan
segera Kevin menancap gasnya agar sesegera mungkin sampai disana.

Sesampainya disaana, Kevin sudah dapat melihat papanya menunggu dia duduk didekat
jendela bersama seorang wanita. Kevin sudah merasakan ketidakberesan dengan pertemuaan
ini.

“maaf aku terlambat..”

“kemana saja kamu.. kenalkan ini Anita..”

Seorang wanita cantik dengan rambut sebahu dan juga terlihat cantik. Wangi parfumnya juga
sangat lembut. Wanita itu tersenyum manis saat melihat Kevin. Hal itu sudah dianggap wajar
bagi Kevin. Karena senyum merupakan suatu nilai tambah saat kita bertemu dengan
seseorang.

“Anita ini adalah anak temannya papa. Dia akan bekerja menjadi sekertaris kamu.”

“Ok.. terserah papa saja..”

Kevin tahu apa maksud papanya. Kevin setuju saja bila dia menjadi sekertarisnya. Namun
bila papanya mengharapkan lebih, Kevin tidak akan pernah setuju. Setelah berbincang-
bincang cukup lama, Kevin dan papanya kembali ke kantor dan Anita sudah dapat memulai
pekerjaannya besok.

Selama perjalannan menuju kantor, Kevin terus saja memikirkan Adrian. Baru kali ini dia
begitu dekat dengan seseorang. Kevin mengambil handphonenya dan berusaha menghubungi
Adrian.

“halo.. Adrian ya..?”


...
Ternyata Adrian belum pulang dari bengkel dan masih saja mengurusi mobilnya. Kevin pun
segera menuju ke bengkel tempat ia tadi mengantarkan Adrian. Sebelum kesana, Kevin
mampir sebentar membelikan makanan untuk Adrian. Adrian yang terus saja menungui
mobilnya pasti belum sempat makan.

“Adrian.. hai..”

Adrian tampak sangat terkejut sekali saat Kevin datang menghampirinya yang sedang sibuk
memperhatikan montir yang mengerjakan mobilnya.

“Hai.., kok kamu kesini? Aku kira kamu langsung ke kantor..”

“aku bawakan kamu makanan.. kamu pasti belum makan sama sekali..” kata Kevin sambil
menyodorkan sekotak sandwich dan softdrink untuknya.

“Wah.. aku jadi tidak enak nih.. seharusnya aku yang mentraktir kamu.. kamu sudah
mengantarkan aku sampai disini..”

“tidak perlu sungkan.. ini namanya solideritas.. saat teman butuh pertolongan, kita harus
saling membantu dong.”

Karena antrian bengkel yang sangat panjang, Adrrian harus menunggu cukup lama sampai
mobilnya selesai diperbaiki. Tiba-tiba saja telepon mereka berbunyi. Ternyata itu telepon
dari kantor yang menanyakan keberadaan mereka. Adrian pun membuat alasan akan bertemu
klien dan Kevin membuat alasan akan menemani Adrian bertemu klien.

“haha.. kamu itu.. bagaimana kalau papa kamu marah..?

“tenang saja Adrian.. selama aku tetap pulang ke rumah, semua tetap terkendali..”

Hubungan mereka semakin erat dalam perjalanan waktu. Adrian juga sudah tidak lagi
menghiraukan masalah perbedaan jabatan antara mereka. Kevin sudah mengganggap Adrian
sebagai seorang teman yang sangat baik.

Setelah dari bengkel, Adrian mengajak Kevin untuk mampir ke apartmentnya. Kevin dengan
senang hati untuk mampir ke apartment Adrian. Namun sebelumnya dia harus meminta izin
dengan orangtuanya bahwa dia akan pulang telat malam ini.

Orangtua Adrian tidak tinggal di jakarta. Mereka tinggal di Surabaya. Di Jakarta Adrian
hanya tinggal sendirian di apartment yang cukup mewah dan besar untuk ditinggali satu
orang. Tampak sekali bahwa Adrian adalah orang yang sangat rapih dan bersih. Semua
barang-barangnya tertata sangat rapih dan tidak ada debu sama sekali.
“Ian,.. bagaimana kamu bisa sempat membereskan semua ini?”

“aku memiliki pembantu sendiri. Namun saat hari libur, aku melakukan semuanya sendiri..
sekalian mengisi waktu..”

Kevin berkeliling apartment Adrian dan melihat setiap ruangan yang ada. Arian memiliki
selera yag bagus dalam memilih barang-barang untuk apartmennya. Semuanya tampak
sangat indah dan stylish sekali.

“Vin, aku mau mandi dulu ya.. kamu duduk saja dulu sambil nonton tv..”

Kevin lalu menyalakan tv flat 24’ yang terhubung langsung dengan parabola. Sofa kulit
hitam ini juga tampaknya jarang sekali diduduki. Masih terasa sangat baru, tampaknya
Adrian adalah orang yang pintar merawat barang.

Tidak lama Adrian keluar dari kamar mandi hanya dengan menenakan handuk hitam yang
melingkar dipinggangnya. Tubuhnya yang sangat atletis dan terbentuk sempurna. Tidak
terlalu besar tapi padat. Kevin sangat terkejut melihatnya. Walaupun saat di Singapura dia
sering melihat laki-laki bertelanjang dada saat di gym, namun adrian memiliki daya tarik
yang berbeda. Kulitnya yang putih dan mulus membuat dia terlihat sangat berbeda.

“Vin.. hei.. Kevin..” panggil Adrian yang bingung dengan tingkah laku Kevin.

“Ah.. iya.. ada apa?”

“kamu mau mandi dulu tidak? Bajuku sepertinya sama dengan ukuranmu..”

“Ah., iya.. boleh..”

Adrian langsung menuju kamarnya dan mengambil handuk serta baju dan celana ganti untuk
Kevin.

Setelah Kevin selesai mandi ternyata Adrian sudah berada di sofa dan menonton tv dengan
menggunakan singlet ketat dan celana pendek. Celana yang dipakai Kevin memang tampak
sedikit lebih pendek karena tubuhnya yang tinggi.

“Vin, ini saatnya aku membalas semua kebaikan kamu hari ini.. ayo duduk dulu..” kata
Adrian sambil menarik Kevin duduk dan mengambil handuknya.
Adrian berjalan menuju dapur dan mengambil dua kaleng bir dan dua piring makanan.
Aroma makanan yang begitu wangi memang sangat dibutuhkan saat ini. Apalagi setelah
mereka seharian berada diluar dan hanya makan sandwich.

“tidak usah repot-repot.. sini aku bantu..”

“tidak perlu.. sudah cukup kebaikan kamu hari ini.. saatnya aku yang membalas kamu..”
Adrian tetap sibuk berada di dapur dan Kevin hanya bisa diam melihat Adrian. Adrian
tampak begitu cekatan dalam hal memasak. Beda sekali dengan Kevin yang hanya
menjentikan jarinya untuk mendapatkan apapun. Akhirnya masakan Adrian selesai. Aroma
masakannya begitu harum dan tampak sangat lezat.

“ternyata kamu pintar masak juga ya.. “

“ini karena aku sering hidup sendiri.. mau tidak mau, aku harus bisa mengurus diriku
sendiri..”

“kalau kamu punya istri, pasti dia akan sangat bahagia..”

Adrian tampak bingung dengan kata-kata Kevin.

“sudah, lupakan..” kata Kevin.

Setelah acara makan malam selesai, Adrian membereskan semuanya. Kevin merasa malu bila
dia tidak membantu apapun. Kevin berjalan menuju dapur dan membantu Adrian mengelap
piring yang sudah dicuci. Tapi tiba-tiba saja piring itu erlepas dari tangan Kevin dan jatuh
pecah. Adrian sangat terkejut dan langsung menghampiri Kevin yang tampak sangat kaget.

“maaf.. tanganku licin..” kata Kevin sambil memunguti pecahan piring yang ada di lantai.

“Ouch..” tangan Kevin terkena pecahan piring dan membuat jari Kevin berdarah.

Tanpa berpikir panjang, Adrian langsung memasukan jari Kevin kedalam mulutnya. Kevin
sangat terkejut sekali dengan tindakan Adrian. Dia merasakan kenikmatan saat jarinya berada
didalam mulut Adrian. Tak disadar, mereka saling bertatapan cukup lama. Mata Adrian
begitu lembut dan menengangkan. Tiba-tiba saja Adrian melepaskan jari Kevin dari
mulutnya dan melayangkan ciuman pada bibir tipis Kevin yang merah.

Kevin sangat kaget. Namun entah mengapa dia tidak melawan dan mengikuti permainan
Adrian. Mendadak Adrian melepaskan ciuamannya.

“maaf.. tidak seharusnya ini terjadi..” kata Adrian.


