Anda di halaman 1dari 13

BAB III

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

3.1 Analisis Sistem

3.1.1 Deskripsi Sistem

Awal dari sebuah penyakit atau penyebab kerusakan pada tanaman sayuran
dapat diketahui apabila mempelajari gejala-gejala awal yang menjadi
penyebabnya.Dengan mengetahui jenis penyakit atau penyebab kerusakan
tersebut maka dapat dicari cara menanggulanginya secara cepat salah satunya
dengan cara mencari informasi megenai langkah- langkah untuk mencegah atau
menanggulangi penyakit serta penyebab kerusakan tanaman sayuran kepada
seorang pakar
Cara kerja pada sistem yang dibangun ini tidak beda jauh dengan
penjelasan diatas. Dalam sistem ini terdapat lima jenis tanaman sayuran (ketimun,
kentang, kacang panjang, tomat, dan kubis) yang akan didiagnosis, dimana dari
kelima jenis tanaman tersebut diperoleh gejala-gejala penyebab penyakit, jenis
penyakitnya serta solusi untuk mengatasinya dan data-data yang diperoleh ini
tentunya berdasarkan penelitian dari seorang Pakar.
Langkah pertama user memilih gejala-gejala yang ada kemudian Sistem
menguraikan data tersebut dan melakukan pencarian jenis penyakit dan solusinya
dengan metode pencarian yang digunakan (Generate and Test dan Graph OR),
dari hasil pencarian tersebut kemudian sistem melakukan proses perhitungan
untuk mengetahui seberapa besar nilai persentasi kemungkinan pada penyakit
tersebut.Setalah diketahui berapa persentasi kemungkinan jenis penyakit atau
penyebab kerusakannya sistem kemudian melakukan pencarian kemba li untuk
mengetahui solusinya.Sistem kemudian akan menampilkan hasil dari diagnosis
yang dilakukan berupa nilai persentasi kemungkinan terhadap jenis penyakitnya
dan apa solusi yang harus dilakukan.Dalam sistem ini juga disediakan untuk
melakukan proses manipulasi data (tambah, edit dan hapus) terhadap jenis
penyakit, gejala-gejala dan solusinya hal ini dimaksudkan untuk mengatasi

1
apabila ada jenis penyakit, gejala, ataupun solusi-solusi baru megenai penyakit
atau penyebab kerusakan pada tanaman sayuran.

3.1.2 Analisis masalah

Seperti telah diketahui ada lima jenis tanaman sayuran yang dapat
didiagnosis pada sistem yang dibangun ini yaitu ketimun, kentang, kacang
panjang, tomat, dan kubis dimana dari kelima jenis tanaman tersebut terdapat
beberapa kemungkinan jenis penyakit yang dapat terjadi dan banyak gejala-gejala
penyebanya.Berikut ini merupakan jenis-jenis penyakit dari kelima jenis tanaman
sayuran yang dapat didiagnosis pada sistem.
1. Ketimun
a. Busuk daun (Downy mildew)
Penyakit yang disebabkan oleh Pseudoperonospora cubensis Berk et Curt.
Menginfeksi kulit daun pada kelembaban udara yang tinggi, temperatur 16
– 22°C dan berembun atau berkabut. Gejala : daun berbercak kuning dan
berjamur, warna daun akan menjadi coklat dan busuk. Pengendalian :
Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.
b. Penyakit tepung (Powdery mildew )
Penyakit yang disebabkan oleh Erysiphe cichoracearum. dan tanah yang
berkembanger kering di musim kemarau dengan kelemaban tinggi. Gejala
: permukaan daun dan batang muda ditutupi tepung putih, kemudian
berubah menjadi kuning dan mengering. Pengendalian : Pemberian
Natural GLIO sebelum tanam.
c. Antraknose
Penyakit yang disebabkan oleh cendawan Colletotrichum lagenarium Pass.
Gejala: bercak-bercak coklat pada daun. Bentuk bercak agak bulat atau
bersudut-sudut dan menyebabkan daun mati; gejala bercak dapat meluas
ke batang, tangkai dan buah. Bila udara lembab, di tengah bercak
terbentuk massa spora berwarna merah jambu. Pengendalian : Pemberian
Natural GLIO sebelum tanam.

2
d. Bercak daun bersudut
Penyakit yang disebabkan oleh cendawan Pseudomonas lachrymans.
Menyebar pada saat musim hujan. Gejala : daun berbercak kecil kuning
dan bersudut; pada serangan berat seluruh daun yang berbercak berubah
menjadi coklat muda kelabu, mengering dan berlubang. Pengendalian :
Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.
e. Virus
Penyakit yang disebabkan oleh Cucumber Mosaic Virus, CMV, Potato
virus mosaic, PVM; Tobacco Etch Virus, TEV; otato Bushy Stunt Virus
(TBSV); Serangga vektor adalah kutu daun Myzus persicae Sulz dan
Aphis gossypii Glov. Gejala : daun menjadi belang hijau tua dan hijau
muda, daun berkerut, tepi daun menggulung, tanaman kerdil.
Pengendalian: dengan mengendalikan serangga vektor dengan Natural
BVR atau PESTONA, mengurangi kerusakan mekanis, mencabut tanaman
sakit dan rotasi dengan famili bukan Cucurbitaceae.
f. Kudis(Scab)
Penyakit yang disebabkan oleh cendawan Cladosporium cucumerinum
Ell.et Arth. Terjadi pada buah mentimun muda. Gejala : ada bercak basah
yang mengeluarkan cairam yang jika mengering akan seperti karet; bila
menyerang buah tua, terbentuk kudis yang bergabus. Pengendalian :
Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.
g. Busuk buah
Penyakit yang disebabkan oleh cendawan (1) Phytium aphinadermatum
(Edson) Fizt.; (2) Phytopthora sp., Fusarium sp.; (3) Rhizophus sp., (4)
Erwinia carotovora pv. Carotovora. Infeksi terjadi di kebun atau di tempat
penyimpanan. Gejala : (1) Phytium aphinadermatum: buah busuk basah
dan jika ditekan, buah pecah; (2) Phytopthora: bercak agak basah yang
akan menjadi lunak dan berwarna coklat dan berkerut; (3) Rhizophus:
bercak agak besah, kulit buah lunak ditumbuhi jamur, buah mudah pecah;
(4) Erwinia carotovora: buah membusuk, hancur dan berbau busuk.
Pengendalian: dengan menghindari luka mekanis, penanganan pasca panen

3
yang hati- hati, penyimpanan dalam wadah bersih dengan suhu antara 5 – 7
derajat C. Dan pemberian Natural GLIO sebelum tanam.
2. Kentang
a. Penyakit busuk daun
Penyakit yang disebabkan oleh jamur Phytopthora infestans.Gejala: timbul
bercak-bercak kecil berwarna hijau kelabu dan agak basah hingga
warnanya berubah menjadi coklat sampai hitam dengan bagian tepi
berwarna putih yang merupakan sporangium dan daun
membusuk/mati.Pengendalian: sanitasi kebun.Pencegahan dengan
penggunaan.Natural Glio pada sebelum atau awal tanam.
b. Penyakit layu bakteri
Penyakit yang disebabkan oleh bakteri Pseudomonas solanacearum. Gejala:
beberapa daun muda pada pucuk tanaman layu dan daun tua,daun bagian
bawah menguning.Pengendalian:sanitasi kebun, pergiliran
tanaman.Pencegahan dengan penggunaan Natural Glio pada sebelum
tanam
c. Penyakit busuk umbi
Penyakit yang disebabkan oleh jamur Colleotrichum coccodes. Gejala:
daun menguning dan menggulung, lalu layu dan kering. Bagian tanaman
yang berada dalam tanah terdapat bercak-bercak berwarna coklat. Infeksi
akan menyebabkan akar dan umbi muda busuk. Pengendalian: pergiliran
tanaman , sanitasi kebun dan penggunaan bibit yang baik. Pencegahan
dengan penggunaan Natural Glio pada sebelum atau awal tanam
d. Penyakit fusarium
Penyakit yang disebabkan oleh jamur Fusarium sp. Gejala: busuk umbi
yang menyebabkan tanaman layu. Penyakit ini juga menyerang kentang di
gudang penyimpanan. Infeksi masuk melalui luka- luka yang disebabkan
nematoda/faktor mekanis. Pengendalian: menghindari terjadinya luka pada
saat penyiangan dan pendangiran. Pencegahan dengan penggunaan Natural
Glio pada sebelum atau awal tanam.