Tanpa berkata apa-apa, Kevin mencium Adrian dengan lembut dan memeluk adrian erat.
Adrian membalasnya dengan belaian lembut dirambut Kevin.

“arghh,..” erang Kevin saat Adrian menggigit telinga Kevin dengan lembut.

Mendadak keringat mereka pun menetes. Adrian melepaskan baju Kevin dan terlihat badan
Kevin yang terbentuk indah dengan otot-otot padatnya. Adrian begitu terpesona melihat
tubuhnya.

Adrian menciumi badan Kevin sehingga tidak terlewatkan satu bagian pun.

Kevin hanya bisa mengerang menikmati ciuman Adrian yang begitu lembut dan
mengairahkan.

Kevin pun tidak mau kalah. Dia segera melepaskan singlet yang dipakai Adrian. Dia
melakukan hal yang sama kepada Adrian. Mata Adrian memejam dan menikmati setiap
ciuman mesra Kevin.

Adrian berdiri dan menggendong Kevin menuju kamarnya. Kamar minimalis dengan aroma
maskulin dari parfum yang sering dipakai Adrian akan menjadi tempat peraduan nafsu
mereka.

Adrian dengan lembut meletakkan Kevin diatas tempat tidurnya. Kevin dengan segera
menarik Adrian dan menjatuhkannya tepat disampingnya.

Adrian segera berganti posisi dan duduk di atas perut bawah Kevin. Penis mereka saling
beradu dan Kevin dapat merasakan penis Adrian yang semakin membesar dibalik celana
pendeknya. Adrian dengan segera melepaskan celananya dan tampak batang panjang
berukuran 17cm tidak bersunat dan mengarah didepan Kevin.

Baru kali ini Kevin melihat penis orang lain selain miliknya. Mendadak penisnya pun ikut
membesar. Adrian melepaskan celana Kevin dan melihat batang panjangberukuran tidak jauh
darinya namun lebih panjang sekitar 18cm dan bersunat

Adrian dengan segera melahapnya dan menghisap penis Kevin. Kevin mengerang merasakan
kegelian dan juga ini merupakan pertama kalinya penisnya dihisap oleh sesorang.

“erghh.. ah.. that’s great..” erang Kevin

Adrian terus melahap penis Kevin yang terlihat kemerahan. Dimainkannya lubang dikepala
penisnya sambil dijilatinya. Adrian merasakan cairan precum Kevin sudah mulai keluar dan
dia menghentikannya agar permainan ini tidak cepat berakhir.
Kembali diciumnya Kevin. Kevin membalas ciumannya dengan penuh gairah. Didorongnya
tubuh Adrian. Diciuminya dengan perlahan tubuh Adrian lekuk demi lekuk dijelajahinya.
Adrian menutup matanya dan menikmati setiap ciuman yang diberikan oleh Kevin.
Walaupun baru melakukan ini, dia sudah banyak belajar dari apa yang dilakukan Adrian
sebelumnya. Bibir tipis Kevin seakin turun menuju perut Adrian dan turun menuju penis
Adrian. Dimainkannya penis Adrian yang sudah tegak kemerahan dan tampak sangat padat
itu. Dijilatnya lubang kepala penis Adrian seperti yang dilakukan oleh Adrian tadi.

“argh.. iya.. hebat sekali kamu Kevin..”

Kevin memasukan penis Adrian yang cukup panjang dan tebal itu kedalam mulutnya.
Dilahapnya seperti dia memakan permen yang sangat enak sekali. Sesekali tampak dia akan
tersedak tapi dia terus melahapnya tanpa henti. Adrian hanya dapat terbang oleh nikmatnya
hisapan Kevin yang begitu menggairahkannya. Saat Adrian merasakan sudah hampir keluar,
dia menarik kepala Kevin dan menjauhkannya dari mulut Kevin.

“Kevin, kalau aku masukin ini kekamu boleh ga?” tanya Adrian sambil memberikan isyarat
untuk memasukan penisnya kedalam lubang pantat Kevin.

Kevin yang sudah terbakar oleh asmara dan nafsu mengiyakan saja saat Adrian ingin
memasukan penisnya. Adrian mengambil gel dari lacinya. Dioleskannya gel itu kelubang
pantat Kevin. Pantat kevin begitu montok dan juga putih. Kevin merasakan sesuatu yang
basah dan dingin di sekitar lubangnya. Adrian juga mengoleskan gel itu kepenisnya.

Dimasukannya perlahan jari tengahnya untuk merenggangkan lubang pantat Kevin kevin
hanya bisa mengerang tanpa melihat kearah Adrian. Namun tak lama Kevin merasakan
sesuatu yang memiliki ukuran yang besar masuk perlahan menghujam lubang pantatnya.

“Argghh..” erang Kevin cukup dahsyat karena rasanya lubang pantatnya akan segera robek.

“sakit ya Vin.., tapi cuma sebentar kok..”

Adrian memasukannya perlahan agar Kevin tidak merasakan kesakitan. Perlahan penis
Adrian juga sudah mulai masuk semua. Gerakan maju mundur perlahan mulai dilakukannya.
Tampak Kevin sudah mulai menikmati dan bisa mengikuti permainan Adrian. Sambil
mengocok penisnya dia mengikuti gerakan Adrian

“Ian.., nampaknya aku sudah mau keluar..”

“keluarkan saja.. aku juga sudah mau keluar..”

“erh,.. Arghh..ghh.. arghh..” erang Kevin dan Adrian.


Adrian menarik keluar penisnya dan mengocok penisnya tepat diatas perut Kevin. Mereka
saling berciuman dan berpandang.

“Ergh.. argh.. ah..aha...ahh..”

Cairan putih kental keluar dari penis Kevin dan menembak sampai dadanya. Banyak sekali
cairan yang keluar mengingat Kevin sudah lama tidak mengeluarkannya sejak terakhir dia di
Singapura.

Tak lama Adrian juga memuntahkan cairan putih kental dan menembak sampai kewajah
Kevin. Tampak bahwa Adrian benar-benar sangat puas dan senang. Adrian memeluk Kevin
erat dan menciumi keningnya. Diusapnya semua cairan putih kental tadi keseluruh tubuh
Kevin. Kevin menciumi Adrian dengan lembutnya. Diusapnya wajah Adrian yang sudah
tampak kelelahan itu.

“thanks ya Adrian..”

Adrian tampak bingung.

“untuk apa? Seharusnya aku yang bilang itu ke kamu.” Kata Adrian sambil berpindah
kesebelah Kevin dan memeluknya erat.

“aku mau sms mamaku dulu.. aku mau kasih tahu aku tidak pulang hari ini.. malam ini hanya
untuk kita..” kata Kevin smbil mengambil handphonenya.

Setelah itu Kevin dan Adrian tertidur tanpa mengenakan sehelai benang pun bersama.
Mereka tampak begitu senang dan bahagia seperti bayi yang baru lahir. Kulit putih mereka
dan bersih membuat semua orang yang melihatnya ingin memeluk dan mengusapnya.
...

Sinar mentari masuk melalui jendela apartment Adrian. Kevin terbangun karena tidak
terbiasa terkena sinar matahari langsung. Dilihatnya Adrian yang masih terlelap tidur dari
dada Adrian. Semalaman mereka tidur bersama seperti sepasang pengantin baru. Kevin
memindahkan tangannya dan melepaskan pelukannya. Tak sengaja Kevin menyentuh penis
Adrian yang sedang berdiri tegak dibalik selimutnya. Dirabanya dengan lembut penis itu.

Adrian masih saja tertidur. Ekspresi wajahnya berubah nikmat saat Kevin mengelus kepala
penisnya. Erangan-erangan kecil juga keluar dari mulutnya. Kevin menarik selimut yang
menutupi kejantanan pria yang sudah menggagahinya semalam. Dimainkannya penis Adrian
yang sudah tegak dan basah oleh precum. Bau sperma kering tercium saat Kevi akan
menghisap penis Adrian. Dijilatnya perlahan precum yang keluar lalu dihisapnya penis
Adrian mulai dari kepala penis sambil turun terus kebawah. Dimainkannya buah zakar
Adrian yang ditutupi sedikit bulu.

“Kevin..ah..ahh.. nikmat sekali.. kamu banyak belajar ya..” kata Adrian yang sudah bangun
dan mengusap kepala Kevin.

Dihisapnya semakin cepat penis Adrian dan tidak lama Adrian memuntahkan cairan ptih
yang cukup banyak langsung kedalam mulut Kevin. Ini pertama kalinya Kevin merasakan
langsung sperma seorang pria. Rasanya sedikit asin amis namun ada rasa manis dan pahitnya.
Diciumnya Adrian sambil membagi sperma yang ada didalam mulutnya.

“Adrian.. apakah ini pertama kalinya kamu berhubungan dengan seorang pria?”

“tidak.., sebelumnya aku pernah punya pacar. Dia adik kelasku sewaktu SMA di Jerman.
Namu kami hanya bertahan selama 5 bulan. Setelah itu aku sudah tidak pernah lagi
berhubungan dengan siapapun sampai sekarang.”

Adrian melihat penis Kevin yang masih tegang. Dia langsung turun menuju penis Kevin dan
memainkannya. Dihisapnya penis Kevin sambil memainkan buah zakarnya. Rambut-rambut
halus disekitar penis Kevin membuat Adrian sedikit geli karena langsung mengenai
hidungnya. Erangan Kevin yamg semakin keras membat Adrian mempercepat hisapannya.
Penis Kevin memuntahkan cairan putih yang langsung diminum Adrian.

Mereka bersama menuju kamar mandi dan bersiap-siap untuk pergi ke kantor. Walaupun
Kevin adalah seorang anak Direktur, dia harus bertanggung jawab atas pekerjaannya.

“Ian, kamu berangkat ke kantor saja dulu. Aku mau pulang sebentar..”

“ok.. kamu hati-hati ya..”

Sebelum sempat berangkat, Adria menarik Kevin dan menciuminya dengan mesra. Kevin
sangat terkejut dan melihat disekitar lapangan parkir untuk memastikan tidak ada orang yang
melihat mereka. Setelah memastikan dengan pasti tidak ada orang sama sekali, Kevin
menyambut ciuman itu sambil meremas pantat Adrian yang gempal.

“ok.. aku berangkat dulu ya..” kata Kevin berjalan menuju mobil BMW hitamnya
meninggalkan Adrian.
...

Baru saja Kevin sampai dan memakirkan mobilnya, mamanya sudah datang keluar dan
menghampirinya sambil memeluknya erat.
“ma.., malu kalau dilihat orang..”

“Kevin, kamu kemana sih.. kok baru pulang..” tanya mamanya sambil melepaskan
pelukannya.

“aku nginep ditempat teman aku.. kita kemarin ketemu. Jadi ngobrol sampai kemalaman.
Jadinya aku nginap..”

“ok.. tapi lain kali teman kamu saja yang nginap disini..”

Mamanya segera menarik Kevin masuk dan membawanya langsung untuk sarapan. nasi
goreng kesukaan Kevin sudah disediakan oleh pembantu dirumahnya. Namun sayangnya
sebelum pulang dia sudah sarapan menikmati roti bakar buatan Adrian.

“Kevin.., ayo makan.. “

“aku sudah makan tadi.. maaf ya ma..”

Kevin berjalan menigglakan ruang makan dan menuju ke kamarnya. Kamarnya yang classic
dan bernuansa coklat ini membuat dia sangat mengantuk. Entah mengapa dia tampak sangat
lelah sekali. Mungkin karena aktivitas liarnya semalam.

Dia segera mengganti kemejanya dan juga celananya. Celana dalamnya terdapat bercak putih
bekas precum yang keluar semalam. Dia segera mengambil kemeja biru muda dan celana
dalam boxernya. Kevin mencukur bulu-bulu halus di wajahnya. Diambilnya deodorant dan
dioleskan diketiaknya. Parfum Hugo Boss Soul disemprotkan disekitar dada dan lehernya.

“ma,.. pa, aku pergi dulu ya..”

“Kevin.., ingat Anita kan.. hari ini dia akan mulai bekerja.. Ok..”

“iya pa.., aku pergi dulu.. ada pekerjaan yang belum selesai..”

Kevin langsung buru-buru pergi. Sebenarnya bukan pekerjaan yang belum selesai. Melainkan
dia ingin cepat-cepat bertemu Adrian. Kevin yang baru saja merasakan cinta pertamanya
merasakan ada rasa yang bergejolak dihatinya. Hanya dalam 30 menit dia sudah sampai di
kantornya karena jaraknya sangatlah dekat.
...

kevin melangkah masuk dan berjalan menuju lift. Selama menunggu lift dia tidak menyadari
bahwa yang sedang menunggu bersamnya adalah Anita. Sekertaris barunya.
“pagi pak..,” sapa Anita ramah dengan baju kemeja biru dan blazer hitamnya. Dandannya
sangat berbeda dengan yang ia temui kemarin.

“iya.. selamat pagi.. kamu sudah tahu pekerjaan kamu kan?”

Anita mengangguk dan terpesona oleh ketampanan Kevin. Ternyata bila dilihat dalam jarak
sedekat ini, Kevin tampak sangat mempesona.

“baiklah.. selamat bekerja disini..” kata Kevin melangakah masuk kedalam lift bersamaan
dengan Anita.

Selama berada didalam lift, jantung Anita tidak berhenti-hentinya berdegup kencang. Hanya
mereka berdua saja didalam lift. Namun Kevin tampak sangat dingin sekali dengannya.
Bahkan tidak mengajaknya bicara sama sekali.

“ting” pintu lift terbuka saat sudah lampu sudah menunjukan lantai 20.

Kevin berjalan menuju ruangannya dan meninggalkan Anita dibelakang. Anita merasa sangat
kecewa sekali. Dia ingin lebih lama lagi berada didekat Kevin. Saat Kevin akan masuk
kedalam ruanganya, Adrian datang menghampirinya an tersenyum padanya. Lalu mereka
bersama masuk kedalam.

“Kevin, apa rencanamu hari ini?”

Kevin merasa bingung dengan pertanyaan Adrian. “sepertinya tidak ada.. memang ada apa?”

Adrian mengeluarkan 2 tiket VIP konser musik yang berlangsung hari ini.

“bagaimana? Kamu berminat?”

Kevin tidak menjawabnya dan langsung mencium mesra Adrian. Tapi dia tidak menyadari
bahwa Anita melihatnya secara tidak sengaja saat akan masuk kedalam. Anita langsung buru-
buru keluar dan terlihat sangat terkejut. Dia begitu kecewa dan patah hati. Ternyata
atasannya adalah seorang pecinta sesama jenis.

Adrian keluar dari ruangan Kevin dan berpapasan dengan Anita. Anita hanya terpaksa
tersenyum saat berpapasan dengan Adrian. Dalam hati Anita merasa sangat kaget dengan
Adrian yang begitu ganteng ternyata adalah pecinta sesama jenis. Apakah dunia sudah
semakin gila?
...
Saat makan siang tiba. Anita yang begitu penasaran dengan Kevin dan Adrian terus saja
mengikuti mereka. Kevin menyadari bahwa ada yang aneh dengan Anita. Dia berusaha kabur
dari Anita. Sambil mengendarai BMW-nya, dia segera pergi secepatnya. Anita tidak dapat
mengikuti karena dia tidak membawa mobilnya.

Kevin mengambil handphonenya dan menghubugi Adrian agar dia segera menemuinya di
kafe sekitar Plaza Senayan. Adrian mengambil tempat yang sedikit jauh dari kantornya agar
tidak ada yang melihat mereka.

Kevin sudah berada di kafe tersebut saat Adrian datang. Minuman dan makanan juga sudah
dipesannya. Kevin menceritakan mengenai kekhawatirannya terhadap Anita. Adrian meminta
Kevin untuk tetap berhati-hati. Sehingga mereka harus sedikit merenggangkan hubungan
mereka.

“tenang saja Kevin.., aku akan tetap dekat denganmu..”

“Ian, aku takut jauh darimu..”

Setelah menikmati makan siang, mereka kembali ke kantor dan berjanji untuk bertemu nanti
malam untuk menonton konser.
...

Kevin yang sudah siap untuk pergi. Kaus merah dengan celana jeans biru tua. Namun
sebelum ia pergi, papa dan mamanya sudah menunggu di depan pintu.

“mau kemana lagi kamu?” tanya papanya

“ada acara sama teman aku..” jawab Kevin. Kevin merasa sangat takut kalau papanya sudah
tahu rahasia terbesarnya.

“begini Kevin, besok David sepupumu dari Paris akan datang. Dia akan tinggal ntuk
sementara waktu ..”

“David? Bukannya dia masih kuliah? Buat apa dia datang?”

Kevin kurang menukai David karena dia itu menyebalkan dan juga sangat mengganggu.
Apalagi sewaktu masih kecil dia sangat gendut dan juga bau. Dia bukanlah orang Indonesia.
Papa adalah saudara papa yang berasal dari Belanda. Mamanya orang kanada. Mereka sudah
tinggal di Paris selama 10 tahun.

“mama tahu hubungan kamu dan dia kurang baik. Tapi dewasalah.. besok kamu jemput dia
dan jangan pulang terlalu malam.”
...
“hai Kevin..” panggil Adrian dari arah kafe.