4
e. Penyakit bercak kering (Early Blight)
Penyakit yang disebabkan oleh jamur Alternaria solani. Jamur hidup disisa
tanaman sakit dan berkembang di daerah kering.Gejala: daun berbercak
kecil tersebar tidak teratur, warna coklat tua, meluas ke daun muda.
Permukaan kulit umbi berbercak gelap tidak beraturan, kering,berkerut
dan keras.Pengendalian: pergiliran tanaman.Pencegahan:Natural Glio awal
tanam
f. Penyakit karena virus
Penyakit yang disebabkan oleh Virus yang menyerang adalah: (1) Potato
Leaf Roll Virus (PLRV) menyebabkan daun menggulung; (2) Potato Virus
X (PVX) menyebabkan mosaik laten pada daun; (3) Potato Virus Y (PVY)
menyebabkan mosaik atau nekrosis lokal; (4) Potato Virus A (PVA)
menyebabkan mosaik lunak; (5) Potato Virus M (PVM) menyebabkan
mosaik menggulung; (6) Potato Virus S (PVS) menyebabkan mosaik
lemas. Gejala: akibat serangan, tanaman tumbuh kerdil, lurus dan pucat
dengan umbi kecil-kecil/tidak menghasilkan sama sekali; daun menguning
dan jaringan mati. Penyebaran virus dilakukan oleh peralatan pertanian,
kutu daun Aphis spiraecola, A. gossypii dan Myzus persicae, kumbang
Epilachna dan Coccinella dan nematoda. Pengendalian: tidak ada pestisida
untuk mengendalikan virus, pencegahan dan pengendalian dilakukan
dengan menanam bibit bebas virus, membersihkan peralatan, memangkas
dan membakar tanaman sakit, mengendalikan vektor dengan Pestona atau
BVR dan melakukan pergiliran tanaman.
3. Kacang panjang
a. Antraknose
Penyakit yang disebabkan oleh jamur Colletotricum lindemuthianum.
Gejala: serangan dapat diamati pada bibit yang baru berkecamabah,
semacam kanker berwarna coklat pada bagian batang dan keping biji.
Pengendalian: dengan rotasi tanaman, perlakuan benih sebelum ditanam
dengan fungisida Dithane M-45 dan Cupravit OB 21 0,1-0,2% dan
membuang rumput-rumput dari sekitar tanaman.

5
b. Penyakit mozaik
Penyakit yang disebabkan oleh virus Cowpea Aphid Borne Virus/CAMV.
Gejala: pada daun-daun muda terdapat gambaran mosaik yang warnanya
tidak beraturan. Penyakit ditularkan oleh vektor kutu daun. Pengendalian:
dengan menggunakan benih yang sehat dan bebas virus, disemprot dengan
insektisida yang efektif untuk kutu daun dan tanaman yang terserang
dicabut dan dibakar.
c. Penyakit sapu
Penyakit yang disebabkan oleh virus Cowpea Witches-broom
Virus/Cowpea Stunt Virus. Gejala: pertumbuhan tanaman terhambat, ruas-
ruas (buku-buku) batang sangat pendek, tunas ketiak memendek dan
membentuk "sapu". Penyakit ditularkan kutu daun. Pengendalian: sama
dengan pengendalian penyakit mosaik.
d. Layu bakteri
Penyakit yang disebabkan oleh bakteri Pseudomonas solanacearum E.F.
Smith. Gejala: tanaman mendadak layu dan serangan berat menyeabkan
tanaman mati. Pengendalian: dengan rotasi tanaman, perbaikan drainase
dan mencabut tanaman yang mati.
4. Tomat
a. Penyakit layu fusarium
Penyakit yang disebabkan oleh Infeksi yang terjadi lewat akar, kemudian
menyerang jaringan pembuluh. Jaringan xylem yang terserang warnanya
menjadi coklat dan serangan ini dengan cepat menuju ke atas. Aliran air ke
daun akan terhambat sehingga daun akan layu dan menguning. Cendawa
ini membentuk polipeptida (likomarasmin) yang menggangu permeabilitas
membran plasma, sehingga perjalanan air dari bawah ke atas terhambat.
Gejala: pada malam hari sampai pagi masih kelihatan segar, tetapi setelah
ada sinar matahari dan terjadi penguapan, tanaman tersebut menjadi layu.
Sore hari mungkin masih dapat segar lagi tetapi keesokan harinya mulai
layu lagi. Akhirnya, tanaman layu akan mati. Pengendalian: menanam
varietas tomat yang resisten (tahan); diberi mulsa plastik transparan untuk

6
menaikkan suhu tanah agar penyakit fusarium mati; menanam tanaman
tomat di tanah yang bebas nematoda; menggunakan alat yang bersih dari
penyakit layu; tanah yang telah ditanami tomat yang terserang penyakit
layu tidak boleh ditanami tomat dalam waktu lama dan tidak boleh
menanam tanman yang termasuk solanase; tanaman yang layu harus
segera dicabut dan dibakar; tanaman tomat disambung dengan cepokak
(Solanum torvum), atau terung engkol (Solanum macrocarpon).
b. Bercak daun septoria
Penyakit yang disebabkan oleh cendawan Septoria Lycopersici Speg. yang
merusak daun dan menyerang tanaman tomat yang masih muda ataupun
tua. Gejala: terlihat bercak bulat kecil berair pada kedua permukaan daun
dibagian bawah. Bercak tersebut berwarna coklat muda, kemudian
menjadi kelabu dengan tepi kehitaman. Garis tengah bercak ± 2 mm.
Serangan yang hebat menyebabkan daun tomat menggulung, mengering
dan rontok. Pengendalian : gulma dan sisa tanaman tomat yang telah mati
dibersihkan dan dibakar, jangan dipendam dalam tanah; dilakukan rotasi
tanaman, dengan menanam tanaman lain yang berbeda famili; menanam
tanaman tomat yang resisten; disemprot dengan fungisida misalnya, zineb
dan maneb.
c. Penyakit kapang daun
Penyakit yang disebabkan oleh cendawan Fulvia fulva (Cke) Cif. atau
yang menyebut Cladosporum fulvus Cke. Gejala: mula-mula terlihat pada
permukaan daun sebelah atas terdapat bercak pucat (klorosis) Dibawah
daerah klorosis, dibalik daun, terbentuk spora-spora yang mula- mula
berwarna kelabu muda kemudian menjadi coklat atau hijau kekuning-
kuningan. Penyakit ini mula- mula menyerang daun-daun bagian bawah,
kemudian menjalar ke daun sebelah atas dan akhirnya seluruh tanaman
terserang dan mati. Pengendalian: menanam tanaman tomat yang resisten;
jangan menanam pada waktu musim hujan; disemprot dengan fungisida ,
misalnya Mancozeb (Dithane M-45), Benemyl; pengendalian secara
biologis dapat menggunakan Penicillium brevicompactum, Trichoderma