Kevin langsung menuju kesana dan terkesima melihat Adrian yang begitu berbeda. Sehari-
hari dia melihat Adrian dibalik pakaian kantornya. Kali ini Adrian mengenakan kaos hijau
polo-nya dan celana jeans ¾. Tampak sangat segar sekali dan sangat menawan sekali.

“hai Ian.. sudah lama?”

“Gak.. baru sampai juga kok..” Adrian melihat wajah Kevin yang sedikit berbeda. “ada apa?
Kamu punya masalah ya?”

“ahh.. besok sepupuku mau datang..”

“bagus dong.. memang ada maslah dengan itu?”

“dia itu menyebalkan.. sejak kecil kami tidak pernah akur.. dia selalu ingin menang sendiri..”

Adrian merangkul Kevin dan menenangkannya. Mereka lalu pergi dari kafe dan menuju
tempat acara berlangsung. Kemeriahan sudah terdengar. Tampaknya acara sudah dimulai.
Adrian dan kevin menunjukan tiket mereka masing-masing.

Saat mereka masuk, sekeliling mereka hanya ada laki-laki dimana-mana. Kevin tampak
sangat bingung sekali. Konser yang hanya dihadiri oleh laki-laki saja. Bahkan pelayan-
pelayannya hanya mengenakan kain yang melilit dipinggang mereka. Seorang pelayan
datang menghampiri mereka. Perawakannya tinggi dengan kulit sawo matang. Badannya
juga sangat padat dan otot-ototnya sangat baik terbentuk.

“tuan.. silahkan lepaskan pakaian yang melekat ditubuh anda.. acara akan segera dimulai..”

Kevin sangat terkejut sekali dan menatap Adrian. Adrian sudah melepaskan pakaiannya dan
mengoleskan minyak yang sudah diberikan oleh pelayan itu. Kevin mengikuti saja apa yang
dilakukan Adrian. Semua orang dalam ruangan itu sekarang sudah tidak mengenakan
apapun. Kevin mengikuti Adrian menuju tengah ruangan yang sudah dipadati oleh laki-laki
tanpa busana.

“Ian, kamu yakin dengan semua ini? Tampaknya ada yang salah dengan tempat ini..”

“tenang saja Kevin.. ini adalah club VIP.. semua aman an tidak akan ada yang salah hari
ini..”
Seorang pria datang menuju panggung. Tinggi tegap dengan dadanya yang bidang ditutupi
bulu-bulu halus serta penisnya yang berkulup bergelantungan mengikuti gerakan tubuhnya.

“tamu-tamu terhormat.. selamat datang dan nikmatilah malam ini seindah mungkin..
persediaan kondom ada di loker belakang. Semuanya untuk hari ini.. selamat berpesta..”

Semua orang langsung menikmati pesta yang liar ini. Mereka semua tampak sangat
menikmati acara ini.

“Hai Adrian.. lama tidak pernah kemari..”

Adrian dan Kevin menoleh melihat siapa yang menyapa Adrian. Seorang laki-laki yang tadi
ada di panggung.

“hai Mr George..” sapa Adrian

“Siapa ini? Tampan sekali?” tanya Mr George memegang wajah Kevin.

Sentuhan lembut Mr George membuat Kevin seperti seekor kucing yang dibelai oleh
majikannya. Kevin tampak sangat menikmatinya sekali.

“Mr George.. ini pacar saya.. Kevin..”

“Ahh.. tampak sangat serasi.. Kevin.. hmm.. maukah kalian ikut bersama saya?” ajak Mr
George

Adrian setuju dengan ajakan Mr George dan mengajak Kevin untuk ikut bersama menuju ke
ruangan pribadi Mr George. Ruangan yang cukup besar dan terdapat ofa besar disudut
ruangannya menghadap langsung kearah televisi besar berlayar datar. Disana juga sudah ada
yang sedang duduk menikmati vodka sambil menonton film porno yang sedang disetel.

“Dave.., this is Adrian.. and Kevin.. I think I find our stars tonight..”

“great Mr George.. they are sexy and handsome..” kata Dave yang berbalik dan berjalan
menuju kearah Adrian dan Kevin.

Dave memiliki perawakan yang sangat tinggi dan juga tegap. Tubuhnya indah dan sedikit
kumis tipis menghiasi wajahnya. Hidung mancung yang menjadi ciri khas untuk orang-orang
bule seperti Dave dan juga tato di lengan kirinya. Wanginya juga berbeda, parfum kulitas
tinggi tercium saat Dave berada didekat mereka.
Dave melihat Kevin dan Adrian secara teliti. Setiap bagian tubuh mereka dilihatnya sambil
mengelilingi mereka. Dave berhenti tepat didepan Adrian dan melihatnya sebentar. Lalu
berpindah kearah Kevin. Setelah melihat Kevin dia lalu turun kebawah tepat menuju penis
Kevin. Kevin tampak sedikit tidak nyaman dengan perlakuan Dave.

Lidah Dave langsung bermain di sekitar batang penis Kevin. Kevin tersentak kaget dan
mundur menjauhi Dave. Dave berdiri dan menghampiri Kevin dan Adrian berusaha
menengkan Kevin.

“It’s alright Kevin.. you’ll feel the greatest sensation tonight.. just calm down and you’ll be
alright..” kata Dave melanjutakn permainanya.

Dave meraih penis Kevin dan mengocoknya perlahan. Penis Kevin bangun perlahan demi
perlahan. Dilumatnya penis Kevin seperti seorang anak kecil menmakan permen yang sangat
mereka sukai. Dijilatnya buah zakar Kevin tang langsung membuat Kevin terangsang hebat.

Adrian yang hanya melihat saja sudah tidak dapat menahn nafsnya. Penisnya dudah setengah
bangun melihat Dave menjilat penis Kevin, dia langsung meciumi Kevin dan memainkan
punting Kevin. Dave mengajak Kevin untuk tidur diatas sofa yang cukup besar.
Dibaringkannya Kevin dan kembali menghisap penisnya. Kevin yang sudah terangsang hebat
menarik pinggul Adrian sehinnga penisnya tepat berada didepan mulut Kevin. Dihisapnya
dengan lembut dan perlahan.

Mr George yang berada ditempat itu pun segera ikut dalam permainan. Dia memainkan
lubang pantat Dave yang masih ketat. Dimasukannya jari telunjuknya untuk melebarkan
lubangnya sedikit. Penis Dave yang sudah bangun dan memiliki panjang sekitar 20 cm
mengeluarkan precum yang cukup banyak. Mr George menghisap penis Dave sambil
memainkan lubang pantat Dave.

“Argh.. ehh.. argh..” erang Adrian dan Dave yang sedang menikmati hisapan dari pria-pria
tampan ini.

Dave pergi menuju meja kerja dan mengambil kondom serta pelumas. Dipasangkannya
kondom tepat dipenis Kevin. Dave mengoleskan pelumas itu disekitar penis Kevin. Kevin
tampak terkejut sekali. Ini pertama kalinya ia memakai kondom. Dave menyerahkan pelumas
itu kepada Mr George. Mr George tahu apa yang harus dia lakukan. Dia kembali merangsang
lubang pantat Dave dan mengoleskan disekitar lubang Pantat Dave.

Dave berpindah posisi dan mengarahkan pantatnya tepat diatas penis Kevin yang sudah
bangun dan siap bertempur. Lampu kunung yang menerangi ruangan membuat suasana
semakin panas. Penis Kevin yang besar perlahan-lahan masuk kedalam lubang Dave. Sensasi
yang diraakan sungguh dahsyat. Ini pertama kalinya Kevin merasakan jepitan erat dari
lubang seseorang sebelumnya.

Mr George terus saja menghisap penis Dave. Adrian yang semakin terbakar nafsu memeluk
Mr George dan melayangkan ciuman sambil meraba penis Mr George yang sudah bangun
dan mengeluarkan precum. Jari-jari Adrian berpindah menuju lubang pantat Mr George.
Tidak disangka lubang itu masih sangat ketat.

Mr George mengerang hebat saat Kevin menarik penisnya dan menghisapnya dengan lembut.
Mulut Kevin sudah semakin terampil. Permainan pada bagian kepala penis, lalu menggigit
kulup Mr George dengan lembut.

Dave semakin mempercepat gerakannya. Hentakan dari penis Kevin membuat dia akan
segera menembakan cairan putih itu. Dave berdiri dan melepaskan kondom yang dipakai
Kevin. Penis Kevin yang sudah padat kemerahan dihisapnya dan dimainkannya dengan
perlahan. Gerakan mulutnya semakin cepat.

“Arghh.. i think it will come... argh..” erang Kevin.

Dave mengocok penis Kevin dengan cepat. Cairan putih kental keluar dengan dahsyatnya
dari penis Kevin mengenai wajah Dave. Kevin menciumi wajah Dave dan mengambil posisi
untuk menghisap penis Dave yang panjang dan masih tegak. Dave menarik penisnya dan
memasangkan kondom pada penisnya. Dimainkannya lubang Kevin perlahan demi perlahan
sampai tiga jarinya masuk.