7
viride, Hansfordia pulvinata, dan Acremonium spp.; melakukan rotasi
tanaman
d. Penyakit kapang daun
Penyakit yang disebabkan oleh cendawan Fulvia fulva (Cke) Cif. atau
yang menyebut Cladosporum fulvus Cke. Gejala: mula-mula terlihat pada
permukaan daun sebelah atas terdapat bercak pucat (klorosis) Dibawah
daerah klorosis, dibalik daun, terbentuk spora-spora yang mula- mula
berwarna kelabu muda kemudian menjadi coklat atau hija u kekuning-
kuningan. Penyakit ini mula- mula menyerang daun-daun bagian bawah,
kemudian menjalar ke daun sebelah atas dan akhirnya seluruh tanaman
terserang dan mati. Pengendalian: menanam tanaman tomat yang resisten;
jangan menanam pada waktu musim hujan; disemprot dengan fungisida ,
misalnya Mancozeb (Dithane M-45), Benemyl; pengendalian secara
biologis dapat menggunakan Penicillium brevicompactum, Trichoderma
viride, Hansfordia pulvinata, dan Acremonium spp.; melakukan rotasi
tanaman.
e. Penyakit bercak coklat
Penyakit yang disebabkan oleh Alternaria solani Sor. Gejala: daun tomat
yang terserang tampak bulat coklat atau bersudut, dengan diameter 2-4
mm, dan berwarna coklat sampai hitam. Bercak itu menjadi jaringan
nekrosis yang mempunyai garis-garis lingkaran sepusat. Jaringan nekrosis
ini dikelilingi lingkaran yang berwarna kuning (sel klorosis). Bila serangan
mengganas, bercak akan membesar dan kemudian bersatu sehingga daun
menjadi kuning, layu dan mati. Bunga yang terinfeksi akan gugur. Buah
muda atau masak yang terserang penyakit ini menjadi busuk, berwarna
hitam, dan cekung, serta meluas ke seluruh buah. Penyakit ini biasanya
dimulai dari pangkal buah (ujung tangkai) yang berwarna coklat tua dan
cekung, bergaris tengah 5-20 mm dan tertutup massa spora hitam seperti
beledu. Pengendalian: menanam biji yang bebas penyakit atau biji
terdesinfeksi; tanaman yang sakit segera dicabut dan dibakar; bekas
tanaman tomat, terung, kentang, dan tanaman yang termasuk Solanase

8
tidak boleh dipendam di areal pertanaman to mat, tapi harus dikumpulkan
di tempat lain dan dibakar; melakukan rotasi tanaman; penyiraman harus
menggunakan air bersih yang tidak tercemar penyakit; drainase harus
diatur dengan baik agar tanaman tidak tergenang air; gulma di areal
pertanaman harus selalu dibersihkan; pembibitan dan penanaman jangan
terlalu rapat; disemprot dengan carbamat, zineb atau maneb.
f. Penyakit busuk daun
Penyakit yang disebabkan oleh cendawan Phytophthora infestans (Mont.)
de bary. Gejala: daun tomat yang terserang berbercak coklat sam,pai
hitam. Mula- mula pada ujung atau sisi daun, hanya tampak beberapa
milimeter, tetapi akhirnya meluas sampai ke seluruh daun dan tangkai
daun. Penyakit ini mulai menyerang pangkal buah, yang menimbulkan
bercak berair yang berwarna hijau kelabu sampai coklat. Pengendalian:
tanaman yang telah terserang segera dicabut dan dibakar; tanaman yang
sakit tidak boleh dipendam di areal pertanaman tomat; menanam varoetas
tomat yang resisten; melakukan rotasi tanaman; tanah yang telah dicangkul
dibiarkan beberapa waktu agar terkena sinar matahari; disemprot dengan
fungisida, misalnya Dithane M-45, Difolatan, zineb, propineb, atau maneb.
g. Penyakit busuk buah Rhizoctonia
Penyakit yang disebabkan oleh cendawan Thanatephorus cucumeris
(Frank) Donk. Gejala: muncul bercak cekung kecil berwarna coklat.
Bercak ini membesar dan timbul lingkaran- lingkaran sepusat. Warna
bercak menjadi coklat tua dan bagian tengahnya sering kali retak.
Pengendalian: air pengairan harus bersih dan bebas penyakit; penanaman
jangan terlalu dalam; diberi lanjaran supaya buah tomat tidak menyentuh
tanah; diberi mulsa plastik transparan; menanam varietas tomat yang
resisten; melakukan rotasi tanaman; gulma dan sisa-sisa tanaman sakit
harus dibersihkan dan dibakar; disemprot dengan fungisida yang
mempunyai bahan aktif chlorothalonil dengan interval 7-8 hari sekali
untuk menanggulangi timbulnya penyakit busuk buah.

9
h. Busuk buah antraknosa
Penyakit yang disebabkan oleh cendawan Colletotrichum coccodes
(Wallr.) Hughes. Penyakit ini dapat menyerang buah, batang dan akar
tanaman tomat. Gejala: buah tomat tampak ada bercak kecil berair, bulat
dan cekung yang makin membesar, berwarna coklat, kelihatan ada
lingkaran- lingkaran sepusat, dan kemudian menjadi hitam. Pada pangkal
buah kelihatan ada bercak ungu yang terletak dekat tangkai. Bila serangan
terjadi pada akar dan batang, warna jaringan cortex akan menjadi coklat
dan daun menjadi layu. Pengendalian: sisa tanaman sakit tidak boleh
dipendam dalam tanah; melakukan rotasi tanaman selama 1-2 tahun; diberi
mulsa dan lanjaran agar buah tidak menyentuh tanah; menanam tanaman
tomat yang resisten; disemprot dengan fungisida yang mempunyai bahan
aktif kaptafol.
i. Penyakit layu (Lendir)
Penyakit yang disebabkan oleh Pseudomonas solanacearum (E.F. Sm)
E.F.Sm. Gejala: tanaman yang diserang penyakit ini lebih cepat layu.
Tanaman yang telah terinfeksi, daunnya masih hijau tetapi kemudian tiba-
tiba layu, terutama pucuk daun yang masih muda, dan daun bagian bawah
menguning. Tanaman yang terinfeksi menjadi kerdil, daun menggulung ke
bawah, dan kadang-kadang terbentuk akar adventif sepanjang batang
tomat. Tanaman yang terserang biasanya akan roboh dan mati.
Pengendalian: melakukan rotasi tanaman dan tidak boleh menanam jenis-
jenis tanaman yang termasuk famili Solanaceae; gulma di areal
pertanaman dibersihkan; menanam varietas tomat yang resisten; tanaman
disambung dengan batang bawah cepokak; tanaman disemprot dengan
antibiotika; tanaman yang sakit dicabut dan dibakar; tanah yang telah
dicangkul dibiarkan beberapa waktu agar cukup terkena sinar matahari.
j. Kerak bakteri, bercak bakteri
Gejala: adanya bercak berair kecil pada daun dan batang; bercak berair ini
akan mengering, cekung dan berwarna coklat keabu-abuan garis tengah 1-
5 mm; tanaman tomat yang terserang daun-daunnya mengeriting ke bawah