Perlahan Dave memasukan penisnya kedalam. Dave menggoyangkan perlahan dan Kevin
mengikuti goyangan Dave. Dave yang sudah ereksi sejak tadi tidak memakan waktu lama
untuk menyelesaikannya. Dia langsung mengangkat pinggul Kevin dan mencabut penisnya.
Dikocoknya dengan cepat dan spermanya menyembur tepat diatas lubang pantat Kevin.
Begitu banyak sperma yang dikeluarkannya. Dave menjilati lubang pantat Kevin dan
meminum spermanya sendiri.

Adrian dan Mr George juga sudah hampir mencapai klimaksnya. Adrian mencabu penisnya
dan megarahkannya kewajah Kevin. Kevin menyambut penisnya dan menghisapnya. Mr
George mengocok penisnya didepan Kevin dan Dave. Adve memainkan penis Mr George
dan membantunya mengocok. Sesekali dia menghisap penis Mr George.

“Argh.. ah..” erang Adrian.

Hisapan Kevin semakin cepat. Adrian menembakan spermanya tepat masuk kedalam mulut
Kevin. Kevin menelan habis semuanya dan menciumi Adrian. Mr George juga sudah
mencapai klimaksnya dan spermanya membasahi dada Dave. Kevin dan Adrian menciumi
dan menjilat dad dave yang bidang dan mengusapkan perma itu keseluruh tubuh Dave.

“this is the greatest night..” kata Mr George menciumi Kevin

“How do you feel Kevin?”

“Amazing Dave..”

Adrian, Kevin, Dave, dan Mr George menuju kamar mandi yang ada dan segera
membersihkan diri mereka.

“Thanks for this night Dave.. and thank you Mr George..” kata Kevin berpamitan

“How can i contact you Dave?” tanya Adrian

“We’ll meet again soon..” kata dave sambil mengedipkan sebelah matanya.

Kevin dan Adrian diantar Mr George menuju ruang ganti untuk mengambil baju mereka.
Suasana masih saja ramai, bahkan semakin liar. Ada yang sudah kelelahan dan juga ada yang
masih penuh dengan semangat.

“terima kasih Mr George..”

“Ok.. kalau datang, ajak Kevin lagi ya.. ok..”

Adrian melihat kearah Kevin untuk memastikan apakh dia mau datang lagi atau tidak.

“sungguh suatu kebanggaan untuk datang Mr George.” Kata Kevin sambil meragkul Adrian
erat.

Adrian dan Kevin meninggalkan acara ini dan keluar menuju ke lapangan parkir. Banyak
sekali mobil-mobil mewah yang terpakir disana. Kevin tidak membawa mobil karena dia
dilarang untuk menyetir di malam hari.

“besok kamu jam berapa menjemput sepupu kamu?”

“belum tahu.. mungkin aku akan menanyakannya nanti. Adrian.. boleh aku tahu kenapa
kamu mengajak aku kemari?”

“emm.. sebenarnya kemarin Mr George yang mengajak aku.. lalu aku meminta dua tiket
untukku.. apalagi kita bisa menghilangkan penat selama ini..”
Sinar matahari yang masuk membuat Kevin terbangun. Dia melihat jam dan waktu sudah
menunjukan pukul 11 siang. Kevin sangat terkejut sekali. Bukankah seharusnya dia pergi ke
kantor hari ini. Mungkin karena dia terlalu lelah semalam sehingga dia telat hari ini.

“kok ga ada yang membangunkan aku?”

“kamu kan libur hari ini..” kata mamanya yang sedang merapihkan bunga-bunga hias
kesayangannya.

“oh.. iya.. aku harus menjemput David ya..” kata Kevin meninggalkan mamanya dan menuju
kamar mandi.

Setelah cukup lama berada didalam, Kevin keluar dengan handuk melilit dipinggulnya.
Namun saat ia akan menuju kamarnya, bel pintunya berbunyi. Dia lansung menuju pintu
utama hanya dengan handuk melilit di pinggulnya.

Seorang laki-laki bule berdiri didepan pintunya. Postur tubuh tegap dan proposional, tinggi
sekitar 190cm. Rambut pendek kecoklatan dan juga kumis tipis yang membuatnya tampak
sangat seksi sekali. Namun Kevin tampak mengenalinya disuatu tempat.

“Dave?!”

Laki-laki itu hanya tersenyum melihat reaksi Kevin yang begitu terkejut melihat
kedatangannya.

“Kevin.. siapa yang datang?” tanya mamanya sambil berjalan keluar. “David.. apa kabar?”

Kevin sangat terkejut sekali bahwa ternyata Dave adalah David.

“fine tante.. hai Kevin” sapa David dengan logat bulenya.

Mereka kemudian masuk dan mama Kevin meninggalkan mereka untuk berbincang-bincang.

“hai Kevin.. kamu terlihat shock sekali..” tanya David sambil mengelus wajah Kevin.

Kevin sangat gugup dan tidak percaya. Kevin menarik tangan David dan mengajakanya
menuju kamarnya.

“apa maksud kamu membohongi kami? Sudah berapa lama kamu ada di Indonesia?” tanya
Kevin kesal

“tenang.. tenang.. aku sudah tiga bulan di jakarta..”


“pantas saja.. bahasa indonesia kamu sudah lumayan..”

“sedikit panas ya disini” kata David sambil membuka kaosnya. “mungkin karena kamu
belum menyalakan AC kamu..”

“stop it.. pakai kaos kamu dan aku akan mengantarkan ke kamar kamu..”

“santai sedikit.. kamu tegang sekali..” kata David lembut dari belakang Kevin sambil
menghembuskan nafasnya tepat di leher Kevin.

Tiba-tiba David memeluk Kevin erat. Kevin berusaha melepaskan diri namun tidak bisa.
Tenaga David terlalu kuat. David menggigit telinga Kevin dengan lembut. Gigitan itu
membuatnya sangat geli.

“Dave.. stop it..”

Kevin dapat merasakan adanya tonjolan besar yang menempel dibelakangnya. Ternyata
David sudah membuka resleting celananya.

“Kevin.. David ada bersama kamu ya? Cepat suruh dia turun. Mari kita makan bersama.”

Teriakan mamanya membuat Kevin terlepas dari pelukan David.

“save by call.. hmm.. ok.. we’ll continue it next time..”

David meninggalkan kamar Kevin dan berjalan menuju kebawah bersama dengan Kevin
dibelakangnya. David berjalan dengan sangat gagah sekali. Lekukan otot-ototnya terjiplak
sangat indah oleh kaos ketat yang dipakainya.

Setelah makan siang, Kevin meninggalkan David bersama mamanya. Dia pergi ke taman
untuk bersantai dan menikmati angin sore yang sejuk. Dia mengeluarkan ponselnya dan
menelpon Adrian. Dia menceritakan semuanya dan Adrian akan datang malam ini untuk
menemuinya dan David.

Kevin memejamkan matanya sejenak dan menikmati angin yang berhembus begitu sejuk.
Tiba-tiba saja sesuatu yang basah mengenai bibirnya. Kevin membuka matanya dan melihat
David yang sudah berada sangat dekat sekali dengannya.

“kamu gila ya? Ini Indonesia bukan Paris.. kamu seharusnya lebih berhati-hati..” kata Kevin
kesal dengan perlakuan David kepadanya.

“calm down Kevin.. tidak ada orang disini selain kita..”


“apa sebenarnya maksudmu sebenarnya? Mengapa kamu tidak bilang bahwa kamu sudah ada
di Indonesia? Kenapa baru sekarang kamu muncul? Terus..” tiba-tiba kata-kata Kevin
terhenti saat David kembali mencium Kevin dengan mesranya.

“aku takut kamu masih kesal padaku.. kamu tahukan kalau kita dulu tidak memiliki
hubungan yang baik..”

Kevin kembali mengingat masa-masa saat mereka masih kecil dan selau saja bertengkar.
Tapi sekarang David menjadi seorang pria yang memiliki kepribadian yang baik dan juga
menjadi seorang laki-laki yang gagah.

“kamu akan tinggal berapa lama di Indonesia?”

“mungkin 1 tahun.. tapi itu tergantung pada bagian keimigrasian..”

David dan Kevin terdiam dan memandangi langit sore yang begitu indah dan mereka terlelap
tidur dibangku taman dengan angin yang berhembus lembut. Mereka bagaikan dua orang
malaikat yang sedang tertidur dan membuat setiap wanita yang lewat ditaman itu tidak
mengedipkan matanya sama sekali.