10
dan mengering; batang yang terluka menyerupai kerak panjang dan
berwarna keabu-abuan; daun yang terserang mengalami klorosis dan
gugur; pada buah yang terserang mula- mula kelihatan bercak berair,
kemudian berubah menjadi bercak bergabus. Pengendalian: melakukan
rotasi tanaman dengan tanaman yang berbeda famili; menanam biji dari
tanaman tomat yang sehat; menanam tanaman tomat yang resisten;
tanaman yang sakit harus segera dicabut dan dibakar; tanaman tomat yang
mati tidak boleh dipendam dalam tanah; menyiram tanaman dengan air
yang bersih dan bebas penyakit.
5. Kubis
a. Penyakit Bengkak akar
disebabkan oleh jamur Plasmodiophora brassicae yang ditandai daun-
daun kubis layu, bila tanaman tersebut dicabut pada akarnya akan terlihat
ada pembengkakkan. Untuk mengendalikannya dapat dilakukan antara lain
sebagai berikut : (1) penggunaan varietas tahan P. brassicae seperti 72754,
G6-voloqod shajas, Zimjaja dan Winter., (2) perlakuan benih dengan
pestisida nabati berupa ekstrak daun/umbi bawang putih (8%) selama 2
jam, (3) tanah untuk persemaian menggunakan tanah dari luar daerah
endemis atau tanah lapisan bawah (min. 40 cm) yang dikukus atau diberi
fungisida, (4) melakukan pengapuran dengan dolomit 2 ton/hektar
dilakukan 15 hari sebelum tanam, (5) tanah diinokulasi dengan
Gliogladium (Bio GL) dosis 11 cc/liter atau Glio kompos 1 kg/4 meter2
sehari sebelum tanam atau Dazomet 30-40 gram/m2 (200-267 gram/ha) 2
minggu sebelum tanam, (6) mencabut tanaman muda yang terserang dan
memusnahkannya kemudian (7) memusnahkan segera sisa panen.
b. Bercak daun Altenaria
Disebabkan oleh hama penyakit, pengendalian dengan merendam benih
dalam air panas (50oC) selama 15 menit, penggunaan jarak tanam yang
agak lebar agar sirkulasi tanaman tidak terganggu, dan terakhir adalah
penggunaan fungisida bila tanaman belum membentuk krop dan serangan
lebih dari 10%

11
3.1.3 Identifikasi Masalah

Dari hasil analisis terhadap masalah muncul beberapa persoalan yang


kemudian menjadi sebuah alasan dan kebutuhan dalam membangun sistem
diantaranya sebagai berikut:
1. Banyaknya gejala- gejala yang mungkin menjadi penyebab suatu tanaman
terserang penyakit.
2. Pengetahuan dan banyaknya jenis penyakit tanaman sayuran (ketimun,
kentang, kacang panjang, tomat, dan kubis) yang kurang, menyulitkan untuk
mengatahui langkah- langkah atau solusi yang harus dilakukan.
3. Memungkinkan muncul gejala- gejala baru, jenis penyakit baru dan solusi-
solusi baru.
4. Sumber informasi mengenai jenis penyakit tanaman sayuran (ketimun,
kentang, kacang panjang, tomat, dan kubis) masih kurang.

3.1.4 Identifikasi Sistem

Berdasarkan hasil dari analisis dan identifikasi terhadap masalah yang


telah dilakukan bahwa sistem ini memiliki kemampuan diantaranya :
1. Dapat mendiagnosis penyakit atau penyebab kerusakan pada tanaman sayuran
(ketimun, kentang, kacang panjang, tomat, dan kubis) berdasarkan gejala-
gejala.
2. Dapat mengurangi resiko kerugian dengan mengetahui sedini mungkin
penyakit yang terjadi.
3. Dapat melakukan proses manipulasi data (edit, tambah, hapus) yang berfungsi
dimana jika pada suatu waktu terdapat jenis penyakit baru, gejala-gejala baru,
maupun solusi.
4. Memberikan informasi nilai kepastian terhadap suatu penyakit dengan disertai
solusi.
5. Menambah sumber informasi penyakit pada tanaman sayuran (ketimun,
kentang, kacang panjang, tomat, dan kubis)

12
3.1.5 Kebutuhan pe rangkat Lunak

Adapun perangkat lunak yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :


1. Sistem operasi Windows 98/XP
2. Visual Prolog 7.2

13

Anda mungkin juga menyukai