Kevin sudah menyelesaikan mandinya dan berjalan menuju ruang tengah untuk bersantai dan
menonton televisi. Mamanya sedang pergi bersama papanya untuk menghadiri acara di
Bandung selama 3 hari. David datang dan turun dengan hanya memakai kaos ketat dan
celana yang sangat pendek dan ketat sehingga tonjolan diselangkangannya terlihat sangat
jelas sekali.

“kalau kamu lapar, aku akan pesankan pizza untuk kamu..”

“tidak perlu.. aku belum lapar..” kata David yang duduk disampingnya dan ikut menonton
televisi bersamanya.

Tidak lama, Adrian datang membawa makanan untuk mereka.

“Adrian..?!” sapa Kevin kaget.

“Hi..” sapa David

“hai Dave.. atau harus aku panggil David?”

“David saja.. ok.. “


Adrian dan David tampak sangat tak bersahabat. Suasana menjadi sangat dingin dan sunyi.
Adrian tidak pernah melepaskan pandangannya dari David.
“kamu bawa apa Adrian? Kok sepertinya banyak sekali?”

“aku bawa makanan untuk kita semua.. pasti tidak ada yang masak kan?” kata Adrian sambil
mengeluarkan tiga kotak bento yang dibawanya.

Mereka bertiga makan bersama di ruang tengah sambil menonton DVD yang dibawa oleh
Adrian. Suasana tidak juga mencair, tetap saja sunyi dan hening. Yang ada hanya suara dari
Film yang mereka tonton bersama.

“Kevin.. aku akan pergi untuk mengurus kantor cabang yang ada di Surabaya selama 1
minggu.” Kata Adrian sambil menikmati makan malamnya.

“ehmm.. bagaimana ya.. tapi.. ya sudah.. 1 minggu itu tidak lama..”

Setelah menyelesaikan makan malam dan menonton DVD, Adrian pamit untuk pulang
karena besok dia akan segera pergi ke Surabaya untuk mengurus kantor cabang disana.

Waktu sudah menunjukan pukul 11 malam. Kevin dan David sudah berada dikamar mereka
masing-masing. Kevin terus saja memikirkan kejadian hari ini dan maksud kedatangan
David. Semakin dia memikirkan David, dia semakin merasakan sesuatu yang aneh. Dia terus
saja terbayang-bayang David yang tidak memakai apa-apa saat di club dan betapa hebatnya
David memanjakan dan membuatnya merasa nikmat. Tampak disadari tonjolan dibalik
celana boxer yang dipakainya semakin membesar.

Tiba-tiba saja lampu padam dan membuat kevin sangat terkejut. Jarang sekali rumahnya
terjadi pemadaman karena berada dikawasan elite Jakarta.

“Kevin!!!” teriak David dari kamar disebelah kamarnya.

Kevin dengan segera menuju kamar David dan melihat keadaannya. Teriakan David sangat
menyedihkan. Seperti sesuatu yang buruk sedang menimpanya.

“ada apa David? Kenapa kamu berteriak..?” tanya Kevin smabil menyorotkan senter pada
wajah dan sekeliling David.

David tampak sangat ketakutan sekali dan juga pucat. David yang hanya memakai celana
dalam saja langsung beranjak menuju tempat Kevin berdiri dan memluk Kevin erat.
Pelukannya kali ini bukan karena dia sedang bernafsu, melainkan seperti ank kecil yang
sangat ketakutan.

Kevin segera menuntun David menuju tempat tidurnya dan bebring bersamanya. Ternyata
setelah ditanya, David memiliki phobia terhadap kegelapan. Dia pernah hampir dibunuh saat
berada di terowongan bawah tanah di Paris karena ada politikus yang tidak suka dengan
ayahnya yang bekerja di kantor pemerintahan. Saat dia masih berumur 10 tahun,dia diculik
dan masih ada luka bekas jahtan di punggung David sepanjang 35cm, walaupun sudah
hampir tidak terlihat karena opersai dan penyembuhan yang memakan waktu lama, rasa
takutnya masih belum hilang.

Kevin memeluk David agar dia berhenti ketakutan dan tidak gemetaran lagi. Tubuh David
terasa sangat dingin sekali. Kevin menyelimuti David dengan selimut dan mengusap kepala
David dengan lembutnya.

“please.. get.. my.. me..di..cine.. insi..de.. my bag.. which.. has... blue co..lor.” kata David
gemetaran.

Kevin memberikan senter yang dia bawa agar bisa dipegang David. Dia berjalan menuju tas
David dan mencari obat yang dimaksud dengan menggunakan cahaya dari ponselnya untuk
menolongnya.

“ini.. memangnya ini obat apa?” tanya Kevin smabil menyodorkan obat dan air putih untuk
David.

Setelah meminum obat itu, David terlihat lebih tenang dan udah tidak gemetaran lagi.
Tubuhnya juga sudah tidak dingin lagi dan mulai normal.

“obat apa itu David?”

“ini adalah obat penenang saat aku mengalami masa-masa seperti ini..”

“baiklah.. kalau kamu sudah tenang, aku akan kembali menuju kamarku..”

“jangan.. temani aku disini.. aku tidak mau sendirian disini.. please..”

Kevin berpikir untuk tetap meninggalkan David, namun dia merasa bahwa tidak sepantasnya
dia meninggalkan David dengan kondisi seperti ini.

Kevin berbaring disebelah David. David terlihat sangat rapuh sekali dan kelelahan. Tak lama
David pun terlelap. Kevin yang terus memandangi David, merasakan suatu getaran yang
sangat aneh sekali. Wajah David begitu tampan dan juga sangat menawan. Otot-ototnya
sangat indah dan juga wangi sabun dengan aroma musk yang sangat menenangkan.

Kevin mengelus kepala David dengan lembut dan turun menuju leher dan pundaknya. Tak
lama, tangan Kevin sudah berada diatas pingang David.
Tak lama lampu sudah menyala. Suhu kamarnya juga sudah mulai kembali normal saat
Kevin menyalakan AC. Kevin merasa sangat mengantuk dan memutuskan untuk tidur di
kamar David.
***

Mentari pagi yang begitu terik membuat Kevin terbangun. David sudah tidak ada
disampingnya. Sabtu pagi ini Kevin tidak bekerja, Adrian pun sudah berada di Surabaya.
Kevin melihat ponselnya dan waktu masih pukul 7 pagi.

Terdengar suara seseorang sedang berenang di halaman belakang. Kevin bergegas menuju
halaman belakang untuk melihat siapa yang sedang berenang. Dengan hanya memakai celana
boxer, Kevin berjalan dengan bebas di dalam rumahnya yang sedang tidak ada satu orang
pun. Semua pembantu pergi ikut dengan orang tuanya. Entah apa alasannya, mereka
membawa pergi semua pembantu.

“hi my cousin.. wake up already?”

David keluar dari kolam renang saat Kevin datang dengan wajah yang masih mengantuk.
Celana renang speedo yang ketat dan juga tubuh basah David membuatnya terlihat sangat
sexy. Otot-ototnya yang basah terlihat berkilau terkena sinar mentari. David mengambil
handuk dan duduk disebelah Kevin yang masih mengantuk.

“tidur kamu nyenyak sekali.. aku tidak mau membangunkan kamu..”

“oh.. ya.. kamu bangun jam berapa?”

“6 o’clock..”

Suasana mendadak sunyi dan tidak ada percakapan. David dan Kevin saling berpandangan.
Ternyata kalau dilihat dari dekat, mata David itu begitu hangat dan lembut. Tidak seperti
seorang playboy yang selalu berusaha mencari mangsa.

Tangan David mulai meraba-raba dada Kevin dan dia mulai menciumnya dengan lembut.
Penis Kevin ternyata sudah terbangun cukup lama. Kevin menarik turun celana renang
David. Kevin meraba lembut penis David dan memainkan kepala penis David yang membuat
David merasa ngilu dan nikmat.

Mulut Kevin beranjak turun dari mulut David perlahan-lahan menuju dada, lalu menuju penis
David yang sudah setengah ereksi.

Keahlian mulut dan lidah Kevin sudah semakin mahir. David benar-benar menikmati setiap
hisapan lembut Kevin pada penisnya. Tak lama penis David sudah keras dan mengeluarkan
precum. Kevin berhenti menghisap penis David dan mengarahkan penisnya tepat di depan
wajah David. David segera menghisapnya dengan lembut.

Kevin mengusap-usap halus kepala David. Lidah David yang sudah sangat mahir bermain
main diatas kepala penis Kevin. David menikmatinya seperti sedang memakan sebatang
permen yang besar, manis dan juga tak akan pernah habis. David sudah merasakan precum
Kevin yang keluar perlahan.

“kita pindah ke kamarku saja ya..” kata David sambil menarik Kevin masuk.

David langsung mendorong Kevin jatuh ke tempat tidur. Dia mengambil gel dan kondom
dari dalam tasnya. David mengoleskan gel disekitar lubang pantat Kevin dan memberikan
perenggangan melalui jari-jarinya. Kevin tampak sangat menikmatinya dan mengeluarkan
erangan kecil.

David mengarahkan penisnya yang sudah memakai kondom langsung masuk perlahan
kedalam lubang kenikmatan itu. Ini pertama kalinya Kevin merasakan penis spupunya sendiri
yang memiliki ukuran yang lebih besar dari yang lain berada didalam dirinya. Rasanya
sedikit sakit saat David baru memasukan penisnya yang besar dan keras.

Permainan David juga semakin cepat dan Kevin pun mengocok penisnya semakin cepat.
David hapir mencapai klimaks dan mencabut penisnya dari dalam dan mengocoknya. Tak
lama David memuntahkan spermanya diatas perut Kevin. Kevin pun memuntahkan
spermanya.
***

Siangnya Kevin dan David yang sudah semakin akrab berjalan-jalan keluar mengelilingi kota
Jakarta. Hampir setiap wanita yang mereka lewati melihat mereka dengan takjub. Yang satu
bule yang satu lagi indo cina belanda. Memang tidak heran kalau mereka terus saja
memperhatikan Kevin dan David. Bahkan saat mereka sedang berbincang di cafe pun setiap
wanita dan ada beberapa laki-laki yang memperhatikan mereka secara diam- diam. Kevin
menyadarinya dan merasa kurang nyaman.

Saat mereka sedang asyik berbincang-bincang, ternyata Anita pun berada di cafe itu bersama
teman-temannya. Teman-temannya yang sangat seru melihat kearah Kevin dan David
membuat Anita penasaran, karena dari tempatnya dia tidak bisa melihat apa yang sedang
dilihat teman-temannya.

“gila.. ada cowo keren banget ya..” kata salah seorang temannya.

Yang lain hanya menganggukkan kepalanya dan tidak dapat berkata apa-apa. Anita semakin
penasaran dan berpidah posisi untuk melihat laki-laki yang sedang dibicarakan temannya itu.
Saat dia melihat Kevin dia tampak sangat terkejut sekali. Ternyata dia yang dibicarakan
teman-temannya. Dia langsung kembali dan diam saja seribu bahasa. Teman-temannya masih
saja terkesima. Dia bingung apa yang dirasakannya. Sepertinya dia itu tidak merasa jijik
ataupun apa. Namun dia merasakan jantungnya berdebar sangat kencang sekali. Senyuman
Kevin saat dia baru bertemu dengannya. Namun Kevin tidak mungkin menyukainya. Dalam
kepalanya terus saja terasa seperti perdebatan.

Sorenya setelah cukup lama menjadi pusat perhatian, mereka pergi untuk menemui teman
lama Kevin yang tinggal di daerah Menteng, Jakarta. Ternyata Facebook sangat berguna
untuk menemukan teman-teman yang sudah lama hilang kontak. Namanya Michael, dualu
Michael tinggal didekat ruamh Kevin. Mereka sering bermain bersama, bahkan sudah seperti
saudara.

Macetnya perjalanan membuat mereka tiba cukup malam. Waktu sudah menunjukkan pukul
18.55. Rumah Michael tidak begitu susah dicari karena berada dekat dengan jalan besar.
Rumahnya cukup besar dan mewah dibandingkan dengan rumah-rumah disekitarnya.
Ternyata Michael sudah menunggu didepan rumahnya saat Kevin menelponnya.

Kevin sejenak melihat Michael takjub. Tubuhnya tidak begitu besar dan berotot, namun
wajahnya sangat bersih dan putih. Suara yang berat dan tattoo dipundaknya.

“hai.. lama tidak bertemu..” sapa Michael dan memeluk Kevin erat.

Sejenak Kevin dapat merasakan benjolan besar disekitar selangkangan Michal yang hanya
memakai celana basket yang berbahan ringan dan tipis.

“Hi.. Mike..” Sapa David

“David.. wooow.. kamu berubah ya.. dulu.. kamu..”

“gendut, pendek dan jelek.. hahaha.. I know it..” lanjut David

Rumah Michael sepi dan tidak ada orang sama sekali. Hanya ada dia dan pembantunya yang
sekarang sedang beristirahat. Ibu Michael sudah meninggal 7 tahun yang lalu. Ayahnya
jarang ada dirumah dan sibuk mengurusi bisnis dan istri barunya di Semarang. Michael
hanya tinggal sendiri di rumah yang begitu besar bagi dia seorang.

“bagaimana kabar kamu sekarang?” Tanya Kevin

“ya.. begitulah.. masih seperti biasa.. kamu sudah sembuh?”


“sembuh?” Kevin merasa bingung dengan pertanyaan Michael. “kamu bicara apa sih?
Sembuh apa? Aku sehat-sehat saja”

“Michael kamar mandinya dimana ya? Bisa antar aku?” Tanya David sambil member isyarat
untuk pergi bersamanya.

“oh.. iya.. Kevin.. kamu tunggu disini sebentar ya.. anggap saja rumah sendiri..”

Michael dan David meninggalkan Kevin di ruang tengah dan menuju ke belakang rumah.

“Mike.. Kevin tidak ingat dengan kejadian 10 tahun lalu. Dia benar-benar lupa..”

“tapi.. dia sudah sembuh kan? Soalnya aku merasa bersalah padanya..”

10 Tahun Yang Lalu..

“Mike.. cepat.. ayo kita ke rumah kosong itu..” teriak Kevin yang sudah berlari didepan
Michael.

“pelan-pelan saja.. kamu itu benar-benar hiperaktif..”

Kevin berhenti sejenak untuk menunngu Michael. Nafasnya terengah-engah karena berlari.
Akhirnya Michael dapat menyusul Kevin.

“kamu harus sering olah raga.” Kata Kevin menggurui.

“iya.. tapi kamu selalu lebih hebat dari aku.. olahraga, pelajaran, dan juga semuannya.. aku
selalu dibawah kamu..” kata Michael pesimis.

“jangan begitu.. tapi kamu kan teman nomor satu yang hanya milikku..” kata Kevin sambil
memeluk temannya itu.

“ya.. aku tahu.. oh ya.. rumah kosong itu sudah dekat ya? Memang kita mau ngapain
disana?”

“Mike.. Mike.. kata kamu bola kamu terlempar kesana.. jadi aku mau mengambilkan buat
kamu..”

Michael dan Kevin berjalan bersama dan tiba didepan rumah besar tua dan penuh dengan
tumbuhan rambat. Pagarnya tinggi dengan ukiran-ukiran tua yang sudah berkarat.
“aku masuk ke dalam ya.. kamu jaga disini saja.. Ok..” kata Kevin meninggalkan Michael
dan memanjat pagar itu.

Bau besi karat sangat tercium bila kita berdekatan dnegan pagar itu. Namun demi temannya,
dia masuk dan mengambil bola hadiah ulang tahun yang diberikannya untuk Michael dengan
tabungannya sendiri

Michael menunggu dengan was-was diluar. Sampai pada akhirnya ada suara teriakan dari
dalam. Mike terlihat panik. Dia bingung apa yang harus dia lakukan. Ada apa dengan Kevin.

“Kevin… Kevin..” teriak Mike dari luar. “ Jangan bercanda ya.. Kevin!!!”

Namun tidak ada balasan dari dalam. Mike semakin khawatir dengan kondisi Kevin yang
diam saja di dalam. Michael memberanikan diri untuk masuk dan mencari Kevin.

Saat tiba di dalam, Michael terlihat Kevin terjatuh dilantai dan kepalanya berdarah. Sungguh
malang nasib Kevin kecil. Kepalanya tertimpa kayu tua daru fondasi rumah tua yang sudah
lapuk. Michael terlihat panik dan berusaha mencari bantuan.

Air mata membasahi wajah Michael kecil yang sibuk mencari bantuan. Aroma darah dan
bercak darah dari tangannya.

Akhirnya Kevin kecil dibawa ke rumah sakit. Michael kecil terus menangis dan ketakutan.
Orang tua Kevin benar-benar marah atas apa yang terjadi terhadap anaknya. Michael kecil
yang tidak berdaya melawan amarah orang tua Kevin.
***
“ya.. karena itu aku pindah dari sana.. aku pun tidak pernah mendengar kabar mengenainya
lagi..” kata Michael.

“Kevin mengalami penggumpalan darah diotaknya.. jadinya dia dibawa ke Singapura untuk
berobat.”

“tapi.. dia sudah sembuh?” Tanya Michael cemas

“mungkin.. tapi aku juga tidak tahu pasti..”

“ya sudah.. kita temui Kevin.. kasihan dia menunggu lama”

Kevin sedang asyik melihat foto album Michael sewaktu kecil. Banyak foto dia dan Michael
saat masih kecil. Kevin tidak dapat mengingat sedikitpun mengenai masa ecilnya. Bahkan dia
tidak bias mengingat alau Michael adalah teman baiknya. Baginya Michael hnaya teman
biasa yang sudah lama tidak dia temui.
“maaf lama Kevin.. kamu sedang lihat apa?” Tanya Michael yang dating dan duduk
disampingnya.

“iya.. ini.. foto album kamu.. memang dulu kita dekat ya? Kenapa banyak sekali foto kita?”

Michael bingung harus menjawab apa. Kevin benar-benar lupa dengan semuanya. Bahkan
dia tidak ingat teman baiknya sendiri. Kenangan-kenangan indah itu telah hilang.

“sudahlah.. ayo kita bersenang-senang malam ini.. sudah lama kita tidak berkumpul kan?”
kata David memecahkan dinginnya suasana.

“baiklah.. apa rencana kalian malam ini? Aku ikut saja.. sudah lama juga aku tidak
bersenang-senang.” Kata Michael

“bagaimana kalau malam ini kita menginap disini?” usul David

Kevin setuju saja dengan mengganggukan kepalanya. Dirumahnya juga tidak ada siapa-siapa.
Mungkin dia bisa lebih dekat dengan Michael untuk tahu masalah hubungannya dengan
Michael.

“ya sudah aku mau mandi dulu. Tadi habis latihan di gym.. ok..” kata Michael meninggalkan
mereka.

Kevin dan David berkeliling untuk melihat-lihat. Banyak sekali foto Michael, dia bekerja
pada salah satu agency fotografi dan menjadi model disana. Foto-foto dengan baju formal
sampai dengan foto-foto vulgar. Badannya benar-benar terawatt. Putih bersih dan wajahnya
benar-benar terawat. Dibalik ketampanannya tampak kecantikan seorang wanita.

Namun ada satu foto yang membuat Kevin tertarik. Foto Michael kecil saat berada
dibelakang perternakan di Bandung. Entah mengapa foto itu terasa sangat berkesan.

“kamulah fotografer foto itu..” kata Michael mengejutkan Kevin.

“ah.. masa? Aku tidak ingat..”

Saat Kevin membalikkan badannya, dia menabrak Michael yang hanya mengenakan handuk
melilit di pinggulnya. Kevin merasakan betapa hangatnya tubuh Michael. Walaupun dia baru
saja mandi, tapi badannya benar-bnear hangat. Kulit yang bersih itu bukanlah efek kamera
namun memang benar-benar kulit yang putih dan bersih.

“hei..hei.. sedang apa kalian..?” Tanya David sambil tersenyem nakal.


David sedang asik berbincang dengan kolega bisnisnya lewat telepon. Michael dan Kevin
berdua di ruang tamu sambil menonton TV. Kevin berdiri dan berencana ingin memanggil
David. Namun Michael tiba-tiba saja memeluk Kevin.

“Mike.. apa..” ata Kevin terbata-bata.

“Kevin.. aku kangen sekali dengan kamu.. boleh aku memeluk kamu lebih lama?”

Kevin merasakan ada air hangat yang mamebasahi punggungnya. Dia segera melepas peukan
itu dan menatap Michael yang menangis. Michael segera mengahapus air matanya.

“apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa?” Tanya Kevin

“aku… suka sama kamu.. aku suka sama kamu sejak kita kecil.. sakit rasanya saat tahu kamu
lupa denganku.. semua memang salahku.. tidak seharusnya aku membiarkan kamu masuk ke
rumah itu..”

“rumah apa? Apa sih yang kamu bicarakan? Aku tidak mengerti..”

Kevin melepaskan tangan Michael. Kepalanya terasa berputar-putar. Apa yang sebenarnya
terjadi. Kevin terjatuh pingsan dan membuat Michael sangat panik.

***

Mata Kevin terbuka. Michael dan David tertidur sangat lelap disampingnya. Menunggunya
sepanjang malam sambil memegang tangannya dengan erat.

“kamu sudah bangun? Maafkan aku ya..” kata Michael lembut sambil mengusap kepalanya
dan mengecup keningnya.

Michael pergi keluar meninggalkan David dan Kevin berdua saja di dalam kamar. Mata
Michael yang sayup. Rasa bersalah, bingung, sedih, dan juga marah dia rasakan berkecamuk
didalam dirinya. Apa yang udah terjadi selama ini? Mengapa semua begini?

“David, apa yang sebenarnya terjadi padaku? Apa yang sudah aku tinggal selama ini?”

“Kevin.. tidak perlu secepat itu.. semua butuh waktu dan proses… OK..” kata David
berusaha menenangkan aku.

Kevin bersiap-siap merapikan rambut dan bajunya. Dia mengecek handphone-nya kalau-
kalau ada inbox penting atau telepon penting selama dia tidur semalam. Apaagi sudah
beberapa hari ini dia belum mendapat kabar dari Adrian.
“Bukannnya aku bermaksud mengganggu kamu. Tapi mungkin orang tua kamu tidak
menceritakan semuanya.” Kata David

“apa maksudmu? Jadi aku benar-benar pernah kecelakaan dan lupa semuanya?”

“Bukan semuanya.. tapi ingatan jangka pendek kamu yang hilang..”

Kevin berusaha untuk menengkan dirinya sendiri. Dia duduk sebentar dan memikirkan yang
sudah terjadi sebelum dia pindah ke singapura dan meninggalkan semuanya. Dipejamkan
matanya dan perlahan pikirannya berputar-putar. Meski sulit namun dia dapat mengingat
rumah yang dimaksud Michael dan hari yang dia lewati bersama Michael saat dia masih
kecil.

“sedikit-sedikit aku bisa mengingatnya.. aku tahun semua yang tidak pernah diceritakan oleh
orang tuaku… AKU INGAT!!!” kata Kevin dan pergi meninggalkan David.

***

Dari belakang Kevin diam-diam menghampiri Michael dan memeluknya. Michael sangat
terkejut dan takut. Tiba-tiba saja orang yang begitu disukainya dari kecil memeluknya begitu
erat dan berada didekatnya.

“aku ingat.. aku ngat kamu Mike.. kamulah satu-satunya teman yang paling mengerti aku..”
bisik Kevin yang masih memeluk Michael.

“tapi… bagaimana mungkin?”

“au juga bingung.. tiba-tiba saja aku ingat semuanya.. aku ingat kamu.. aku ingat apa yang
terjadi.. dan aku ingin tahu apakah kamu benar-benar suka sama aku…”

Michael terdiam tak berkata apapun. Belaian Kevin yang begitu lembut dan nafasnya yang
hangat membuatnya begitu mabuk kepayang. Usapan pada ujung dadanya membuat Michael
semakin tidak dapat menahan dirinya. Dia berbaik dan mencium Kevin dengan penuh nafsu.
Penis Michael yang sudah tegang menempel dipaha Kevin. Dengan hanya memakai celana
boxer, membuat penis ytang sudah tegang itu tidak dapat bersembunyi lagi.

“maaf aku tidak bisa melakukannya.. bukan begini seharusnya..” kata Kevin melepas
ciumannya.

“maaf juga.. aku juga minta maaf.. ini tidak harus terjadi..”

Kevin pergi meninggalkan rumah Michael dan pergi bersama David untuk pulang.
Kevin langsung menuju kamarnya dan David pergi untu mengurusi masalah di club-nya.
Sebenarnya David tdak ingin meninggalkan Kevin yang sedang kacu. Tapi keadaan di Club
juga tidak bisa dibiarkan.

Pandangan Kevin kosong. Terlalu banyak masalah yang dia pikirkan. Tidak seharusnya dia
melakukan ini semua. Dia sudah memiliki Adrian. Pria yang begitu pengertian dan juga baik
baginya. Lama Kevin berpikir sampai jatuh terlelap.

“Kevin.. Kevin..”

Kevin terbangun karena ada suara yang memanggilnya. Sepertinya dia mengenali suara itu
dan segera turun kebawah untuk melihat siapa yang datang dan memanggilnya.

“Adrian.. kapan kamu balik?” Tanya Kevin dan memeluk Adrian erat.

“ada apa ini? Aku kan hanya pergi sebentar..”

“banyak hal yang terjadi selama beberapa hari ini.. aku kangen sama kamu..”

“kok kamu jadi manja begini..” Adrian melepas pelukannya dan mencium Kevin dengan
hangatnya.

“memangnya apa yang sudah aku lewatkan selama aku pergi? Apakah ada sesuatu yang
menarik?”

“aku hanya ingin tahu bagaimana sebenarnya hubungan kita selama ini.”

“kok tiba-tiba jadi serius begini? Memang apa yang sudah terjadi? Kenapa kamu
menanyakan hal ini?

Anda mungkin juga menyukai